Anda di halaman 1dari 4

EKUILIBRIU M ISSN : 1412-9124

Vol. 10. No. 1. Halaman : 1 - 4 Januari 2011

UNJUK KERJA DAN EFISIENSI IPAL INDUSTRI BATIK CETAK


DI MAKAMHAJI, SUKOHARJO DENGAN PROSES BAR SCREEN,
SEDIMENTASI, DAN PROSES KOAGULASI-FLOKULASI TERHADAP
PENURUNAN PARAMETER COD, BOD DAN LOGAM BERAT Cr

Muljadi *, Hari Asriyanto


Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Jl.Ir. Sutami No. 36A Surakarta, Telp/Fax (0271)632112

*Email: muljadi@uns.ac.id

Abstract: Batik industry in general is equipped with the Waste Water Treatment Plant (WWTP)
used for wastewater treatment in order not to endanger the environment. Printed batik industry
in Makamhaji, Sukoharjo equipped Wastewater Treatment Plant (WWTP) with the bar screen,
sedimentation and coagulation-flocculation for wastewater treatment in the process is simple
and economical to manufacture.The research objective was to determine the magnitude of
performance and efficiency of industrial WWTP batik print with the bar screen, sedimentation,
and the process of coagulation - flocculation of the reduction parameters COD, BOD and heavy
metals Cr. The method used is an experimental method is to perform experiments on WWTP
wastewater treatment industry in the village batik print Butulan Makamhaji Sukoharjo district.Of
research that has been made known that the greater efficiency resulting from the units of the
performance of the unit means that the better. And obtain maximum efficiency of the reduction
parameters of COD, BOD is the bar screen unit for 37.61% and 27.22%. As for the maximum
efficiency of the reduction of Cr metal pollutant parameters are in units of coagulation-
flocculation of 23.66%.

Keywords: COD, BOD, heavy metals chromium, Efficiency WWTP, WWTP Performance

PENDAHULUAN Berdasarkan studi di lapangan, peneliti


Untuk memenuhi kebutuhan dalam bidang melihat industri batik cetak di Makamhaji,
sandang, di Indonesia telah banyak berdiri Sukoharjo yang dilengkapi Instalasi Pengolahan
industri tekstil dan batik. Salah satu penghasil Air Limbah (IPAL) dengan proses bar screen,
Batik di Solo adalah daerah Laweyan dengan air sedimentasi dan koagulasi-flokulasi untuk
limbah buangan rata-rata kurang lebih sekitar melakukan pengolahan limbah cair di nilai
100 m3/hari. Proses produksi batik cetak proses ini sederhana dan ekonomis dalam
berdasarkan pengamatan tidak jauh berbeda pembuatannya.
dengan proses industri tekstil, hanya saja proses Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
industri batik cetak pembuatan benang dan kain besar penurunan parameter COD, BOD, dan
(tenun) tidak ada. Pada proses industri batik logam berat Cr dan besar efisien dari unjuk kerja
cetak pada persiapan kain putih, pengkajian dan IPAL dengan proses bar screen, sedimentasi,
penghilangan kanji pewarnaan (deying), dan proses koagulasi – flokulasi.
pencetakan (printing), pencelupan, pengeringan, Limbah yang dihasilkan oleh suatu
pencucian sampai tahap penyempurnaan industri batik, yang paling berpengaruh terhadap
menghasilkan pencemaran limbah cair dangan lingkungan adalah limbah cairnya.Karakteristik
parameter COD, BOD tinggi dan bahan lain dari air limbah meliputi sifat-sifat fisika dan kimia.
zat pewarna yang dipakai mengandung seperti Karakter fisika air limbah meliputi temperatur,
fenol dan logam berat. bau, dan warna. Karakter kimia yang terdapat
Karakteristik limbah cair industri batik dalam industri batik dapat bersumber dari pH,
cetak tersebut adalah berbusa, terlihat warna kandungan senyawa organik maupun anorganik
yang pekat, bau, pH tinggi, kekeruhan, yang terdapat dalam limbah cair. Parameter
konsentrasi COD dan BOD tinggi, dan kualitas limbah cair diantaranya adalah sebagai
kandungan lain dari diantaranya didalamnya berikut:
terdapat kandungan logam berat (Siregar, a. Biochemical Oxygen Demand (BOD)
2007). Adalah banyaknya oksigen yang terlarut
dalam mg/L (ppm) yang diperlukan untuk

1
menguraikan zat organik dengan bantuan Proses pengendapan sistem gravitasi
bakteri (mikroorganisme) pada kondisi tertentu merupakan fenomena fisik oleh karena gaya
(Sakti A.Siregar, 2005). berat. Proses sedimentasi secara fisik dapat
b. Chemical Oxygen Demand (COD) dilakukan juga dengan proses sentrifugasi atau
Yaitu banyaknya oksigen yang terlarut dalam sistem penghalang (baffle). Proses ini terutama
mg/L (ppm) yang diperlukan oleh bahan bertujuan untuk memperoleh air buangan yang
oksidator untuk menguraikan bahan organik jernih dan mempermudah proses penanganan
secara kimiawi. lumpur. Dalam proses sedimentasi hanya
c. Logam Berat Cr partikel-partikel yang lebih berat dari air yang
Kromium adalah logam yang tahan korosi dapat terpisah.
oleh karena itu banyak digunakan sebagai 3. Koagulasi – Flokulasi
pelapis elektrolit dan inhibitor korosi dalam Proses koagulasi-flokulasi adalah proses
campuran baja (alloy). Senyawa kromium dalam penambahan koagulan terhadap limbah cair
bentuk kromat dan dikromat sangat banyak sehingga tersuspensi koloid yang sangat halus
digunakan oleh industri tekstil, fotografi, dan menghasilkan gumpalan-gumpalan yang
pembuatan tinta dan industri zat warna (Yasin dapat diendapkan, sehingga terpisah dari air.
Setiawan, 2006). Atau dengan kata lain koagulasi-flokulasi adalah
Suatu unit pengolahan air limbah pada proses pemisahan partikel koloid dari dalam air
umumnya menggunakan metode fisika dan dengan cara menambahkan bahan koagulan
kimia dalam pengolahan limbah. Beberapa bersifat alkalis untuk dilakukan proses
peralatan yang digunakan antara lain: pengendapan.
1. Bar Screen (Saringan kasar) Bahan-bahan koagulan yang digunakan
Proses penyaringan awal ini disebut dalam pengolahan air limbah meliputi:
screening dan tujuannya adalah untuk a. Aluminium sulfat ( Al 2(SO4)3 ), atau sering
menyaring dan menghilangkan sampah / benda disebut alum merupakan bahan koagulan
padat yang besar agar proses berikutnya dapat yang sering digunakan karena harganya
lebih mudah lagi menanganinya. Proses murah dan mudah di peroleh di pasaran.
screening berfungsi menghilangkan bahan atau Bahan ini efektif pada kisaran pH = 5,0 – 7,5.
benda-benda yang dapat membahayakan atau b. Fero sulfat ( FeSO4 ), berfungsi efektif untuk
merusak pompa limbah cair tersebut. Jadi pH lebih tinggi dari 9,5. Bahan ini sesuai
proses screening melindungi pompa dan untuk air yang keruh, alkalinitas tinggi.
peralatan lainnya. (BPPT, 2002). Proses c. Feri klorida ( FeCl3 ), berfungsi efektif untuk
penyaringan merupakan proses pendahuluan pH lebih tinggi dari 4,5. Bahan ini sesuai
yang di lakukan dengan melewatkan limbah cair untuk air yang kesadahan rendah, intensitas
tersebut melalui kisi-kisi atau saringan kasar warna tinggi.
(bar screen). Pembersihan bar screen dapat Besarnya dosis koagulan yang di
dilakukan secara manual, sehingga perlu tambahkan tergantung pada kualitas
petugas yang mengawasi. Bila tenaga manusia air(kekeruhan, pH, Alkalinitas), jumlah dan
sangat sulit maka perlu di pasang alat karakteristik komponen bahan koloid,
pengontrol otomatis. Bahan saringan yang karakteristik ion dalam air dan pengadukan
sering digunakan adalah kawat stainless steel (besar daya dan lama pengadukan).
yang berupa anyaman, kain polyester, kawat Efektifitas koagulasi-flokulasi juga di
tembaga, kawat alumunium dan lain-lain. tentukan oleh lama pengadukan, yang dapat
disamakan dengan waktu tinggal.
Waktu tinggal adalah waktu yang
diperlukan air limbah yang mengandung partikel
koloid, suspensi dan terlarut untuk tinggal dan
menjalani pangadukan dalam bak untuk
memungkinkan terjadinya proses koagulasi-
flokulasi.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Industri Batik
Gambar 1. Bar screen Cetak di Desa Butulan Kelurahan Makamhaji
Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo dan
2. Bak pengendapan (Sedimentasi) Laboratorium Pusat UNS. Obyek penelitian
Sedimentasi adalah pemisahan partikel dari adalah limbah cair Industri Batik Cetak yang
air dengan memanfaatkan gaya gravitasi. masuk dan keluar dalam Instalasi Pengolahan

2 E K U I L I B R I U M Vol. 11. No. 1. Januari 2011 :1 - 4


Air Limbah setelah mengalami pengolahan Sedangkan perhitungan efisiensi pemisahan
dengan proses bar screen, sedimentasi, dan disajikan pada Tabel 2, 3 dan 4.
proses koagulasi-flokulasi (Gambar 2).
Tabel 1. Hasil analisis parameter COD, BOD dan
logam Cr

Parameter (mg/L)
Unit
Pengolahan Analisa Analisa Konsentrasi
COD BOD Cr
Kondisi awal 137,776 117,934 0,219
Bar Screen 85,952 85,832 0,239
Pra – sed. 72,680 63,519 0,223
Koag.-Flok. 68,256 42,915 0,171
Keterangan : Sed. II 53,720 39,913 0,164
1. Bak pencucian
2. Bar screen
3. Bak prasedimentasi/sedimentasi I Tabel 2. Hasil perhitungan penurunan parameter
4. Bak koagulasi-flokulasi (4a) Penambahan tawas, COD dan efisiensi IPAL
(4b) Motor pengadukan cepat
5. Bak koagulasi-flokulasi (5a) Motor pengadukan lambat Unit COD Co – Ci Efisiensi
6. Bak sedimentasi II Pengolahan (mg/L) (mg/L) (%)
Kondisi awal 137,776 0 0
Gambar 2. Diagram alir IPAL
Bar Screen 85,952 51,824 37,61
Langkah penelitian yang pertama adalah Pra – sed. 72,680 13,272 9,63
uji jar test yaitu menentukan jumlah bahan Koag.-Flok. 68,256 4,424 3,21
koagulan yang digunakan di bak koagulasi-
flokulasi. Langkah selanjutnya menjalankan Sed. II 53,720 14,536 10,55
IPAL sesuai gambar 2. Dengan waktu tinggal TOTAL 61,00
sekitar 1 jam pada tiap bak. Pengambilan
sampel di bagi 5 titik yaitu di bak pencucian, Tabel 3. Hasil perhitungan penurunan parameter
output bar screen, output pra sedimentasi, BOD dan efisiensi IPAL
output koagulasi-flokulasi, dan output
Unit BOD Co – Ci Efisiensi
sedimentasi II. Kemudian dilakukan analisa
Pengolahan (mg/L) (mg/L) (%)
COD dengan metode Refluk Tertutup, analisa
BOD dengan metode Titrasi Winkler dan analisa Kondisi awal 117,934 0 0
logam Cr dengan metode spektrometri serapan Bar Screen 85,832 32,102 27,22
atom. Pra – sed. 63,519 22,313 18,92
Efisiensi instalasi pengolahan air limbah
Koag.-Flok. 42,915 20,604 17,47
ditinjau dari penurunan parameter pencemar air
buangan (BOD, COD dan logam berat Cr) Sed. II 39,913 3,002 2,55
dapat dirumuskan sebagai berikut : TOTAL 66,16

− Tabel 4. Hasil perhitungan penurunan parameter


= 100% logam Cr dan efisiensi IPAL

dengan E adalah efisiensi (%), Co dan Ci adalah Unit Cr Co – Ci Efisiensi


konsentrasi parameter pencemar (BOD,COD, Pengolahan (mg/L) (mg/L) (%)
dan logam berat) sebelum diolah dan setelah Kondisi awal 0,2193 0 0
diolah. Bar Screen 0,2392 -0,0199 -9,07
Pra – sed. 0,2233 0,0159 7,25
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian unjuk kerja dan efisiensi Koag.-Flok. 0,1714 0,0519 23,66
IPAL industri batik cetak di Makamhaji, Sed. II 0,1635 0,0079 3,60
Sukoharjo dengan proses bar screen,
TOTAL 25,44
sedimentasi, dan proses koagulasi – flokulasi
terhadap penurunan parameter COD, BOD &
Logam berat Cr dapat dilihat di Tabel 1. Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bahwa
IPAL dengan proses bar screen, sedimentasi

Unjuk Kerja dan Efisiensi Ipal Industri Batik Cetak di Makamhaji, Sukoharjo dengan Proses 3
Bar Screen, Sedimentasi, dan Proses Koagulasi-Flokulasi Terhadap Penurunan Parameter
COD, BOD dan Logam BeratCr(Muljadi *,Hari Asriyanto)
dan koagulasi-flokulasi mengalami penurunan (4,424; 20,604; dan 0,0519 mg/L) dan Bak
parameter COD, dengan nilai COD awal atau Sedimentasi II (14,536; 3,002; dan 0,0079
input sebesar 137,776 mg/L dan output COD mg/L).
pada IPAL sebesar 53,720 mg/L. Efisiensi Besarnya efisien IPAL berdasarkan
pemisahan COD diperoleh sebesar 61,01%. penurunan parameter COD, BOD dan logam Cr
Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat bahwa pada masing-masing unit Bar Screen (37,61%,
IPAL dengan proses bar screen, sedimentasi 27,22% dan -9.07%), Bak Pra Sedimentasi
dan koagulasi-flokulasi mengalami penurunan (9,63%, 18,92% dan 7,25%), Bak Koagulasi-
parameter BOD, dengan nilai BOD awal atau flokulasi (3,21%, 17,47% dan 23,66%) dan Bak
(input) sebesar 117,934 mg/L dan output BOD Sedimentasi II (10,55%, 2,55% dan 3,60%).
pada IPAL sebesar 39,913 mg/L. Efisiensi Total efisiensi pemisahan IPAL pada masing-
pemisahan COD diperoleh sebesar BOD masing parameter COD, BOD dan logam Cr
sebesar 66,16%. sebesar 61,01%, 66,16% dan 25,44%.
Unjuk kerja dari keempat alat yang
digunakan pada IPAL yang mempunyai efisiensi SARAN
maksimum terhadap penurunan parameter COD Pada IPAL bisa dilakukan penelitian lanjut
dan BOD adalah pada bar screen berturut-turut dengan dengan menambahkan unit filtrasi-
sebesar 37,61% dan 27,22 %. Hal ini adsopsi dan unit pengolahan secara biologi.
disebabkan karena pada saat penyaringan Pada unit bar screen, bisa digunakan bahan
terjadi olakan pada partikel-partikel dan udara saringan yang kuat, tahan asam-basa dan tidak
mendistribusi di tirai air (udara ada yang lewat) mengandung unsur logan Cr yaitu kain polyester
kemudian konsentrasi oksigen dalam air limbah yang kuat dan saringan yang terbuat dari fiber
batik meningkat dan bahan organik yang glass atau saringan dari stainless steel. Bagian
mempunyai muatan ion yang berbeda dengan bawah bak sedimentasi dapat dipasang saluran
partikel-partikel akan saling tarik-menarik yang pengeluaran untuk mengalirkan partikel padatan
kemudian tertahan di bar screen. Jadi semakin yang mengendap dan dibuat bak lumpur untuk
kecil bahan organik yang terkandung dalam air penampungan.
limbah maka semakin kecil pula pencemaran
COD. Semakin besar penurunan parameter DAFTAR PUSTAKA
COD maka efisiensi semakin besar dan unjuk Anonim, 2009, “Limbah Produksi Batik“, http
kerja alat yang digunakan semakin bagus. multiply inc/berita batik/batik laweyan,
Berdasarkan Tabel 4, terlihat terjadi bagian tiga(3)
penurunan dan kenaikan konsentrasi logam BPPT, 2002, ” Pusat Pengkajian dan Penerapan
berat Cr untuk masing-masing unit alat IPAL, Teknologi Lingkungan BPPT”, Badan
dimana konsentrasi logam Cr awal sebesar Pengendalian Dampak Lingkungan
0,2193 mg/L dan output konsentrasi logam Cr Daerah Samarinda. Samarinda
pada IPAL sebesar 0,1635 mg/L. Kenaikan Mastuti W, Endang, 1995,. ” Petunjuk Praktikum
konsentrasi logam berat Cr terjadi di unit bar Rekayasa Penyehatan ” , Buku
screen sebesar 0,0199 mg/L, hal ini disebabkan Pegangan Kuliah Fakultas Teknik,
karena adanya logam Cr dari bar screen yang Surakarta.
terlarut. Bar screen yang digunakan berupa baja Siregar, Sakti A., 2005, “ Instalasi Pengolahan
tahan karat yang mengandung chrom. Pelarutan Air Limbah”, edisi 1, Kanisius,
logam Cr terjadi karena logam Cr mempunyai Yogyakarta.
sifat amfotir, yaitu bisa bereaksi dengan asam Setiawan, Yasin, 2006, ”Analisis Sifat Limbah”,
atau basa yang bisa mempengaruhi kelarutan Siaksoft , p.p. 2
chrom di air limbah. Efisiensi pemisahan logam Siregar, 2007. ”Limbah Cair Industri Batik di
Cr paling besar adalah pada proses koagulasi- Laweyan Surakarta mencemari
flokulasi yaitu 23,66%. Lingkungan”, Joglo Semar, p.p 5,
Surakarta
KESIMPULAN Sugiharto, 1987, ”Dasar-dasar Pengelolaan
Besarnya penurunan parameter COD, Limbah Industri”, Cetakan pertama,
BOD dan logam berat Cr pada masing-masing Penerbit UI-Press, Jakarta.
unit Bar Screen (51,854; 32,102; dan -0,0199 Wardhana, Wisnu Arya, 1995, “Dampak
mg/L), Bak Pra Sedimentasi (13,272; 22,313; Pencemaran Lingkungan“, Penerbit Andi
dan 0,0159 mg/L), Bak Koagulasi-flokulasi Offset, Yogyakarta.

4 E K U I L I B R I U M Vol. 11. No. 1. Januari 2011 :1 - 4

Anda mungkin juga menyukai