Anda di halaman 1dari 19

TUGAS PERBAIKAN NILAI PRAKTIK ELEKTRONIKA DASAR

OP-AMP SEBAGAI PEMBANGKIT GELOMBANG

Disusun Untuk Memperbaiki Nilai Akhir Mata Kuliah Praktikum Elektronika Dasar

Dosen : Eko Swi Damarwan, M.Pd.

OLEH.

Christianov Ardani Sulistyo (19518241006)

Sahara Wardani (19518241009)

Rahmad Majid Bintang (19518241016)

Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

2022

1
BAB I
PENDAHULUAN
Rangkaian

Operational Amplifier
    Operational Amplifier atau yang di singkat op-amp merupakan salah satu komponen
analog yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika.Aplikasi
op-amp yang paling sering dipakai antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter,
buffer, adder (penjumlah), integrator dan differensiator.

- Rangkaian Inverting 
   Rangkaian penguat inverting merupakan rangkaiaan elektronika yang berfungsi untuk
memperkuat dan membalik polaritas sinyal masukan. Jadi, ada tanda minus pada
rumus penguatannya. Penguatan inverting amplier adalah bisa lebih kecil nilai besaran
dari 1. Sebuah penguat pembalik menggunakan umpan balik negatif untuk membalik
dan menguatkan sebuah tegangan.
   Resistor Rf melewatkan sebagian sinyal keluaran kembali ke masukan. Karena
keluaran tak sefase sebesar 180 derajat, maka nilai keluaran tersebut secara efektif
mengurangi besar masukan. Rumus dan rangkaiaan inverting dideskripsikan sebagai
berikut :

2
- Rangkaian Non - Inverting

   Penguat non-inverting amplier merupakan kebalikan dari penguat inverting, dimana


input dimasukkan pada input non-inverting sehingga polaritas output akan sama
dengan polaritas input tapi memiliki penguatan yang tergantung dari besarnya
hambatan feedback dan hambatan input. Penguat ini memiliki masukan yang dibuat
melalui input non-inverting. Dengan demikian tegangan keluaran rangkaian ini akan
satu fasa dengan tegangan inputnya. Rumus dan rangkaiaan non-inverting
dideskripsikan sebagai berikut :

3
Banyak sistem elektronik menggunakan rangkaian yang mengubah energi DC menjadi berbagai
bentuk AC yang bermanfaat. Osilator, generator, lonceng elektronika termasuk kelompok
rangkaian ini. Pada penerima radio misalnya, isyarat DC diubah menjadi isyarat AC frekuensi-
tinggi. Osilator dapat dikelompokkan berdasarkan metode pengoperasiannya menjadi dua, yaitu
osilator balikan dan osilator relaksasi. Masing-masing kelompok memiliki keistimewaan
tersendiri. Pada osilator balikan, sebagian daya keluaran dikembalikan ke masukan yang
miasalnya dengan menggunakan rangkaian LC. Osilator biasanya dioperasikan pada frekuensi
tertentu. Osilator gelombang sinus biasanya termasuk kelompok osilator ini dengan frekuensi
operasi dari beberapa Hz sampai jutaan Hz. Osilator relaksasi merespon piranti elektronik
dimana akan bekerja pada selang waktu tertentu kemudian mati untuk periode waktu tertentu.
Kondisi pengoperasian ini berulang secara mandiri dan kontinu. Osilator ini biasanya merespon
proses pemuatan dan pengosongan jaringan RC atau RL. Osilator ini biasanya membangkitkan
isyarat gelombang kotak atau segitiga. Aplikasi osilator ini diantaranya pada generator penyapu
horizontal dan vertikal pada penerima TV. Osilator relaksasi dapat merespon aplikasi frekuensi-
rendah dengan sangat baik. Pada eksperimen ini akan kita pelajari salah satu osilator relaksasi.

orang pasti menginginkan seorang anak. Anak merupakan asset masa depan yang sangat
penting, kita harus mendidik anak anak kita agar mereka dapat bersikap baik dan berguna

