Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL FINAL PROJECT ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK FISIKA FTI-ITS SEMESTER GENAP 2013/2014 SISTEM PENGUKURAN KECEPATAN MOTOR

DC DENGAN SENSOR PHOTODIODA

Disusun Oleh: Kelompok 4 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Nasrul Haq Al Masbi Putri Adenary C. Mariesta Arianti Gigis Kintan M. Ramadhania K Muhammad Yudha Y. Muhammad Rizal Zulmi Dwi Ganef Janesa Gigih Edi Saputra (2411 100 009) (2411 100 012) (2411 100 021) (2411 100 036) (2411 100 047) (2411 100 061) (2411 100 065) (2411 100 066) (2411 100 069) 10. Prama Eko Wicaksono 11. Siti Sulikhah 12. Riza Taufiqur Rohman 13. Enrico Kevin Gonawan 14. M. Ikhlasul Amal F.R. 15. Nur Abdillah Siddiq 16. Biga Arisandi 17. Hendra Irawan 18. Mesawati Pitartyanti (2411 100 071) (2411 100 074) (2411 100 077) (2411 100 079) (2411 100 080) (2411 100 081) (2411 100 082) (2411 100 089) (2411 100 129)

Asisten Pembimbing: M. Hafiez Yuda (2410 100 075) Herny Ariesta B. (2410 100 093)

JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL FINAL PROJECT ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK FISIKA FTI-ITS SEMESTER GENAP 2013/2014 a. Judul : Sistem Pengukuran Kecepatan Motor DC dengan Sensor Photodioda

b. Ketua Kelompok Nama NRP Jangka waktu c. Asisten Pembimbing

: Hendra Irawan : 2411 100 089 : 2 minggu : 1. Herny Ariesta B. 2. M. Hafiez Yuda (2410 100 093) (2410 100 075)

d. Usulan proposal ke : 1

Surabaya, 3 Mei 2013 Asisten Pembimbing Ketua Kelompok

M. Hafiez Yuda NRP. 2410 100 075

Hendra Irawan NRP. 2411 100 089

Koordinator Praktikum Elektronika

Koordinator Final Project

Evan Tysmayudanto Gunawan NRP. 2410 100 079

Susilo NRP. 2410 100 053

I. Judul Sistem Pengukuran Kecepatan Motor DC dengan Sensor Photodioda II. Asisten Pembimbing a. Herny Ariesta B. b. M. Hafiez Yuda III. Latar Belakang Motor DC merupakan actuator yang sangat lazim digunakan di dunia industry. Alasannya adalah karena sistem tenaga listrik DC masih umum digunakan pada industry, automobile, dan robotika. Kemudian selain itu, meskipun tidak ada sumber tenaga listrik DC, rangkaian penyearah dan chopper dapat digunakan untuk menghasilkan sumber listrik DC yang diinginkan. Motor DC juga digunakan karena kebutuhan akan variasi kecepatan motor yang lebar. Maka dari itulah perlu diteliti kembali untuk mengukur kecepetan dari motor DC ini. Dengan melihat kemudahan-kemudahan dan minatnya public terhadap pemakaian motor DC di dunia industry, maka praktikan berniat membuat final project ini. Selain itu, dari final project ini bisa didapatkan pemahaman mengenai prinsip kerja sensor fotodioda pada sistem pengukuran kecepatan motor DC, langkah-langkah detail untuk mendapatkan berapa kecepatan dari motor DC itu sendiri dengan menggunakan sensor fotodioda, serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. IV. Permasalahan Adapun permasalahan yang dihadapi dalam perancangan sistem pengukuran kecepatan motor DC dengan sensor photodioda adalah sebagai berikut: a. Bagaimana prinsip kerja dari sensor fotodioda pada pengukuran kecepatan motor DC? b. Bagaimana cara membuat alat pengukuran kecepatan motor DC dengan menggunakan sensor photodiode? c. Bagaimana langkah-langkah untuk mendapatkan nilai pengukuran kecepatan pada motor DC dengan menggunakan sensor fotodioda? V. Tujuan Tujuan dari perancangan sistem pengukuran kecepatan motor DC dengan sensor photodioda ini adalah sebagai berikut: a. Mengetahui prinsip kerja fotodioda pada sistem pengukuran kecepatan motor DC b. Memahami pembuatan alat pengukuran kecepatan motor DC dengan menggunakan sensor photodioda c. Mengetahui langkah-langkah pengukuran kecepatan pada motor DC dengan menggunakan sensor fotodioda VI. Batasan Masalah Sementara untuk batasan masalah dalam pengerjaan final project ini antara lain: a. Sensor cahaya yang digunakan adalah sensor Photodioda b. Sumber sinar yang digunakan untuk sensor adalah IR LED

