Anda di halaman 1dari 28

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DIGITAL DAN MIKROKONTROLER

“Timer/PWM/Motor AC, DC”

RADHIYAH TUL MIFTAH

32118021

2A D3 TEKNIK LISTRIK

KELOMPOK 3

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

D3 TEKNIK LISTRIK

2019

1
DAFTAR ISI

I. TUJUAN PERCOBAAN ...................................................................3


II. TEORI DASAR ................................................................................3
III. ALAT DAN BAHAN ....................................................................13
IV. RANGKAIAN PERCOBAAN ......................................................14
V. LANGKAH PERCOBAAN ............................................................15
VI. HASIL PERCOBAAN ...................................................................16
VII. ANALISA PERCOBAAN ............................................................18
VIII. KESIMPULAN ............................................................................25
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................26
LAMPIRAN...........................................................................................27

2
TIMER/PWM/MOTOR DC

I. TUJUAN

Setelah melakukan percobaan mahasiswa diharapkan dapat:

a. Membuat layout Timer/PWM/Motor DC di proteus menggunakan Arduino

kuno

b. Membuat program sketch di IDE Arduino dengan menyalakan simulasi

Timer/PWM/Motor di protes

c. Mengimplemtasikan hasil simulasi di proteus ke Board Modul Arduino Uno

II. TEORI DASAR

A. IC LA293D
IC L293D adalah IC yang didesain khusus sebagai driver motor DC dan
dapat dikendalikan dengan rangkaian TTL maupun mikrokontroler.
Motor DC yang dikontrol dengan driver IC L293D dapat dihubungkan ke
ground maupun ke sumber tegangan positif karena di dalam driver
L293D terdiri dari 4 buah driver motor DC yang berdiri sendiri dengan
kemampuan mengalirkan arus 1 Ampere tiap drivernya. Sehingga dapat
digunakan untuk membuat driver H-bridge untuk 2 buah motor DC.
Konstruksi pin driver motor DC IC L293D :

3
Gambar 2.1 Konstruksi pin driver motor DC IC L293D

Fungsi pin Driver Motor DC IC L293D


 Pin EN (Enable, EN1.2, EN3.4) berfungsi untuk mengizinkan
driver menerima perintah untuk menggerakkan motor DC.
 Pin In (Input, 1A, 2A, 3A, 4A) adalah pin input sinyal kendali
motor DC.
 Pin Out (Output, 1Y, 2Y, 3Y, 4Y) adalah jalur output masing-
masing driver yang dihubungkan ke motor DC .
 Pin Vcc (Vcc1, Vcc2) adalah jalur input tegangan sumber driver
motor DC, dimana Vcc1 adalah jalur input sumber tegangan
rangkaian kontrol driver dan Vcc2 adalah jalur input sumber
tegangan untuk motor DC yang dikendalikan.
 Pin GND (Ground) adalah jalur yang harus dihubungkan ke
ground, pin GNS ini ada 4 buah yang berdekatan dan dapat
dihubungkan ke sebuah pendingin kecil.

Feature Driver Motor DC IC L293D

Driver Motor DC IC L293D memiliki feature yang lengkap untuk sebuah


driver motor DC sehingga dapat diaplikasikan dalam beberapa teknik
driver motor DC dan dapat digunakan untuk mengendalikan beberapa
jenis motor DC. Feature yang dimiliki driver motor DC IC L293D sesuai
dengan datasheet adalah sebagai berikut :

4
 Wide Supply-Voltage Range: 4.5 V to 36 V
 Separate Input-Logic Supply
 Internal ESD Protection
 Thermal Shutdown
 High-Noise-Immunity Inputs Functionally Similar to SGS L293
and SGS L293D
 Output Current 1 A Per Channel (600 mA for L293D)
 Peak Output Current 2 A Per Channel (1.2 A for L293D)
 Output Clamp Diodes for Inductive Transient Suppression
(L293D)
Rangkaian Aplikasi Driver Motor DC IC L293D

Gambar 2.2 Aplikasi dari 4 unit driver motor DC

Pada gambar diatas adalah contoh aplikasi dari keempat unit driver motor
DC yang dihubungkan secara berbeda sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan.

