Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL

JUDUL PROGRAM

Diusulkan oleh:

Fanny Fujiawan 171354010

Aldi Lugina 171354004

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

BANDUNG

2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Seiring perkembangan zaman, banyak cara untuk menampilkan waktu, tidak terbatas
hanya pada jam analog atau jam digital yang sering dijual di pasaran. Salah satu contohnya
adalah propeller clock, dimana prinsip dari jam ini adalah dengan memutar sebaris LED yang
dipasang berderet di atas sebuah papan PCB dengan kecepatan tinggi sehingga menghasilkan
suatu efek persistence of vision dimana mata kita seolah-olah melihat gambaran dari suatu
jam.
Propeller clock merupakan teknik penampil atau clock dari efek pancaran cahaya LED
yang ditimbulkan dari putaran motor yang cepat. Teknik ini memanfaatkan kedipan LED
yang cepat dan bergantian hingga pada kecepatan tertentu dapat membentuk suatu karakter
huruf, angka dan simbol sesuai dengan keinginan pengguna. Penggunaan teknik ini membuat
propeller clock mampu menghemat banyaknya LED yang digunakan. Untuk membentuk
sebuah karakter alat ini hanya membutuhkan 5 buah LED.
Persistence Of Vision (POV) merupakan teori yang digunakan dalam propeller clock.
Peter Mark Reget merupakan seorang ilmuan yang meneliti tentang kemampuan mata
manusia dalam menangkap gerak, kemudian dinamakan dengan Persistence Of Vision (POV).
Persistence Of Vision ini menjadi dasar kemampuan mata manusia menangkap gambar.
Ketika sebuah seri gambar yang tersusun secara rapi dan ditampilkan secara sekilas dan
berurutan, maka efek yang timbul pada otak manusia adalah seri gambar tersebut terlihat
hidup.

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan uraian umum yang telah dijelaskan dibagian latar belakang maka
rumusan masalahnya adalah : Bagaimana membuat sebuah alat clock berbasiskan
mikrokontroler yang dapat menampilkan berbagai karakter huruf, angka dan simbol yang
terlihat menarik dengan prinsip POV (Persistence Of Vision).

1.3. Batasan Masalah


Untuk mencapai sasaran dan tujuan yang diinginkan dalam penelitian, maka
permasalahan yang akan dibatasi adalah sebagai berikut :
a) Membahas pembuatan propeller clock.
b) Membahas penggunaan mikrokontroler sebagai pengontrol input dan output propeller
clock.
c) Membahas teknik untuk menampilkan berbagai karakter dalam propeller clock.
d) Membahas penggunaan optocoupler sebagai interupt external pada propeller clock.

1.4. Tujuan

Tujuan dari pembuatan projek ini adalah : Merancang sebuah alat clock berbasiskan
mikrokontroler yang dapat menampilkan berbagai karakter huruf, angka dan simbol
dengan prinsip POV (Persistence Of Vision), sehingga dapat menghemat pengguanan
jumlah LED dan terlihat menarik.

1.5. Manfaat
Adapun manfaat yang diberikan pada projek ini adalah sebagai berikut:
a. Perancangan ini dapat dijadikan pilihan dalam memilih alat clock yang menarik.
b. Perancangan ini dapat menghemat penggunaan jumlah LED yang cukup banyak
dibandingkan dengan penggunaan LED pada alat display konvensional.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Propeller display merupakan teknik penampil atau display dari efek


pancaran cahaya LED yang ditimbulkan dari putaran motor yang cepat.
Teknik ini memanfaatkan kedipan LED yang cepat dan bergantian hingga
pada kecepatan tertentu dapat membentuk suatu karakter huruf, angka
dan simbol sesuai dengan keinginan pengguna. Penggunaan teknik ini
membuat propeller display mampu menghemat banyaknya LED yang
digunakan. Untuk membentuk sebuah karakter 5x7, alat ini membutuhkan
7 buah LED. Apabila hendak menampilkan 40 karakter dalam sekali
tampil, alat ini tetap hanya menggunakan 7 buah LED. Jumlah yang sangat
sedikit bila dibandingkan dengan dot matrik yang harus menggunakan
1.400 buah LED.

2.1 Light Emitting Diode


Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah
komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik
ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga dioda yang
terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang
dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang
dipergunakannya.

