2022
RANGKAIAN PENGONDISI SINYAL
1.1. Tujuan
Pada tugas kali ini, penguji menggunakan sensor LM35, Sensor LM35 adalah
sensor suhu yang terkemas dalam bentuk Integrated Circuit. Sensor suhu LM35
yang mempunyai 3 pin, pin 1 berfungsi sebagai sumber tegangan kerja dari LM35,
pin 2 atau kaki tengah digunakan sebagai tegangan keluaran atau Vout dengan
jangkauan kerja dari 0 Volt sampai dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi
sensor LM35 yang dapat digunakan antara 4 Volt sampai 30 Volt, pin 3 berfungsi
sebagai ground. Gambar 1 menunjukkan gambar sensor LM35.
Sensor ini mempunyai koefisien sebesar 10 mV/°C yang berarti bahwa setiap
kenaikan suhu 1°C maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV.
Gambar 2 Grafik kerja LM 35
1.1.3. LCD
Catatan : LCD yang digunakan pada Kalkulator dan Jam Tangan digital pada
umumnya menggunakan Cermin untuk memantulkan cahaya alami agar dapat
menghasilkan digit yang terlihat di layar. Sedangkan LCD yang lebih modern dan
berkekuatan tinggi seperti TV, Laptop dan Ponsel Pintar menggunakan lampu
Backlight (Lampu Latar Belakang) untuk menerangi piksel kristal cair. Lampu
Backlight tersebut pada umumnya berbentuk persegi panjang atau strip lampu
Flourescent atau Light Emitting Diode (LED).
Prinsip Kerja LCD (Liquid Crystal Display)
Sekedar mengingatkan pelajaran fisika kita mengenai cahaya putih, cahaya
putih adalah cahaya terdiri dari ratusan cahaya warna yang berbeda. Ratusan
warna cahaya tersebut akan terlihat apabila cahaya putih mengalami refleksi atau
perubahan arah sinar. Artinya, jika beda sudut refleksi maka berbeda pula warna
cahaya yang dihasilkan.
Jika ingin menghasilkan warna putih, maka kristal cair akan dibuka selebar-
lebarnya sehingga cahaya backlight yang berwarna putih dapat ditampilkan
sepenuhnya. Sebaliknya, apabila ingin menampilkan warna hitam, maka kristal
cair harus ditutup serapat-rapatnya sehingga tidak adalah cahaya backlight yang
dapat menembus. Dan apabila menginginkan warna lainnya, maka diperlukan
pengaturan sudut refleksi kristal cair yang bersangkutan.
1.1.4. OP AMP
Operational Amplifier atau lebih dikenal dengan istilah Op-Amp adalah salah
satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah
Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang
terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk menghasilkan
Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas. Dalam bahasa
Indonesia, Op-Amp atau Operational Amplifier sering disebut juga dengan
Penguat Operasional.
Op-Amp umumnya dikemas dalam bentuk IC, sebuah IC Op-Amp dapat
terdiri dari hanya 1 (satu) rangkaian Op-Amp atau bisa juga terdiri dari beberapa
rangkaian Op-Amp. Jumlah rangkaian Op-Amp dalam satu kemasan IC dapat
dibedakan menjadi Single Op-Amp, dual Op-Amp dan Quad Op-Amp. Ada juga
IC yang didalamnya terdapat rangkaian Op-Amp disamping rangkaian utama
lainnya.
Fungsi dari penguat non inverting kurang lebih sama dengan penguat
inverting hanya saja polaritas output yang dihasilkan sama dengan sinyal
inputnya. Keluaran sensor dan tranduser pada umumnya mempunyai tegangan
yang sangat kecil hingga mikro volt, sehingga diperlukan penguat dengan
impedansi masukan rendah. Rangkaian penguat non inverting akan menerima
arus atau tegangan dari tranduser sangat kecil dan akan membangkitkan arus atau
tegangan yang lebih besa
Pada gambar diatas terlihat rangkaian penguat tak membalik diberikan inpul
sinyal AC dengan tegangan 1 Vpp. Dari gambar sinyal input dan output diatas
terbukti bahwa rangkaian penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) diatas
memiliki output yang tegangannya 2 (dua) kali lebih besar dari sinyal input dan
memiliki fasa yang sama dengan sinyal input yang diberikan ke rangkaian
penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) tersebut.