B. Timer
TDR (Time Delay Relay) adalah suatu piranti yang menggunakan
elektromagnet untuk mengoperasikan seperangkat kontak saklar, sering
disebut juga relay timer atau relay penunda batas waktu. Banyak
dugunakan dalam instalasi motor terutama instalasi yang membutuhkan

5
pengaturan waktu secara otomatis. Peralatan kontrol ini dapat
dikombinasikan dengan peralatan kontrol lain, contohnya dengan MC
(Magnetic Contactor), TOR, dan lain-lain. Misalnya untuk rangkaian
control hubungan Y– Δ secara otomatis hubungan kontrol secara
berurutan dan lain-lain.

Jenis Timer :

1. ON DELAY
On delay adalah suatu timer yang dihubungkan secara langsung
ke kontaktor (jadi satu dengan kontaktor) yang akan berfungsi
jika kontaktor bekerja (ON) maka timer juga bekerja (ON)
2. OFF DELAY
Off delay adalah suatu timer yang dihubungkan secara langsung
ke kontaktor (jadi satu dengan kontaktor) yang akan berfungsi
jika kontaktor bekerja (ON) dan timer tidak bekerja (OFF).

Fungsi :

Sebagai pengatur waktu bagi peralatan yang dikendalikannya. Timer ini


dimaksudkan untuk mengatur waktu hidup atau mati dari kontaktor atau
untuk merubah sistem bintang ke segitiga dalam delay waktu tertentu.

Timer dapat dibedakan dari cara kerjanya yaitu timer yang bekerja
menggunakan induksi motor dan menggunakan rangkaian elektronik.

Prinsip Kerja :

 Timer yang bekerja dengan prinsip induksi motor akan bekerja


bila motor mendapat tegangan AC sehingga memutar gigi
mekanis dan menarik serta menutup kontak secara mekanis
dalam jangka waktu tertentu.

6
 Timer yang menggunakan prinsip elektronik, terdiri dari
rangkaian R dan C yang dihubungkan seri atau paralel. Bila
tegangan sinyal telah mengisi penuh kapasitor, maka relay akan
terhubung. Kamanya waktu tunda diatur berdasarkan besarnya
pengisisan kapasitor.
Bagian input timer biasanya dinyatakan sebagai kumparan (Coil) dan
bagian outputnya sebagai kontak NO atau NC.

Kumparan pada timer akan bekerja selama mendapat sumber arus.


Apabila telah mencapai batas waktu yang diinginkan maka secara
otomatis timer akan mengunci dan membuat kontak NO menjadi NC
dan sebaliknya.

C. PWM
PWM (Pulse Width Modulation) adalah salah satu teknik modulasi
dengan mengubah lebar pulsa (duty cycle) dengan nilai amplitudo dan
frekuensi yang tetap. Satu siklus pulsa merupakan kondisi high kemudian
berada di zona transisi ke kondisi low. Lebar pulsa PWM berbanding
lurus dengan amplitudo sinyal asli yang belum termodulasi. Duty Cycle
merupakan representasi dari kondisi logika high dalam suatu periode
sinyal dan dinyatakan dalam bentuk (%) dengan range 0%sampai 100%,
sebagai contoh jika sinyal berada dalam kondisi high terus menerus
artinya memiliki duty cycle sebesar 100%. Jika waktu sinyal keadaan
high sama dengan keadaan low maka sinyal mempunya duty cycle
sebesar 50%.

Aplikasi penggunaan PWM biasanya ditemui untuk pengaturan


kecepatan motor DC, pengaturan cerah/redup LED, dan pengendalian
sudut pada motor servo. Contoh penggunaan PWM pada pengaturan
kecepatan motor DC semakin besar nilai duty cycle yang diberikan maka
akan berpengaruh terhadap cepatnya putaran motor. Apabila nilai duty
cycle-nya kecil maka motor akan bergerak lambar.

7
Untuk membandingkannya terhadap tegangan DC, PWM memiliki 3
mode operasi, yaitu :
1. Inverted Mode
Pada mode inverted ini jika nilai sinyal lebih besar dari pada titik
pembanding (compare level) maka output akan di set high (5 v)
dan sebaliknya.
2. Non Inverted Mode
Pada mode non inverted ini output akan bernilai high (5 v) jika
titik pembanding (compare level) lebih besar daripada nilai sinyal
dan sebaliknya.
3. Toggle Mode
Pada mode toggl output akan beralih dari nilai high (5v) ke nilai
low (0 v) jika titik pembanding sesuai dan sebaliknya beralih dari
nilai low ke high.

