32118021
2A D3 TEKNIK LISTRIK
KELOMPOK 3
D3 TEKNIK LISTRIK
2019
1
DAFTAR ISI
2
TIMER/PWM/MOTOR DC
I. TUJUAN
kuno
Timer/PWM/Motor di protes
A. IC LA293D
IC L293D adalah IC yang didesain khusus sebagai driver motor DC dan
dapat dikendalikan dengan rangkaian TTL maupun mikrokontroler.
Motor DC yang dikontrol dengan driver IC L293D dapat dihubungkan ke
ground maupun ke sumber tegangan positif karena di dalam driver
L293D terdiri dari 4 buah driver motor DC yang berdiri sendiri dengan
kemampuan mengalirkan arus 1 Ampere tiap drivernya. Sehingga dapat
digunakan untuk membuat driver H-bridge untuk 2 buah motor DC.
Konstruksi pin driver motor DC IC L293D :
3
Gambar 2.1 Konstruksi pin driver motor DC IC L293D
4
Wide Supply-Voltage Range: 4.5 V to 36 V
Separate Input-Logic Supply
Internal ESD Protection
Thermal Shutdown
High-Noise-Immunity Inputs Functionally Similar to SGS L293
and SGS L293D
Output Current 1 A Per Channel (600 mA for L293D)
Peak Output Current 2 A Per Channel (1.2 A for L293D)
Output Clamp Diodes for Inductive Transient Suppression
(L293D)
Rangkaian Aplikasi Driver Motor DC IC L293D
Pada gambar diatas adalah contoh aplikasi dari keempat unit driver motor
DC yang dihubungkan secara berbeda sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan.
B. Timer
TDR (Time Delay Relay) adalah suatu piranti yang menggunakan
elektromagnet untuk mengoperasikan seperangkat kontak saklar, sering
disebut juga relay timer atau relay penunda batas waktu. Banyak
dugunakan dalam instalasi motor terutama instalasi yang membutuhkan
5
pengaturan waktu secara otomatis. Peralatan kontrol ini dapat
dikombinasikan dengan peralatan kontrol lain, contohnya dengan MC
(Magnetic Contactor), TOR, dan lain-lain. Misalnya untuk rangkaian
control hubungan Y– Δ secara otomatis hubungan kontrol secara
berurutan dan lain-lain.
Jenis Timer :
1. ON DELAY
On delay adalah suatu timer yang dihubungkan secara langsung
ke kontaktor (jadi satu dengan kontaktor) yang akan berfungsi
jika kontaktor bekerja (ON) maka timer juga bekerja (ON)
2. OFF DELAY
Off delay adalah suatu timer yang dihubungkan secara langsung
ke kontaktor (jadi satu dengan kontaktor) yang akan berfungsi
jika kontaktor bekerja (ON) dan timer tidak bekerja (OFF).
Fungsi :
Timer dapat dibedakan dari cara kerjanya yaitu timer yang bekerja
menggunakan induksi motor dan menggunakan rangkaian elektronik.
Prinsip Kerja :
6
Timer yang menggunakan prinsip elektronik, terdiri dari
rangkaian R dan C yang dihubungkan seri atau paralel. Bila
tegangan sinyal telah mengisi penuh kapasitor, maka relay akan
terhubung. Kamanya waktu tunda diatur berdasarkan besarnya
pengisisan kapasitor.
Bagian input timer biasanya dinyatakan sebagai kumparan (Coil) dan
bagian outputnya sebagai kontak NO atau NC.
C. PWM
PWM (Pulse Width Modulation) adalah salah satu teknik modulasi
dengan mengubah lebar pulsa (duty cycle) dengan nilai amplitudo dan
frekuensi yang tetap. Satu siklus pulsa merupakan kondisi high kemudian
berada di zona transisi ke kondisi low. Lebar pulsa PWM berbanding
lurus dengan amplitudo sinyal asli yang belum termodulasi. Duty Cycle
merupakan representasi dari kondisi logika high dalam suatu periode
sinyal dan dinyatakan dalam bentuk (%) dengan range 0%sampai 100%,
sebagai contoh jika sinyal berada dalam kondisi high terus menerus
artinya memiliki duty cycle sebesar 100%. Jika waktu sinyal keadaan
high sama dengan keadaan low maka sinyal mempunya duty cycle
sebesar 50%.
7
Untuk membandingkannya terhadap tegangan DC, PWM memiliki 3
mode operasi, yaitu :
1. Inverted Mode
Pada mode inverted ini jika nilai sinyal lebih besar dari pada titik
pembanding (compare level) maka output akan di set high (5 v)
dan sebaliknya.
2. Non Inverted Mode
Pada mode non inverted ini output akan bernilai high (5 v) jika
titik pembanding (compare level) lebih besar daripada nilai sinyal
dan sebaliknya.
3. Toggle Mode
Pada mode toggl output akan beralih dari nilai high (5v) ke nilai
low (0 v) jika titik pembanding sesuai dan sebaliknya beralih dari
nilai low ke high.
D. Motor DC
Motor arus searah (DC) adalah suatu mesin yang berfungsi
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, dimana energi
gerak tersebut berupa putaran dari motor. Motor DC memiliki
beberapa bagian yang penting yaitu kutub dan kumparan medan,
sikat, komutator, jangkar dan belitan jangkar. Pada motor DC,
daerah kumparan medan yang dialiri arus listrik akan menghasilkan
medan magnet yang melingkupi kumparan jangkar dengan arah
tertentu. Untuk menentukan arah putaran motor digunakan kaidah
Flamming tangan kiri. Kutub-kutub magnet akan menghasilkan
medan magnet dengan arah dari kutub utara ke kutub selatan. Jika
medan magnet memotong sebuah kawat penghantar yang dialiri arus
searah dengan empat jari, maka akan timbul gerak searah ibu jari
yang disebut gaya Lorentz. Motor DC banyak digunakan dalam
8
aplikasi, karena kemudahan dalam pengaturan kecepatan maupun
membalik arah putarannya. Pengendalian hidup dan matinya motor
pada awalnya dapat diatur dengan menggunakan saklar mekanik.
Perkembangan saat ini pengaturan nyala mati motor dengan metode
saklar elektrik dengan menggunakan Transistor/FET sebagai saklar.
Berikut secara schematic transistor dirangkai sebagai saklar untuk
motor.
9
dapat divariasi dengan mengubah duty cycle dari sinyal DUTY
CYCLE menyatakan fraksi waktu sinyal pada keadaan logika high
dalam satu siklus. Satu siklus diawali oleh transisi low to high dari
sinyal dan berakhir pada transisi berikutnya. Selama satu siklus, jika
waktu sinyal pada keadaan high sama dengan low maka dikatakan
sinyal mempunyai DUTY CYCLE 50 %. DUTY CYCLE 20 %
menyatakan sinyal berada pada logika 1 selama 1/5 dari waktu total.
10
Gambar 2.5 Bentuk Driver L298N
11
Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC.
Kegunaannya adalah untuk transmisi arus antara dinamo dan
sumber daya.
Jenis-jenis Motor DC
12
b. Motor DC tipe seri
Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt)
dihubungkan secara seri dengan gulungan dinamo. Oleh karena
itu, arus medan sama dengan arus dinamo.
Karakter kecepatan dari motor DC tipe seri adalah :
Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM
Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada
beban sebab motor akan mempercepat tanpa terkendali.
13
IV. RANGKAIAN PERCOBAAN
1. Percobaan 1
Menyalakan motor DC
2. Percobaan 2
Menyalakan Motor DC dan mematikan dengan Push Button
14
Gambar 4.2 Simulasi Rangkaian Percobaan 2
V. LANGKAH PERCOBAAN
void setup() {
// put your setup code here, to run once:
pinMode (EN1, OUTPUT);
pinMode (EN2, OUTPUT);
pinMode (IN1, OUTPUT);
pinMode (IN2, OUTPUT);
pinMode (IN3, OUTPUT);
pinMode (IN4, OUTPUT);
}
15
void loop() {
// put your main code here, to run repeatedly:
analogWrite(EN1, 200);
digitalWrite (IN1, HIGH);
digitalWrite (IN2, LOW);
analogWrite (EN2, 200);
digitalWrite (IN3, HIGH);
digitalWrite (IN4, LOW);
}
3. Meng-copy file .hex dari arduino dan memasukkannya pada
Proteus
4. Hasil Simulasi
1. Simulasi Proteus
a) Percobaan 1 “Menyalakan Motor DC”
16
Gambar 6.1 Simulasi Prooteus Percobaan 1
2. Syntax Program
a) Percobaan 1
17
Gambar 6.3 Coding Percobaan 1
b) Percobaan 2
18
Gambar 6.4 Coding Percobaan 2
19
fungsi yaitu setup dan loop. Setup berfungsi untuk mendeskripsikan variabel
yang digunakan sedangkan loop berfungsi untuk menjalankan perintah terus
menerus
Cara penulisan sketch pada fungsi setup yaitu dengan menuliskan void
setup() yang diikuti tanda “ { ” sebagai pembuka statement dan tanda “ } ”
sebagai penutup statement. Adapun statement yang digunakan pada fungsi
setup yaitu :
pinMode(10,OUTPUT) yang artinya mendeskripsikan atau mengenalkan
kepada program bahwa pin arduino yang digunakan adalah pin 10
sebagai output (keluaran)
pinMode(9,OUTPUT) yang artinya mendeskripsikan atau mengenalkan
kepada program bahwa pin arduino yang digunakan adalah pin 9 sebagai
output (keluaran)
Masing masing instruksi fungsi setup di atas diakhiri tanda “ ; ” sebagai
tanda berakhirnya instruksi. Setelah itu dilanjutkan pada penulisan fungsi
kedua yaitu fungsi loop. Cara penulisannya sama dengan penulisan sketch
pada fungsi setup. Adapun statement yang digunakan pada fungsi loop yaitu
:
digitalWrite(13,LOW) artinya memberikan logika LOW (padam) pada
keluaran pin 13 yang akan dihubungkan ke IC L293D
digitalWrite(12,HIGH) artinya memberikan logika HIGH (menyala) pada
keluaran pin 12 yang akan dihubungkan ke IC L293D
digitalWrite(10,255) artinya memberikan PMW level 225 pada keluaran
pin 10 yang akan mengatur kecepatan motor.
Masing masing instruksi fungsi loop di atas diakhiri tanda “ ; ” sebagai
tanda berakhirnya instruksi. Setelah selesai membuat program sketch nya
maka selanjutnya mengompile intruksi tersebut sampai muncul keterangan
“Done Compiling” yang menandakan proses compiling nya telah berhasil.
Selanjutnya memasukkan program sketch ke proteus untuk mensimulasikan
rangkaian. Apabila simulasinya sudah sesuai dengan yang diinginkan
20
barulah program sketch yang sudah dibuat tadi diupload ke dalam board
modul Arduino Uno.
Program di atas apabila diimplementasikan ke dalam board modul
Arduino uno yang sudah terkonfigurasi dengan IC dan motornya akan
membuat motor berputar ke arah kanan. Hal ini disebabkan karena polaritas
motor tidak berubah yang mana sebelah kiri polaritasnya positif (akibat
pemberian logika HIGH dari Arduino) dan sebelah kanan polaritasnya
negatif (akibat pemberian logika LOW dari Arduino) sehingga motor
berputar ke arah kanan
Pada percobaan ini mengatur kecepatan motor DC menggunakan
teknik PWM. Pada rangkaian diatas menggunakan perintah EN yang
dihubungkan dengan pin digital 3 lalu IN pada IC yang dihubungkan pada
keluaran digital yaitu pin 4 dan 5. Kemudian output IC dihubungkan
dengan motor dimana output 1 pada kutub positif dan output 2 pada kutub
negatif. Selain itu Vss dan Vs masing-masing dihubungkan ke Vcc serta
ground dihubungkan dengan GND.
Pada percobaan ini kita menggunakan perintah #define pada syntax
program dimana :
define : Untuk mendefenisikan sebuah variable (pin input-
output dll), fungsi mendefinisikan variabel agar pembuatan
program dapat diingat dengan mudah
analogWrite : Untuk membangkitkan sinyal PWM pada pin
digital yang dimasukkan.
Nilai 255 yang diberikan sama halnya senilai 5 volt sehingga motor akan
berputar dengan kecepatan maksimal. Semakin besar tegangan maka
kecepatan makin tinggi, arah putaran motor dapat diatur pada perintah
digitalWrite pada IN1 serta IN2 diberikan high atau low.
21
2. Percobaan 2 “Menyalakan Motor DC dan Mematikan dengan Push
Button”
22
pinMode(6,INPUT) yang artinya mendeskripsikan atau mengenalkan
kepada program bahwa pin arduino yang digunakan adalah pin 6 sebagai
input (masukan)
pinMode(7,INPUT) yang artinya mendeskripsikan atau mengenalkan
kepada program bahwa pin arduino yang digunakan adalah pin 7 sebagai
input (masukan)
pinMode(8,INPUT) yang artinya mendeskripsikan atau mengenalkan
kepada program bahwa pin arduino yang digunakan adalah pin 8 sebagai
input (masukan)
Masing masing instruksi fungsi setup di atas diakhiri tanda “ ; ” sebagai
tanda berakhirnya instruksi. Pada percobaan ini masing masing kondisi yang
diinginkan dibuatkan fungsi tersendiri yang akan dipanggil pada fungsi
loop. Berikut sketch fungsi tersendirinya :
void kanan() { digitalWrite(4,LOW), digitalWrite(5,HIGH),
analogWrite(3,255) } yang artinya memberikan logika LOW (padam)
pada keluaran pin 4 dan memberikan logika HIGH (menyala) pada
keluaran pin 5 serta memberikan PMW level 225 pada keluaran pin
3untuk mengatur kecepatan putaran motor yang masing masing akan
dihubungkan ke IC L293D. Fungsi ini apabila diimplementasikan ke
dalam board modul Arduino uno yang sudah terkonfigurasi dengan IC
akan membuat motornya berputar ke arah kanan. Hal ini disebabkan
karena polaritas motor tidak berubah yang mana sebelah kiri polaritasnya
positif (akibat pemberian logika HIGH dari Arduino) dan sebelah kanan
polaritasnya negatif (akibat pemberian logika LOW dari Arduino)
sehingga motor berputar ke arah kanan.
void kiri() { digitalWrite(5,HIGH), digitalWrite(4,LOW),
analogWrite(3,255) } yang artinya memberikan logika HIGH (menyala)
pada keluaran pin 5 yang dan memberikan logika LOW (padam) pada
keluaran pin 4 serta memberikan PMW level 225 pada keluaran pin 3
untuk mengatur kecepatan putaran motor yang masing masing akan
dihubungkan ke IC L293D. Fungsi ini apabila diimplementasikan ke
23
dalam board modul Arduino uno yang sudah terkonfigurasi dengan IC
akan membuat motornya berputar ke arah kiri. Hal ini disebabkan karena
polaritas motor berubah dari sebelumnya yang mana sebelah kiri
polaritasnya negatif (akibat pemberian logika LOW dari Arduino) dan
sebelah kanan polaritasnya positif (akibat pemberian logika HIGH dari
Arduino) sehingga motor berputar ke arah kiri.
void stp() { digitalWrite(4,LOW), digitalWrite(5,LOW), delay(0) } yang
artinya memberikan logika LOW (padam) pada keluaran pin 4 yang dan
memberikan logika LOW (padam) pada keluaran pin 5 yang masing
masing akan dihubungkan ke IC L293D tanpa waktu penundaan. Fungsi
ini apabila diimplementasikan ke dalam board modul Arduino uno yang
sudah terkonfigurasi dengan IC akan membuat motornya berhenti
berputar. Hal ini disebabkan karena polaritas motor masing masing diberi
logika LOW (padam) dengan kata lain tidak disuplai oleh tegangan.
Sehingga tentunya motor akan berhenti berputar ketika tidak ada
tegangan yang bekerja.
Setelah itu dilanjutkan pada penulisan fungsi kedua yaitu fungsi loop.
Cara penulisannya sama dengan penulisan sketch pada fungsi setup. Adapun
statement yang digunakan pada fungsi loop yaitu :
if(digitalRead(6)==LOW){kanan();} artinya jika input yang diberikan
pada pin 6 bernilai LOW(padam) maka fungsi kanan yang telah dibuat
sebelumnya akan terpanggil dan akan memberikan peintah motor
berputar ke kanan.
if(digitalRead(7)==LOW){kiri();} artinya jika input yang diberikan pada
pin 7 bernilai LOW(padam) maka fungsi kiri yang telah dibuat
sebelumnya akan terpanggil dan akan memberikan peintah motor
berputar ke kiri.
if(digitalRead(8)==LOW){stp();} artinya jika input yang diberikan pada
pin 8 bernilai LOW(padam) maka fungsi stp yang telah dibuat
sebelumnya akan terpanggil dan akan memberikan peintah motor
berhenti berputar.
24
Setelah selesai membuat program sketch nya maka selanjutnya
mengompile intruksi tersebut sampai muncul keterangan “Done Compiling”
yang menandakan proses compiling nya telah berhasil. Selanjutnya
memasukkan program sketch ke proteus untuk mensimulasikan rangkaian.
Apabila simulasinya sudah sesuai dengan yang diinginkan barulah program
sketch yang sudah dibuat tadi diupload ke dalam board modul Arduino Uno.
Program di atas apabila diimplementasikan ke dalam board modul Arduino
uno yang sudah terkonfigurasi dengan IC dan motornya akan membuat
motor dapat dikontrol arah putarannya dengan menggunakan switch.
25
VIII. KESIMPULAN
26
DAFTAR PUSTAKA
27
LAMPIRAN
28