Gambar Simbol LED

Warna-warna LED (Light Emitting Diode)


Saat ini, LED telah memiliki beranekaragam warna,
diantaranya seperti warna merah, kuning, biru, putih, hijau, jingga
dan infra merah. Keanekaragaman Warna pada LED tersebut
tergantung pada wavelength (panjang gelombang) dan senyawa
semikonduktor yang dipergunakannya. Berikut ini adalah Tabel
Senyawa Semikonduktor yang digunakan untuk menghasilkan
variasi warna pada LED :
Tabel warna LED terhadap bahan pembentuknya
Wavelengt
Bahan Semikonduktor Warna
h
Gallium Arsenide (GaAs) 850-940nm Infra Merah
Gallium Arsenide Phosphide (GaAsP) 630-660nm Merah
Gallium Arsenide Phosphide (GaAsP) 605-620nm Jingga
Gallium Arsenide Phosphide Nitride
585-595nm Kuning
(GaAsP:N)
Aluminium Gallium Phosphide (AlGaP) 550-570nm Hijau
Silicon Carbide (SiC) 430-505nm Biru
Gallium Indium Nitride (GaInN) 450nm Putih

2.2 Motor DC
Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang
mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion).
Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti
namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus
searah atau DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya. Motor
Listrik DC ini biasanya digunakan pada perangkat-perangkat Elektronik
dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC seperti Vibrator Ponsel,
Kipas DC dan Bor Listrik DC.

Gambar simbol dan bentuk fisik motor DC

2.3 Sensor Hall Effect


Sensor Efek Hall atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Hall
Effect Sensor adalah komponen jenis transduser yang dapat mengubah
informasi magnetik menjadi sinyal listrik untuk pemrosesan rangkaian
elektronik selanjutnya. Sensor Efek Hall ini sering digunakan sebagai
sensor untuk mendeteksi kedekatan (proximity), mendeteksi posisi
(positioning), mendeteksi kecepatan (speed), mendeteksi pergerakan arah
(directional) dan mendeteksi arus listrik (current sensing).

Gambar simbol dan bentuk fisik sensor efek hall

Prinsip kerja sensor efek hall


Sensor Efek Hall pada dasarnya terdiri dari potongan tipis
semikonduktor yang bertipe P dengan bentuk persegi panjang.
Bahan semikonduktor yang digunakan biasanya adalah  gallium
arsenide (GaAs), indium antimonide (InSb),indium phosphide (InP)
atau indium arsenide (InAs). Potongan tipis semikonduktor tersebut
dilewati oleh arus listrik secara berkesinambungan (terus-menerus).
Ketika didekatkan dengan medan magnet atau ditempatkan pada
lokasi yang bermedan magnet, garis fluks magnetik akan
menggunakan gaya pada semikonduktor tersebut untuk
mengalihkan muatan pembawa (elektron dan holes) ke kedua sisi
pelat semikonduktor. Gerakan pembawa muatan ini merupakan hasil
dari gaya magnet yang melewati semikonduktor tersebut.
Karena Elektron dan Holes bergerak masing-masing ke kedua
sisi semikonduktor, maka akan timbul perbedaan potensial diantara
kedua sisi tersebut. Pergerakan elektron yang melalui bahan
semikonduktor ini dipengaruhi oleh adanya medan magnet eksternal
pada sudut atau posisi yang benar. Bentuk yang terbaik agar
mendapatkan sudut atau posisi yang tepat adalah menggunakan
bentuk persegi panjang yang pipih (Flat Rectangular) pada
komponen Sensor Hall Effect ini.
Peristiwa berbelok atau beralihnya aliran listrik (elektron)
dalam pelat konduktor karena pengaruh medan magnet ini disebut
dengan Efek Hall (Hall Effect). Efek Hall ini ditemukan oleh Dr. Edwin
Hall pada tahun 1879. Untuk dapat menghasilkan perbedaan
potensial diseluruh perangkat, garis fluks magnetik harus tegak
lurus (90 derajat) terhadap aliran listrik dengan kutub yang benar.
Nama “Hall” ini diambil dari nama penemu efek ini yaitu Dr. Edwin
Hall. Dasar dari prinsip kerja Efek Hall ini adalah gaya Lorentz yaitu
gaya yang ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak dalam
suatu medan magnet (B).

2.4 Mikrokontroler Atmega 328

ATMega328 adalah mikrokontroller keluaran dari atmel yang mempunyai arsitektur


RISC (Reduce Instruction Set Computer) yang dimana setiap proses eksekusi data lebih cepat
dari pada arsitektur CISC (Completed Instruction Set Computer). ATMega328 memiliki
beberapa fitur antara lain :

1. 130 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus clock.
2. 2.32x 8-bit register serba guna.
3. Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan clock 16 MHz.
4. 32 KB Flash memory dan pada arduino memiliki bootloader yang menggunakan 2 KB
dari flash memori sebagai bootloader.
5. Memiliki EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory)
sebesar 1KB sebagai tempat penyimpanan data semi permanent karena EEPROM
tetap dapat menyimpan data meskipun catu daya dimatikan.
6. Memiliki SRAM (Static Random Access Memory) sebesar 2KB.
7. Memiliki pin I/O digital sebanyak 14 pin 6 diantaranya PWM (Pulse Width
Modulation) output.
8. Master / Slave SPI Serial interface.

Mikrokontroller ATmega 328 memiliki arsitektur Harvard, yaitu memisahkan memori


untuk kode program dan memori untuk data sehingga dapat memaksimalkan kerja dan
parallelism. Instruksi – instruksi dalam memori program dieksekusi dalam satu alur tunggal,
dimana pada saat satu instruksi dikerjakan instruksi berikutnya sudah diambil dari memori
program.

Konsep inilah yang memungkinkan instruksi – instruksi dapat dieksekusi dalam setiap
satu siklus clock. 32 x 8-bit register serba guna digunakan untuk mendukung operasi pada
ALU (Arithmatic Logic unit) yang dapat dilakukan dalam satu siklus. 6 dari register
serbaguna ini dapat digunakan sebagai 3 buah register pointer 16-bit pada mode pengalamatan
tidak langsung untuk mengambil data pada ruang memori data Ketiga register pointer 16-bit
ini disebut dengan register X ( gabungan R26 dan R27 ), register Y ( gabungan R28 dan
R29 ), dan register Z ( gabungan R30 dan R31 ). Hampir semua instruksi AVR memiliki
format 16-bit. Setiap alamat memori program terdiri dari instruksi 16- bit atau 32-bit. Selain
register serba guna di atas, terdapat register lain yang terpetakan dengan teknik memory
mapped I/O selebar 64 byte. Beberapa register ini digunakan untuk fungsi khusus antara lain
sebagai register control Timer/ Counter, Interupsi, ADC, USART, SPI, EEPROM, dan fungsi
I/O lainnya. Register – register ini menempati memori pada alamat 0x20h – 0x5Fh.

Berikut ini adalah tampilan architecture ATmega 328 :

2.4.1 konfigurasi pin atmega 328


BAB III
METODE

3.1 Perancangan Sistem

Secara umum sistem ini dirancang dengan menggunakan sebuah mikrokontroller


untuk mengendalikan sistem.sistem yang dirancang menggunakan LED yang disusun secara
berurutan dan diputar dengan menggunakan sebuah motor DC untuk menampilkan tampilan
waktu dengan menerapkan prinsip persistance of vision.

Prinsip kerja dari sistem ini adalah dengan memutar sebaris LED yang dipasang
berurutan dengan kecepatan tinggi. Efek yang dihasilkan dirasakan secara keseluruhan oleh
mata manusia... seperti gambar contoh di bawah ini
Efek dari sistem persistance of vision

3.1.1skematik
3.1.2 desain mekanik

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Rancangan Anggaran Biaya

Material Pemakaian Kuantitas Harga Satuan Jumlah

battery Komponen 1 12.000 12.000

switch Komponen 1 2.000 2.000

Led Komponen 15 1.000 15.000

POWER PLUG Komponen 1 2.000 2.000

DIODA Komponen 4 2.000 2.000

7805 Komponen 1 3.000 3.000

Motor DC + gear box Komponen 1 25.000 25.000

SLIDING SWITCH Komponen 1 5.000 5.000

atmega328 + Komponen 1 75.000 75.000


SOCKET

crystal 16MHz Komponen 1 2.000 2.000

kapasitor 33 pF Komponen 2 2.00 4.00

PCB + jasa Komponen 1 150.000 150.000

RESISTOR Komponen 25 100 2.500

A3144 SENSOR Komponen 1 10.000 10.000


HALL

Subtotal (Rp) 305.900


Jadwal Kegiatan Pengerjaan

NO AGENDA Bulan

1 2 3 4

1 Studi Literatu

2 Perencanaan

3 Perancangan desain

4 Pembelian alat dan bahan

5 Pembuatan projek mekanik

6 Pembuatan Program

7 Pengujian alat

8 Evaluasi Hasil

9 Persentasi

Anda mungkin juga menyukai