D. Motor DC
Motor arus searah (DC) adalah suatu mesin yang berfungsi
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, dimana energi
gerak tersebut berupa putaran dari motor. Motor DC memiliki
beberapa bagian yang penting yaitu kutub dan kumparan medan,
sikat, komutator, jangkar dan belitan jangkar. Pada motor DC,
daerah kumparan medan yang dialiri arus listrik akan menghasilkan
medan magnet yang melingkupi kumparan jangkar dengan arah
tertentu. Untuk menentukan arah putaran motor digunakan kaidah
Flamming tangan kiri. Kutub-kutub magnet akan menghasilkan
medan magnet dengan arah dari kutub utara ke kutub selatan. Jika
medan magnet memotong sebuah kawat penghantar yang dialiri arus
searah dengan empat jari, maka akan timbul gerak searah ibu jari
yang disebut gaya Lorentz. Motor DC banyak digunakan dalam

8
aplikasi, karena kemudahan dalam pengaturan kecepatan maupun
membalik arah putarannya. Pengendalian hidup dan matinya motor
pada awalnya dapat diatur dengan menggunakan saklar mekanik.
Perkembangan saat ini pengaturan nyala mati motor dengan metode
saklar elektrik dengan menggunakan Transistor/FET sebagai saklar.
Berikut secara schematic transistor dirangkai sebagai saklar untuk
motor.

Motor DC dikendalikan dengan menentukan arah dan kecepatan


putarnya. Arah putaran motor DC adalah searah dengan arah putaran
jarum jam (Clock Wise/CW) atau berlawanan arah dengan arah
putaran jarum jam (Counter Clock Wise/CCW), yang bergantung
dari hubungan kutub yang diberikan pada motor DC. Kecepatan
putar motor DC diatur dengan besarnya arus yang diberikan.Model
sebuah motor DC dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.3 Model dan Komponen Utama Motor DC


Salah satu cara yang paling mudah untuk membangkitkan sebuah
tegangan analog dari sebuah nilai digital adalah dengan
menggunakan Pulse-Width Modulation (PWM). Dalam PWM
gelombang kotak, frekuensi tinggi dibangkitkan sebagai keluaran
digital. Untuk contoh, sebuah port bit secara kontinu melakukan
kegiatan sakelar on dan off pada frekuensi yang relatif tinggi.
Selanjutnya, bila sinyal diumpankan pada low pass filter (LPF),
tegangan pada keluaran filter akan sama dengan Root Mean Square
(RMS) dari sinyal gelombang kotak. Selanjutnya tegangan RMS

9
dapat divariasi dengan mengubah duty cycle dari sinyal DUTY
CYCLE menyatakan fraksi waktu sinyal pada keadaan logika high
dalam satu siklus. Satu siklus diawali oleh transisi low to high dari
sinyal dan berakhir pada transisi berikutnya. Selama satu siklus, jika
waktu sinyal pada keadaan high sama dengan low maka dikatakan
sinyal mempunyai DUTY CYCLE 50 %. DUTY CYCLE 20 %
menyatakan sinyal berada pada logika 1 selama 1/5 dari waktu total.

Gambar 2.4 Duty Cycle 30%


Pengontrolan motor DC ini sebenarnya dapat langsung mengambil
PWM keluaran dari mikrokontroler akan tetapi metode ini dapat
membebani mikrokontroler itu sendiri, karena sumber tegangan
diambil dari mikrokontroler. Untuk alasan tersebut diperlukan subuh
peranti yang disebut dengan driver motor, dengan peranti ini sumber
tegangan untuk motor tidak beras lagi dari mikrokontrol. Motor
driver L298N adalah sebuah modul motor driver yang banyak
digunakan di dunia elektronika untuk mengendalikan arah putaran
dan kecepatan motor DC. IC L298 adalah sebuah IC tipe H-Bridge
yang mampu mengendalikan beban-beban induksi seperti relay
,selonoid, motor DC dan motor Stepper. Pada IC L298 terdapat
transitor-transitor logik dengan gerbang NAND yang berfungsi
untuk menentukan arah putaran suatu motor DC ataupun motor
stepper.

10
Gambar 2.5 Bentuk Driver L298N

Motor DC adalah motor listrik yang memerlukan suplai tegangan arus


searah pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi grak
mekanik. Kumparan medan pada motor DC disebut stator (bagian yang
tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang
berputar). Motor arus searah sebagiamana namanya, menggunakan arus
langsung yang tidak langsung/direct-inindirectional. Motor DC memiliki
3 bagian atau komponen utama untuk dapat berputar sebagai berikut.

