Anda di halaman 1dari 28

21

BAB III

LANDASAN TEORI

Dalam papan informasi elektronik, masukan atau input data dilakukan

melalui rangkaian downloader ataupun software, sedangkan pada LED matrix

display pada umumnya harus membuat driver kolom, driver baris dan jumlah

karakter sedikit. Maka untuk pengembangan kali ini adalah apabila kita ingin

merubah tulisan pada LED matrix display menggunakan android maka kita tidak

perlu repot merubah programnya. Cara mengoperasikannya juga sangat mudah,

yaitu cukup menekan menyentuh layar android untuk mengganti karakter sesuai

dengan yang kita inginkan. Untuk mengirimkan data masukan dari android yang

akan diproses oleh mikrokontroler ATmega328 lalu akan ditampilkan di display.

3.1. Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah sebuah chip yang berfungsi sebagai pengontrol

atau pengendali rangkaian elektronik dan umumnya dapat menyimpan program

didalamnya (Widodo, 2000). Penggunaan mikrokontroler lebih

menguntungkan dibandingkan penggunaan mikroprosesor. Hal ini dikarenakan

dengan mikrokontroler tidak perlu lagi penambahan memori dan I/O eksternal

selama memori dan I/O internal masih bisa mencukupi. Selain itu proses

produksinya secara masal, sehingga harganya menjadi lebih murah

dibandingkan mikroprosesor. Pada sebuah chip mikrokontroler umumnya

memiliki fitur sebagai berikut:


22

1. Central processing unit mulai dari processor 4-bit yang sederhana hingga

processor kinerja tinggi 64-bit.

2. Input/output antar muka jaringan seperti serial port (UART).

3. Antar muka komunikasi serial lain seperti IC, serial peripheral interface

and controller area network untuk sambungan sistem.

4. Peripheral seperti timer.

5. RAM untuk menyimpan data.

6. ROM, EPROM, EEPROM atau flash memory untuk menyimpan program

dikomputer.

7. Pembangkit clock biasanya berupa resonator rangkaian RC.

8. Pengubah analog ke digital.

Secara teknis, hanya ada 2 macam mikrokontroler. Pembagian ini

didasarkan pada kompleksitas instruksi instruksi yang dapat diterapkan pada

mikrokontroler tersebut. Pembagian itu yaitu RISC dan CISC.

1. RISC merupakan kependekan dari Reduced Instruction Set Computer.

Instruksi yang dimiliki terbatas, tetapi memiliki fasilitas yang lebih

banyak.

2. Sebaliknya, CISC kependekan dari Complex Instruction Set Computer.

Instruksi bisa dikatakan lebih lengkap tapi dengan fasilitas secukupnya.


23

Gambar 3.1. IC Mikrokontroler

3.2. LED Matrix p10

LED Matrix p10 adalah komponen Elektronika yang dapat

menampilkan angka atau huruf melalui kombinasi-kombinasi LED-nya. LED

Matrix p10 pada umumnya dipakai pada running text atau moving sign. LED

Matrix terdiri dari 16 baris dan 32 kolom LED yang tersusun secara matrix.

LED panel ini juga bias disusun secara seri atau parallel agar ukurannya

menjadi semakin besar. Dengan menyusun beberapa LED modul dapat

membuat ukuran panel sebesar yang diinginkan.

Berdasarkan penggunaannya, panel LED dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Semi Outdoor digunakan untuk running text didalam ruangan.

2. Panel Outdoor digunakan untuk membuat running text yang dapat

diletakkan di luar ruangan.


24

Spesifikasi Teknis :

1. Tipe : Outdoor dan Semioutdoor (indoor)

2. Kontroler support : TF series (tf s5u, tf su,tf a5u, dll)

3. Tahan air : Outdoor (Ya) dan Semioutdoor (Tidak)

4. Tegangan input : DC 5V

5. Daya : 5A per module (pada kondisi semua LED

menyala sekaligus)

6. Ukuran module : 16cm (T) x 32cm (L)

7. Resolusi : 16 LEDs (T) x 32 LEDs (L) per module

8. Jarak antara LED : 10mm

9. Jumlah LED : 512 LEDs per module

10. Sudut pandang horizontal : 120°

11. Jarak pandang ideal terdekat : 10m

12. Usia/daya tahan LED : >100,000jam

13. Pilihan warna : Red | Green | Blue

Gambar 3.2. LED Matrix p10


25

Gambar 3.3. LED Matrix p10

Gambar 3.4. Konektor Arduino dan Modul p10.


26

LED Matrix yaitu berupa LED (Light Emitting Diode) yang

disambung dan dirangkai menjadi deretan LED (Light Emitting Diode)

ataupun dapat berupa LED matrix. LED matrix merupakan deretan LED

(Light Emitting Diode) yang membentuk array dengan jumlah kolom dan

baris tertentu, sehingga titik-titik yang menyala dapat membentuk suatu

karakter angka, huruf, tanda baca, dan sebagainya. Panel LED matrix

display P10 ukuran 16x merupakan modul display LED matrix yang sudah

tersusun register untuk mengendalikan nyala array LED (Light Emitting

Diode), dan input teks. Jika LED matrix tidak menggunakan shift register,

maka LED (Light Emitting Diode) bisa menyala bersamaan satu kolom

atau satu baris.

Pada dasarnya LED (Light Emitting Diode) memiliki dua buah kaki

anoda dan katoda yang dimana untuk mengaktifkan LED (Light Emitting

Diode) tersebut anoda kita beri VCC dan katoda kita hubungkan ke

ground. LED Matrix merupakan kumpulan dari LED (Light Emitting

Diode) yang dihubungkan.


27

Gambar 3.5. Susunan LED Matrix

Untuk menampilkan sebuah huruf pada display, maka data biner-

nya harus dikirimkan secara terus menerus. Sebagai contoh adalah cara

pembentukan karakter “A”. Langkah selanjutnya adalah mengubah

bentuk pola karakater “A” dimana LED (Light Emitting Diode) yang

nyala (merah) logika 1 dan yang padam (hitam) logika 0.


28

Berikut contoh tampilan huruf A pada LED Matrix ukuran 5x7

Gambar 3.6 Contoh Tampilan Huruf A pada LED Matrix 5x7

Dalam Tugas Akhir ini, jenis LED Matrix yang akan

digunakan dalam rangkaian adalah LED Matrix P10 ukuran 16

baris dan 32 kolom berwarna merah. Prinsip kerjanya sama

seperti LED Matrix 5x7 dimana LED Matrix P10 ini sudah

ditentukan letak karakter pada display di library Arduino..


29

3.3. Catu Daya

Catu daya merupakan sumber tegangan DC. Sumber tegangan DC

ini dibutuhkan oleh berbagai macam rangkaian elektronika untuk dapat

dioperasikan. Karena sebagian besar rangkaian elektronika membutuhkan

tegangan DC untuk dapat bekerja dengan baik. Karena tegangan jala-jala

dari PLN adalah tegangan AC, maka yang harus dilakukan terlebih dahulu

dalam setiap peralatan elektronika adalah mengubah tegangan AC ke

tegangan DC. Oleh sebab itu diperlukan rangkaian penyearah yang dapat

melakukan pengubahan tegangan AC ke tegangan DC. Rangkaian inti dari

catu daya ini adalah suatu rangkaian penyearah yaitu rangkaian yang

mengubah sinyal bolak balik (AC) menjadi sinyal searah (DC).

3.4. Arduino

Arduino adalah pengendali mikro single–board yang bersifat open-

source,diturunkan dari wiring platform, dirancang untuk memudahkan

penggunaan elektronik dalam berbagai bidang. Hardware arduino memiliki

prosesor Atmel AVR dan software arduino memiliki bahasa pemrograman

C. Ada beberapa jenis arduino yaitu Arduino uno dan nano yang memiliki

14 pin digital input/output dengan kecepatan transfer data 16 MHz dan

kapasitas penyimpanan 32 KB, Arduino STM32 yang memiliki 33 pin

input/output dengan kecepatan transfer data 72 MHz dan kapasitas

penyimpanan 64 KB.
30

Gambar 3.7. Arduino STM32

3.5. Android

Android adalah sistem operasi untuk telepon seluler yang berbasis

linux. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang buat

menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam

peranti bergerak. Android memiliki beberapa kelebihan antara lain bersifat

open source sehingga dapat dikembangkan oleh siapa saja, pemilik android

dapat men-download berbagai aplikasi di google play dengan gratis dan

memiliki fasilitas penuh USB dengan contoh mengganti pengisian baterai

yang terhubung ke komputer dan USB tathering.

Dalam sistem operasinya android memiliki beberapa macam jenis

antara lain :

1. Apple pie

2. Banana Bread
31

3. Cupcake

4. Donut

5. Esclair

6. Froyo / Frozen Yogurt

7. Gingerbread

8. Honeycomb

9. Icecream Sandwich

10. Jelly Bean

11. Kitkat

12. Lolipop

13. Marsmelow

14. Nougat

15. Oreo

Dalam pengoperasian papan skor android yang dapat digunakan

minimal dengan sistem operasi Jelly Bean karena lebih optimal dalam

pengoperasiannya sehingga dapat digunakan dengan reflek yang cepat.

Semakin tinggi sistem operasi yang digunakan akan membuat kinerja

aplikasi berfungsi dengan maksimal.


32

Gambar 3.8. HP Android

3.6. App Inventor

App Inventor adalah tool pemrograman berbasis blok yang

memungkinkan semua orang untuk memulai pemrograman dan membangun

aplikasi yang berfungsi penuh untuk perangkat android. Membuat aplikasi

android menggunakan app inventor seperti halnya bermain lego atau puzzle

yang tidak harus mengerti bahasa pemorgraman android, karena bahasa

yang digunakan berbasis teks yang lebih tradisional.

App Inventor pada awalnya muncul merupakan versi online, kemudian

sekarang sudah ada versi offline, perbedaan dari keduanya secara singkat

adalah untuk yang versi online harus menggunakan akun gmail dan apabila

ingin meng-compile harus terkoneksi internet, sedangkan versi offline tidak

harus menggunakan akun gmail dan tanpa terkoneksi internetpun dapat


33

membuat aplikasi android secara mandiri sekaligus dapat meng-compile

langsung sehingga sering disebut app inventor personal server.

Hal yang menarik dari app inventor adalah tidak menemukan kode

kode program seperti halnya tools developing lain kode kode ini sudah

dibungkus kedalam objek visual yang dinamakan blocks, kita hanya

memahami fungsi dari blocks tersebut, kemudian bagaimana berinteraksi

dengan blocks lain dan dirangkai seperti puzzle untuk membuat suatu bentuk

atau gambar.

Gambar 3.9. Display Blocks App Inventor

3.6.1. Langkah langkah membuat aplikasi dengan App Inventor :

1. Membuat User Interface (UI) dan memasukan komponen

komponen app inventor yang akan dipakai pada aplikasi dengan

jendela desain.
34

2. Membuat komponen berfungsi dengan mengambil blocks dari

komponen dan menyusunnya di blocks editor.

3. Men-download aplikasi yang telah jadi.

3.6.2. Bagian Penting pada App Inventor

1. Desain : membuat User Interface (UI) dan memasukan

komponen komponen app inventor yang akan dipakai pada

aplikasi dengan jendela desain kita.

Menu yang terdapat pada desain :

a. Pallete : Berisi seluruh komponen yang bisa

dipakai untuk membuat aplikasi.

b. Viewer : Untuk menempatkan komponen dan

mendesain seperti apa tampilan

atau UI dari aplikasi.

c. Components : Berisi komponen yang telah kita

ambil dan akan gunakan pada

aplikasi.

d. Properties : Tempat mengubah properti dari

masing masing komponen

e. Add/Remove Screen : Menambahkan atau menghapus

screen.

f. Open The Blocks Editor : Untuk mengaktifkan jendela blocks

editor.
35

g. Package for Phone : Untuk mencoba aplikasi yang telah

selesai.

Gambar 3.10. Display Designer App Inventor

2. Blocks Editor : tempat untuk mengambil dan menyusun blocks

sehingga berfungsi sesuai dengan yang kita inginkan.

Menu yang terdapat pada blocks editor :

a. Built-In : Blocks dasar dari komponen app inventor.

b. My Blocks : Blocks dari komponen yang kita gunakan untuk

aplikasi yaitu yang dimasukan pada desainer.

c. Advance : Blocks pelengkap dari yang ada pada My Blocks

d. New Emulator : Menu untuk mengaktifkan emulator.


36

e. Connect To Devices : Menu untuk mengkoneksikan projek

aplikasi dengan emulator atau HP android, yaitu ketika ingin mencoba

aplikasi yang sedang dibangun. Dan setelah sekali dikonesikan maka

ketika terjadi perubahan pada aplikasi yang sedang dibangun, misal

komponen diganti, blocks diganti, secara otomatis akan

dikomunikasikan ke emulator atau HP Android.

Gambar 3.11. Display Download Aplikasi

Setelah aplikasi selesai dapat didownload dan langsung di-copy ke

android untuk dapat diuji coba.


37

3.7. Modul Bluetooth HC-05

Bluetooth adalah protokol komunikasi wireless yang bekerja pada

frekuensi radio 2.4 GHz untuk pertukaran data pada perangkat bergerak

seperti laptop, HP, dan lain-lain. Salah satu hasil contoh modul bluetooth

yang paling banyak digunakan adalah tipe HC-05. Modul bluetooth HC-

05 merupakan salah satu modul bluetooth yang dapat ditemukan

dipasaran dengan harga yang relatif murah. Modul Bluetooth HC-05

terdiri dari 6 pin konektor, yang setiap pin konektor memiliki fungsi yang

berbeda - beda.

Gambar 3.12. Modul Bluetooth HC-05

Modul Bluetooth HC-05 dengan supply tegangan sebesar 3,3 V ke

pin 12 modul Bluetooth sebagai VCC. Pin 1 pada modul Bluetooth

sebagai transmitter. kemudian pin 2 pada bluetooth sebagai receiver.


38

Berikut merupakan konfigurasi pin bluetoooth HC-05 :

Gambar 3.13. Konfigurasi Pin HC-05

Berikut merupakan Bluetooth-to-Serial-Module HC-05 :

Gambar 3.14. Bluetooth-to-Serial-Module HC-05


39

Tabel 3.1 Konfigurasi pin Module Bluetooth CH-05

Module Bluetooth HC-05 merupakan module Bluetooth yang bisa

menjadi slave ataupun master hal ini dibuktikan dengan bisa memberikan

notifikasi untuk melakukan pairing keperangkat lain, maupun perangkat

lain tersebut yang melakukan pairing ke modul bluetooth CH-05. Untuk

mengeset perangkat bluetooth dibutuhkan perintah-perintah AT Command

yang mana perintah AT Command tersebut akan di respon oleh perangkat

bluetooth jika modul bluetooth tidak dalam keadaan terkoneksi dengan

perangkat lain.

3.8. Uninterruptible Power Supply (UPS)

UPS adalah Uninterruptible Power Supply yang merupakan peralatan

listrik yang fungsi utamanya adalah untuk menyediakan listrik tambahan

pada bagian tertentu dari komputer, seperti halnya monitor,CPU atau bagian

lain yang penting untuk mendapatkan asupan listrik secara terus-menerus.

UPS juga disebut sebagai baterry backup.


40

3.8.1. Manfaat UPS

UPS (Uninterupted Power Supply) adalah alat yang dapat

menyimpan arus listrik 220 volt kedalam baterry 12 volt dan

mengeluarkannya lagi dalam 220 volt. UPS sendiri berbagai bentuk tapi

biasanya yang banyak di jumpai di pasaran berbentuk kotak UPS

sendiri biasa di letakkan di lantai dekat komputer, seperti halnya

stalvolt. Semua uninterruptible power supply berat di karenakan

ada battery atau aki kering dalam alat tersebut, UPS bekerja di tengah-

tengah peralatan, yaitu di colokan ke sumber listrik (tegangan jala-jala)

sementara itu komputer bersama accesoris-nya (printer, speakeraktif)

di tancapkan di output UPS untuk mendapatkan suplai listrik.

Satu atau lebih baterai yang terletak pada UPS menyediakan

listrik yang menancap padanya sehingga kalau pun listrik mati peralatan

tersebut masih teraliri listrik. dan seringkali bisa di ganti yang baru,

sehingga komputer masih aman

UPS sebagai penyimpanan listrik sementara bukan untuk

menstabilkan arus listrik UPS hanya stabil ketika listrik mati.


41

Gambar 3.15. Skema Cara Kerja UPS

UPS (Uninterruptable Power Supply) adalah suatu alat yang

berfungsi sebagai buffer antara powersupply dengan peralatan

elektronik yang kita gunakan seperti komputer, printer, modem, dsb.

Bila ada gangguan, atau dengan kata lain suplai daya terputus, maka

UPS akan segera bekerja dalam waktu secepat mungkin sehingga

peralatan elektronik yang kita miliki tidak mengalami kerusakan.

Dalam hal ini UPS berfungsi sebagai supply daya baru

(backup dari supply daya utama).

Sering terjadi supply daya dari PLN yang terputus-putus maka

mengakibatkan menurunnya kualitas supply daya dari PLN itu sendiri,

padahal supply daya tersebut sangat berpengaruh terhadap

kelangsungan hidup peralatan elektronik yang disuplainya. Beberapa

hal utama yang menyebabkan menurunnya kualitas supply daya antara

lain :

a. Tegangan lebih akibat petir biasanya terjadi dalam waktu beberapa

mikro detik. Tegangan lebih ini biasanya dapat merusak perangkat


42

keras (hardware) dari peralatan elektronik yang dikenainya. Seperti

microchips, harddisk, monitor.

b. Tegangan lebih akibat switch. Biasanya terjadi akibat mesin listrik

dengan daya yang besar diputus dari supply.

c. Tegangan kedip sesaat akibat peralatan listrik berdaya besar baru

dinyalakan. Tegangan kedip ini dapat menyebabkan komputer hang,

salah pembacaan pada harddisk atau kerusakan fisik pada harddisk

tersebut.

d. Tegangan kurang, akibat PLN tidak mampu melayani beban puncak.

Hal ini mengakibatkan peralatan kita dicatu dengan tegangan lebih

rendah dari ratingnya. Hal ini sangat berbahaya bagi peralatan kita

sangat sensitif terhadap perubahan tegangan.

e. Black-Out . Tegangan dari PLN terputus.

Dalam UPS itu sendiri terdapat beberapa komponen

penyusunnya, dimana setiap komponen tersebut mempunyai fungsi

yang berbeda-beda. Komponen penyusun utama dari sistem UPS

tersebut antara lain :

a. Battery
Sebagai penyimpan energi listrik dimana prosesnya melalui

reaksi kimiawi (elektro-kimia)


43

b. Rectifier

Berfungsi untuk mengubah tegangan AC menjadi DC dari

supply daya untuk mengisi battery.

c. Inverter

Berfungsi untuk mengubah tegangan DC menjadi AC ke

peralatan yang dilindungi oleh UPS.

Berdasarkan cara kerjanya UPS sendiri dibedakan lagi menjadi tiga yaitu

Off-Line UPS, On-Line UPS, dan Line Interactive UPS dimana pada setiap jenis

cara kerja tersebut terdiri dari normal mode, stored-energy mode, bypass mode.

a. Normal Mode

Beban disuplai oleh energi utama (tegangan input) melalui koneksi

pararel antara daya input dan dari inverter. Inverter berfungsi menyediakan

daya output dan/atau pengisian baterai. Frekuensi output sesuai dengan

frekuensi input .

b. Stored Energy Mode

Ketika energi input tidak ada atau diluar toleransi UPS maka baterei

dan inverter akan mensuplai daya untuk beban. Saklar memutus hubungan

dengan daya input dan menghubungkan dengan inverter. UPS menjalankan

mode ini dalam waktu yang terbatas (stored energy time), atau sampai ketika

daya input dihubungkan kembali ke UPS.


44

c. Bypass mode

Mode ini dijalankan ketika ada suatu masalah (trouble) pada komponen

UPS. Daya input UPS akan langsung dijadikan daya output UPS. Prinsip

kerjanya mirip dengan normal mode.

3.8.2. Cara Kerja UPS :

a. Off-Line UPS

Jenis UPS ini memiliki ciri dimana switch yang terdapat pada

rangkaiannya pada keadaan biasa menghubungkan antara supply

tegangan utama dengan beban (peralatan) di mana pada saat yang sama

battery di-charge oleh rectifier dan inveter dalam keadaan stand-by ,

pada saat supply tegangan utama terganggu maka switch dihubungkan

dengan inverter untuk menyuplai beban. UPS jenis ini merupakan UPS

paling murah diantara jenis UPS yang lain, karena komponen rectifier

dan inverter memiliki rangkaian tidak terlalu kompleks.

Kelemahan dari jenis ini adalah terdapat delay waktu pada saat

perpindahan switch sehingga dapat mempengaruhi tegangan yang ada

pada beban, maka perlu adanya sinkronisasi antara tegangan inverter

dan supply utama.


45

b. On-Line UPS

Jenis UPS ini memiliki ciri dimana switch pada keadaan

biasa menghubungkan supply tegangan utama dengan rectifier

yang mengisi battery dan menyuplai inverter dimana inverter

juga menyuplai beban secara kontinyu. Pada saat supply tegangan

utama terganggu maka beban di-supply oleh battery melalui

inverter sedangkan posisi switch tidak berubah, posisi switch

berubah jika inverter mengalami kerusakan sehingga beban

langsung di-supply oleh supply tegangan utama. Jenis ini lebih

mahal dari pada yang pertama karena inverter-nya harus baik.

Sedangkan kelemahannya adalah pada inverter karena jika

inverter beroperasi secara terus menerus maka tidak menutup

kemungkinan akan memperpendek umur dari inverter itu sendiri.

c. Line Interactive UPS

Pada jenis ini, UPS menggunakan sisitem bi-directional

inverter sehingga battery di-charge oleh inverter bi-

directional, dimana inverter selalu terhubung dengan beban dan

supply tegangan utama secara paralel sedangkan switch terletak

pada saluran utama tidak terhubung langsung dengan beban. Pada

saat supply tegangan utama terganggu maka switch dilepas dan

inverter mencatu beban tanpa terputus. Jenis ini juga memerlukan


46

sistem kontrol yang kompleks, karena inverter-nya bekerja

secara bi-directional.

3.9. Real Time Clock Parallel (DS1307)

DS1307 merupakan Real Time Clock (RTC) dengan jalur data

parallel yang memiliki interface serial Two-wire (12C), sinyal luaran

gelombang-kotak terprogram (Programmable Squarewave), deteksi

otomatis kegagalan-daya (power-fail) dan rangkaian switch, konsumsi

daya kurang dari 500nA menggunakan mode baterai cadangan dengan

operasional osilator. Tersedia fitur industri dengan ketahanan suhu : -

40˚C hingga +85 ˚C. Tersedia dalam kemasan 8-pin DIP atau SOIC.

Gambar 3.16. Diagram Pin


47

Berikut ini merupakan daftar pin untuk RTC Parallel DS1307 :

1. X1, merupakan pin yang digunakan untuk dihubungkan dengan

X2

2. X2, berfungsi sebagai keluaran / output dari crystal yang

digunakan. Terhubung juga dengan X1

3. V BAT , merupakan backup supply untuk serial RTC dalam

menjalankan fungsi waktu dan tanggal. Besarnya adalah 3 V

dengan menggunakan jenis Lithium Cell atau sumber energi lain.

Jika pin ini tidak digunakan maka harus terhubung dengan

Ground. Sumber tegangan dengan 48mAH atau lebih besar dapat

digunakan sebagai cadangan energi sampai lebih besar dari 10

tahun, namun dengan persyaratan untuk pengoperasian dalam

suhu 25 ˚C.

4. GND, berfungsi sebagai Ground.

5. SDA – Serial Data, berfungsi sebagai masukan/ keluaran (I/O)

untuk I2C serial interface. Pin ini bersifat open drain, oleh sebab

itu membutuhkan eksternal pull up resistor.

6. SCL – Serial Data, berfungsi sebagai clock untuk input ke I2C

dan digunakan untuk mensinkronisasi pergerakan data dalam

serial interface. Bersifat open drain, oleh sebab itu membutuhkan

eksternal pull up resistor.


48

7. SWQ/OUT Sebagai square wafe/ Output Driver. Jika diaktifkan,

maka akan menjadi 4 frekuensi gelombang kotak yaitu 1 Hz, 4

kHz, 8 kHz, 32 kHz sifat dari pin ini sama dengan sifat pin SDA

dan SCL sehingga membutuhkan eksternal pull up resistor. Dapat

dioperasikan dengan VCC maupun dengan V BAT .

8. VCC merupakan sumber tegangan utama. Jika sumber tegangan

terhubung dengan baik, maka peengaksesan data dan pembacaan

data dapat dilakukan dengan baik. Namun jika backup supply

terhubung juga dengan VCC, namun besar VCC di bawah V TP ,

maka pengaksesan data tidak dapat dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai