Anda di halaman 1dari 3

1.

Thermometer Tanah Bervegetasi


Berperan mengukur suhu dan kelembaban tanah dengan Pengukuran suhu tanah diatas 20
cm menggunakan termometer tanah bengkok, pengukuran suhu tanah dibawah 20 cm
menggunakan termometer tanah berselubung.Hal ini sesuai pendapat Nasution et al., (2015)
yang menyatakan Thermometer tanah merupakan alat pengukur suhu dan kelembapan tanah
dengan membuat lubang tanah mencapai kedalaman yang akan diukur , setelah itu thermometer
dimasukkan ke dalam lubang dan ditimbun dengan tanah, beberapa menit kemudian diambil dan
dibaca suhunya, Hal ini didukung pendapat Heluth et al., (2015), menyatakan bahwa
thermometer dimasukkan ke dalam lubang lalu ditimbun dengan tanah.
Cara mengukur suhu tanah dilakukan pada kedalaman tanah 10 cm menggunakan
thermometer dengan luas ukuran 1 m x 1 m, Hal ini sesuai pendapat Nugroho (2018) yang
menyatakan mengukur suhu tanah dilakukan pada kedalaman 10 cm, dengan luas 1m x 1m.
Kedalaman tanah yang biasa diukur suhunya yaitu kedalaman 0 cm, 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm
dan 100 cm dari permukaan tanah.Hal ini sesuai pendapat Wijaya (2015) yang menyatakan
kedalaman tanah yang bisa diukur yaitu 0 cm, 5cm,10cm,20cm,50cm dan 100cm.

2. Thermometer Tanah Gundul


Prinsip kerja yang sama dengan termometer tanah bervegetasi sebagai pengukur suhu dan
kelembaban tanah Thermometer tanah gundul dapat mengetahui suhu tanah yang tidak
bervegetasi Hal ini didukung oleh pendapat Nasution et al., (2015) yang menyatakan prinsip
kerja Thermometer tanah gundul hamper sama dengan Thermometer tanah bervegtasi.
Pengukuran suhu tanah dengan menggunakan thermometer dilakukan pada kedalaman 10 cm
dari permukaan tanah Hal ini sesuai dengan pendapat Ramlan et al., (2019) yang menyatakan
pengukuran thermometer tanah gundul dilakukan pada kedalaman 10 cm. Suhu pada tanah
gundul memiliki suhu lebih besar dari suhu tanah bervegetasi. Hal ini didukung oleh pendapat
Wardhana et al., (2020) Suhu tanah di hutan sekunder lebih rendah, daripada suhu di tanah
gundul. Cara kerja thermometer tanah gundul hampir sama dengan cara kerja thermometer tanah
bervegetasi yaitu dilihat dari reaksi air raksa, Hal ini sesuai pendapat Suwiryo (2016) yang
menyatakan apabila suhu naik maka air raksa dalam resevoir akan naik dan menunjukkan skala
pada pipa

3. Barometer
Barometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara, umumnya digunakan
pada peramalan cuaca, Hal ini sesuai pendapat Putera dan Toruan, (2016) yang menyatakan
barometer merupakan alat pengukur tekanan udara. Prinsip kerja barometer adalah dengan
diletakan di suatu tempat atau digunakan di lapangan yang selanjutnya menunjukan besarnya
tekanan udara.
Barometer yang banyak digunakan untuk mengukur tekanan udara, yaitu menggunakan
kolom air raksa, Hal ini sesuai dengan pendapat Tirto, (2016), yang menyatakan prinsip kerja
alat ini menggunakan kolom air raksa . Tinggi kolom air raksa dapat menujukkan besarnya
tekanan udara, Hal ini sesuai pendapat Hermawan dan Muliady (2019) yang menyatakan tekanan
udara naik maka ketinggiannya berkurang, jika tekanan udara berkurang maka ketinggiannya
naik berdasarkan tinggi kolom air.Perlunya tekanan dari udara untuk menggunakan alat ini
,Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara, Hal ini didukung oleh pendapat
Puwardi (2015), yang menyatakan tekanan udara diperlukan untuk menggunakan alat ini.

4. Barograf
Barometer aneroid yang dilengkapi dengan tangkai pena penunjuk dan pias yang dilekatkan
pada sebuah tabung jam yang berputar,berperan mengatur suhu tekanan udara, Hal ini sesuai
dengan pendapat Priyahita et al., (2015) yang menyatakan barograf atau yang biasa disebut
barometer aneroid merupakan alat untuk mengukur tekanan udara. Prinsip kerja barograf .
dengan cara recording atau dapat mencatat data secara terus menerus, sejak pemasangan hingga
pergantian alat berikutnya, Hal ini didukung oleh pendapat Wirjohamidjojo, (2016) yang
menyatakan prinsip kerja alat ini dengan mencatat data secara terus menerus.
Pada pias terdapat garis-garis tegak menunjukkan waktu dan garis mendatar
menunjukkan tekanan udara. Tingkat keakuratan dari barograf, salah satunya ditentukan oleh
jumlah kapsul atau sel aneroid yang digunakan, Hal ini didukung oleh pendapat Derek et al.,
(2016), yang menyatakan bahwa semakin banyak kapsul aneroid yang bisa digunakan maka
semakin peka barograpf tersebut terhadap perubahan tekanan udara. Kapsul aneroid sangat
mempengaruhi tingkat keakuratan barograf, Hal ini sesuai pendapat Sri dan Rukmini, (2013)
yang menyatakan bahwa kapsul aneroid sangat berpengaruh pada tingkat akurat barograf.

5. Anemometer
Anemometer adalah alat pencatat arah dan kecepatan angina, Hal ini sesuai dengan pendapat
Samsinar (2020), yang menyatakan bahwa anemometer merupakan alat pencatat arah angin.
Kecepatan angin dapat dinyatakan dalam satuan m/s dengan sebuah alat yang disebut
anemometer) Hal ini sesuai dengan pendapat Fajar dan Puspita (2020), yang menyatakan
kecepatan angina dalam satuan m/s.
Anemometer dapat mendeteksi kedatangan badai dan topan, sehingga dapat meminimalisir
dampak yang mungkin ditimbulkan dan ditempatkan pada sebuah penyangga di atas permukaan
tanah dengan tujuan agar kerja Anemometer lebih optimal, hal ini didukung oleh pendapat
Jumini dan Holifah, (2014) yang menyatakan Anemometer dapat mendeteksi kedatangan badai
dan topan. Kecepatan angin yang terdapat pada anemometer dinyatakan dalam satuan m/s, Hal
ini sesuai pendapat Muin, (2012) yang menyatakan satuan kecepatan angina dalam alat ini adalah
m/s.
6. Wind Force
Wind Force adalah sebuat alat yang digunakan untuk mencatat arah dan kecepatan angin
sesaat Hal ini menurut pendapat Yanti et al., (2016), yang menyatakan bahwa wind force
merupakan alat untuk mencatat arah kecepatan angina sesaat. Wind Fore merupakan pengukur
kecepatan rata-rata angin berbentuk spidometer dalam satuan km/jam, Hal ini didukung oleh
pendapat Sutikiono, (2012) yang menyatakan satuan kecepatan angin wind force adalah km/jam.
Kecepatan angin diperkirakan berdasarkan gerakan plat yang terdapat pada Wind Force, Hal
ini didukung oleh pendapat As’ari, (2013) yang menyatakan bahwa kecepatan angina pada wind
force berdasarkan gerakan plat., Alat ini berada pada ketinggian 2-15 meter dan merupakan jenis
anemometer tersederhana daripada jenis yang lain, Hal ini sesuai pendapat Fajar dan Puspita,
(2020) yang menyatakan bahwa alat ini berukuran 2-15 meter dan merupakan alat tersederhana
daripada alat yang lain.

Anda mungkin juga menyukai