Anda di halaman 1dari 22

ANUITAS BIASA

Pertemuan - 5
Pembahasan Tugas
1. Hitung bunga dari Rp10.000.000 selama 1 tahun dengan tingkat bunga 12% p.a.
apabila bunga dihitung pertriwulan! Buatlah tabel perhitungan bunga majemuk
dan bandingkan dengan bunga sederhana yang dihasilkan.
Penyelesaian:
Pokok awal: Rp10.000.000
Periode Pembayaran: Triwulan = 4 kali setahun
Bunga = 12%/4 = 3%=0,03
Periode Pokok Pinjaman (Rp) Perhitungan Bunga Majemuk Nilai Akhir Per Periode (Rp)
1 10.000.000 10.000.000 x 0,03 = 300.000 10.300.000
2 10.300.000 10.300.000 x 0,03 = 309.000 10.609.000
3 10.609.000 10.609.000 x 0,03 = 318.270 10.927.270
4 10.927.270 10.927.270 x 0,03 = 327.818,1 11.255.088,1
Bunga majemuk = Rp.1.255.088,1
Bunga sederhana (SI) = P.r.t
= Rp.10.000.000 x 12 % x 1 = Rp. 1.200.000

Grafik Perbandingan Bunga Majemuk dan Bunga Sederjhana


11,400,000

11,200,000

11,000,000

10,800,000

10,600,000

10,400,000

10,200,000

10,000,000

9,800,000
1 2 3 4

Bunga Majemuk Bunga Sederhana


2. Pada ulang tahun ke-20, Wina memperoleh hadiah uang sebesar Rp10.000.000
sebagai hasil dari tabungan ayahnya semenjak Wina lahir. Berapa besarnya uang
yang ditabungkan ayah Wina pada saat ia lahir jika tingkat bunga tabungan tidak
berubah, yaitu j2 = 6%.
Penyelesaian:
S = Rp 10.000.000
I = 6%/2 = 3% = 0,03
n = 20 x 2 = 40 periode
S=P
10.000.000 = P
P = 𝑅𝑝.10.000.000
P = Rp. 3.065.568,4
3. Anda ditawarkan 1 lot kepemilikan saham PT Barulah dengan pilihan sebagai berikut:
a. Membayar secara tunai Rp18.000.000
b. Membayar secara tunai Rp10.000.000 sebagai tanda jadi dan kemudian membayar Rp5.000.000 di
tahun ke-1 dan Rp5.000.000 di tahun kedua-2, dengam bunga 16% dihitung bulanan.
Manakah yang lebih menguntungkkan untuk Anda? Mengapa?
Penyelesaian:
n tahun pertama = 1 x 12 = 12
n tahun kedua = 2 x 12 = 24
i = 16%/12 = 1,33% = 0,0133
Nilai alternatif pertama: Rp18.000.000 (dibayar secara tunai)
Nilai alternatif kedua:
= 10.000.000 + 5.000.000 + 5.000.000
= 10.000.000 + 4.266.910,097 + 3.641.304,356
=Rp17.908.214,45

Alternatif kedua lebih murah dibanding alternatif pertama, maka sebaiknya kita memilih alternatif kedua
yang dibayarkan secara cicilan dua tahun.
Anuitas Biasa
Anuitas adalah suatu rangkaian pembayaran/penerimaan sejumlah uang umumnya
sama besar, dengan periode waktu yang sama untuk setiap pembayaran.
Pembayaran bunga pinjaman, bunga deposito, bunga obligasi, cicilan kredit rumah,
cicilan kredit motor atau mobil adalah beberapa contoh anuitas.
Anuitas dibagi menjadi anuitas biasa, anuitas di muka, dan anuitas ditunda. Kita
akan membahas mengenai anuitas biasa, dimana pembayaran utama diasumsikan
dilakukan pada akhir periode.
Anuitas biasa menggunakan persamaan present value (PV) dan future value (FV).
Present velue dapat digunakan untuk KPR, leasing, bunga efektif pinjaman, dsb.
Sedangkan future value digunakan untuk mencari nila akhir suatu tabungan, waktu
utk memperoleh jumlah tabungan tertentu, dsb.
Persamaan Anuitas Nilai Sekarang
PV =
dengan:
PV = nilai di awal periode atau nilai sekarang
i = tingkat bunga per periode
n = jumlah periode
A = anuitas atau pembayaran per periode

merupakan faktor anuitas nilai sekarang dan dinotasikan dengan 𝑎|𝑖


Contoh:
1. Hitung nilai sekarang dari uang Rp1.000.000 yang diterima setiap tahun selama 5
tahun mulai 1 tahun lagi jika tingkat bunga yang relevan adalah 15% p.a
Jawab:
i = 15% = 0,15
A = Rp1.000.000
n = 5 tahun
1 2 3 4 5

1 januari 1 januari 1 januari 1 januari 1 januari 1 januari


2021 2022 2023 2024 2025 2026
PV=? 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000

PV =
=
Atau menggunakan table anuitas seperti Tabel 2. Dimana kita bisa melihat i = 15% pada
kolom i, dan n = 5 pada baris n untuk memperoleh 𝑎|15%

PV = 𝑎|𝑖 x A
= 3,352 x 1.000.000
= 3.352.000
Menghitung Besar Cicilan
Persamaan PV = dapat diturunkan untuk mencari cicilan atau angsuran, yaitu A.
PV = atau PV = 𝑎|𝑖 x A
A= atau A =
Contoh:
1. Rina meminjam uang sebesar Rp10.000.000 dengan bunga 12% p.a. Jika
pinjaman tersebut harus ia lunasi dalam 24 kali cicilan bulanan, berapa besarnya
cicilan yang harus ia bayar setiap bulannya?
Penyelesaian:
PV= Rp10.000.000
n = 24 kali
i = = 0,01
A=?
A=
=
=
= Rp470.734,72
Contoh:
2. Sepasang pengantin baru berniat membeli sebuah rumah dengan menggunakan
fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR) dari sebuah bank. Rumah yang akan mereka
beli seharga tunai Rp300.000.000 dan jika KPR bank mensyaratkan uang muka atau
down payment (DP) sebesar 30% dari harga rumah tersebut dan pembeli dikenakan
bunga 15% p.a untuk sisanya. Apabila pasangan tersebut ingin melunasi KPR-nya
dalam 60 kali, berapa angsuran perbulan yang harus mereka bayarkan?
Penyelesaian:
Harga rumah = Rp300.000.000
Uang muka = 30% x Rp300.000.000
= Rp90.000.000
KPR yg diangsur = Rp300.0000.000 – Rp90.000.000
= Rp210.000.000
PV =Rp210.000.000
n = 60 kali
i = = 1,25% =0,0125
A=
A=
=
= Rp4.995.885,318
Menghitung Jumlah Periode (n)
Persamaan PV = dapat juga diturunkan untuk mencari periode atau n, dengan cara
sebagai berikut:
PV =
=

= n=-
=
l)=l

-n =
Contoh:
Bapak Muri seorang karyawan yang telah bekerja selama 30 tahun akan pensiun. Ia
mendapatkan uang pensiun yang akan dibayarkan sekaligus (lump-sum) sebesar
Rp200.000.000. Pak Muri kemudian menyimpan dalam deposito berjangka 3 bulan
yang memberinya bunga 8% p.a. Apabila untuk keperluan hidup dirinya dan
keluarga, ia mengambil sebesar Rp6.000.000 setiap 3 bulan, dalam berapa tahun
deposito Pak Muri tersebut akan habis?
Penyelesaian:

PV = Rp200.000.000 n= -
i = = 2% =0,02 =-

A = Rp 6.000.000 =-

n= - = 55,478 periode
= 13,87 tahun
Atau jika dibulatkan menjadi 14 tahun, namun pada periode terakhir yaitu
periode ke-56 jumlah yang diterima Pak Muri tidak lagi Rp6.000.000 namun
lebih sedikit dari itu sebagai sisa dari tabungan deposito yang dimilikinya.
Menghitung Tingkat Bunga
Untuk mencari rumus PV = dapat kita gunakan untuk mencari A dan n. Namun
untuk mencari i tidak bisa menggunakan persamaan tersebut. Untuk mencari i
dalam anuitas, kita harus mencoba satu nilai i yang bisa memenuhi persamaan. Jika
nilai i tersebut tidak memenuhi, maka kita harus mencoba nilai i yang baru sampai
kita mendapatkan nilai yang dibutuhkan.
Metode ini disebut juga dengan metode trial and error, yang artinya coba, kalau
salah, maka coba yang lain. Karena ini juga untuk mencari i butuh waktu yang
relative lebih lama dibandingkan mencari variable lain.
Contoh:
Sebuah perhiasan bernilai Rp30.000.000 tunai dapat dibeli dengan 12 kali angsuran
bulanan masing-masing sebesar Rp2.758.973,49. Berapa tingkat bunga yang
dikenakan?
Penyelesaian:
PV= Rp30.000.000 Metode trial and error
A = Rp2.758.973,49 misalkan i adalah 18% p.a.
n = 12 i = 18%/12= 1.5% =0,015
i=? PV =
= x 2.758.973,49
= Rp30.093.517,7
Dengan i 18% ternyata nilai PV ≠ Rp30.000.000, maka kita harus mencari lagi
dengan i yang baru. Karena i=18% hasilnya >Rp30.000.000 maka kita akan mencoba
dengan nilai i yang lebih besar lagi, misalkan 19%
i = 19%/12= 1.58333% =0,0158333
PV = x 2.758.973,49
= Rp29.937.889,81
Ternyata dengan i = 19% juga belum memenuhi, dan karena PV menjadi <
Rp30.000.000 maka kita akan mencoba angka yang lebih kecil sedikit yaitu 18,5%
i = 18,5%/12= 1,541666% =0,01541666
PV = x 2.758.973,49
= Rp30.015.556,77
Karena dengan i=18,5% hasil PV masih >Rp30.000.000 maka kita akan mencobalagi
dengan nilai i yang lebih besar lagi sedikit, yaitu 18.6%
i = 18,6%/12= 1.55% =0,0155
PV = x 2.758.973,49
= Rp30.000.000
Maka dapat lah hasil PV = Rp30.000.00 dengan i= 18,6%
Dalam dunia finansial professional biasanya tidak menggunakan metode trial and
error lagi, melainkan menggunakan kalkulator professional ataupun dinamakan
financial calculator seperti merek TI BA II+ atau HP 12C.
Perpetuitas
Perpetuitas ataupun disebut juga dengan anuitas tak terhingga. Perhitungan untuk
mendapatkan nilai sekarang dari anuitas tak terhingga adalah dengan persamaan
berikut:
PV =
Contoh:
Apabila anda memperoleh hadiah dalam sebuah acara kuis kemudian anda disuruh
memilih apakah Rp50.000.000 sekaligus pada saat itu atau Rp1.000.000 tiap 3 bulan
seumur hidup dimulai 3 bulan lagi dengan bunga 12% p.a, manakah yang sebaiknya
anda pilih?
Maka kita mencari nilai PV dari 1.000.000 selama seumur hidup 3 bulan sekali dan
bandingkan dengan Rp50.000.000
A = Rp1.000.000
i = 12%/4 =3% =0,03
PV =
=
= Rp33.333.333,33
Dapat dilihat bahwa ternyata jika uang Rp.1.000.000 yang diberikan 3 bulan sekali
dalam seumur hidup dijadikan nilai sekarang (present value) menjadi
Rp33.333.333,33, ini lebih kecil dibandingkan Rp50.000.000. Maka sebaiknya kita
memilih Rp50.000.000 yang diberikan tunai sekarang.

Anda mungkin juga menyukai