4
bagi kedua orang tuanya dan orang lain. Dalam mendidik dan merawat anak diperlukan
pengawasan yang ketat. Terlebih jika anak kita masih bayi atau balita harus butuh
pengawasan yang sangat ketat. Tentu saja semua orang tidak ingin bayi mereka terkena
musibah. Orang tua pasti juga sibuk karena pekerjaan mereka masing-masing, sehingga
pengawasan terhadap bayi berkurang. Jika para orang tua menyewa para pengasuh bayi
maka mereka dapat bekerja dengan tenang, meskipun begitu kadang para pengasuh bayi
juga pasti memiliki kelalaian. Terkadang ketika sudah menidurkan bayi di tempat
tidurnya para orang tua atau pengasuh bayi langsung meninggalkan bayi untuk
melanjutkan pekerjaan mereka yang lain. Suhu di sekitar bayi juga dapat mempengaruhi
kondisi kesehatan si bayi. Jika terlalu dingin tidak baik dan jika terlalu panas juga tidak
baik bagi kesehatan si bayi. Maka dari itu alat ini berfungsi sebagai peringatan untuk
menjaga suhu ruangan si bayi dan mengecek apakah bayi atau balita masih di tempat
tidurnya atau tidak.

Kata Kunci : Anak, peringatan kepada orang tua terhadap bayinya

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Arduino Uno
Arduino Uno adalah board mikrokontroler berbasis ATmega328 (datasheet). Memiliki 14
pin input dari output digital dimana 6 pin input tersebut dapat digunakan sebagai output

5
PWM dan 6 pin input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power, ICSP
header, dan tombol reset.

Gambar 1. Arduino Uno

B. Liquid Crystal Display


LCD 16×2 (Liquid Crystal Display) merupakan modul penampil data yang
mepergunakan kristal cair sebagai bahan untuk penampil data yang berupa tulisan

6
maupun gambar. Pengaplikasian pada kehidupan sehari – hari yang mudah dijumpai
antara lain pada kalkulator, gamebot, televisi, atau pun layar computer.
Adapun fitur – fitur yang tersedia antara lain
 Terdiri dari 16 kolom dan 2 baris
 Dilengkapi dengan back light
 Mempunyai 192 karakter tersimpan
 Dapat dialamati dengan mode 4-bit dan 8-bit
 Terdapat karakter generator terprogram

Gambar 2. LCD

C. Sensor PIR (passive infra red)


Sensor PIR atau disebut juga dengan Passive Infra Red merupakan sensor yang
digunakan untuk mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah dari suatu object. Sesuai
dengan namanya sensor PIR bersifat pasif, yang berarti sensor ini tidak memancarkan
sinar infra merah melainkan hanya dapat menerima radiasi sinar infra merah dari luar.
Sensor PIR dapat mendeteksi radiasi dari berbagai objek dan karena semua objek
memancarkan energi radiasi, sebagai contoh ketika terdeteksi sebuah gerakan dari
sumber infra merah dengan suhu tertentu yaitu manusia mencoba melewati sumber infra
merah yang lain misal dinding, maka sensor akan membandingkan pancaran infra merah

7
yang diterima setiap satuan waktu, sehingga jika ada pergerakan maka akan terjadi
perubahan pembacaan pada sensor.
Sensor PIR terdiri dari beberapa bagian yaitu, Lensa Fresnel, Penyaring Infra Merah,
Sensor Pyroelektrik, Penguat Amplifier, Komparator.

Gambar 3. Sensor PIR

D. Sensor Suhu LM35


Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah
besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. LM35 memiliki keakuratan
tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain,
LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi
sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak
memerlukan penyetelan lanjutan. Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt
akan tetapi yang diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt.
Berikut ini adalah karakteristik dari sensor LM35:
 Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10
mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
 Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC
 Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
 Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.

8
 Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
 Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada
udara diam.
 Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
 Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.

