2.4 Gaya
Gaya adalah suatu kekuatan (tarikan atau dorongan), yang
mengakibatkan kepada benda tersebut, mengalami perubahan
posisi (bergerak), atau berubah bentuk. Gaya juga dapat diartikan
sebagai tarikan atau dorongan yang ditujukan pada sebuah benda
dari benda lain. Jenis-jenis gaya dibedakan gaya sentuhan dan
gaya tak sentu. Gaya sentuhan dibedahkan; gaya pegas, gaya
gesek, gaya otot, dan gaya mesin. Gaya otot ialah gaya yang
ditimbulkan karena kekuatan otot manusia atau hewan. Kekuatan
otot manusia banyak diandalkan dalam penerapan teknologi yang
dioperasikan secara manual.
2.5 Aktuator
Aktuator merupakan komponen penguat dan pengkonversi
daya yang berfungsi untuk menguatkan sinyal kontrol yang
berasal dari kontroler menjadi sinyal baru dengan daya yang besar
dan sesuai dengan daya yang dibutuhkan oleh plant[4].Letak
aktuator dalam sistem pengaturan dapat dilihat pada blok diagram
sistem pengaturan loop tertutup berikut ini :
Berdasarkan daya yang dihasilkan, aktuator dapat diklasifikasikan
menjadi :
1. Aktuator elektrik
2. Aktuator mekanik
3. Aktuator pneumatik
4. Aktuator hidrolik
2.8 Motor DC
Motor listrik merupakan perangkat elektromagnetis yang
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Motor dc atau
sering disebut motor arus searah lebih sering digunakan untuk
keperluan yang membutuhkan pengaturan kecepatan
dibandingkan dengan mesin ac. Alasan utama penggunaan mesin
dc terutama pada industri-industri modern adalah karena
kecepatan kerja motor-motor dc mudah diatur dalam suatu
rentang kecepatan yang luas, disamping banyaknya metode-
metode pengaturan kecepatan yang dapat digunakan.
Motor DC memerlukan suplai tegangan searah pada
kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik.
Kumparan medan pada motor dc disebut stator (bagian yang tidak
berputar), dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang
berputar). Jika terjadi putaran pada kumparan jangkar di dalam
medan magnet, maka akan timbul tegangan (GGL) yang berubah-
ubah arah pada setiap setengah putaran. Prinsip kerja dari arus
searah adalah membalik fasa tegangan dari gelombang yang
mempunyai nilai positif dengan menggunakan komutator, maka
dengan memberikan beda tegangan pada kedua terminal tersebut,
motor akan berputar pada satu arah, dan bila polaritas dari
tegangan tersebut dibalik maka arah putaran motor akan terbalik
pula. Polaritas dari tegangan yang diberikan pada dua terminal
menentukan arah putaran motor sedangkan besar dari beda
tegangan pada kedua terminal menentukan kecepatan motor.
Motor DC memiliki prinsip kerja yang berbeda dengan Motor
AC. Pada motor DC jika arus lewat pada suatu konduktor, timbul
medan magnet di sekitar konduktor. Medan magnet hanya terjadi
di sekitar sebuah konduktor jika ada arus mengalir pada
konduktor tersebut. Arah medan magnet ditentukan oleh arah
aliran arus pada konduktor[5].
2.9 Encoder
Encoder adalah rangkaian yang memiliki fungsi
berkebalikan dengan dekoder. Encoder berfungsi sebagai
rangakain untuk mengkodekan data input mejadi data
bilangan dengan format tertentu. Encoder dalam rangkaian digital
adalah rangkaian kombinasi gerbang digital yang memiliki input
banyak dalam bentuk line input dan memiliki output
sedikit dalam format bilangan biner[6]. Encoder akan
mengkodekan setiap jalur input yang aktif menjadi kode bilangan
biner. Dalam teori digital banyak ditemukan istilah Encoder
seperti “Desimal to BCD Encoder” yang berarti rangkaian digital
yang berfungsi untuk mengkodekan line input dengan jumlah line
input desimal (0-9) menjadi kode bilangan biner 4 bit BCD
(Binary Coded Decimal). Atau “8 line to 3 line Encoder” yang
ber 3 arti rangkaian Encoder dengan input 8 line dan outputline (3
bit BCD).
Encoder dalam contoh ini adalah encoder desimal ke BCD
(Binary Coded Decimal) yaitu rangkaian encoder dengan input
9 line dan output 4 bit data BCD. Dalam mendesain suatu
encoder kita harus mengetahui tujuan atau spesifikasi encoder
yang diinginkan yaitu dengan :
1. Membuat tabel kenenaran dari encoder yang ingin dibuat.
2. Membuat persamaan logika encoder yang diinginkan pada
tabel kebenaran menggunakan K-Map.
3. Mengimplemenstasikan persamaan logika encoder dalam
bentuk rangkaian gerbang logika digital.
4. Dalam mendesain rangkaian encoder desimal ke BCD
langkah pertama adalah menentukan tabel kebenaran
encoder kemudian membuat persamaan logika kemudian
mengimplementasikan dalam gerbang logika digital.
2.10 ATMEGA 32
Mikrokontroler bisa diumpamakan sebagai bentuk
minimum dari sebuah mikrokomputer. Ada perangkat keras dan
ada perangkat lunak dan juga ada memori, CPU dan lain
sebagainya yang terpadu dalam satu keping IC. Demi kebutuhan
masa kini, mikrokontroler menjadi salah satu pilihan sebagai alat
kontrol yang fleksibel dan mudah dibawa ke mana-mana serta
dapat diprogram ulang (programmable). Dalam
perkembangannya mikrokontroler telah mengambil peran penting
dalam dunia sistem elektronika, terutama dalam aplikas
elektronika konsumen. Mikrokontroler AVR Atmega32 memiliki
fitur yang cukup lengkap. Mikrokontoler AVR ATmega32 telah
dilengkapi dengan ADC internal, EEPROM, internal,
Timer/Counter, PMW, analog comparator,dll. Sehingga dengan
fasilitas yang lengkap ini memungkinkan kita belajar
mikrokontroler keluarga AVR dengan lebih mudah dan efisien,
serta dapat mengembangkan kreativitas penggunaan
mikrokontroler Atmega32[6].
Fitur-fitur yang dimiliki oleh mikrokontroler ATmega32
adalah sebagai berikut :
1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu port A, port B, port
C, dan port D.
2. ADC internal sebanyak 8 saluran.
3. Tiga buah Counter/Timer dengan kemampuan
perbandingan.
4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.
5. SRAM sebesar 2kb.
6. Memori flash sebesar 32 kb dengan kemampuan Read
While Write.
7. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan
kecepatan maksimal 16 MHz.
8. EEPROM sebesar 1024 yang dapat diprogram saat
operasi.
9. Antarmuka komparator analog.
10. Port USART untuk komunikasi serial.
Atmega32 memiliki 32 general purpose register, dan
register terhubung langsung dengan ALU (Arithmatic Logic Unit)
sehingga dengan dua register dapat sekaligus diakses dalam satu
intruksi yang dieksekusi tiap clock. Sehingga arsitektur seperti ini
lebih efisien dalam eksekusi kode program dan dapat mencapai
eksekusi sepuluh kali lebih cepat dibandingkan mikrokontroler
CISC (Complete Instruction Set Computer)
4. Port B (PB7-PB0)
Port B memiliki 8-bit port I/O yang bersifat bi-drectional dan
setiap pin mengandung internal pull-up resistor. Output buffer
port B dapat mengalirkan arus sebesar 20 mA. Ketika port B
digunakan sebagai input dan di pull-down secara external, port B
akan mengalirkan arus jika internal pull-up resistor diaktifkan.
Pin-pin port B memiliki fugsi-fungsi khusus, diantaranya :
1. SCK port B, bit 7 : input pin clock untuk up/downloading
memory.
2. MISO port B, bit 6 : pin output data untuk uploading
memory.
3. MOSI port B, bit 5 : input pin data untuk downloading
memory.
6. Port D ( PD7-PD0)
Port D adalah 8-bit port I/O yang berfungsi bi-directional dan
setiap pin memiliki internal pull-up resistor. Output buffer port D
dapat mengalirkan arus sebesar 20 mA. Ketika port D digunakan
sebagai input dan di pull- down secara langsung, maka port D
akan mengeluarkan arus jika internal pull-up resistor diaktifkan.
Fungsi-fungsi khusus pin-pin port D dapat dilhat pada tabel di
bawah ini.
2.11 VNH2SP30
Driver motor yang dipakai adalah driver motor 30A
dengan jenis VNH2SP30. VNH2SP30 adalah driver motor
jembatan penuh ditujukan untuk berbagai aplikasi otomotif.
Driver ini didesain menggunakan STMicroelectronic’s dan
dibuktikan oleh VIPower PropietaryTM [7].