Bagian atau komponen utama motor DC :


 Kutub medan
Motor DC sederhana memiliki 2 kutub medan; kutub utara dan
kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi ruang
terbuka diantara kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor
yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih
elektromagentik.
 Current Elektromagnet atau dinamo
Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak
untuk menggerakkan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil,
dinamo berputar dalam medan magnet yang di bentuk oleh kutub-
kutub, sampai kutub utara dan selatan magent bergantu lokasi.
 Commutator

11
Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC.
Kegunaannya adalah untuk transmisi arus antara dinamo dan
sumber daya.

Keuntungan utama motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan, yang


tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini dapat dikendalika
dengan mengatur :

 Tegangan dinamo : Meningkatkan tegangan dinamo akan


meningkatkan kecepatan
 Arus medan : menurunkan arus medan akan meningkatkan
kecepatan

Jenis-jenis Motor DC

 Motor DC sumber daya terpisah/Separately Excited


Jika arus medan dipasok dari sumber terpisah
 Motor DC sumber daya sendiri/Self Excited terbagi atas 3 :
a. Motor DC Tipe shunt, gulungan medan (medan shunt)
disambungkan secara paralel dengan gulungan dinamo. Oleh
karena itu total arus dalam jalur merupakan penjumlahan arus
medan dan arus dinamo.
Karakter kecepatan motor DC tipe shunt adalah :
 kecepatan pada praktiknya konstan tidak tergantung pada
beban (hingga torque tertentu setelah kecepatannya
berkurang) dan oleh karena itu cocok untuk penggunaan
komersial dengan beban awal yang rendah, seperi
peralatan mesin.
 Kecepatan dapat dengan cara memasang tahanan dalam
susunan seri dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau
dengan memasang tahanan pada arus medan (kecepatan
berrtambah).

12
b. Motor DC tipe seri
Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt)
dihubungkan secara seri dengan gulungan dinamo. Oleh karena
itu, arus medan sama dengan arus dinamo.
Karakter kecepatan dari motor DC tipe seri adalah :
 Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM
 Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada
beban sebab motor akan mempercepat tanpa terkendali.

c. Motor seri tipe kompon/gabungan


Motor kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt.
Pada motor kompon, gulungan medan (medan shunt)
dihubungkan secara paralel dan seri dengan gulungan dinamo.
Sehingga, motor kompon memiliki torque penyalaan awal
yang bagus dan kecepatan yang stabil.
Karakter dari motor DC tipe kompon/gabungan ini adalah,
makin tinggi persentase penggabungan (yakni persentase
gulungan medan yang dihubungkan secara seri), makin tinggi
pula torque penyalaan awal yang dapat ditangan oleh motor
ini.

III. ALAT DAN BAHAN


a. Tools Proteus (software)
b. Tools IDE Arduino Uno
c. Board Modul Arduino Uno : 1 set
d. Kabel USB : 1 buah
e. Motor DC : 1 buah
f. Driver motor L293D : 1 buah
g. Kabel jumper male-female, male-male, female-female

13
IV. RANGKAIAN PERCOBAAN
1. Percobaan 1
Menyalakan motor DC

Gambar 4.1 Simulasi Rangkaian Percobaan 1

2. Percobaan 2
Menyalakan Motor DC dan mematikan dengan Push Button

14
Gambar 4.2 Simulasi Rangkaian Percobaan 2

V. LANGKAH PERCOBAAN

1. Merangkai gambar di proteus seperti pada gambar 4.1


2. Membuat program Arduinonya
#define EN1 10
#define EN2 9
#define IN1 13
#define IN2 12
#define IN3 8
#define IN4 7

void setup() {
// put your setup code here, to run once:
pinMode (EN1, OUTPUT);
pinMode (EN2, OUTPUT);
pinMode (IN1, OUTPUT);
pinMode (IN2, OUTPUT);
pinMode (IN3, OUTPUT);
pinMode (IN4, OUTPUT);
}

15
void loop() {
// put your main code here, to run repeatedly:
analogWrite(EN1, 200);
digitalWrite (IN1, HIGH);
digitalWrite (IN2, LOW);
analogWrite (EN2, 200);
digitalWrite (IN3, HIGH);
digitalWrite (IN4, LOW);
}
3. Meng-copy file .hex dari arduino dan memasukkannya pada
Proteus
4. Hasil Simulasi

VI. HASIL PERCOBAAN

1. Simulasi Proteus
a) Percobaan 1 “Menyalakan Motor DC”

16
Gambar 6.1 Simulasi Prooteus Percobaan 1

b) Percobaan 2 “Menyalakan Motor DC dan mematikan


dengan Push Button”

2. Syntax Program
a) Percobaan 1

17
Gambar 6.3 Coding Percobaan 1

b) Percobaan 2

18
Gambar 6.4 Coding Percobaan 2

VII. ANALISA RANGKAIAN

1. Percobaan 1 “Menyalakan Motor DC”

Gambar 7.1 Rangkaian Percobaan 1


Pertama tama yang dilakukan adalah membuat rangkaian simulasi
di Proteu s dan sebuah modul board Arduino Uno. Setelah membuat
rangkaian simulasinya, selanjutnya membuat program sketch di IDE
Arduino Uno. Dalam hal ini struktur program sketch minimal terdiri dari 2

19
fungsi yaitu setup dan loop. Setup berfungsi untuk mendeskripsikan variabel
yang digunakan sedangkan loop berfungsi untuk menjalankan perintah terus
menerus
Cara penulisan sketch pada fungsi setup yaitu dengan menuliskan void
setup() yang diikuti tanda “ { ” sebagai pembuka statement dan tanda “ } ”
sebagai penutup statement. Adapun statement yang digunakan pada fungsi
setup yaitu :
 pinMode(10,OUTPUT) yang artinya mendeskripsikan atau mengenalkan
kepada program bahwa pin arduino yang digunakan adalah pin 10
sebagai output (keluaran)
 pinMode(9,OUTPUT) yang artinya mendeskripsikan atau mengenalkan
kepada program bahwa pin arduino yang digunakan adalah pin 9 sebagai
output (keluaran)
Masing masing instruksi fungsi setup di atas diakhiri tanda “ ; ” sebagai
tanda berakhirnya instruksi. Setelah itu dilanjutkan pada penulisan fungsi
kedua yaitu fungsi loop. Cara penulisannya sama dengan penulisan sketch
pada fungsi setup. Adapun statement yang digunakan pada fungsi loop yaitu
:
 digitalWrite(13,LOW) artinya memberikan logika LOW (padam) pada
keluaran pin 13 yang akan dihubungkan ke IC L293D
 digitalWrite(12,HIGH) artinya memberikan logika HIGH (menyala) pada
keluaran pin 12 yang akan dihubungkan ke IC L293D
 digitalWrite(10,255) artinya memberikan PMW level 225 pada keluaran
pin 10 yang akan mengatur kecepatan motor.
Masing masing instruksi fungsi loop di atas diakhiri tanda “ ; ” sebagai
tanda berakhirnya instruksi. Setelah selesai membuat program sketch nya
maka selanjutnya mengompile intruksi tersebut sampai muncul keterangan
“Done Compiling” yang menandakan proses compiling nya telah berhasil.
Selanjutnya memasukkan program sketch ke proteus untuk mensimulasikan
rangkaian. Apabila simulasinya sudah sesuai dengan yang diinginkan

20
barulah program sketch yang sudah dibuat tadi diupload ke dalam board
modul Arduino Uno.
Program di atas apabila diimplementasikan ke dalam board modul
Arduino uno yang sudah terkonfigurasi dengan IC dan motornya akan
membuat motor berputar ke arah kanan. Hal ini disebabkan karena polaritas
motor tidak berubah yang mana sebelah kiri polaritasnya positif (akibat
pemberian logika HIGH dari Arduino) dan sebelah kanan polaritasnya
negatif (akibat pemberian logika LOW dari Arduino) sehingga motor
berputar ke arah kanan
Pada percobaan ini mengatur kecepatan motor DC menggunakan
teknik PWM. Pada rangkaian diatas menggunakan perintah EN yang
dihubungkan dengan pin digital 3 lalu IN pada IC yang dihubungkan pada
keluaran digital yaitu pin 4 dan 5. Kemudian output IC dihubungkan
dengan motor dimana output 1 pada kutub positif dan output 2 pada kutub
negatif. Selain itu Vss dan Vs masing-masing dihubungkan ke Vcc serta
ground dihubungkan dengan GND.
Pada percobaan ini kita menggunakan perintah #define pada syntax
program dimana :
 define : Untuk mendefenisikan sebuah variable (pin input-
output dll), fungsi mendefinisikan variabel agar pembuatan
program dapat diingat dengan mudah
 analogWrite : Untuk membangkitkan sinyal PWM pada pin
digital yang dimasukkan.
Nilai 255 yang diberikan sama halnya senilai 5 volt sehingga motor akan
berputar dengan kecepatan maksimal. Semakin besar tegangan maka
kecepatan makin tinggi, arah putaran motor dapat diatur pada perintah
digitalWrite pada IN1 serta IN2 diberikan high atau low.

21
2. Percobaan 2 “Menyalakan Motor DC dan Mematikan dengan Push
Button”

Gambar 7.2 Rangkaian Percobaan 2


Pertama tama yang dilakukan adalah membuat rangkaian simulasi di
Proteus dan sebuah modul board Arduino Uno. Setelah membuat rangkaian
simulasinya, selanjutnya membuat program sketch di IDE Arduino Uno.
Dalam hal ini struktur program sketch minimal terdiri dari 2 fungsi yaitu
setup dan loop. Setup berfungsi untuk mendeskripsikan variabel yang
digunakan sedangkan loop berfungsi untuk menjalankan perintah terus
menerus
Cara penulisan sketch pada fungsi setup yaitu dengan menuliskan void
setup() yang diikuti tanda “ { ” sebagai pembuka statement dan tanda “ } ”
sebagai penutup statement. Adapun statement yang digunakan pada fungsi
setup yaitu :
 pinMode(3,OUTPUT) yang artinya mendeskripsikan atau mengenalkan
kepada program bahwa pin arduino yang digunakan adalah pin 3 sebagai
output (keluaran)
 pinMode(4,OUTPUT) yang artinya mendeskripsikan atau mengenalkan
kepada program bahwa pin arduino yang digunakan adalah pin 4 sebagai
output (keluaran)
 pinMode(5,OUTPUT) yang artinya mendeskripsikan atau mengenalkan
kepada program bahwa pin arduino yang digunakan adalah pin 5 sebagai
output (keluaran)

22
 pinMode(6,INPUT) yang artinya mendeskripsikan atau mengenalkan
kepada program bahwa pin arduino yang digunakan adalah pin 6 sebagai
input (masukan)
 pinMode(7,INPUT) yang artinya mendeskripsikan atau mengenalkan
kepada program bahwa pin arduino yang digunakan adalah pin 7 sebagai
input (masukan)
 pinMode(8,INPUT) yang artinya mendeskripsikan atau mengenalkan
kepada program bahwa pin arduino yang digunakan adalah pin 8 sebagai
input (masukan)
Masing masing instruksi fungsi setup di atas diakhiri tanda “ ; ” sebagai
tanda berakhirnya instruksi. Pada percobaan ini masing masing kondisi yang
diinginkan dibuatkan fungsi tersendiri yang akan dipanggil pada fungsi
loop. Berikut sketch fungsi tersendirinya :
 void kanan() { digitalWrite(4,LOW), digitalWrite(5,HIGH),
analogWrite(3,255) } yang artinya memberikan logika LOW (padam)
pada keluaran pin 4 dan memberikan logika HIGH (menyala) pada
keluaran pin 5 serta memberikan PMW level 225 pada keluaran pin
3untuk mengatur kecepatan putaran motor yang masing masing akan
dihubungkan ke IC L293D. Fungsi ini apabila diimplementasikan ke
dalam board modul Arduino uno yang sudah terkonfigurasi dengan IC
akan membuat motornya berputar ke arah kanan. Hal ini disebabkan
karena polaritas motor tidak berubah yang mana sebelah kiri polaritasnya
positif (akibat pemberian logika HIGH dari Arduino) dan sebelah kanan
polaritasnya negatif (akibat pemberian logika LOW dari Arduino)
sehingga motor berputar ke arah kanan.
 void kiri() { digitalWrite(5,HIGH), digitalWrite(4,LOW),
analogWrite(3,255) } yang artinya memberikan logika HIGH (menyala)
pada keluaran pin 5 yang dan memberikan logika LOW (padam) pada
keluaran pin 4 serta memberikan PMW level 225 pada keluaran pin 3
untuk mengatur kecepatan putaran motor yang masing masing akan
dihubungkan ke IC L293D. Fungsi ini apabila diimplementasikan ke

23
dalam board modul Arduino uno yang sudah terkonfigurasi dengan IC
akan membuat motornya berputar ke arah kiri. Hal ini disebabkan karena
polaritas motor berubah dari sebelumnya yang mana sebelah kiri
polaritasnya negatif (akibat pemberian logika LOW dari Arduino) dan
sebelah kanan polaritasnya positif (akibat pemberian logika HIGH dari
Arduino) sehingga motor berputar ke arah kiri.
 void stp() { digitalWrite(4,LOW), digitalWrite(5,LOW), delay(0) } yang
artinya memberikan logika LOW (padam) pada keluaran pin 4 yang dan
memberikan logika LOW (padam) pada keluaran pin 5 yang masing
masing akan dihubungkan ke IC L293D tanpa waktu penundaan. Fungsi
ini apabila diimplementasikan ke dalam board modul Arduino uno yang
sudah terkonfigurasi dengan IC akan membuat motornya berhenti
berputar. Hal ini disebabkan karena polaritas motor masing masing diberi
logika LOW (padam) dengan kata lain tidak disuplai oleh tegangan.
Sehingga tentunya motor akan berhenti berputar ketika tidak ada
tegangan yang bekerja.
Setelah itu dilanjutkan pada penulisan fungsi kedua yaitu fungsi loop.
Cara penulisannya sama dengan penulisan sketch pada fungsi setup. Adapun
statement yang digunakan pada fungsi loop yaitu :
 if(digitalRead(6)==LOW){kanan();} artinya jika input yang diberikan
pada pin 6 bernilai LOW(padam) maka fungsi kanan yang telah dibuat
sebelumnya akan terpanggil dan akan memberikan peintah motor
berputar ke kanan.
 if(digitalRead(7)==LOW){kiri();} artinya jika input yang diberikan pada
pin 7 bernilai LOW(padam) maka fungsi kiri yang telah dibuat
sebelumnya akan terpanggil dan akan memberikan peintah motor
berputar ke kiri.
 if(digitalRead(8)==LOW){stp();} artinya jika input yang diberikan pada
pin 8 bernilai LOW(padam) maka fungsi stp yang telah dibuat
sebelumnya akan terpanggil dan akan memberikan peintah motor
berhenti berputar.

24
Setelah selesai membuat program sketch nya maka selanjutnya
mengompile intruksi tersebut sampai muncul keterangan “Done Compiling”
yang menandakan proses compiling nya telah berhasil. Selanjutnya
memasukkan program sketch ke proteus untuk mensimulasikan rangkaian.
Apabila simulasinya sudah sesuai dengan yang diinginkan barulah program
sketch yang sudah dibuat tadi diupload ke dalam board modul Arduino Uno.
Program di atas apabila diimplementasikan ke dalam board modul Arduino
uno yang sudah terkonfigurasi dengan IC dan motornya akan membuat
motor dapat dikontrol arah putarannya dengan menggunakan switch.

25
VIII. KESIMPULAN

Setelah selesai praktikum, praktikan diharapkan dapat menarik kesimpulan


dari percobaan ini sebagai berikut :
1. Kecepatan putaran motor DC dapat diatur dengan menggunakan PWM.
2. Rangkaian PWM (Pulse Width Modulation) berfungsi untuk mengatur
besar frekuensi dan besar duty cycle.
3. Arah putaran kecepatan motor DC dapat berubah dengan merubah
polaritas input.
4. IC L293D merupakan IC yang memang didesain khusus untuk
mengerakkan dan mengendalikan motor DC.

26
DAFTAR PUSTAKA

Singgih, Hariyadi. 2008. Komponen Elektronika. Malang: Politeknik Negeri


Malang.

Nasution, Muhamad Fadli.2010. Pulse Width Modulation. Online dalam


http://inirobot.blogspot.com, diakses tanggal 12 Desember 2019.

Prayogo, Rudityo. 2012. Pengaturan PWM. Malang : Universitas Brawijaya

Tim Eldas. 2012. Driver Motor DC L293D. (online) dalam http://elektronika-


dasar.web.id/driver-motor-dc-l293d/, diakses tanggal 12 Desember 2019.

27
LAMPIRAN

28

Anda mungkin juga menyukai