Anda di halaman 1dari 4

Interfacing Output pada Arduino Uno

LED (Light Emitting Diode)


LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik
ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan
semikonduktor. Warna-warna cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis
bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah
yang tidak tampak oleh mata seperti pada remote control TV ataupun remote control
perangkat elektronik lainnya.
Bentuk LED mirip dengan sebuah bohlam (bola lampu) yang kecil dan dapat
dipasangkan dengan mudah ke dalam berbagai perangkat elektronika. Berbeda dengan
Lampu Pijar, LED tidak memerlukan pembakaran filamen sehingga tidak menimbulkan
panas dalam menghasilkan cahaya.  Oleh karena itu, saat ini LED yang bentuknya kecil telah
banyak digunakan sebagai lampu penerang dalam LCD TV yang mengganti lampu tube.
Bentuk fisik dan simbol LED ditunjukkan pada gambar 1.

Gambar 1. Bentuk fisik dan symbol LED

Prinsip Kerja LED


Prinsip kerja LED berdasarkan efek elektroluminesensi, di mana ketika diberikan
tegangan pada arah maju, LED akan menghasilkan cahaya. LED terdiri dari dua terminal,
yaitu anoda (terminal positif) dan katoda (terminal negatif). Ketika tegangan diterapkan pada
LED dengan cara yang benar, elektron-elektron akan bergabung dengan lubang-lubang dalam
bahan semikonduktor diode LED, dan proses rekomendasi ini akan menghasilkan emisi foton
cahaya.
Prinsip kerja ini memungkinkan LED untuk digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti
pencahayaan, indikator status, layar elektronik, dan banyak lagi. Keunggulan LED termasuk
konsumsi energi yang rendah, umur yang panjang, tahan terhadap guncangan, dan ukuran
yang kecil, membuatnya menjadi pilihan yang populer dalam banyak perangkat elektronik.

Polaritas LED 
Polaritas terminal Anoda (+) dan Katoda (-) pada LED dapat diketahui secara fisik
berdasarkan gambar 2.
Gambar 2. Polaritas terminal LED

Ciri-ciri terminal Anoda pada LED adalah kaki yang lebih panjang dan juga Lead
Frame yang lebih kecil. Sedangkan ciri-ciri Terminal Katoda adalah Kaki yang lebih pendek
dengan Lead Frame yang besar serta terletak di sisi yang Flat.

Koneksi LED dengan Arduino Uno


Simulasi menggunakan tools pada laman www.tinkercad.com. Silahkan mengunjungi
laman tersebut dan buat akun terlebih dahulu. (referensi pada youtube).
Setelah itu pilih design untuk circuit dan pada lembar kerja buat design skematik seperti pada
gambar 3 berikut.

Gambar 3. Sirkuit LED (Blink)

Mengendalikan LED dengan Arduino Uno


Pada fitur code, pilih sub menu teks dan buat sketch berikut:
Gambar 4. Sketch blink

Penjelasan:
1. Pertama, mendefinisikan pin yang akan digunakan untuk menghubungkan LED.
Dalam contoh ini, menggunakan pin 13 pada Arduino Uno.
2. Pada fungsi setup(), mengatur pin ledPin sebagai output dengan menggunakan
perintah pinMode(ledPin, OUTPUT).
3. Selanjutnya, pada fungsi loop(), menggunakan perintah digitalWrite() untuk
menghidupkan atau mematikan LED dengan memberikan sinyal HIGH (5V) atau
LOW (0V) ke pin ledPin.
4. Setelah memberikan sinyal HIGH, menggunakan fungsi delay(1000) untuk menunda
selama 1 detik sebelum melanjutkan ke perintah selanjutnya.
5. Kemudian, memberikan sinyal LOW dan kembali menunda selama 1 detik sebelum
mengulangi proses secara berulang (looping).
Pastikan telah menghubungkan LED dengan benar ke pin yang ditentukan (misalnya, pin 13
pada Arduino Uno) dan memiliki resistor yang sesuai jika diperlukan untuk melindungi LED
dari arus yang terlalu tinggi.

Lakukan modifikasi skematik seperti gambar 5 dan buat kendali LED layaknya traffic
light
Gambar 5. Skematik traffic light

Traffic light (lampu lalu lintas) adalah suatu sistem yang digunakan untuk mengatur lalu
lintas kendaraan di persimpangan jalan. Sistem ini terdiri dari tiga lampu yang memiliki
warna yang berbeda, yaitu merah (red), kuning (yellow), dan hijau (green). Prinsip kerja
traffic light adalah sebagai berikut:
1. Mode Standby:
 Lampu merah dihidupkan, memberikan sinyal untuk kendaraan di jalur yang
berlawanan untuk berhenti.
 Lampu kuning pada posisi mati.
2. Mode Persiapan untuk Berhenti:
 Lampu kuning dinyalakan setelah lampu hijau mati.
 Lampu kuning memberikan peringatan bahwa lampu merah akan segera menyala.
 Lampu merah pada posisi mati.
3. Mode Berhenti:
 Lampu merah dinyalakan, memberikan sinyal untuk kendaraan di jalur yang
berlawanan untuk berhenti.
 Lampu kuning pada posisi mati.
4. Mode Persiapan untuk Berjalan:
 Lampu kuning dinyalakan setelah lampu merah mati.
 Lampu kuning memberikan peringatan bahwa lampu hijau akan segera menyala.
 Lampu hijau pada posisi mati.
5. Mode Berjalan:
 Lampu hijau dinyalakan, memberikan sinyal untuk kendaraan di jalur yang sesuai
untuk melanjutkan perjalanan.
 Lampu kuning pada posisi mati.
 Lampu merah pada posisi mati.

Setelah mode berjalan, siklus akan kembali ke mode standby dengan mengulangi
Langkah 1-5. Waktu yang ditetapkan untuk masing-masing mode dapat bervariasi tergantung
pada kondisi lalu lintas dan peraturan yang berlaku di setiap persimpangan jalan.

Anda mungkin juga menyukai