1.1.6. Potensiometer
Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai
Resistansinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika
ataupun kebutuhan pemakainya. Potensiometer merupakan Keluarga Resistor yang
tergolong dalam Kategori Variable Resistor. Secara struktur, Potensiometer terdiri
dari 3 kaki Terminal dengan sebuah shaft atau tuas yang berfungsi sebagai
pengaturnya. Gambar dibawah ini menunjukan Struktur Internal Potensiometer
beserta bentuk dan Simbolnya.
Jenis-jenis Potensiometer
Berdasarkan bentuknya, Potensiometer dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
Fungsi-fungsi Potensiometer
Dengan kemampuan yang dapat mengubah resistansi atau hambatan,
Potensiometer sering digunakan dalam rangkaian atau peralatan Elektronika
dengan fungsi-fungsi sebagai berikut :
Sebagai pengatur Volume pada berbagai peralatan Audio/Video seperti
Amplifier, Tape Mobil, DVD Player.
Sebagai Pengatur Tegangan pada Rangkaian Power Supply
Sebagai Pembagi Tegangan
Aplikasi Switch TRIAC
Digunakan sebagai Joystick pada Tranduser
Sebagai Pengendali Level Sinyal
1.1.7. LED
Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen
elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan
tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan
semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada
jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan
sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada
Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.
Bentuk LED mirip dengan sebuah bohlam (bola lampu) yang kecil dan dapat
dipasangkan dengan mudah ke dalam berbagai perangkat elektronika. Berbeda
dengan Lampu Pijar, LED tidak memerlukan pembakaran filamen sehingga tidak
menimbulkan panas dalam menghasilkan cahaya. Oleh karena itu, saat ini LED
(Light Emitting Diode) yang bentuknya kecil telah banyak digunakan sebagai lampu
penerang dalam LCD TV yang mengganti lampu tube.
Simbol dan Bentuk LED (Light Emitting Diode)
Untuk mengetahui polaritas terminal Anoda (+) dan Katoda (-) pada LED. Kita dapat
melihatnya secara fisik berdasarkan gambar diatas. Ciri-ciri Terminal Anoda pada
LED adalah kaki yang lebih panjang dan juga Lead Frame yang lebih kecil.
Sedangkan ciri-ciri Terminal Katoda adalah Kaki yang lebih pendek dengan Lead
Frame yang besar serta terletak di sisi yang Flat.
Warna-warna LED (Light Emitting Diode)
Saat ini, LED telah memiliki beranekaragam warna, diantaranya seperti warna merah,
kuning, biru, putih, hijau, jingga dan infra merah. Keanekaragaman Warna pada LED
tersebut tergantung pada wavelength (panjang gelombang) dan senyawa
semikonduktor yang dipergunakannya. Berikut ini adalah Tabel Senyawa
Semikonduktor yang digunakan untuk menghasilkan variasi warna pada LED :
Bahan Semikonduktor Wavelength Warna
Merah 1,8V
Jingga 2,0V
Kuning 2,2V
Hijau 3,5V
Biru 3,6V
Putih 4,0V
ADC SIMULTAN
ADC Simultan atau biasa disebut flash converter atau parallel converter.
Input analog Vi yang akan diubah ke bentuk digital diberikan secara simultan
pada sisi + pada komparator tersebut, dan input pada sisi – tergantung pada
ukuran bit converter. Ketika Vi melebihi tegangan input – dari suatu komparator,
maka output komparator adalah high, sebaliknya akan memberikan output low.
