Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM

RANGKAIAN LOGIKA

NAMA : CHOTIBUL UMAM WIRANDA


NIM : F1B020025
KELOMPOK : 7

LABORATORIUM ELEKTRONIKA & DIGITAL


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2021
PERCOBAAN III
SEVEN SEGMENT

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Memahami definisi Seven Segment
2. Memahami prinsip kerja Seven Segmen

B. BAHAN DAN ALAT


1. Komputer/Laptop
2. Aplikasi Electronics Workbench

C. DASAR TEORI
1. Definisi Seven Segment
Peraga/penampil 7 segmen adalah komponen elektronika yang
berfungsi untuk memdekodekan data dari bahasa mesin ke dalam bentuk
tampilan data desimal. Peraga/penampil 7 segmen pada dasarnya adalah
konfigarasi LED yang disusun sedemikian rupa sehingga nyala dari LED
tersebut dapat membentuk karakter angka desimal. Struktur tampilan dari
peraga/penampil tujuh segmen tersebut dilabelkan dari a - g yang dapat
menampilkan angka maupun huruf. (Alfith,”momentum perancangan traffic
light berbasis microcontroller atmega 16”,Jurnal Institut Teknologi Padang
2015,:2)

Gambar 1.1 seven segment


2. Jenis-Jenis Seven Segment
a. Common Anoda
Common Anoda adalah penggabungan kaki-kaki anoda dari
komponen-komponen. Artinya, mereka membutuhkan Arus positif.
Untuk dapat menjalankan fungsinya (dalam hal pulsa, saat LOW[0] ).
Karena kaki negatif, berarti membutuhkan arus positif. Sehingga
komponen dengan common anoda dapat dijalankan dengan tegangan 3-5
volt. Common anoda merupakan pin yang terhubung dengan semua kaki
anoda. Pada LED 7 Segmen jenis Common Anode (Anoda), Kaki Anoda
pada semua segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan
kaki Katoda akan menjadi input untuk masing-masing Segmen LED.
Kaki Anoda yang terhubung menjadi 1 Pin ini akan diberikan Tegangan
Positif (+) dan Signal Kendali (control signal) akan diberikan kepada
masing-masing Kaki Katoda Segmen LED (Anang Dasa Nofwan. Dasar-
dasar Teknik Digital. Malang. 2000: 60)

Gambar 2.1 common anoda

b. Common Katoda
Common Katoda adalah penggabungan kaki-kaki katoda dari
komponen-komponen. Artinya, mereka membutuhkan Arus negatif untuk
dapat menjalankan fungsinya (dalam hal sinyal, membuat menjadi
HIGH[1]). Karena kaki-kaki yang terhubung positif, berarti
membutuhkan arus negatif. Sehingga komponen dengan common katoda
dapat dijalankan dengan tegangan 0-2,5 volt. Pada LED 7 Segmen jenis
Common Cathode (Katoda), Kaki Katoda pada semua segmen LED
adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan Kaki Anoda akan menjadi
Input untuk masing-masing Segmen LED. Kaki Katoda yang terhubung
menjadi 1 Pin ini merupakan Terminal Negatif (-) atau Ground
sedangkan Sinyal Kendali (Control Signal) akan diberikan kepada
masing-masing Kaki Anoda Segmen LED (Anang Dasa Nofwan. Dasar-
dasar Teknik Digital. Malang. 2000: 60)

Gambar 2.2 common katoda

3. Prinsip Kerja Seven Segmen


Untuk menggunakan peraga/penampil 7 segmen katoda bersama
(common cathoda), maka pin a - g penampil 7 segment harus diberikan input
berupa tegangan DC positif kemudian terminal common pada penampil 7
segmen dihubungkan ke ground. Untuk mengoperasikan penampil 7 segmen
anoda bersama (common anoda) maka terminal input a – g pada penampil 7
segmen harus dihubungkan ke ground. Kemudian terminal common
dihubungkan ke sumber tegangan DC positif. Resistor pembatas arus untuk
LED pada penampil 7 segmen sebaiknya dipasang seri pada setiap pin atau
jalur input a – g pada peraga/penampil 7 segmen tersebut. Pemasangan
resistor seperti ini bertujuan untuk mendapatkan arus bias LED yang stabil
pada setiap perubahan karakter tampilan pada penampil 7 segmen.
(Alfith,”momentum perancangan traffic light berbasis microcontroller
atmega 16”,Jurnal Institut Teknologi Padang 2015,:3)

4. Encoder dan Decoder


a. Encoder
Pengertian Encoder adalah suatu piranti yang dapat mengubah suatu
system (bilangan decimal) yang terdapat pada bagian keluarannya. Encoder
dalam rangkaian digital adalah rangkain kombinasi gerbang yang memiliki
input banyak dalam bentuk line input dan memiliki output sedikit dalam
format bilangan biner.
Fungsi Encoder adalah ragkaian untuk mengkodekan data input
menjadi data bilangan untuk mengkodekan setiap jalur input yang aktif.

Gambar 4.1 encoder


b. Dekoder
Pengertian Decoder adalah alat yang di gunakan untuk
mengembalikan proses encoding sehinga dapat menerima informasi aslinya.
Fungsi decoder adalah untuk memudahkan kita untuk menyalakan seven
segmen, itulah sebabnya kita mengunakan decoder tersebut. (Muhammad
Ali,Ariadie Cahndra Nugraha,2018:110-113)

Gambar 4.2 decoder

5. Multiplexer dan Demultiplexer


a. Multiplexer
Multiplexer (MUX) atau selektor data adalah suatu rangkaian
logika yang menerima beberapa input data, dan untuk suatu saat tertentu
hanya mengizinkan satu data input masuk ke output, yang diatur oleh input
selektor. Oleh karena itu, MUX memiliki fungsi sebagai pengontrol
digital. MUX memiliki kanal input lebih besar dari 1 (minimal 2 atau
kelipatan 2), dan hanya memiliki 1 kanal output. Jumlah selektor dilihat
dari banyaknya kanal input (n).
Diagram multiplexer secara umum ditunjukkan oleh gambar di
bawah ini:

Gambar 5.1 multiplexer


Kebanyakan sistem digital memproses data biner secara paralel
(seluruh bit secara serentak), karena teknik ini lebih cepat. Tetapi apabila
data ini harus disalurkan ke tempat-tempat yang relatif jauh, susunan
paralel ini menjadi tidak efektif, karena memerlukan banyak saluran
transmisi. Oleh karena itu, data biner berbentuk parallel sering diubah
menjadi bentuk seri sebelum disalurkan ke tujuan yang jauh. (Irwan
Kurniawan, ST,Diktat Elektronika Digital,2014:2-3)
b. Demultiplexer
Demultiplexer (De-Mux) atau disebut juga distributor data. De-
Mux memiliki satu kanal input yang didistribusikan ke beberapa kanal
output. Selektor input menentukan ke output mana input data akan
didistribusikan. Jumlah selektor dilihat dari banyaknya kanal output.
Diagram umum dari demultiplexer ditunjukkan oleh gambar dibawah ini
(Irwan Kurniawan, S.T, Diktat Elektronika Digital,2014:3)

Gambar 5.2 demultiplexer


6. Light Emitting Diode (LED)
LED merupakan singkatan dari Light Emitting Diode. Dari sisi
penggolongan, LED merupakan komponen aktif bipolar semikonduktor,
karena itu hanya mampu mengalirkan arus dalam satu arah saja.
Jenis-jenis LED antara lain :
a. DIP (Dual In-Line Package )
LED jenis ini adalah jenis yang paling lama diproduksi
dan populer sebagai lampu indikator. Dengan tegangan kerja maju
antara 2,65 volt hingga 3,5 volt dan arus dari 20 mA hingga 30 mA
relatif kecil, dengan varian warna beragam, ada merah, hijau, biru,
putih, kuning, bahkan ada yang 1 LED bisa menampilkan cahaya 3
warna , 7 warna dan masih banyak lagi. Ukurannya juga macam-
macam, ada yang diameter 3mm, 5mm, 8mm sampai 10mm.

Gambar 6.1 DIP (Dual In-Line Package )


b. Superflux / Piranha
Jenis superflux atau piranha memiliki material sama
dengan type DIP, hanya saja cahaya yang di hasilkan lebih terang
dan cerah. Superflux memiliki 4 kaki sehingga membuat komponen
ini lebih kokoh menancap di PCB. Superflux banyak di aplikasikan
pada Sein Spion pada Mobil, stop lamp mobil dan motor, sein dan
macam-macam.

Gambar 6.2 Superflux LED


c. SMD
SMD (Surface Mounted Device ) atau sering di sebut juga
SMT ( Surface Mounted Technology), jenis SMD ini ada banyak
ragamnya diantaranya type SMD3528 dan SMD5050. LED ini bisa
dikatakan yang paling banyak di gunakan, hampir semua
spidometer digital menggunakan lampu LED jenis ini. Ukuran
dimensinya kecil yaitu 3,5mm x 2,8mm. LED SMD3528 memiliki
1 chip LED saja dengan arus 20mA dengan arah sinar menyebar.

Gambar 6.4 SMD 5050


d. COB
LED COB ini merupakan sebuah hamparan ratusan
bahkan ribuan chip LED yang tersusun pada satu papan, kelemahan
LED SMD disempurnakan pada LED COB ini.

Gambar 6.5 COB LED


e. High Power LED
High Power Led biasanya tertanam di Luxeon atau
Foglamp untuk penerangan proyek bangunan atau pertambangan.
Dalam kehidupan rumah tangga HPL juga banyak dipakai sebagai
penerangan ruang, dekorasi aquarium dll. Sejatinya HPL ini
merupakan pengembangan dari type SMD dimana dalam satu
penampang terdapat beberapa chip LED yang berjajar sehingga
mampu menghasilkan cahaya yang lebih terang di banding SMD.
Jika dilihat dari strukturnya memang agak beda jauh dari SMD,
hanya saja HPL jumlah chipnya lebih banyak dengan penampang
yang sama. HPL yang sering kita temui ada yang berdaya 1 watt, 3
watt, 5 watt, 10 watt, 20 watt sampai ratusan watt.

Gambar 6.6 High Power LED


(Martono, Dwi Atmadja.” Analisis Perbandingan Susunan
Rangkaian Pada Lampu Led Untuk Penerangan”. Politeknik Negeri
Malang. 2016. :2-4)
Prinsip kerja LED yaitu dengan mengalirkan arus dari anoda ke
katoda (forward biass) dengan beda potensial minimum berkisar antara 1,5
hingga 2 volt dan arusnya berkisar di 20mA. LED juga memiliki tegangan
nyala maksimum, jika tegangan tersebut terlewati maka LED akan rusak.
LED banyak digunakan untuk indikator dan transmisi singal atau bahkan
untuk penerangan. LED banyak digunakan karena hemat daya, tahan lama
dan ekonomis. (Alfith,”momentum perancangan traffic light berbasis
microcontroller atmega 16”,Jurnal Institut Teknologi Padang 2015:3)
D. PELAKSANAAN PERCOBAAN
1. Buka aplikasi Electronics Workbench
2. Buka menu Basic. Pilih icon Switch, kemudian drag ke workspace :

3. Buka menu indicator. Pilih Decoded seven segment display dan Red Probe
lalu drag ke workspace :

4. Buka menu source. Pilih Icon ground dan Vcc Voltage Souce, kemudian drag
ke workspace :

5. Rangkai seperti rangkaian berikut.

6. Kemudian, klik power di pojok kanan atas untuk melihat hasil Running :
E. DATA HASIL

Tabel kebenaran seven segmen

No. INPUT OUTPUT TAMPIL


A B C D a B c d e F g AN
HEXA

1. 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0

2. 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0

3. 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1

4. 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1

5. 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1

6. 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1

7. 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1

8. 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0

9. 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1

10. 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1
11. 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1

12. 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1

13. 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0

14. 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1

15. 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1

16. 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1
F. ANALISA DATA

F.1 Analisa Rangkaian

Pada rangkaian di atas terdiri dari 1 buah decoder seven-segment


display, yang memiliki 4 buah switch yaitu A, B, C, dan D sebagai
inputan, terdapat 1 buah Vcc dan 1 buah ground, dan 4 buah LED yang
terhubung dengan masing-masing switch sebagai indikator. LED akan
menyala jika input dari switch bernilai logika 1.
Prinsip kerja dari rangkaian di atas yaitu, diketahui inputan A, B, dan
C bernilai logika 1, sedangkan inputan D bernilai logika 0. Berdasarkan
nilai logika input tersebut maka bilangan biner yang masuk ke decoder
adalah A = 1, B = 1, C = 1, D = 0, atau dapat ditulis „1110‟, kemudian
bilangan biner tersebut di konversi oleh decoder menjadi bilangan
hexadecimal, maka diperoleh bilangan hexadecimal „7‟. Untuk lebih
jelasnya :
1110 = (20x1) + (21x1) + (22x1) + (23x0)
=1+2+4+0
=7
Berdasarkan cara kerjanya, rangkaian di atas termasuk seven segment
jenis common katoda, dimana semua input terhubung kekaki-kaki katoda,
yang membutuhkan input bernilai positif atau 1 (HIGH) agar bisa aktif,
dan jika inputan benilai negatif atau 0 (LOW) maka tidak akan aktif.
F.2 Analisa Tampilan
NO ANALISA TAMPILAN
1. Berdasarkan output tampilan dapat dianalisa :
- Segmen yang aktif yaitu, segmen a, b, c,
d, e, f.
- Segmen yang tidak aktif yaitu, segmen g.
- Input bilangan binernya adalah A = 0, B =
0, C = 0, D = 0, maka konversinya adalah :
0000 = (20x0) + (21x0) + (22x0) + (23x0)
=0+0+0+0
=0
2. Berdasarkan output tampilan dapat dianalisa :
- Segmen yang aktif yaitu, segmen a, b.
- Segmen yang tidak aktif yaitu, segmen c,
d, e, f, g.
- Input bilangan binernya adalah A = 1, B =
0, C = 0, D = 0, maka konversinya adalah :
1000 = (20x1) + (21x0) + (22x0) + (23x0)
=1+0+0+0
=0
3. Berdasarkan output tampilan dapat dianalisa :
- Segmen yang aktif yaitu, segmen a, b, d,
e, g.
- Segmen yang tidak aktif yaitu, segmen c, f.
- Input bilangan binernya adalah A = 0, B =
2, C = 0, D = 0, maka konversinya adalah :
0100 = (20x0) + (21x1) + (22x0) + (23x0)
=0+2+0+0
=2
4. Berdasarkan output tampilan dapat dianalisa :
- Segmen yang aktif yaitu, segmen a, b, c,
d, g.
- Segmen yang tidak aktif yaitu, segmen e, f.
- Input bilangan binernya adalah A = 1, B =
1, C = 0, D = 0, maka konversinya adalah :
1100 = (20x1) + (21x1) + (22x0) + (23x0)
=1+2+0+0
=3
5. Berdasarkan output tampilan dapat dianalisa :
- Segmen yang aktif yaitu, segmen b, c, f, g.
- Segmen yang tidak aktif yaitu, segmen a,
d, e.
- Input bilangan binernya adalah A = 0, B = 1,
C = 0, D = 0, maka konversinya adalah :
0010 = (20x0) + (21x1) + (22x0) + (23x0)
=0+4+0+0
=4
6. Berdasarkan output tampilan dapat dianalisa :
- Segmen yang aktif yaitu, segmen a, c, d, f,
g.
- Segmen yang tidak aktif yaitu, segmen b, e.
- Input bilangan binernya adalah A = 1, B =
0, C = 1, D = 0, maka konversinya adalah :
1010 = (20x1) + (21x0) + (22x1) + (23x0)
=1+0+4+0
=5
7. Berdasarkan output tampilan dapat dianalisa :
- Segmen yang aktif yaitu, segmen a, c, d, e, f,
g.
- Segmen yang tidak aktif yaitu, segmen b.
- Input bilangan binernya adalah A = 0, B =
1, C = 1, D = 0, maka konversinya adalah :
0110 = (20x0) + (21x1) + (22x1) + (23x0)
=0+2+4+0
=6
8. Berdasarkan output tampilan dapat dianalisa :
- Segmen yang aktif yaitu, segmen a, b, c.
- Segmen yang tidak aktif yaitu, segmen d,
e, f, g.
- Input bilangan binernya adalah A = 1, B =
1, C = 1, D = 0, maka konversinya adalah :
1110 = (20x1) + (21x1) + (22x1) + (23x0)
=1+3+4+0
=7
9. Berdasarkan output tampilan dapat dianalisa :
- Segmen yang aktif yaitu, segmen a, b, c,
d, e, f, g.
- Input bilangan binernya adalah A = 0, B =
0, C = 0, D = 1, maka konversinya adalah :
0001 = (20x0) + (21x0) + (22x0) + (23x1)
=0+0+0+8
=8
10. Berdasarkan output tampilan dapat dianalisa :
- Segmen yang aktif yaitu, segmen a, b, c,
d, f, g.
- Segmen yang tidak aktif yaitu, segmen e.
- Input bilangan binernya adalah A = 1, B =
0, C = 0, D = 1, maka konversinya adalah :
1001 = (20x1) + (21x0) + (22x0) + (23x1)
=1+0+0+8
=9
11. Berdasarkan output tampilan dapat dianalisa :
- Segmen yang aktif yaitu, segmen a, b, c, e,
f, g.
- Segmen yang tidak aktif yaitu, segmen d.
- Input bilangan binernya adalah A = 0, B = 1,
C = 0, D = 1, maka konversinya adalah :
0101 = (20x0) + (21x1) + (22x0) + (23x1)
=0+2+0+8
= A (10)
12. Berdasarkan output tampilan dapat dianalisa :
- Segmen yang aktif yaitu, segmen c, d, e, f,
g.
- Segmen yang tidak aktif yaitu, segmen a, b.
- Input bilangan binernya adalah A = 1, B =
1, C = 0, D = 1, maka konversinya adalah :
1101 = (20x1) + (21x1) + (22x0) + (23x1)
=1+2+0+8
= B (11)
13. Berdasarkan output tampilan dapat dianalisa :
- Segmen yang aktif yaitu, segmen a, d, e, f.
- Segmen yang tidak aktif yaitu, segmen b,
c, g.
- Input bilangan binernya adalah A = 0, B =
0, C = 1, D = 1, maka konversinya adalah :
0011 = (20x0) + (21x0) + (22x1) + (23x1)
=0+0+4+8
= C (12)
14. Berdasarkan output tampilan dapat dianalisa :
- Segmen yang aktif yaitu, segmen b, c, d,
e, g.
- Segmen yang tidak aktif yaitu, segmen a, f.
- Input bilangan binernya adalah A = 1, B =
0, C = 1, D = 1, maka konversinya adalah :
1011 = (20x1) + (21x0) + (22x1) + (23x1)
=1+0+4+8
= D (13)
15. Berdasarkan output tampilan dapat dianalisa :
- Segmen yang aktif yaitu, segmen a, d, e, f,
g.
- Segmen yang tidak aktif yaitu, segmen b, c.
- Input bilangan binernya adalah A = 0, B = 1,
C = 1, D = 1, maka konversinya adalah :
0111 = (20x0) + (21x1) + (22x1) + (23x1)
=0+2+4+8
= E (14)
16. Berdasarkan output tampilan dapat dianalisa :
- Segmen yang aktif yaitu, segmen d, e, f, g.
- Segmen yang tidak aktif yaitu, segmen a, b,
c.
- Input bilangan binernya adalah A = 1, B =
1, C = 1, D = 1, maka konversinya adalah :
1111 = (20x1) + (21x1) + (22x1) + (23x1)
=1+2+4+8
= F (15)
G. KESIMPULAN
Seven segment adalah penampil yang tersusun dari 7 batang LED yang
dilabelkan a - g yang berfungsi untuk menampilkan input bilangan biner dalam
bentuk bilangan decimal. Dalam praktikum ini rangkaian seven segment yang
digunakan adalah jenis common katoda yaitu jenis seven segment dimana
semua input terhubung ke kaki-kaki katoda, dan membutuhkan input bernilai
positif atau 1 (HIGH) agar bisa aktif.
Prinsip kerja seven segment yaitu inputan berupa bilangan biner akan di
proses oleh decoder dan dikonversikan ke dalam seven segment display dalam
bentuk bilangan hexadesimal. Contohnya pada rangkaian di bawah ini, input
1110 berupa bilangan biner akan dikonversi menjadi „7‟ dalam bilangan
hexadesimal yang akan ditampilkan pada seven segment display.
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DIGITAL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MATARAM
Jl. Majapahit No.62 Telp. (0370) 636126 Mataram 83125
LEMBAR ABSENSI
PRAKTIKUM RANGKAIAN LOGIKA
PERCOBAAN : 3
SHIFT :1
KELOMPOK : 7
NO. NIM NAMA TTD

1 F1B020013 Allan Naufal Saputra


1.

2 F1B020025 Chotibul Umam Wiranda


2.
3 F1B020027 Danar Hadi Bachtiar
3.
4 F1B020039 Farhan Al Kutubi
4;
5 F1B020053 I Made Gita Yoga
5.
6 F1B020066 M. Ahleyani
6.
7 F1B020074 M. Yusron Azzahidi
7.
8 F1B018052 Nursyahid
8.

Mengetahui, Mataram, 21 Maret


Koordinator Asisten 2021 Asisten Praktikum,

(Dio Yudha Prawira Bakary) (Nabilla Pinkan Ibanez)


NIM. F1B018015 NIM. F1B018048
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DIGITAL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MATARAM
Jl. Majapahit No.62 Telp. (0370) 636126 Mataram 83125

LEMBAR ASISTENSI
PRAKTIKUM RANGKAIAN LOGIKA

NAMA : CHOTIBUL UMAM WIRANDA


NIM : F1B020025
KELOMPOK : 7
No Hari /Tanggal Koreksi Paraf
1. Senin, 22 - Perbaiki penulisan laporan
- Perbaiki gambar rangkaian
Maret 2021
- Perbaiki analisa data
+ Kesimpulan

2. - Perbaiki penulisan laporan


Rabu, 24 - Perbaiki gambar di dasteo
Maret 2021 - Tugas
- Belajar!!!

Mataram, 25 Maret 2021


Assisten,

Nabilla Pinkan Ibanez


NIM. F1B01804
BEL CERDAS CERMAT MENGGUNAKAN REMOTE CONTROL
WIRELESS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

Ni Luh Putu Anggreni1, I Wayan Supardi2, Nyoman


Wendri3

1,2,3
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Udayana, Kampus
Bukit Jimbaran, Badung, Bali Indonesia 80361.
*
Email : supardi@unud.ac.id

Abstrak

Telah berhasil dirancang bel cerdas cermat menggunakan remote control wireless
mikrokontroler AT89S52 dan IC ULN2003. Mikrokontroler AT89S52 yang
berfungsi sebagai mengontrol seluruh sistem informasi dengan display seven
segment dan ULN2003 berfungsi sebagai penguat arus untuk mengaktifkan LED
penyusun display seven segment. Sensor yang digunakan pada perancangan bel
cerdas cermat menggunakan remote control wireless berbasis AT89S52 dengan
jarak maksimum penempatan sensor yaitu sensor dengan frekuensi 27MHz adalah
19 m dan sensor dengan frekuensi 49 MHz adalah 20 m, sedangkan untuk sensor
dalam keadaan sensor setelah dibebani rangkaian pendukung yaitu sensor dengan
frekuensi 27 MHz adalah 80,4 cm dan sensor dengan frekuensi 49 MHz adalah
90,4 cm.

Kata kunci : Mikrokontroler AT89S52, ULN2003, remote control wireless

Abstract

A quiz buzzer using microcontroller wireless remote control of AT89S52and


ICULN2003 has been successfully designed. AT89S52 microcontroller used to
control the entire information system with seven segment display and ULN2003
serves as a current amplifier to activate the seven segment LED display compilers.
The sensor are used is AT89S52 based wireless remote control with a maximum
distance of the sensor placement that is sensor with a frequency of 27 MHz is 19
m and the sensor with a frequency of 49 MHz is 20 m, while for the sensor with a
frequency of 27 MHz that is a sensor with a series of supporting circuit was 80.4
cm and the sensor with a frequency of 49 MHz is 90.4 cm.

Keywords: AT89S52 microcontroller, ULN2003, remote control wireless

I. PENDAHULUAN
Perlombaan cerdas cermat control switch yang terdapat pada
dibutuhkan bel dengan indikator yang relay, dengan kelemahan pada saat
tepat dan akurat, dalam menentukan control switch mengalami sentakan
regu yang menekan bel terlebih listrik secara mendadak maka akan
dahulu dalam waktu yang hampir terjadi kesalahan dalam mengatur
bersamaan, serta tidak diperbolehkan indikator yang harus aktif
terdapat dua regu yang indikatornya dan indikator yang tidak aktif. Ketiga,
aktif bersamaan, Jika dalam waktu bel cerdas cermat yang dimiliki HMJ
yang sama terdapat dua indikator Fisika yang sering digunakan dalam
yang aktif bersamaan menyakibatkan Olimpiade Fisika sampai tahun 2012
kerancuan dan menimbulkan protes yang di rancang oleh Wayan Supardi
ke pihak juri. sudah menggunakan mikrokontroler
Ada beberapa bel cerdas cermat AT89S51 atau AT89S52, dengan
yang digunakan selama ini ; pertam, kelemahan dalam mengkoneksikan
bel cerdas cermat terkoneksi dengan masing-masing komponen bel masih
personal computer (PC) sebagai mempergunakan kabel dan tegangan
display dan menggunakan sumber 220 volt.
tegangan 220 volt Untuk mengatasi kelemahan
(andyq3lectra.wordpress. com, 2008), tersebut maka dibuat suatu rancangan
dengan kelemahan dari bel cerdas bel cerdas cerma mengguakan remote
cermat ini adalah menggunakan control wireless berbasis
sumber listrik PLN yang mikrokontroler AT89S52 dan
kemungkinan padam dan banyaknya menggunakan display ligh emitting
kabel untuk mengkoneksikan setiap diode (LED) berbentuk huruf sebagai
bagian pada perangkat bel. Kedua, indiktor dan dilengkapi dengan seven
bel cerdas cermat menggunakan segment untuk menampilkan regu
komponen utama relay dan saklar yang indikatornya aktif terlebih
(www.linksukses.com, 2012). dahulu. Dalam pengoprasian bel ini
Kelemah- an dari bel ini adalah pada menggunakan baterai 9 Volt.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Mikrokontroler dilengkapi dengan
2.1. Wireless
fasilitas yang cenderung
Wireless atau dalam bahasa
memudahkan untuk merancang
indonesia disebut nirkabel adalah
sebuah sistem dengan komponen luar
teknologi tanpa kabel. Wireless
yang relatif lebih sedikit.
adalah teknologi yang menggunakan
Mikrokontroler ini sangat murah dan
frekuensi dan transmisi radio sebagai
mempunyai fasilitas yang sangat
media penghantarnya, pada area
memadai untuk mengembangkan
tertentu, menggantikan fungsi kabel.
berbagai aplikasi.
Koneksi ini menggunakan frekuensi
tertentu untuk menyalurkan data
tersebut. Tiap-tiap segment
mempunyai sebuah transceiver atau
antena untuk mengirim atau
menerima data. Kelebihan dari
wireless adalah jaringannya portable
(fleksibel tempatnya) dan jika
menggunakan frekuensi radio dan
tidak ada media penghalang bisa
menjangkau lebih jauh dibandingkan
dengan kabel. Penerapan dari aplikasi
wireless ini antara lain adalah
jaringan nirkabel diperusahaan, atau
mobile communication seperti
handphone, dan Handy Talky (HT)
(Sukaridhoto,2013).

1.1 Mikrokontroler AT89S52


Mikrokontroler AT89S52
merupakan sebuah mikrokontroler 8
bit bertenaga rendah dengan
teknologi complementary metal
oxide semiconductor (CMOS)
berkinerja tinggi yang dilengkapi
dengan memori flash yang dapat
diprogram sebesar 8 Kilobyte.
Komponen ini dibuat dengan
teknologi memori Atmel dan
berkapasitas tinggi. AT89S52
adalah sebuah mikrokontroler yang
sangat baik untuk menyelesaikan
solusi yang sangat fleksibel dan
efesien dalam biaya. Mikrokontroler
AT89S52 mempunyai 40 pin, 32 pin
Gambar 2.1 Struktur pin out dari
diantaranya adalah pin untuk AT89S52
keperluan port output/input. Struktur
pin out dari AT89S52 dapat dilihat 2.2. Seven Segment
dalam Gambar 2.1. Satu port paralel Seven Segment adalah suatu
terdiri dari 8 pin, dengan demikian segment- segment yang digunakan
32 pin tersebut membentuk 4 buah menampilkan angka ataupun huruf.
port paralel, yang masing-masing Seven segment ini tersusun atas
dikenal dengan Port 0, Port 1, Port 7 segment LED yang disusun
2, dan Port 3. Struktur pin out dari membentuk angka 8. Setiap segmen ini
AT89S52 dapat dilihat dalam terdiri dari beberapa LED. Seven
Gambar 2.1 Segment merupakan gabungan dari
tujuh buah LED yang dirangkaikan
membentuk suatu tampilan angka
ataupun huruf. Seven segment terdiri
dari dua jenis konfigurasi yaitu katoda
bersama atau common katoda dan menghasilkan penguatan arus yang
anoda bersama atau common anoda. besar. Struktur pin out dari IC ULN
Prinsip kerja seven segment ialah 2003 adalah seperti Gambar 2.3.
input biner pada switch dikonversikan
masuk kedalam decoder, baru
kemudian decoder mengkonversi
bilangan biner tersebut menjadi
desimal yang nantinya akan
ditampilkan pada seven segment.
Bentuk seven segment seperti yang Gambar 2.6 Struktur pin out IC ULN
2003 (Kurniawan, 2009)
terlihat pada Gambar 2.2

III. METODE PENELITIAN


Pada rangkaian cerdas cermat ini
menggunakan remote control mobil
mainan. Pada remote control mobil
mainan ini terdiri dari rangkaian
Gambar 2.2 Seven
Segment transmitter atau pemancar dan
receiver atau penerima. Diagram block
2.3. IC ULN2003
perancangan dan pembuatan sistem bel
ULN2003 adalah sebuah IC
cerdas cermat secara skematis
dengan ciri memiliki 7 bit input,
diperlihatkan dalam Gambar 3.1.
tegangan maksimal 50 volt. IC ini
termasuk jenis transistor-transistor
logic (TTL). Didalam IC ini terdapat
transistor darlington serta 7 pasang
driver. Transistor darlington
merupakan 2 buah transistor yang
dirangkai dengan konfigurasi
khusus untuk mendapatkan
penguatan ganda sehingga dapat
2. Rangkain Block 2 ( Rangkaian Receiver atau Penerima )
Rangkaian receiver terdiri rangkaian receiver dari remote control mobil mainan
Rangkaian receiver pada remote control mobil mainan dihubungkan ke port 1 (P1.0
sampai dengan P1.4) pada mikrokontroler AT89S52, selan- jutnya diproses oleh
mikrokontroler AT89S52 hasil proses tersebut dikeluarkan

Block 1 Block 2
Bel
Transmitter Receiver Mikrokontroler

remotecontrol remote AT89S52


control Display

Catu Daya

Gambar 3.1 Diagram block penelitian

Adapun komponen dan cara kerja masing- masing block yaitu :


1. Rangkain Block 1 ( Rangkaian Transmitter
atau Pemancar )
Rangkaian transmitter ini terdiri dari rangkaian transmitter dari remote control
mobil mainan yang dihubungkan dengan saklar bel dan keluarannya berupa display
berbentuk huruf sesuai dengan jumlah regu ditunjukkan .
pada port 0 (P0.0 sampai P0.6) indikator
keluaran berupa tampilan display seven segment dan pada port P0.7 adalah
bunyi bel.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data uji sensor, dapat dilihat data jarak maksimum penempatan sensor
dalam keadaan sensor sebelum dibebani rangkaian pendukungnya yaitu untuk sensor
dengan frekuensi 27 MHz adalah 19 m dan untuk sensor dengan frekuensi 49 MHz
adalah 20 m. Untuk sensor setelah dibebani rangkaian

pendukungnya yaitu untuk sensor dengan frekuensi 27 MHz adalah 80,4 cm dan
untuk sensor dengan frekuensi 49 MHz adalah 90,4 cm. Sensor dalam keadaan belum
terbebani dengan rangkaian pendukung mempunyai jarak maksimum lebih panjang
daripada sensor dalam keadaan setelah terbebani rangkaian pendukung. Hal ini
disebabkan karena sensor yang dalam keadaan setelah terbebani rangkaian pendukung
mengaktifkan banyak komponen pendukung bel cerdas cermat ini seperti display huruf,
display sevent segment dan juga mengaktifkan relay untuk bel. Hal tersebutlah membuat
sistem kerja sensor tersebut lebih berat.

V.PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
1. Telah Berhasil dirancang bel cerdas cermat menggunakan remote control
wireless mikrokontroler AT89S52 dan IC ULN2003.

2. Mikrokontroler AT89S52 berfungsi untuk mengontrol seluruh sistem informasi


dengan display seven segment dan ULN2003 berfungsi untuk menguatkan arus
untuk mengaktifkan LED penyusun display seven segment.

3. Sensor yang digunakan pada perancangan bel cerdas cermat menggunakan


remote control wireless berbasis AT89S52 jarak maksimum penempatan
sensor yaitu untuk sensor dengan frekuensi 27 MHz adalah 19 m dan untuk
sensor dengan frekuensi 49 MHz adalah 20 m sedangkan untuk sensor dalam
keadaan dibebani rangkaian pendukung untuk sensor dengan frekuensi 27 MHz
adalah 80,4 cm dan untuk sensor dengan frekuensi 49 MHz adalah 90,4 cm.
5.2 Saran
Untuk pengembang selanjutnya diharapkan membuat sensor yang tidak
dipengaruhi oleh frekwensi gelombang radio, membuat dengan IC dtmf sehingga
hanya membutuhkan rangkaian yang lebih sederhana dan menggunakan transmitter
setiap regu satu sensor, sehingga mengurangi pembebanan.
DAFTAR PUSTAKA
Alfith. 2015. Jurnal momentum perancangan traffic light berbasis microcontroller
atmega 16 : Institut Teknologi Padang.
Anonim. 2021. “Modul Praktikum Rangkaian Logika”. Mataram : Universitas
Mataram.
Kurniawan, Iwan, 2014, Diktat Elektronika Digital. UNY Pres.
Atmadja, Martono Dwi. 2016. Analisis Perbandingan Susunan Rangkaian Pada
Lampu Led Untuk Penerangan. Politeknik Negeri Malang.
Nofwan, Anang Dasa. 2000. Dasar-Dasar Teknik Digital. Politeknik Negeri Malang.
Supandi, I wayan. 2014. Buletin fisika Refleksi Getaran Intelektual. Universitas
Udayana.

Sukaridhoto, Sritrusta. 2013. Pengenalan Wireless. http://lecture.eepis.its.edu/~ferrya


s/2012-2013/ TOT_AK/buku wireless.pdf. Telekomunikasi PENS-ITS [Diakses
tanggal 3 Juni 2013]
Kurniawan, Dayat. 2009. ATMega8 dan Aplikasinya. Penerbit PT Elex Media
Komputindo, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai