Anda di halaman 1dari 41

FOTO 3X4

LAPORAN PRAKTIKUM
ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI

MATERI 4
DISPLAY DAN SISTEM INSTRUMENTASI

Oleh :

NAMA : Natasha Chairunisa


NIM : 195100907111016
KELOMPOK : Y2

Tanggal Praktikum :
Nama Asisten :
1. Aisyah Nurazizah
2. Mohamad Efendi

LABORATORIUM MEKATRONIK ALAT DAN MESIN AGROINDUSTRI


JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan dan perkembangan dunia terus melaju dan berkembang dengan pesat.
Kemajuan dan perkembangan dunia ini terjadi di berbagai bidang, baik di bidang ekonomi,
sosial budaya, maupun bidang-bidang eksakta dan teknologi. Hal ini mendorong manusia
untuk menemukan hal-hal yang baru guna mempermudah dan mengoptimalkan aktivitas
manusia sehari-hari. Khususnya di dunia industri yang mulai memasuki era otomasi, dimana
memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan yang menggunakannya, salah satu faktor
pendukung sistem otomasi itu adalah system mikrokontroler, dengan sistem ini perusahaan
dapat menekan jumlah pekerjadan jumlah eror yang disebakan manusia. Salah satu faktor
penting dalamotomasi industri adalah mikrokontroler, dimana mikrokontroler memegang
peranan sentral dalam sebuah alat otomatis itu sendiri. Mikrokontroler itu sendiri merupakan
alat berukuran kecil yang bertugas untuk memproses informasi-informasi yang diterima,
mejadi sebauh keluaran yang dapat dikerjakan oleh alat lainya.
Mikrokontroler adalah sebuah komputer kecil yang dikemas dalam bentuk chip IC
(Integrated Circuit) dan dirancang untuk melakukan tugas atau operasi tertentu. Pada
dasarnya, sebuah IC Mikrokontroler terdiri dari satu atau lebih Inti Prosesor (CPU), Memori
(RAM dan ROM) serta perangkat INPUT dan OUTPUT yang dapat diprogram. Penggunaan
Mikrokontroler ini semakin populer karena kemampuannya yang dapat mengurangi ukuran
dan biaya pada suatu produk atau desain apabila dibandingkan dengan desain yang
dibangun dengan menggunakan mikroprosesor dengan memori dan perangkat input dan
output secara terpisah. Mikrokontroler Arduino Uno berfungsi sebagai pusat pengolah data
atau dapat dikatakan sebagai CPU (Central Proccesing Unit), yang mana tugasnya
mengolah semua data yang masuk dan data yang keluar. Bagian ini akan memeriksa input
dari keypad berupa kode password, dan memberikan perintah ke bagian LED, dan relay.

1.2 Tujuan
a. Mengetahui rangkaian elektronika dari sebuah LCD
b. Mengetahui prinsip kerja macam-macam digital display yang digunakan pada sistem
instrumentasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


2.1.1 Definisi Display
Display merupakan bagian dari lingkungan yang perlu memberi informasi kepada
pekerja agar tugas-tugasnya menjadi lancar. Arti informasi disini cukup luas,
menyangkut semua rangsangan yang diterima oleh indera manusia baik langsung
maupun tidak langsung. Display pada sistem manusia - mesin digunakan untuk
mempresentasikan informasi yang diberikan oleh mesin mengenai kondisi operasi kerja
yang sedang atau telah berjalan. Mislanya speedometer, fuel display, layar monitor dan
lain lain. Display juga digunakan untuk mempresentasikan mengenai kondisi lingkungan,
misalnya suhu udara, tekanan udara, kodisi cuaca dan sebagainya (Abdurrahman,
2016).
Meskipun monitor LCD adalah yang paling banyak digunakan, ukurannya hanya
bisa sangat besar; ukuran fisiknya terutama dibatasi oleh ukuran panel HD yang
tersedia. Panel LCD terbesar bisa berukuran 80", dan beberapa sistem mungkin
memerlukan lebih besar dari itu (kasino, misalnya, atau ruang kendali pemantauan lalu
lintas). Salah satu metode untuk memiliki display yang lebih besar adalah dengan
menambahkan Video-wall cerdas, di mana beberapa display disatukan untuk membuat
tampilan seragam yang besar. Ini mungkin metode yang mahal, karena tidak hanya
membutuhkan jumlah panel tampilan untuk dinding, tetapi juga komputer khusus dan
kuat yang mampu memproses beberapa sinyal video. Dinding video modern juga dapat
menangani berbagai kompresi video yang tersedia dengan berbagai kamera CCTV IP.
Video-wall menawarkan banyak keuntungan: kecerahan, resolusi, dan hampir semua
ukuran tampilan dapat dicapai dengan satu aliran video di beberapa panel tampilan atau
beberapa display terpisah kecil (sesuai keinginan operator) (Damjanovski, 2014).

2.1.2 Macam-Macam Display


Menururt Abdurrahman (2016), tipe-tipe display terdiri dari berdasarkan tujuan,
informasi, lingkungan, dan panca indera. Jenis-jenis display berdasarkan tujuannya,
display terdiri atas dua bagian yaitu display umum yaitu display yang digunakan untuk
memberikan informasi atau aturan yang bersifat umum atau kepentingan umum. Display
berdasarkan tujuan lainnya adalah display khusus yaitu display yang digunakan untuk
memberikan informasi atau aturan mengenai keselamatan kerja khusus (misalnya dalam
industri dan pekerjaan konstruksi). Selanjutnya ada tipe-tipe display berdasarkan
informasi, display terbagi atas 3 macam yaitu display kualitatif yang merupakan
penyederhanaan dari informasi yang semula berbentuk data numerik, dan untuk
menunjukkan informasi dari kondisi yang berbeda pada suatu sistem, contohnya
informasi atau tanda On-Off pada generator, dingin, normal dan panas pada pembacaan
temperatur. Selanjutnya ada display kuantitatif yang memperlihatkan informasi numerik
(berupa angka, nilai dari suatu variabel) dan biasanya disajikan dalam bentuk digital
ataupun analog untuk suatu visual display. Lalu display representatif adalah display
yang menyediakan pemakai atau pekerjadengan model pekerjaan “working model” atau
“mimic diagram” dari mesin atau sebuah proses. Display ini diperlukan dalam sistem
remote control besar, yang digunakan pekerja untuk mengamati tugas dari setiap bagian
pekerjaan, lokasi atau penundaan yang dapat dilakukan dengan cepat. Contoh: Diagram
sinyal lintasan kereta api.
Menurut Mursyid (2014), Jenis – Jenis display ada dua yaitu LCD (Liquid Crystal
Display) dan adalah seven segment. LCD (Liquid Crystal Display) adalah lapisan dari
campuran organik antara lapisan kaca bening dengan elektroda transparan indium
oksida dalam bentuk tampilan seven-segment dan lapisan elektroda pada kaca
belakang. Ketika elektroda diaktifkan dengan medan listrik (tegangan), molekul organik
yang panjang dan silindris menyesuaikan diri dengan elektroda dari segmen. Cahaya
yang dipantulkan tidak dapat melewati molekul-molekul yang telah menyesuaikan diri
dan segmen yang diaktifkan terlihat menjadi gelap dan membentuk karakter data yang
ingin ditampilkan. Selanjutnya adalah seven segment yang merupakan komponen yang
berfungsi sebagai penampil karakter angka dan karakter huruf. Display 7 segment
sering juga disebut sebgai penampil 7 ruas. Pada display 7 segment juga dilengkapi
karakter titik (dot) yang sering dibutuhkan untuk karakter koma atau titik pada saat
menampilkan suatu bilangan. Display 7 segment terdiri dari 7 penampil karakter yang
disusun dalam sebuah kemasan sehingga dapat menampilkan karakter angka dan
karakter huruf.

2.1.3 IC Atmega16 dan Arduino uno + Gambar


Arduino adalah sebuah board mikrokontroller yang berbasis ATmega328. Arduino
memiliki 14 pin input/output yang mana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 6
analog input, crystal osilator 16 MHz, koneksi USB, jack power, kepala ICSP, dan
tombol reset. Arduino mampu men-support mikrokontroller. Arduino memiliki kelebihan
tersendiri disbanding board mikrokontroler yang lain selain bersifat open source, arduino
juga mempunyai bahasa pemrogramanya sendiri yang berupa bahasa C. Selain itu
dalam board arduino sendiri sudah terdapat loader yang berupa USB sehingga
memudahkan kita ketika kita memprogram mikrokontroler didalam arduino. Arduino
menyediakan 20 pin I/O, yang terdiri dari 6 pin input analog dan 14 pin digital
input/output. Untuk 6 pin analog sendiri bisa juga difungsikan sebagai output digital jika
diperlukan output digital tambahan selain 14 pin yang sudah tersedia. Untuk mengubah
pin analog menjadi digital cukup mengubah konfigurasi pin pada program (Ginting,
2012).

Gambar 2.1 Arduino Uno


Sumber: Ginting, 2012
Seperti mikroprosesor pada umumnya, secara internal mikrokontroler ATMega16
terdiri atas unit-unit fungsionalnya Arithmetic and Logical Unit (ALU), himpunan register
kerja, register dan dekoder instruksi, dan pewaktu beserta komponen kendali lainnya.
Berbeda dengan mikroprosesor, mikrokontroler menyediakan memori dalam serpih yang
sama dengen prosesornya (in chip). Secara garis besar mikrokontroler ATMega16 terdiri
dari, arsitektur RISC dengan throughput mencapai 16 MIPS pada frekuensi 16Mhz dan
memiliki kapasitas Flash memori 16Kbyte, EEPROM 512 Byte, dan SRAM 1Kbyte.
Saluran I/O 32 buah, yaitu Bandar A, Bandar B, Bandar C, dan Bandar D. CPU yang
terdiri dari 32 buah register. User interupsi internal dan eksternal. Bandar antarmuka SPI
dan Bandar USART sebagai komunikasi serial. Fitur Peripheral (Nasution, 2011).
Gambar 2.2 IC Atmega16
Sumber: Nasution, 2011

2.1.4 Perbedaan IC Atmega16 dan Arduino Uno


Arduino merupakan platform yang terdiri dari software dan hardware. Hardware
Arduino sama dengan mikrocontroller pada umumnya hanya pada arduino ditambahkan
penamaan pin agar mudah diingat. Software Arduino merupakan software open source
sehingga dapat di download secara gratis. Komponen utama didalam papan Arduino
adalah sebuah 8 bit dengan merk ATmega yang dibuat oleh Atmel Corporation.
Berbagai papan Arduino menggunakan tipe ATmega yang berbeda-beda tergantung
dari spesifikasinya, sebagai contoh Arduino Uno menggunakan ATmega328 sedangkan
Arduino Mega 2560 yang lebih canggih menggunakan ATmega2560 (Arifin et al., 2016).
Kelebihan Arduino diantaranya adalah tidak perlu perangkat chip programmer.
Didalamnya sudah ada bootloader yang akan menangani upload program dari
komputer. Arduino sudah memiliki sarana komunikasi USB, sehingga pengguna laptop
yang tidak memiliki port serial/RS323 bisa menggunakannya. Bahasa pemrograman
relatif mudah karena software Arduino dilengkapi dengan kumpulan library yang cukup
lengkap, dan Arduino memiliki modul siap pakai (shield) yang bisa ditancapkan pada
board Arduino. Misalnya shield GPS, Ethernet, SD Card, dll (Guntoro et al., 2013).

2.1.5 Prinsip Kerja Photodioda dan LED Sebagai Sensor Warna


LED memiliki dua terminal dan kutub, posisi pertama bias maju yang mana dapat
mengalirkan arus dan posisi kedua adalah bias mundur merupakan kebalikan dari posisi
pertama sedangkan kutub positif disebut anoda dan kutub negatif disebut katoda. LED
mendatang merupakan dioda yang dapat memancarkan bandwidth yang cukup sempit,
baik cahaya tampak pada panjang gelombang warna yang berbeda, atau terlihat cahaya
infra-merah untuk remote kontrol atau cahaya laser ketika arus maju mengalir. Prinsip
emisi cahaya LED adalah rekombinasi spontan pasangan electron lubang, dimana
efisien bila bahan yang digunakan untuk fabrikasi adalah semikonduktor celah pita
langsung. Ini berarti bahwa, ketika dioperasikan dalam mode bias maju, LED mengubah
energi listrik menjadi energi cahaya (Safril, 2015).
Photodioda adalah suatu jenis dioda yang resistansinya akan berubah-ubah
apabila terkena sinar cahaya. Resistansi dari photodioda dipengaruhi oleh intensitas
cahaya yang diterimanya, semakin banyak cahaya yang diterima maka semakin kecil
resistansi dari photodioda dan begitupula sebaliknya jika semakin sedikit intensitas
cahaya yang diterima oleh sensor photodioda maka semakin besar nilai resistansinya.
Sensor photodioda sama seperti sensor LDR, mengubah besaran cahaya yang diterima
sensor menjadi perubahan konduktansi (kemampuan suatu benda menghantarkan arus
listrik dari suatu bahan) (Setyaningsih et al., 2017).
2.1.6 Aplikasi Display Dalam Bidang Prodi yang Ditempuh
Penelitian pada literatur berikut membahas tentang fungsi mikrokontroler Arduino
Uno (ATMega328) yang merupakan sebuah perangkat kontrol otomatis yang dapat
berfungsi mengontrol, mengambil serta menyimpan data sehingga dapat digunakan
untuk merancang rangkaian elektronik kendali on/off irigasi. Untuk mengetahui kinerja
dari rangkaian kendali on/off irigasi perlu dilakukan penerapan di bidang budidaya
pertanian. Tanaman sawi dipilih untuk pengujian karena merupakan tanaman yang
sensitif terhadap irigasi. Tujuan penelitian pada literatur ini menerapkan sistem kontrol
berbasis mikrokontroler Arduino pada irigasi tetes untuk budidaya tanaman sawi serta
membandingkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman sawi menggunakan irigasi
otomatis berbasis mikrokontroler dengan tanaman sawi menggunakan irigasi manual
yang disesuaikan dengan kebutuhan air tanaman (Chaer et al., 2016).

BAB III METODOLOGI


3.1 Alat dan Komponen Instrumentasi Beserta Fungsi
a. Arduino Uno : Untuk mendukung mikrokontroler sebagai downloader
b. ATMega16 : Untuk mikrokontroler CMOS 8-bit
c. Avometer : untuk mengukur arus listrik
d. Seven Segment : Untuk menampilkan angka
e. LCD 16 x 2 : Untuk menampilkan 16 karakter per baris
f. Photodioda : Untuk sensor cahaya pada rangkaian
g. LED : Untuk sumber cahaya pada rangkaian
h. Laptop : Untuk sumber tegangan dan penyedia aplikasi untuk koding
i. USB Connector : Untuk menyambungkan mikrokontroller Arduino dengan laptop
j. Penggaris : Untuk mengukur jarak pada perlakuan
k. Kabel : Untuk penghubung antara LED dan photodiode ke mikrokontorller
l. Bidang Warna : Untuk bahan percobaan

3.2 Gambar Alat dan Fungsi Komponen pada Praktikum (tabel)


Tabel 3.1 Gambar alat dan fungsi
No Alat dan Bahan Fungsi
1 Untuk mendukung mikrokontroler sebagai
downloader

Gambar 3.1 Arduino Uno


Sumber: Ginting, 2012

2 Untuk mikrokontroler CMOS 8-bit

Gambar 3.2 IC Atmega16


Sumber: Nasution, 2011
3 untuk mengukur arus listrik

Gambar 3.3 Avometer


Sumber: Muda, 2013

4 Untuk menampilkan angka

Gambar 3.4 Seven Segmen


Sumber: Amin dan Ramadhan, 2016

5 Untuk menampilkan 16 karakter per baris

Gambar 3.5 LCD 16 x 2


Sumber: Widodo et al., 2019

6 Untuk sensor cahaya pada rangkaian

Gambar 3.5 Photodioda


Sumber: Setyaningsih et al., 2017

7 Untuk sumber cahaya pada rangkaian

Gambar 3.7 LED


Sumber: Amaliah, 2015
8 Untuk sumber tegangan dan penyedia
aplikasi untuk koding

Gambar 3.8 Laptop


Sumber: Amaliah, 2015

9 Untuk menyambungkan mikrokontroller


Arduino dengan

Gambar 3.9 USB Connector


Sumber: Ginting, 2012

10 Untuk mengukur jarak pada perlakuan

Gambar 3.10 Penggaris


Sumber: Siswanto et al., 2013

11 Untuk penghubung antara LED dan


photodiode ke mikrokontorller

Gambar 3.11 Kabel


Sumber: Siswanto et al., 2013

12 Untuk bahan percobaan

Gambar 3.12 Bidang Warna


Sumber: Siswanto et al., 2013
3.3 Cara Kerja (diagram alir)

Alat dan Bahan

Disiapkan

LCD 16x2

Dipasang pada Arduino Uno

Rangkaian Photodioda

Rangkaian sensor photodiode dan


LCD di pasang pada Arduino Uno
- Data pada sensor dihubungkan
ke pin a0
- Vcc pada sensor dihubungkan
ke 5V power pin
- Ground pada sensor
dihubungkan ke ground
Arduino uno

USB connector

Disambungkan Arduino uno


dengan laptop

Laptop

Upload program dari laptop ke Arduino


uno
Bidang Warna

Dekatkan rangkaian sensor


pada bidang warna dengan jarak
5 cm dan 2 cm

Hasil

Gambar 3.13 Cara Kerja


Sumber: Data diolah, 2020
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengukuran


Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran
No Warna Jarak Persentase Nilai ADC Voltase
Pengamatan Cahaya Pembacaan Analog
1. Kuning 2 55,52 % 455 2,22 volt
5 47,31 % 539 2,63 volt
2. Biru 2 37,73 % 637 3,11 volt
5 26,69 % 750 3,67 volt
3. Hitam 2 22,38 % 794 3,88 volt
5 10,75 % 913 4,46 volt

4.2 Perhitungan Hasil Pengukuran


Kuning

% cahaya pada jarak 2 cm = = 55,52 %

% cahaya pada jarak 5 cm = = 47,31 %

Voltase Analog pada jarak 2 cm = = 2,22 volt

Voltase pada jarak 5 cm = 2,63 volt

Biru

% cahaya pada jarak 2 cm = = 37,73 %

% cahaya pada jarak 5 cm = = 26,69 %

Voltase analog pada jarak 2 cm = = 3,11 volt

Voltase analog pada jarak 5 cm = = 3,67 volt

Hitam

% cahaya pada jarak 2 cm = = 22,38 %

% cahaya pada jarak 5 cm = = 10,75 %

Voltase analog pada jarak 2 cm = = 3,88 volt

Voltase analog pada jaram 5 cm = = 4,46 volt

4.3 Pembahasan Data dan Perhitungan Hasil Pengukuran + Dibandingkan dengan


Literatur
Dari data hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa percobaan ini dilakukan pada 3
bidang warna, yaitu kuning, biru, dan hitam. Masing masing dilakukan pengamatan pada
jarak 2 cm dan 5 cm.. Dari pengamatan tersebut didapatkan nilai ADC pembacaan, pada
warna kuning berjarak 2 cm didapatkan 455 dan jarak 5 cm didapatkan 539, pada warna biru
berjarak 2 cm didapatkan 637 dan jarak 5 cm didapatkan 750, sedangkan pada warna hitam
berjarak 2 cm didapatkan 794 dan jarak 5 cm didapatkan 913. Selanjutnya dari nilai adc
yang sudah diketahui dapat dicari persentase cahaya dengan rumus

. Nilai resolusi maksimal yang di gunakan

pada praktikum kali ini adalah 1023. Dari perhitungan tersebut didapatkan hasil sebagai
berikut, yaitu pada warna kuning jarak 2 cm adalah 55,52 % dan jarak 5 cm adalah 47,31 %,
pada warna biru jarak 2 cm adalah 37,73 % dan jarak 5 cm adalah 26,69 %, sedangkan
pada warna hitam jarak 2 cm adalah 22,38 % dan jarak 5 cm adalah 10,75 %. Selain
mencari persentase cahaya, dicari juga volase analog pada masing masing warna dan jarak
yang sudah di tentukan. Untuk mencari voltase analog dapat menggunakan rumus

. Voltase input yang digunakan pada praktikum kali ini

sebesar 5V. Dari perhitungan tersebut didapatkan hasil sebagai berikut, yaitu pada warna
kuning jarak 2 cm adalah 2,22 volt dan jarak 5 cm adalah 2,63 volt, lalu pada warna biru
jarak 2 cm adalah 3,11 volt dan jarak 5 cm adalah 3,67 volt, sedangkan pada warna hitam
jarak 2 cm adalah 3,88 volt dan jarak 5 cm adalah 4,46 volt.
Menurut Nasution et al. (2015), mengenai karakteristik alat ukur dan sensor standar pada
proses kalibrasi data sensor cahaya, dijelaskan bahwa nilai iluminansi cahaya berkurang
seiring dengan semakin jauhnya jarak sensor dengan sumber cahaya dan semakin kecilnya
diameter lubang penghalang masuknya cahaya ke sensor, yaitu LDR dan fotodioda. Hal ini
terbukti pada hasil persentase cahaya yang didapatkan, semakin jauh jarak yang ukur,
semakin kecil pula hasil presentase cahaya yang dihasilkan. Fotodioda dapat berfungsi
sebagai sensor untuk mengukur intensitas cahaya. Semakin besar intensitas cahaya yang
mengenainya, arus yang dihasilkan fotodioda juga akan semakin besar. Selain itu metode
yang digunakan pada literatur juga tidak jauh berbeda dengan praktikum yang sudah
dilaksanakan yaitu sinar yang diteruskan akan diterima oleh sensor fotodioda sebagai sensor
cahaya. Keluaran sensor ini berupa tegangan analog yang kemudian dikuatkan oleh IC
LM324. Keluaran tegangan analog ini kemudian diubah ke bentuk digital oleh ADC internal
pada mikrokontroler. Data digital hasil konversi ADC internal kemudian diolah oleh sistem
minimum mikrokontroler ATMega8535. Hanya berbeda di beberapa alat dan bahan yang
digunakan.

4.4 Grafik Hubungan Antara Voltase Analog dengan Persentase Cahaya


Gambar 4.1 Grafik hubungan antara voltase analog dengan persentase cahaya
Sumber: Data diolah, 2020
Menurut Sari et al. (2015), hubungan antara voltase analog dengan persentase cahaya
adalah ketika sensor menerima sinyal analog yang ditandai dengan perubahan resistansi
sensor LDR, nilai resistansi dikonversi menjadi tegangan melalui rangkaian pembagi
tegangan yang menjadi input mikrokontroller. Tegangan analog ini dikonversi ke digital
melalui ADC 10 bit. Selanjutnya tegangan digital dikonversi ke dalam besaran intensitas
melalui persamaan hubungan intensitas dan tegangan maksimum sensor. Jika intensitas
cahaya yang terukur tidak sama dengan 0 maka pengukuran dilanjutkan dengan
ditampilkannya data intensitas pada LCD dan data dikirim ke komputer. Namun jika
intensitas cahaya sama dengan 0 atau tidak ada cahaya yang dideteksi sensor maka
pengukuran tidak dilakukan.

4.5 Pembahasan Grafik dibandingkan dengan literatur


Grafik di atas menggambarkan hubungan voltase analog (V) dengan Presentase
Cahaya (%). Terlihat dari grafik bahwa adanya fluktuasi penurunan yang stabil. Semakin
besar presentase cahaya yang dihasilkan maka semakin kecil voltase analog yang
dihasilkan. Hal ini sesuai dengan literatur mengenai karakteristik alat ukur dan sensor
standar pada proses kalibrasi data sensor cahaya. Dijelaskan bahwa nilai iluminansi cahaya
berkurang seiring dengan semakin jauhnya jarak sensor dengan sumber cahaya dan
semakin kecilnya diameter lubang penghalang masuknya cahaya ke sensor, yaitu LDR dan
fotodioda. Oleh karena itu nilainya berbanding terbalik (Nasution et al., 2015).

4.6 Pertanyaan:
4.6.1 Bagaimana mekanisme pembacaan sensor oleh LCD?
Menurut Sinaulan et al. (2015), mekanisme pembacaan sensor oleh LCD
berawal dari sensor cahaya pertama sebagai input, Mikrokontroller sebagai pengontrol,
relay sebagai penggerak, LCD dan buzzer sebagai output, dan sensor cahaya kedua
sebagai umpan balik (feedback). Sensor cahaya yang digunakan sebagai input dalam
membaca jumlah perhitungan jarak kendaraan perjam memerlukan tegangan sumber
adalah sebesar 5 VDC. Dan untuk LCD memerlukan tegangan sumber adalah sebesar 5
VDC. Hubungan dari setiap modul yang ada diluar Power Supply merupakan hubungan
data. Jika dibandingkan dengan praktikum yang dilakukan mekanisme yang dilakukan
sama hanya saja berbeda inputnya. Pada praktikum ini dilakukan input sebagai
mengukur persentase cahaya dari masing masing bidang warna.
4.6.2 Faktor apa saja yang mempengaruhi sistem instrumentasi?
Menurut Kustija (2014), Secara umum Sistem Instrumentasi Elektronik terdiri dari
tiga bagian yaitu sensor, Signal Conditioner, dan display. Sensor / Tranduser adalah
suatu alat yang dapat mengubah suatu besaran fisis menjadi besaran fisis yang lain.
Untuk keperluan Sistem Instrumentasi Elektronik, tranduser yang digunakan yang
mempunyai output besaran listrik. Sedangkan Signal Conditioner adalah yang
mengambil sinyal dari sensor dan mengubahnya menjadi suatu kondisi cocok untuk
tampilan manapun. Lalu display adalah sebuah sistem tampilan dimana keluaran dari
pengkondisi sinyal ditampilkan contohnya seperti printer, layar monitor, jarum, seven
segment, dan LCD.

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada tujuan pertama, mahasiswa mampu mengetahui rangkaian elektronika dari sebuah
LCD. LCD (Liquid Crystal Display) adalah salah satu contoh dari display. Lapisannya dari
campuran organik antara lapisan kaca bening dengan elektroda transparan indium oksida
dalam bentuk tampilan seven-segment dan lapisan elektroda pada kaca belakang. Ketika
elektroda diaktifkan dengan medan listrik (tegangan), molekul organik yang panjang dan
silindris menyesuaikan diri dengan elektroda dari segmen. Cahaya yang dipantulkan tidak
dapat melewati molekul-molekul yang telah menyesuaikan diri dan segmen yang diaktifkan
terlihat menjadi gelap dan membentuk karakter data yang ingin ditampilkan.
Pada tujuan kedua, mahasiswa mampu mengetahui prinsip kerja macam-macam digital
display yang digunakan pada sistem instrumentasi. Selain LCD yang sudah dijelaskan
diatas, ada seven segmen yang merupakan komponen yang berfungsi sebagai penampil
karakter angka dan karakter huruf. Display 7 segment sering juga disebut sebgai penampil 7
ruas. Pada display 7 segment juga dilengkapi karakter titik (dot) yang sering dibutuhkan
untuk karakter koma atau titik pada saat menampilkan suatu bilangan. Display 7 segment
terdiri dari 7 penampil karakter yang disusun dalam sebuah kemasan sehingga dapat
menampilkan karakter angka dan karakter huruf.

5.2 Kritik dan Saran


Pada saat melakukan praktikum ini, sebaiknya praktikan mengetahui prosedur atau
langkah – langkah pada praktikum terlebih dahulu dan mencatat materi yang penting di
dalam video praktikum. Lalu praktikan harus lebih teliti dalam mengerjakan data hasil
praktikum supaya tidak ada kesalahan perhitungan. Selain itu, diharapkan praktikan paham
dan mengerti atas praktikum yang sudah dilakukan
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. 2016. Perancangan Display Ergonomis di Pt. Perindustrian dan Perdagangan


Bangkinang pada Lantai Produksi. Tugas Akhir. Universitas Islam Negeri Sultan Syarim
Kasim Riau Pekanbaru.
Amaliah, Leni. 2015. Pendeteksi Dan Penetralisir Polusi Asap Dengan Kontrol Melalui
Aplikasi Android (Rancang Bangun Perangkat Keras). Tugas Akhir. Politeknik Negeri
Sriwijaya, Palembang.
Amin dan Ramadhan. 2016. Teknik Pembuatan Display 7-Segment pada Sistem Antrian.
Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi 3(1): 49 – 54.
Arifin, Zulita, dan Hermawansyah. 2016. Perancangan Murottal Otomatis Menggunakan
Mikrokontroller Arduino Mega 2560. Jurnal Media Infotama 12(1): 89 – 98.
Chaer, Abdullah, dan Priyati. 2016. Aplikasi Mikrokontroler Arduino pada Sistem Irigasi Tetes
untuk Tanaman Sawi (Brassica Juncea). Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan
Biosistem 4(2): 228 – 238.
Damjanovski, Vlado. 2014. CCTV (Third Edition). Butterworth, Heinemann.
Ginting, Bernike. 2012. Penggerak Antena Modem USB Tiga Dimensi Berbasis
Mikrokomputer Menggunakan Arduino Uno. Tugas Akhir. Universitas Sumatra Utara,
Medan.
Guntoro, Somantri, dan Haritman. 2013. Rancang Bangun Magnetic Door Lock
Menggunakan Keypad dan Solenoid Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno. Jurnal
Electrans 12(1): 39- 48.
Kustija, Jaja. 2014. Sistem Instrumentasi. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Muda, Imam. 2013. Elektronika Dasar. Gunung Samudera [PT Book Mart Indonesia].
Jakarta.
Mursyid, Mukhoiroh. 2014. Rancang Bangun Pendeteksi Kecepatan Kendaraan Bermotor
Berbasis Mikrokontroler Atmega8535. Tugas Akhir. Politeknik Negeri Sriwijaya,
Palembang.
Nasution, Fachrurozi. 2011. Perancangan Telemetri Suhu Ruang Berbasis Mikrokontroler
Atmega. Tugas Akhir. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Nasution, Supriyanto, dan Suciyati. 2015. Implementasi Sensor Fotodioda sebagai
Pendeteksi Serapan Sinar Infra Merah pada Kaca. Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika 3(2):
111-116.
Safril, Muhammad. 2015. Analisis Reduksi Harmonisa Pada Menggunakan Filter Pasif Lc
Lampu LED 7 Watt. Tesis. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Sari, Yulkifli, dan Kamus. 2015. Sistem Pengukuran Intensitas dan Durasi Penyinaran
Matahari Realtime PC berbasis LDR dan Motor Stepper. Jurnal Otomasi, Kontrol dan
Instrumentasi 7(1): 37 – 52.
Sinaulan, Rindengan, dan Sugiarso. 2015. Perancangan Alat Ukur Kecepatan Kendaraan
Menggunakan ATMega 16. Journal Teknik Elektro dan Komputer 1(5): 60 -70.
Siswanto, Prihandini, dan Suparwitri. 2013. Perbandingan Gaya Friksi Kawat Stainless Steel
Sebelum Dan Setelah Perendaman Dalam Saliva Buatan Pada Periode Waktu Yang
Berbeda (Studi Laboratoris In Vitro). Jurnal Kedokteran Gigi 4(2): 136 - 141.
Setyaningsih, Prastiyanto, dan Suryono. 2017. Penggunaan Sensor Photodioda sebagai
Sistem Deteksi Api pada Wahana Terbang Vertical Take-Off Landing (VTOL). Jurnal
Teknik Elektro 9(2): 53 – 59.
Widodo, Suleman, dan Safudin. 2019. Pemanfaatan Arduino untuk Mendeteksi Kelembaban
Tanah. Jurnal Sains dan Manajemen 7(2): 1 – 5.

LAMPIRAN DAN BUKTI LITERATUR


DHP ACC\

DATA HASIL PRAKTIKUM

No Warna Jarak Persentase Nilai ADC Voltase


Pengamatan Cahaya Pembacaan Analog
1. Kuning 2 55,52 % 455 2,22 volt
5 47,31 % 539 2,63 volt
2. Biru 2 37,73 % 637 3,11 volt
5 26,69 % 750 3,67 volt
3. Hitam 2 22,38 % 794 3,88 volt
5 10,75 % 913 4,46 volt

Kuning

% cahaya pada jarak 2 cm = = 55,52 %

% cahaya pada jarak 5 cm = = 47,31 %

Voltase Analog pada jarak 2 cm = = 2,22 volt

Voltase Analog pada jarak 5 cm = 2,63 volt

Biru
% cahaya pada jarak 2 cm = = 37,73 %

% cahaya pada jarak 5 cm = = 26,69 %

Voltase analog pada jarak 2 cm = = 3,11 volt

Voltase analog pada jarak 5 cm = = 3,67 volt

Hitam

% cahaya pada jarak 2 cm = = 22,38 %

% cahaya pada jarak 5 cm = = 10,75 %

Voltase analog pada jarak 2 cm = = 3,88 volt

Voltase analog pada jaram 5 cm = = 4,46 volt

Grafik

Anda mungkin juga menyukai