Gambar 4. LM35

E. Buzzer
Buzzer adalah komponen elektronika yang dapat menghasilkan getaran suara dalam
bentuk gelombang bunyi. Buzzer lebih sering digunakan karena ukuran penggunaan
dayanya yang minim. Prinsip kerja buzzer adalah sangat sederhana. Ketika suatu aliran
listrik mengalir ke rangkaian buzzer, maka terjadi pergerakan mekanis
pada buzzer tersebut. Akibatnya terjadi perubahan energi dari energi listrik menjadi
energi suara yang dapat didengar oleh manusia.
Jenis2 buzzer pada rangkaian Arduino berdasarkan bunyinya terbagi atas dua, yaitu:
 Active Buzzer
yaitu buzzer yang sudah memiliki suaranya sendiri saat diberikan tegangan
listrik. Buzzer aktif Arduino jenis ini seringkali juga disebut buzzer stand
alone atau berdiri sendiri.
 Passive Buzzer
yaitu buzzer  yang tak memiliki suara sendiri. Buzzer jenis ini sangat cocok
dipadukan dengan Arduino karena kita bisa memprogram tinggi rendah nadanya.
Salah satu contohnya adalah speaker.

9
Gambar 4. Buzzer

BAB III
RANCANGAN ALAT
A. Flowchart

Start

10
Sensor suhu
mendeteksi

Sensor PIR
mendeteksi

Data sensor
diterima Arduino
lalu diproses
suhu suhu tidak
suhu tidak
normal dan normal
normal dan
tidak ada dan tidak
ada bayi
suhu bayi ada bayi
normal dan
ada bayi

LED merah
LED kuning,
dan buzzer LED merah,
hijau, dan
1 nyala LED hijau kuning, dan
buzzer 2
menyala nyala semua buzzer
menyala

END

B. Alat
1) Laptop yang sudah diinstal software Arduino ide
2) Solder
C. Bahan
1) Arduino Uno
2) Sensor LM35
3) Sensor PIR
4) Kabel Penghubung

11
5) Tenol
6) Resistor 100 ohm x 3
7) Buzzer x 2
8) LCD Display 16 x 2
9) LED hijau, merah, kuning
D. Desain ALat

E. Skematik Rangkaian

F. Program
/* Rahmad Majid Bintang Fajar
19518241016
*/
#include <LiquidCrystal.h>

12
#define temppin A5
#define buzz 3
#define speak 5
#define ledmerah 2
#define ledhijau 1
#define ledkuning 6
#define pinPIR 4
LiquidCrystal lcd(13, 12, 11, 10, 9, 8);
int value;
float temperatur;

void setup() {
lcd.begin(16, 2);
pinMode(pinPIR, INPUT);
pinMode(buzz, OUTPUT);
pinMode(speak, OUTPUT);
pinMode(ledmerah, OUTPUT);
pinMode(ledhijau, OUTPUT);
pinMode(ledkuning, OUTPUT);
}

void loop() {
value = digitalRead(pinPIR);
temperatur = analogRead(temppin); //membaca nilai adc sensor
temperatur = (temperatur/1024)*5000; //konversi data analog ke milivolt
temperatur = (temperatur/10); //konversi ke dalam celcius dengan persamaan 1
derajat/10 milivolt
lcd.setCursor(0,0); // atur di kolom 0 dan baris 0 pada lcd
lcd.print("Suhu=");
lcd.print((byte)temperatur); //tampilkan hasil operasi temperatur ke lcd
lcd.print(" C ");

13
if (temperatur <= 18)
{
digitalWrite(ledhijau, LOW);
digitalWrite(ledmerah, HIGH);
digitalWrite(buzz, HIGH);
lcd.setCursor(7,1);
lcd.print("BAHAYA"); }

else if (temperatur <= 28)


{
digitalWrite(ledhijau, HIGH);
digitalWrite(ledmerah, LOW);
digitalWrite(buzz, LOW);
lcd.setCursor(7,1);
lcd.print("AMAN "); }

else if (temperatur >= 28)


{
digitalWrite(ledhijau, LOW);
digitalWrite(ledmerah, HIGH);
digitalWrite(buzz, HIGH);
lcd.setCursor(7,1);
lcd.print("BAHAYA"); }

if (value == HIGH)
{
digitalWrite(ledkuning, LOW);
digitalWrite(speak, LOW);}

else if (value == LOW)


{

14
digitalWrite(ledkuning, HIGH);
digitalWrite(speak, HIGH);}
}

BAB IV
HASIL UJI COBA
A. Petunjuk Penggunaan Alat
Cara menggunakan atau menguji alat ini adalah dengan cara kita menidurkan bayi kita di
tempat tidur bayi yang sudah terpasang alat ini. Kemudian jika suhu ruangan diantara 18
sampai 28 derajat celcius maka lcd akan menampilkan suhu terkini dan tulisan “AMAN”.
Jika suhu lebih rendah dari 18 oC atau lebih tinggi dari 28 oC maka buzzer akan berbunyi
dan lampu led merah akan menyala dan lcd menampilkan tulisan “BAHAYA”. Jika bayi
tiba-tiba tidak ada di tempat tidur maka buzzer ke 2 akan menyala dan led kuning akan
menyala.

15
B. Hasil Uji Coba Alat
1. Kondisi 1 : Bayi berada di ranjang bayi dan suhu di sekitar normal
 Lampu LED hijau menyala dan Layar LCD menampilkan suhu normal (18 oC - 28
o
C) dan tulisan “AMAN”

2. Kondisi 2 : Bayi berada di ranjang bayi, suhu tidak normal (dibawah 18 oC atau diatas
28 oC)
 Lampu LED merah menyala, Buzzer 1 menyala, dan layar LCD menampilkan
suhu saat ini dan “BAHAYA”

16
3. Kondisi 3 : Bayi tidak ada di ranjang bayi, suhu di sekitar normal
 Lampu LED hijau menyala dan Layar LCD menampilkan suhu normal (18 oC - 28
o
C) dan tulisan “AMAN”
 Lampu LED kuning menyala dan buzzer 2 menyala yang menandakan bayi tidak
ada di ranjang

4. Kondisi 4 : Bayi tidak ada di ranjang bayi, suhu tidak normal (dibawah 18 oC atau
diatas 28 oC)
 Lampu LED merah menyala, Buzzer 1 menyala, dan layar LCD menampilkan
suhu saat ini dan “BAHAYA”
 Lampu LED kuning menyala dan buzzer 2 menyala yang menandakan bayi tidak
ada di ranjang

17
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari penelitian ini dapat disimpulkan :
1. Penentuan letak sensor menjadi hal yang sangat penting agar alat bisa bekerja dengan
maksimal.
2. Dalam pembuatan program sangat dibutuhkan ketelitian agar tidak terjadi error.
3. Alat digunakan saat bayi berada di ranjang jika sudah tidak digunakan sebaiknya
dimatikan.

18
Dengan hadirnya alat ini diharapkan para orang tua sudah tidak perlu terlalu khawatir
dengan bayi mereka. Karena dengan hadirnya alat ini membantu orang tua untuk
memudahkan memantau kondisi bayi mereka.

B. KETERBATASAN ALAT
Alat ini bisa membantu mengatasi masalah ke khawatiran orang tua saat bayi mereka
sedang tidur di ranjang bayi. Namun masih ada beberapa keterbatasan yaitu :
1. Buzzer akan berbunyi terus menerus jika sensor tidak mendeteksi adanya orang atau
bayi diatas ranjang, maka alat perlu dimatikan jika sudah tidak digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

- https://static.rapidonline.com/catalogueimages/product/35/00/s35-0048p01wl.jpg
- https://images.tokopedia.net/img/cache/700/product-
1/2017/2/22/3060261/3060261_ff0dce7d-9372-407e-9459-a28cb91f4724_600_600.jpg
- https://cf.shopee.co.id/file/028d7bb37a5a38d6889157f80b121402
- https://www.kibrispdr.org/data/gambar-ranjang-bayi-27.jpg

19

Anda mungkin juga menyukai