(2410 100 093) (2410 100 075)

c. Pembanding masukan analod dengan tegangan referensi (Vreff) yang digunakan Komparator

d. Pemasangan sensor yang akan digunakan harus tegak lurus dengan roda e. Jarak roda dengan rangkaian IR Laser dan Photodioda tidak lebih dari 1cm f. Untuk menguji kecepatan alat, digunakan pembanding, yaitu stroboscop VII.Tinjauan Pustaka a. MIKROKONTROLLER ATMEGA 16 Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer lengkap dalam satu serpih (chip). Mikrokontroler lebih dari sekedar sebuah mikroprosesor karena sudah terdapat atau berisikan ROM (Read-Only Memory), RAM (Read-Write Memory), beberapa bandar masukan maupun keluaran, dan beberapa peripheral seperti pencacah/pewaktu, ADC (Analog to Digital converter), DAC (Digital to Analog converter) dan serial komunikasi. Salah satu mikrokontroler yang banyak digunakan saat ini yaitu mikrokontroler AVR. AVR adalah mikrokontroler RISC (Reduce Instuction Set Compute) 8 bit berdasarkan arsitektur Harvard. Secara umum mikrokontroler AVR dapat dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu keluarga AT90Sxx, ATMega dan ATtiny. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fiturnya Seperti mikroprosesor pada umumnya, secara internal mikrokontroler ATMega16 terdiri atas unitunit fungsionalnya Arithmetic and Logical Unit (ALU), himpunan register kerja, register dan dekoder instruksi, dan pewaktu beserta komponen kendali lainnya. Berbeda dengan mikroprosesor, mikrokontroler menyediakan memori dalam serpih yang sama dengen prosesornya (in chip). Mikrokontroler ini menggunakan arsitektur Harvard yang memisahkan memori program dari memori data, baik bus alamat maupun bus data, sehingga pengaksesan program dan data dapat dilakukan secara bersamaan (concurrent). Secara garis besar mikrokontroler ATMega16 terdiri dari : 1. Arsitektur RISC dengan throughput mencapai 16 MIPS pada frekuensi 16Mhz. 2. Memiliki kapasitas Flash memori 16Kbyte, EEPROM 512 Byte, dan SRAM 1Kbyte 3. Saluran I/O 32 buah, yaitu Bandar A, Bandar B, Bandar C, dan Bandar D. 4. CPU yang terdiri dari 32 buah register.

5. 6. 7.

User interupsi internal dan eksternal Bandar antarmuka SPI dan Bandar USART sebagai komunikasi serial Fitur Peripheral Dua buah 8-bit timer/counter dengan prescaler terpisah dan mode compare Satu buah 16-bit timer/counter dengan prescaler terpisah, mode compare, dan mode capture Real time counter dengan osilator tersendiri Empat kanal PWM dan Antarmuka komparator analog 8 kanal, 10 bit ADC Byte-oriented Two-wire Serial Interface Watchdog timer dengan osilator internal

Gambar 1. Blok diagram ATMEGA 16[1] Konfigurasi pena (pin) mikrokontroler Atmega16 dengan kemasan 40- pena dapat dilihat pada Gambar 2.2. Dari gambar tersebut dapat terlihat ATMega16 memiliki 8 pena untuk masing-masing bandar A (Port A), bandar B (Port B), bandar C (Port C), dan bandar D (Port D).

Gambar 2. Pin pin ATMEGA 16[1] b. KOMPARATOR Rangkaian komparator adalah rangkaian untukmembandingkan tegangan input analog. Rangkaian komparator ini dapat kita rangkai menggunakan Vreff yang di hubungkan ke V Supply, kemudian kedua resistor di gunakan sebagai pembagi tegangan, sehingga nilai tegangan yang di hasilkan dari komparator Op-Amp adalah semakin besar. Komparator Op-Amp akan membandingkan nilai tegangan pada kedua tegangan, apabila sebuah tegangan (-) lebih besar dari tegangan masukan (+) maka keluaran Op-Amp akan menjadi sama v Supply. Untuk Op-Amp yang sesuai dengan pemakaian pada rangkaian Op-Amp untuk komparator biasanya menggunakan op-amp dengan tipe LM339 yang banbyak di pasaran.

Gambar 3. Rangkaian Komparator[2]

c. TIMER COUNTER Pada dasarnya, Timer/Counter merupakan seperangkat pencacah (counter) biner yang terhubung langsung ke saluran data mikrokontroler, sehingga mikrokontroler bisa membaca kondisi pencacah dan bila diperlukan mikrokontroler dapat pula merubah kondisi pencacah tersebut. Seperti layaknya pencacah biner, saat sinyal detak (clock) yang diberikan sudah melebihi kapasitas pencacah, maka pencacah akan memberikan sinyal overflow atau limpahan. Sinyal overflow ini merupakan suatu hal yang penting dalam pemakaian Timer/Counter. Terjadinya overflow ini akan dicatat dalam suatu register tertentu. Konsep dasar Timer/Counter ditampilkan dalam bentuk blok diagram di bawah ini:

Gambar 4. Konsep Kerja Timer/Counter[2] Sinyal detak yang diberikan ke pencacah dibedakan menjadi dua macam, yaitu sinyal detak dengan frekuensi tetap yang sudah diketahui besarnya dan sinyal detak dengan frekuensi yang bisa bervariasi. Jika sebuah pencacah bekerja dengan frekuensi tetap, maka dikatakan pencacah tersebut bekerja sebagai Timer atau pewaktu, karena kondisi pencacah tersebut setara dengan waktu yang bisa ditentukan secara pasti. Sedangkan jika sebuah pencacah bekerja dengan frekuensi yang bervariasi, dikatakan pencacah tersebut bekerja sebagai Counter atau pencacah, karena kondisi pencacah tersebut menyatakan banyaknya pulsa detak yang sudah diterima. Untai kedua pencacah tersebut merupakan pencacah biner naik (count up binary counter). d. SENSOR PHOTODIODA Fotodioda adalah jenis photodetektor mampu mengubah cahaya menjadi arus atau tegangan baik, tergantung pada modus operasi. Salah satu komponen arus balik di dalam dioda adalah aliran pembawa-pembawa minoritas. Pembawa ini ada karena energi termal terus mengeluarkan elektron-elektron valensi dari orbit-orbitnya, menghasilkan elektron bebas dan lubang dalam proses tersebut. Umur pembawa minoritas ini pendek, tapi bila ada mereka dapat menambah arus balik. Bila energi cahaya menghujani persambungan pn, ia juga dapat mengeluarkan elektron-elektron valensi. Dengan perkataan lain, jumlah cahaya yang menghujani

persambungan pn dapat mengendalikan arus balik di dalam dioda. Fotodioda adalah suatu alat yang dibuat untuk berfungsi paling baik berdasarkan kepekaannya terhadap cahaya. Pada dioda ini sebuah jendela memungkinkan cahaya untuk masuk melalui pembungkus dan mengenai persambungan. Cahaya yang datang menghasilkan elektron bebas dan lubang. Makin kuat cahayanya, makin banyak jumlah pembawa minoritas dan makin besar arus baliknya, arus balik tersebut besarnya sedikit puluhan microampere. Berikut adalah symbol dari fotodioda:

Gambar 5. Simbol fotodioda[3]

Gambar 6. Bentuk fisik fotodioda[4] dan berikut adalah spesifikasi dari photodiode:

e. MOTOR DC Motor arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung yang tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan torque yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas. Gambar 3 memperlihatkan sebuah motor DC yang memiliki tiga

komponen utama yaitu Kutub medan, secara sederhana digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan dinamo yang menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energy membesar melintasi bukaan diantara kutubkutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya dari luar sebagai penyedia struktur medan. Dinamo, bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi elektromagnet. Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, dinamo berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi.