Gambar 3. ADC Simulta
Bila Vref diset pada nilai 5 Volt, maka dari gambar 3 dapat didapatkan :
V(-) untuk C7 = Vref * (13/14) = 4,66
V(-) untuk C6 = Vref * (11/14) = 3,93
V(-) untuk C5 = Vref * (9/14) = 3,21
V(-) untuk C4 = Vref * (7/14) = 2,5
V(-) untuk C3 = Vref * (5/14) = 1,78
V(-) untuk C2 = Vref * (3/14) = 1,07
V(-) untuk C1 = Vref * (1/14) = 0,36
Misal :
Vin diberi sinyal analog 3 Volt, maka output dari C7=0, C6=0, C5=0, C4=1,
C3=1, C2=1,
C1=1, sehingga didapatkan output ADC yaitu 100 biner
Untuk sinyal clock ini dapat juga digunakan sinyal eksternal yang dihubungkan ke
pin CLK IN. ADC 0804 memiliki 8 output digital sehingga dapat langsung
dihubungkan dengan saluran data mikrokomputer. Input Chip Select (aktif LOW)
digunakan untuk mengaktifkan ADC 0804. Jika berlogika HIGH, ADC 0804 tidak
aktif (disable) dan semua output berada dalam keadaan impedansi tinggi. Input
Write atau Start Convertion digunakan untuk memulai proses konversi. Untuk itu
harus diberi pulsa logika 0. Sedangkan output interrupt atau end of convertion
menyatakan akhir konversi. Pada saat dimulai konversi, akan berubah ke logika 1.
Di akhir konversi akan kembali ke logika 0.
ADC ini relatif cepat dan mempunyai ukuran kecil. Keuntungan tambahan
adalah setiap cuplikan diubah dalam selang waktu yang sama tidak tergantung
pada arus masukan dan secara keseluruhan ditentukan oleh frekuensi yang
mengendalikan detak dan resolusi dari pengubah. Sebagai contoh, pengubah 8 bit
digunakan untuk menentukan arus logika setiap bit secara berurutan mulai dari bit
signifikan terbesar jika frekuensi detak 10 KHz, waktu pengubahan 8 x periode
detak = 8 x 0,1 mdetik. Jika frekuensi detak dinaikkan menjadi 1 MHz, waktu
pengubahan akan berkurang menjadi 8 udetik.
Kekurangan pengubahan jenis ini adalah mempunyai kekebalan rendah
terhadap derau dan diperlukan adanya pengubah digital ke analog yang tepat dan
pembanding dengan unjuk kerja yang tinggi,
Sebuah contoh diagram pin ADC 0804 adalah ditunjukkan pada gambar 7,
IC ADC 0804 adalah sebuah CMOS 8bit dan IC ADC ini bekerja dibawah 100 us.
Gambar 8 ditunjukkan sebuah pengetes rangkaian yang menggunakan IC ADC
0804 dimana input tegangan analog dimasukkan dengan mengatur potensio 10
Kohm yang dihubungkan dengan ground dan tegangan (+5 volt). Hasil dari ADC
adalah 1/255 (28 - 1) dari skala penuh tegangan 5 Volt. Untuk setiap penambahan
0,02 volt (1/255 x 5 volt = 0,02 volt ). Jika input analog diberi 0,1 volt maka
keluaran binernya = 0000 0101 ( 0,1 volt/0,02 volt = 5 maka binernya = 0000
0101 ).
Gambar 7. Pin ADC 0804 8bit
1.1.9. I2C
Inter Integrated Circuit atau sering disebut I2C adalah standar komunikasi
serial dua arah menggunakan dua saluran yang didisain khusus untuk mengirim
maupun menerima data. Sistem I2C terdiri dari saluran SCL (Serial Clock) dan
SDA (Serial Data) yang membawa informasi data antara I2C dengan
pengontrolnya. Piranti yang dihubungkan dengan sistem I2C Bus dapat
dioperasikan sebagai Master dan Slave. Master adalah piranti yang
memulai transfer data pada I2C Bus dengan membentuk sinyal Start,
mengakhiri transfer data dengan membentuk sinyal Stop, dan membangkitkan
sinyal clock. Slave adalah piranti yang dialamati master.
Sinyal Start merupakan sinyal untuk memulai semua perintah, didefinisikan
sebagai perubahan tegangan SDA dari “1” menjadi “0” pada saat SCL “1”.
Sinyal Stop merupakan sinyal untuk mengakhiri semua perintah, didefinisikan
sebagai perubahan tegangan SDA dari “0” menjadi “1” pada saat SCL “1”.
Sinyal dasar yang lain dalam I2C Bus adalah sinyal acknowledge yang
disimbolkan dengan ACK Setelah transfer data oleh master berhasil
diterima slave, slave akan menjawabnya dengan mengirim sinyal acknowledge,
yaitu dengan membuat SDA menjadi “0” selama siklus clock ke 9. Ini
menunjukkan bahwa Slave telah menerima 8 bit data dari Master
Dalam melakukan transfer data pada I2C Bus, kita harus mengikuti tata cara
yang telah ditetapkan yaitu:
Transfer data hanya dapat dilakukan ketika Bus tidak dalam keadaan
sibuk.
Selama proses transfer data, keadaan data pada SDA harus stabil selama
SCL dalam keadan tinggi. Keadaan perubahan “1” atau “0” pada SDA
hanya dapat dilakukan selama SCL dalam keadaan rendah. Jika terjadi
perubahan keadaan SDA pada saat SCL dalam keadaan tinggi, maka
perubahan itu dianggap sebagai sinyal Start atau sinyal Stop [7].
1.
1.1.
1.2.
1.3.
√
Rid = 2 x 106 Ω Rid x Ro 23.664,319
¿ ( ) ¿
2β 3,5
RO = 70 Ω
√
6 = 6761,234 Ω
1 2 x 10 x 70
β= ¿ ( )
1−2 Av 2 x 0,125 = 6K8 Ω (nilai standar)
1 = 23.664,319 Ω Atau 6K2 + 620
β=
1−2(−3,5) = 22K + 1K5 Ω (nilai standar) Atau 4k7 + 3k
= 0,125 Atau 1K6 Ω
¿ ( 23,5
6k 7
k
+1 )300 mV Vmaks = 90˚C x 10 mV / ˚C x 3,5= 3,15
Volt
¿ ( 3,5+1 ) 0,3V Penguatan 3,5x dengan Penguat Non-
Inverting, maka :
= 4,5 x 0,3 V
Rf optimal = 22k + 1k5 Ohm
= 1,35 Volt
Rin optimal = 4k7 + 3k Ohm
Praktikum Instrumentasi Industri
Pengkondisi Sinyal LM35 2022
void setup()
{
pinMode(LED1, OUTPUT);
pinMode(LED2, OUTPUT);
pinMode(sensor, INPUT);
lcd.begin(16, 2);
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("KEL. 4 PRAK.");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("INSTRUMEN ID.");
delay(1000);
lcd.clear();
Serial.begin(9600);
}
void loop()
{
KELOMPOK 4 28
Praktikum Instrumentasi Industri
Pengkondisi Sinyal LM35 2022
1 IC OP amp UA741CN 1
3 Resistor Ω /0.5Watt 1
4 Resistor Ω/0.5Watt 2
KELOMPOK 4 29
Praktikum Instrumentasi Industri
Pengkondisi Sinyal LM35 2022
10 Arduino UNO 1
1.
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
KELOMPOK 4 30
Praktikum Instrumentasi Industri
Pengkondisi Sinyal LM35 2022
KELOMPOK 4 31
Praktikum Instrumentasi Industri
Pengkondisi Sinyal LM35 2022
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
1.7.
Error
Suhu (°C) Pengujian (mV) Perhitungan (mV)
(%)
30 303 300 1
90 908 900 1
Rata-Rata 0.832%
KELOMPOK 4 32
Praktikum Instrumentasi Industri
Pengkondisi Sinyal LM35 2022
Suhu pembacaan
Suhu pembacaan LCD Error
No. termometer
(°C) (°C)
(°C)
1 25
2 30
3 35
4 40
5 45
6 50
7 55
8 60
9 65
10 70
11 75
12 80
13 85
14 90
Rata-rata
KELOMPOK 4 33
Praktikum Instrumentasi Industri
Pengkondisi Sinyal LM35 2022
Suhu pembacaan
Suhu pembacaan LCD Error
No. termometer
(°C) (°C)
(°C)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Rata-rata
1.8. Kesimpulan
Isi laporan :
KELOMPOK 4 34
Praktikum Instrumentasi Industri
Pengkondisi Sinyal LM35 2022
8. Kesimpulan
KELOMPOK 4 35