Anda di halaman 1dari 3

2.

Materi dan Metode

2.1 Materi

Praktikum acara Isolasi Mikroorganisme dilaksanakan pada tanggal 29 September 2021,


secara daring melalui aplikasi microsoft teams. Materi yang digunakan meliputi alat dan bahan.
Alat yang digunakan yaitu pinset yang berfungsi sebagai preparasi bahan dan penanaman saat
eksperimen, plastic wrap berfungsi untuk menutup bagian mulut tabung reaksi agar cairan di
dalam tabung tidak tumpah sewaktu cairan di homogenkan, pembakar spiritus yang berfungsi
untuk membakar zat serta memanaskan larutan, jarum inoculum/ose yang berguna untuk
menginokulasi mikrobia dari suatu media ke media lainnya, incubator yang berfungsi untuk
menginkubasi mikroorganisme seperti bakteri, fungi dan sel mikroba lainnya, laminar air flow
yang berfungsi untuk pengerjaan sacara aseptis karena mempunyai pola pengaturan dan
penyaringan aliran udara sehingga aseptis dan aplikasi sinar UV beberapa jam sebelum
digunakan, mikropipet yang digunakan untuk memindahkan cairan tertentu dalam skala kecil,
mortal dan alu yang berfungsi sebagai penghancur atau penghalus zat padat, cawan porselen
yang digunakan sebagai tempat atau wadah penguapan serta pemisahan campuran, oven yang
berfungsi untuk memanaskan atau mengeringkan, serta sterilisasi peralatan laroratorium. Bahan
yang digunakan yaitu terdiri dari bintil akar, media YEMA-CR, media PDA, tanah, dan akuades.

2.2 Metode

Metode yang digunakan dalam praktikum acara isolasi mikroorganisme adalah metode isolasi
rhizobium dan isolasi fungi. Metode yang digunakan pada Isolasi Rhizobium yang pertama adalah bintil
akar dipotong, dicuci, dan direndam dalam alkohol, pemecahan bintil akar menggunakan alat yaitu pinset,
lalu cairan dari bintil digoreskan pada media YEMA CR, isolat rhizobium ditutup plastik wrap dan di
inkubasi 7 hari pada suhu 280 C. Inokulum rhizobium diambil menggunakan ose, lalu dimasukkan media
YEMA BTB yang telah dituang di tabung reaksi dan diinkubasi selama 7 hari pada suhu 280 C.
Metode pada isolasi fungi yang pertama yaitu 9 tabung masing-masing diisi 9 ml akuades dan
dilakukan pengenceran bertingkat 10-1, menuang isolat fungi dari tabung pengenceran terakhir pada
media PDA dengan metode spread plate dan diinkubasi selama 7 hari pada suhu 280 C, lalu mengambil
tanah disekitar akar legum dan dihaluskan tanah yang telah dihaluskan dioven dan terahir tanah yang
dioven dan akuades 9 ml di homogenkan.

Isolasi fungi merupakan teknik untuk membentuk suatu koloni jaringan korteks akar logum
agar membentuk suatu simbiosis mutualisme antara hubungan tanaman dan fungi itu sendiri. Hal
ini sesuai dengan pendapat Turno (2012) yang menyatakan bahwa untuk membentuk suatu
koloni jaringan konteks akar logum agar membentuk suatu simbiosis mutualisme antara
hubungan tanaman dan fungi itu sendiri dilakukan dengan menggunakan teknik isolasi fungi.
Isolasi fungi menggunakan sampel tanah yang disebarkan di sekitar tanaman legum. Hal ini
sesuai dengan pendapat Kusomo (2011) yang menyatakan bahwa tanah di sekitar tanaman legum
sebagai sampel isolasi fungi. Manfaat dan peran fungi yaitu sebagai organisme pengurai agen
hayati dan stimulator pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Rayati (2013) yang
menyatakan bahwa peran dan manfaat fungi sebagai organisme pengurai, agen hayati, dan
stimulator pertumbuhan tanaman.
Syarat tumbuh fungi yang baik memiliki faktor penting yaitu suhu bagi pertumbuhan
jamur. Hal ini sesuai dengan pendapat Muchtar (2011) yang menyatakan bahwa faktor penting
dalam pertumbuhan jamur yaitu suhu pada lingkungan penyimpanan ditempat terbuka pada suhu
25±29 °C. Selanjutnya, yaitu pH, fungi akan tumbuh pada kisaran pH antara 4,5 sampai 8,0. Hal
ini sesuai dengan pendapat Risma (2013) yang menyatakan bahwa jamur tumbuh optimum pada
pH media 6 sampai 8, dengan pH optimum pertumbuhan misselium adalah pH 8.
Isolasi fungi menggunakan teknik spread plate (cawan sebar) dengan menumbuhkan
mikroorganisme di atas media yang telah padat. Hal ini sesuai dengan pendapat Rumi (2017)
yang menyatakan bahwa menumbuhkan mikroorganisme di atas media padat merupakan teknik
isolasi fungi dengan metode spread plate (cawan sebar). Pengenceran bertingkat adalah metode
isolasi dengan tujuan untuk memperkecil dan mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi
dalam media. Hal ini sesuai dengan pendapat Elisanti et al. (2020) yang menyatakan bahwa
tujuan dari pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang
tersuspensi dalam cairan. Teknis melakukan pengenceran bertingkat dapat dilakukan dengan
menuangkan mikroba ke dalam tabung pengenceran dengan rasio 1:9 dan dilakukan lagi kepada
tabung berikutnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Ramadhani dan Wahyuni (2020) yang
menyatakan bahwa menuangkan mikroba ke dalam tabung pengenceran dengan rasio 1:9 dan
dilakukan lagi merupakan teknis dalam pengenceran bertingkat.

Anda mungkin juga menyukai