Gambar 7. Sebuah motor DC (Direct Industry, 2005)[5] Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan dynamo Commutator. Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah untuk membalikan arah arus listrik dalam dinamo. Commutator juga membantu dalam transmisi arus antara dinamo dan sumber daya. Keuntungan utama motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan, yang tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini dapat dikendalikan dengan mengatur: Tegangan dinamo meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan kecepatan, Arus medan menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan. Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya pada umumnya dibatasi untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga sedang seperti peralatan mesin dan rolling mills, sebab sering terjadi masalah dengan perubahan arah arus listrik mekanis pada ukuran yang lebih besar. Juga, motor tersebut dibatasi hanya untuk penggunaan di area yang bersih dan tidak berbahaya sebab resiko percikan api pada sikatnya. Motor DC juga relatif mahal disbanding motor AC. Hubungan antara kecepatan, flux medan dan tegangan dinamo ditunjukkan dalam persamaan berikut: Gaya elektromagnetik: E = KFN Torque: T = KFIa Dimana, E adalah gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal dinamo (volt). F adalah flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan. N = kecepatan dalam RPM (putaran per menit). T adalah torque electromagnetik. Ia adalah arus dinamo dan K = konstanta persamaan

VIII. Metodologi Pada metodologi ini, dibagi kedalam alat dan bahan serta prosedur percobaan. Berikut adalah penjabarannya: a. Alat dan Bahan: Minsys ATMEGA 16 LCD LED Photodioda Solder Timah Motor DC Penanda warna putih Downloader PCB b. Prosedur Percobaan 1. Ban diberi tanda berwarna putih sebagai inisiasi roda berputar. Photodioda dan LED ditempatkan terpisah pada jarak tertentu 2. Saat LED menyala dan mengenai tanda putih pada roda maka photodiode akan melewatkan/mentransmisikan tegangan (bernilai1) sehingga logika akan bernilai 1 dan akan diterima oleh photodioda. Sedangkan saat photodioda mengenai roda tanpa tanda maka LED akan menerima dengan nilai 0. Ketika roda berputar dan dari keadaan inisiasi hingga kembali ke keadaan awal, timer counter akan aktif sehingga akan diketahui waktu roda berputar 3. Data data yang telah didapatkan diolah oleh mikrokontroler, pengolahan data tersebut dimungkinkan dengan adanya perangkat lunak yang dibuat dan diprogram ke dalam mikrokontroler 4. Mikrokontroler akan menghasilkan data dalam bentuk biner 5. Data dalam bentuk biner tersebut akan dikirimkan ke ADC (Analog to Digital Converter) untuk mengubah data biner ke digital 6. Setelah itu data akan dimunculkan pada display Berikut adalah gambaran diagram blok, rancang bangun, serta alur penelitian dari sistem pengukuran kecepatan motor DC dengan sensor photodiode:

a. Diagram blok

IR LED

PHOTODIODA

ANALOG KOMPARATOR

TIMER/ COUNTER 1

DISPLAY (LCD)

PENGOLAHAN RAW DATA

ATMEGA16

Gambar 8. Diagaram blok sistem pengukuran kecepatan motor DC dengan sensor photodiode b. Rancang bangun alat

Gambar 9. Gambaran roda yang diberi tanda di salah satu sisi

LED Superbright Photodioda

MOTOR DC
Timer/counter Aktif

Gambar 10. Rancang Bangun Alat sistem pengukuran kecepatan motor DC dengan sensor photodiode

c. Alur penelitian
START

Studi literatur Pemilihan komponen Merancang alat (baik fisik maupun elektronik)
Sistem tidak Berjalan dengan baik

Uji alat
Sistem berjalan dengan baik

Pengambilan data

Pengolahan data

FINISH

Gambar 11. Skematik alur penelitian sistem pengukuran kecepatan motor DC dengan sensor photodiode Adapun penjelasan dari flow chart di atas adalah sebagai berikut:
a. Start : Perancangan sistem pengukuran kecepatan Motor DC dengan sensor photodioda dimulai b. Studi literature : Studi literature yang menunjang pemahaman mengenai final prject ini meliputi : Atmega 16, counter/timer, sensor photodioda, motor DC dan komparator. c. Pemilihan komponen : Pemilihan komponen yang digunakan dalam perangkaian sistem pengukurn kecepatan motor DC dengan sensor photodioda meliputi : minimum system Atmega 16, LCD, LED, photodioda, solder, timah, penanda berwaena putih, downloader dan PCB d. Perancangan alat (baik fisik maupun elektronik) seperti gambar di bawah ini :

LED Superbright Photodioda

MOTOR DC
Timer/counter Aktif

Gambar 12. Perancangan alat (fisik)

Gambar 13. Perancangan alat (elektrik)

e. Pada uji alat digunakan alat pembanding penghitung kecepatan motor DC yaitu menggunakan stroboskop. Pada sistem pengukuran kecepatan motor DC yang telah dirangkai, dilakukan percobaan pengambilan data sebanyak 6 kali. Apabila besar kecepatan yang diperloleh sudah sesuai dengan dengan stroboskop maka sistem berjalan dengan baik. Namun, apabila hasil tidak sesuai dengan stroboskop, maka sistem tidak berjalan dengan baik. Sehingga perancangan alat (baik fisik maupun eletrik) harus ditinjau ulang. Hal tersebut dilakukan agar didapatkan data yang valid. f. Pengambilan data dilakukan dengan dengan input awal dari LED yang berupa intensitas akan menjadin input dari photodioda. Output photodioda berupa tegangan yang merupakan besaran analog. g. Pengolahan data dari output photodioda berupa besaran analog. Kemudian masuk ke komparator yang dibandingkan dengan tegangan referensi. Apabila tegangan input lebih besar daripada tegangan referensi maka bernilai 1. Namun, apabila tegangan input lebih kecil dari tegangan referensi maka bernilai 0. Data digital yang didapatkan akan mengaktifkan timer counter kerika berlogika 1 dan menonaktifkan timer counter apabila berlogika 0. Diperoleh data waktu perputaran roda. Kemudian diolah oleh mikrokontroler berdasarkan rumus persamaan yang ada di dasar teori.

h. Hasil perhitungan akan ditampilkan menggunakan LCD

IX. Jadwal Kegiatan Praktikum Tabel 2. Jadwal kegiatan perancangan alat pengukuran kecepatan motor DC dengan sensor photodioda
Mei No Kegiatan S 1 2 Study Literature Pemilihan Komponen Perancangan alat baik fisik (mekanik) maupun elektronik Pembuatan alat baik fisik (mekanik) maupun elektronik Pengujian alat Menganalisa dari hasil pengujian yang dilakukan S Minggu ke I R K J S S Minggu ke II R K J

X. Anggaran Dana
Minsys ATMEGA16 Motor DC Roda motor DC (Tamiya) Photodioda LED Super Bright Rp 80.000,00 Rp 5.000,00 Rp 10.000,00 Rp 1.000,00 Rp 1.000,00

Timah Selotip putih Kabel serial ke USB LCD Total

Rp 20.000,00 Rp 5.000,00 Rp 50.000,00 Rp 45.000,00 + Rp 199.000,00

XI. Daftar Pustaka [1] http://www.futurlec.com/Pictures/ATMega16.gif Diakses pada : 6 Mei 2013, 21:32:04 [2]https://attachment.fbsbx.com/messaging_attachment.php?aid=ac77e21ff4f305df9c2866cf5 697ce9f&mid=id.153632431482214&uid=100000084301782&accid=100000084301782 &ext=1367849887&hash=AQCcNIJvPwIn2rJsiYSgAv6zP_vEIA8C20FdE7Z8jf6WDA Diakses pada 6 Mei 2013. 20:20:32 [3] http://4.bp.blogspot.com/-48qQl8sUpYw/TqP4Z3uQoI/AAAAAAAAAgA/TedT7CTsxWA/s1600/photodioda.bmp Diakses pada: 1 Mei 2013, 11:15:32 [4] http://3.bp.blogspot.com/-2Djcwzsbsto/Tq-P2xDKXeI/AAAAAAAAAf4/6MadO2kOVs/s1600/photodioda1.bmp Diakses pada: 1 Mei 2013, 11:17:22 [5] Zulkha, Dimasyqi. 2011. Rancang Bangun Sistem Pengendali Kecepatan motor DC menggunakan metode pengendali PID pada mobil listrik (ZEC-01). Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember. [6] Daud, Pamungkas. 2008. Aplikasi Mikro-Kontroller AT89C51 Pada Pengukuran Kecepatan Kendaraan. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. [7] Surya, Yohannas. LCD gimana sih kerjanya?. http://www.yohanessurya.com/download/penulis/Teknologi_20.pdf Diakses pada: 1 Mei 2013, 11:19:33 [8] Dosen Jurusan Teknik Elektronika. 2013. Bab 10 ADC. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember. http://lecturer.eepisits.edu/~prima/elektronika%20digital/elektronika_digital2/bahan-ajar/bab10ADC.pdf Diakses pada: 1 Mei 2013, 11:31:31

Anda mungkin juga menyukai