Anda di halaman 1dari 18

Laporan Proteksi Overcurrent

Untuk memenuhi salah satu tugas lab


Mata Kuliah : Praktikum Distribusi dan Proteksi
Tenaga Listrik

Disusun oleh :

Nurjannah

42121246

4D D4 Teknik Listrik

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG MAKASSAR


2022

PROTEKSI OVERCURRENT
I. Tujuan Percobaan
1. Memahami prinsip kerja overcurrent relay
2. Mengetahui karakteristik kerja overcurrent relay
3. Menjelaskan perbedaan karakterisktik overcurrent relay berdasarkan
ANSI/IEEE dan IEC.
4. Mampu menggambar kurva karakteristik overcurrent relay

II. Teori Dasar

Over current relay atau relai arus lebih bekerja ketika ada hubung singkat

yang berdampak pada kenaikan arus, oleh karena itu disebut relai arus lebih. Relai

arus lebih yang ada sekarang memiliki 2 kemampuan yaitu sebagai relai arus lebih

(Over Current Relay, OCR) dan relai gangguan tanah (Ground Fault Relay, GFR).

Relai arus lebih dapat dikoordinasikan dengan relai lain atau dengan GFR dengan

memberikan tunda waktu yang sebenarnya merupakan inti dari setelan relai selain

juga perhitungan setelan arus.

Prinsip kerja over current relay adalah berdasarkan adanya arus lebih yang

dirasakan relai, baik disebabkan adanya gangguan hubung singkat atau overload

(beban lebih) untuk kemudian memberikan perintah trip ke PMT sesuai dengan

karakteristik waktunya.

Keuntungan dari penggunaan proteksi rele arus lebih ini antara lain :

 Sederhana dan murah

 Mudah penyetelannya

 Dapat berfungsi sebagai pengaman utama dan cadangan

 Mengamankan gangguan hubung singkat antar fasa, satu fasa ke tanah, dan

dalam beberapa hal digunakan untuk proteksi beban lebih (overload).


 Pengaman utama pada jaringan distribusi dan substransmisi

 Pengaman cadangan untuk generator, trafo, dan saluran transmisi.

Berdasarkan karakteristik dari waktu kerjanya rele arus lebih dapat dibedakan menjadi :

1. Rele Arus Lebih Sesaat/ Momen (instantaneous overcurrent relay) Relay ini akan

memberikan perintah pada PMT pada saat terjadi gangguan bila besar arus gangguannya

melampaui penyetelannya (Im), dan jangka waktu kerja relai mulai pik up samapai kerja

relai sangat singkat tanpa penundaan waktu ( 20 – 60 mdet).

2. Rele Arus Lebih Dengan Waktu Tunda (time delay overcurrent)

a. Rele Arus Lebih dengan Waktu Tertentu ( definite time) Relay ini akan memberikan

perintah pada PMT pada saat terjadi gangguan bila besar arus gangguannya melampaui

penyetelannya ( ), dan jangka waktu kerja relai mulai pik up sampai kerja relai

diperpanjang dengan waktu tertentu tidak tergantung besarnya arus.


b. Rele Arus Lebih dengan Waktu Terbalik (inverse time overcurrent relay) Relay ini

akan memberikan perintah pada PMT pada saat terjadi gangguan bila besar arus

gangguannya melampaui penyetelannya ( ), dan jangka waktu kerja relai mulai pik up

sampai kerja relay waktunya diperpanjang berbanding terbalik dengan besarnya arus.

Pada jenis ini karakteristik kecuraman waktu arus dapat beragam dan berdasarkan standar

BS 142 th dikelompokan menjadi :

 Normal inverse

 Very inverse

 Long inverse

 Definite time

III. Alat dan Bahan


Modul Terco
Kabel Secukupnya

IV. Prosedur Percobaan


Percobaan Three phase non-directional overcurrent protection (PHLPTOC1 / 3I
> / 51P-1)
1. Buatlah rangkaian percobaan pada Modul TERCO seperti gambar 3 –
gambar 7. Model transmisi dapat dipilih salah satu dari model yang ada
pada modul.
2. Pilih fungsi Three phase non-directional overcurrent protection
(PHLPTOC1 / 3I > / 51P-1) pada REF 615.
3. Atur parameter dari relay PHLPTOC1 seperti gambar 8 – gambar 9.
4. Pilih jenis Kurva IEC Standard Inverse dengan nilai set pick up value (Ip)
= 0.1 In serta nilai set time multiplier (D) = 1
5. Naikkan beban resistansi pada modul sampai melewati arus setting (Ip)
dari relay PHLPTOC1.
6. Setelah didapatkan nilai arus yang melebih setting relay PHLPTOC1,
aktifkan relay PHLPTOC1 dengan beban resistansi pada modul tidak
diubah.
7. Meng-OFF-kan CB3 atau CB4 pada modul.
8. Catat waktu kerja relay dengan meng-ON-kan CB3 atau CB4 secara
bersamaan dengan stopwatch untuk menentukan waktu kerja relay
(tripping time (t)) sampai relay REF615 trip atau CB3/CB4 bekerja
(Lampu indikator CB menyala).
9. Catat nilai setting relay, arus yang melebihi arus setting serta waktu kerja
relay untuk karakteristik Kurva IEC Standard Inverse seperti tabel 1.
10. Ulangi langkah No 8 untuk berbagai arus beban dengan nilai set pick up
value (Ip) = 0.1 In serta nilai set time multiplier (D) = 1 yang sama.
11. Ulangi langkah 4 – langkah 10 dengan memilih Kurva IEC Very Inverse
kemudian tulis hasil pengamatan pada Tabel-1
12. Ulangi langkah 4 – langkah 10 dengan memilih Kurva IEC Extremely
inverse kemudian tulis hasil pengamatan pada Tabel-1
13. Ulangi langkah 4 – langkah 10 dengan memilih Kurva IEC definite time
kemudian tulis hasil pengamatan pada Tabel-1
14. Off-kan modul peralatan sesuai prosedur standard modul TERCO.
V. Rangkaian Percobaan
Untuk modul pembangkit
Jumper karena tidak digunakan

Jumper karena tidak digunakan

Gambar 3. Rangkaian penghubung pembangkit – transfer block


ke transmisi/distribusi – beban
Hubungkan feeder outgoing ke salah satu
model transmisi/ distribusi baik secara
langsung ataupun melalui transfer block.

Gambar 4. Rangkaian penghubung pembangkit – transfer block


ke transmisi/distribusi dan beban
Menghubungkan outgoing feeder
ke modul transmisi (baik secara
langsung maupun melalui transfer
block)

Gambar 5. Modul Transmisi/ distribusi


Gambar 6. Rangkaian hubungan saluran transmisi ke beban.

Gambar 7. Parameter relay PHLPTOC1


Gambar 8. Parameter relay PHLPTOC1

VI. Hasil Percobaan

Tabel 1. Data pengamatan Standar Inverse


IEC Standar Beban

Inverse 1R 1L 2L 3L

TMD=1

Isetting 0,20 0,20 0,20 0,20

Ibeban 0,237 0,31 0,597 0,911

Toperasi 34,48 12,5 5,98 4,39

TMD =2

Toperasi 69,16 25,1 11,99 8,78


Table 2. Data pengamatan Very Inverse
Beban
IEC Standar Inverse
1R 1L 2L 3L

TMD=1

Isetting 0,20 0,20 0,20 0,20

Ibeban 0,237 0,314 0,59 0,911

Toperasi 60,29 18,10 6,20 3,55

TMD=2

Toperasi 119,9 36,39 12,4 7,11

3 4

Table 3. Data pengamatan Defenite time


IEC Standar Beban

Inverse 1R 1L 2L 3L

TMD=1

Isetting 0,20 0,20 0,20 0,20

Ibeban 0,237 0,31 0,597 0,911

Toperasi 0,484 0,48 0,484 0,484

TMD=2
Toperasi 0,484 0,48 0,484 0,484

VII. Analisis Hasil Percobaan

Pada Percobaan proteksi overcurrent ini disupply langsung oleh PLN yang

dihubungkan ke feeder outgoing ke salah satu model transimis atau distribusi

secara langsung kemudian rangakain tersebut dihubungkan dari saluran transmisi

ke beban. Beban yang digunakan yaitu 1R, 1L, 2L dan 3L. Sebelum melakukan

percobaan pada job ini terlebih dahulu menyetting parameter yang ada pada relay.

Dari hasil percobaan yang dilakukan berikut hasil perbandingan secara teori dan

praktikum.

1. Percobaan pertama Standar Inverse

STANDARD INVERS
140

120

100

80

60

40

20

0
1.185 1.57 2.985 4.555

Operating Time (TMD=1) Operating Time (TMD=2)


Gambar 1. Standar Inverse

Berdasarkan percobaan yang dilakukakan arus setting yang digunakan

masih sama dengan percobaan sebelumnya yaitu 0,20 disetiap beban Kurva yang

digunaka pada percobaan omo adalah IEC Inverse dengan kaarkteristik waktu

operasi relay berbanding terbaluk dengan besar arus gangguan. Berdasarkan data

percobaan yang diperoleh arus beban terendah pada 1R=0,237 dengan operating

time sebesar 34,48 s dan nilai arus beban tertinggi ada pada 3L= 0.911A dengan

operating time sebesar 4.39 s. jadi pada percobaan ini semakin kecil nilai aarus

gangguan maka semakin lama waktu trip karena pada curve IEC inverse besar

arus tahanan mempengaruhi waktu trip.

Berdasarkan teori dapat dihitung dengan rumus berikut :

T = TMS x

T = 41,37

Adapun selanjutnya melihat perbandingan antara hasil pengamatan dan

teori Dimana akuasi pembacan ditentukan dengan menggunakan persamaan

berikut ini:.

hasil secarateori−hasil pengukuran


Error (%)=
hasil secara teori

Dari data yang diperoleh maka dapat dihitung untuk beban 1R sebagai berikut:

hasil secarateori−hasil pengukuran


Error (%)=
hasil secara teori

41,17−34,48
Error (%)=
41,17

= 83,75
Untuk menghitung secara rumus dan persantase kesalahan lainya digunakan

persamaan/rumus yang sama, hasil dari perhitungan tersebut dituangkan kedalam

tabel 8.

Tabel 4. hasil perhitungan secara teori dan persentase kesalahan tms 1:

BEBAN
IEC Standard Inverse
1R 1L 2L 3L
Ip Arus Setting 0,20 0,20 0,20 0,20
0,59
If Arus Beban/Arus Gangguan 0,237 0,314 7 0,911
2,98
M Applied Multiples of Pick Up (M=If/Ip) 1,185 1,57 5 4,555
TMD Time Dial Setting 1 1 1 1
Operating Time (Perhitungan) 41,17 15,45 6,33 4,55
tp
Operating Time (Hasil Pengamatan) 34,48 12,51 5,98 4,39
Persentase Error 94,4
TREND (Perhitungan/Pengamatan) 83,75 80,98 5 96,55

Tabel 5. hasil perhitungan secara teori dan persentase kesalahan tms 2:

BEBAN
IEC Standard Inverse
1R 1L 2L 3L
Ip Arus Setting 0,20 0,20 0,20 0,20
0,59
If Arus Beban/Arus Gangguan 0,237 0,314 7 0,911
2,98
M Applied Multiples of Pick Up (M=If/Ip) 1,185 1,57 5 4,555
TMD Time Dial Setting 2 2 2 2
12,6
Operating Time (Perhitungan) 82,34 30,90 6 9,09
tp
11,9
Operating Time (Hasil Pengamatan) 69,16 25,1 9 8,78
Persentase Error 94,6
TREND (Perhitungan/Pengamatan) 84,00 81,24 9 96,55

Berdasarkan teori, hasil yang diperolehpun sesuai dengan kaarkteristik

dari curve IEC Inverse bahawa semakin kecil nilai arus beabn maka semakin lama

waktu trip.

2. Percobaan Kedua Very Inverse


VERY INVERS
140

120

100

80

60

40

20

0
1.185 1.57 2.985 4.555

Operating Time (TMD=1) Operating Time (TMD=2)

Gambar 2. Garfik Very Inverse

Pada percobaan masih menggunaka rangkaian yang sama tetapi dengan

setting curve yang berbeda yaitu curve very inverse. Berdasarkan hasil percobaan

dapat dilihat bahwa semakin kecil waktu trip yang ditunjukkan oleh nilai 1R=

0,237A dengan operating time 60,29 s dan 3L=0,911 dengan operating time

sebesar 3,55 s, sehingga karakteristik dari curve Very Inverse memenuhi.

Begitupun dengan Tms=2 sama halnya dengan kaarkteristik tersebut.

Berdasarkan Teori, dilakukan perhitungan :

T = TMS x

T= 72,97

Tabel 6. hasil perhitungan secara teori dan persentase kesalahan tms 1:

BEBAN
IEC Very Inverse
1R 1L 2L 3L
Ip Arus Setting 0,20 0,20 0,20 0,20
If Arus Beban/Arus Gangguan 0,237 0,314 0,597 0,911
M Applied Multiples of Pick Up (M=If/Ip) 1,185 1,57 2,985 4,555
TMD Time Dial Setting 1 1 1 1
tp Operating Time (Perhitungan) 72,97 23,68 6,80 3,80
Operating Time (Hasil Pengamatan) 60,29 18,10 6,20 3,55
TREN
D Persentase Error (Perhitungan/Pengamatan) 82,62 76,42 91,16 93,48

Tabel 7. hasil perhitungan secara teori dan persentase kesalahan tms 2:

BEBAN
IEC Standard Inverse
1R 1L 2L 3L
Ip Arus Setting 0,20 0,20 0,20 0,20
If Arus Beban/Arus Gangguan 0,237 0,314 0,597 0,911
M Applied Multiples of Pick Up (M=If/Ip) 1,185 1,57 2,985 4,555
TMD Time Dial Setting 2 2 2 2
Operating Time (Perhitungan) 82,34 30,90 12,66 9,09
tp
Operating Time (Hasil Pengamatan) 69,16 25,1 11,99 8,78
TREN
D Persentase Error (Perhitungan/Pengamatan) 84,00 81,24 94,69 96,55

Berdasarkan hasil teori hasil yang diperoleh pun sesuai dengan

karakteristik dari curve very inverse bahwa semakin kecil nilai arus beban maka

semakin lama waktu trip.

3. Percoobaan Ketiga Defenite Time

DEFENITE INVERSE (TMD=1)


45.00
40.00
35.00
30.00
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
1R 1L 2L 3L

Operating Time (Perhitungan) Operating Time (Hasil Pengamatan)

Gambar 3. Grafik defenite inverse (tmd=1)


DEFENITE INVERSE (TMD=2)
90.00
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
1R 1L 2L 3L

Operating Time (Perhitungan) Operating Time (Hasil Pengamatan)

Gambar 4. Grafik defenite inverse (tmd=2)

Berdasarkan percobaan yang dilakukakan arus setting yang digunakan

masih sama dengan percobaan sebelumnya yaitu 0,20 disetiap beban. Arus beban

atau arus gangguan yang diperoleh yaitu pada R1 0,237 pada 1L 0,314 pada 2L

0,597 dan pada beban 3L 0,911. Operation Time (Toperasi)=1 dilihat bahwa waktu

trip dari semua jenis beban sama besar, yaitu 4.98s. Arus beban, jenis, dan jumlah beban

tidak mempengaruhi waktu trip.

VIII. Kesimpulan

1. Karakteristik standar inverse, parameter arus gangguan terhadap waktu lama

operasi komponen proteksi berbanding terbalik. Semakin besar arus gangguan

maka waktu operasi pengaman akan semakin singkat.

2. karakteristik very inverse, parameter arus gangguan terhadap lama waktu

oprasi berbanding terbalik, semakin besar arus gangguan maka semakin

singkat waktu operasi system operasi, selisih antara waktu operasi tiap
perubahan arus gangguan awalnya sangat besar, tapi signifikan kemudian

semakin mengecil.

3. Karakteristik defenite time, waktu kerjanya tidak tergantung dari arus

gangguna. sifat dari relay ini adalah relay baru akan bekerja bila yang

mengalir pada relay tersebut melebihi besarnya arus setting yang telah

ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai