Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI

KARAKTERISTIK TOR
(THERMAL OVERLOAD RELAY)

Nama Praktikan : Abdurrahman


NIM : 1801031036
Kelas : IIIB Electrical
Pembimbing : 1. Berlianti, ST., MT
2. Rahmi Berlianti SST., MT

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2021
BAB I
TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan yang akan dicapai setelah melakukan percobaan ini adalah:


A. Karakteristik objek yang akan dilakukan
1) Menentukan karakteristik Thermal Overloada Relay (TOR)
2) Menentukan tipe/jenis TOR yang digunakan sesuai dengan karakteristik bebannya
3) Menentukan kapasitas TOR sesuai dengan karakteristik bebannya.

B. Relevansi
Objek yang dilakukan nantinya harus dapat menentukan setting “Thermal Overload
Relay” yang akan digunakan pada daerah yang sebenarnya, sesuai nilai Arus beban lebih.

C. Pendataan
Pengambilan data dilakukan berdasarkan besaran-besaran yang harus diukur yang harus
dipenuhi sesuai sifat masing jenis gangguan dimana akan dipasang system proteksi.

D. Solusi
Solusi yang dimaksud disini adalah selesai melakukan perobaan, maka praktikan
mampu untuk mengambilkan suatu alternatif yang tidak mengurangi fungsi dan
faedahnya, yaitu menentukan setting TOR yang akan dipasang pada system pengaman
Motor agar pada saat terjadi gangguan “Overload” TOR dapat bekerja untuk
menggerakkan Rele Kontaktor, sehingga system terpisah dari gangguan.

1
BAB II
KONSEP DASAR
a. Pengertian
Thermal Overload relay adalah suatu alat pengaman peralatan listrik terhadap arus beban lebih.
Pengaman ini bekerja berdasarkan panas yang ditimbulkan oleh adanya arus listrik yang melebihi
batas harga nominalnya.
Thermal Over Load Relay adalah suatu pengaman beban lebih. Menurut PUIL
2000 bagian 5.5.4.1; proteksi beban lebih (arus lebih) dimaksudkan untuk melindungi
motor dan perlengkapan kendali motor, terhadap pemanasan berlebihan sebagai akibat
beban lebih atau sebagai akibat motor tak dapat diasut. Beban lebih atau arus lebih pada
waktu motor berjalan bila bertahan cukup lama akan mengakibatkan kerusakan atau
pemanasan yang berbahaya padamotor tersebut. TOR memiliki rating yang berbeda-beda
tergantung dari kebutuhan, biasanya tiap-tiap TOR mempunyai batas rating yang dapat
diatur.

b. Prinsip Kerja Thermal Overload Relay


Pada saat beban mengalami kenaikan beban sampai tingkat lebih 110% dari kapasitas
beban nominalnya, maka arus yang mengalir pada motor akan naik. Kenaikan arus ini
diiringi dengan kenaikan panas pada rangkaian sebesar I 2R. Energi panas tersebut akan
mengalir pada logam bimetal yang ada di Overload relay dan berubah menjadi energi
mekanik yang menyebabkan logam bimetal mengalami kelengkungan, sehingga melepas
anak kontaknya. Dengan melepasnya anak-kontak akibat arus yang mengalir diatas batas
nominalnya, maka akan membuka (melepas) rangkaian kelistrikan dan peralatan
terlindung dari kerusakan yang diakibatkan oleh arus beban lebih.

Gambar TOR dalam Kondisi Normal

2
Gambar TOR dalam Kondisi Gangguan

Thermal overload relay ini banyak digunakan sebagai pelindung dari motor-motor
listrik. Thermal Over Load Relay Terdiri dari:
1. Bimetal, adalah bagian yang dapat melengkung dengan perubahan suhu akobat arus
lebih.
2. Elemen Pemanas, adalah komponen yang berfungsi untuk memanaskan bimetal.
3. Saklar Mekanik, adalah komponen untuk merubah posisi anak-kontak dari thermal
over load relay.

Gambar Thermal Overload Relay (TOR)

3
Gambar Bagiaan-Bagian Thermal Overload Relay

Gambar Karakteristik Thermal Overload Relay


Keterangan:
1. k = 1,045, konstanta dasar setelan TOR, belum menyentuh karakteristik Tripping relay.
2. k = 1,05, konstanta yang ditetapkan pabrikan, sudah menyentuh karakteristik Tripping
relay, tetapi belum trip. K menyentuh garis “Asymptot”.
Rumus

4
[ In ] 2
t = s x ln [ -------------
2 2
]
[ In ] [ k x Is ]

Dimana:
S = konstanta thermis
Is = setelan arus relay
In = arus nominal beban

Thermal Overload Relay (TOR) berfungsi untuk melindungi motor listrik dari
beban lebih yang ditunjukkan oleh arus yang mengalir pada jaringan listrik. Apabila
arus yang mengalir melebihi nilai TOR, maka timbul panas pada TOR, kemudian TOR
membuka dan memerintahkan untuk memutuskan jaringan listrik yang masuk ke motor
tsb, sehingga motor terhindar dari kerusakan. Permasalahannya adalah menentukan
berapa besar/nilai Overload Relay (TOR).

Gambar Karakteristik Koordinasi thermal rele I = f(t)

5
Metode yang digunakan antara lain sistem DOL (Direct On Line), Star-Delta,
Auto Transformer, Reostat, soft starter dll. Dengan memperhatikan sifat dari arus start
motor listrik, maka dapat ditentukan jenis dan besarnya nilai Overload Relay (TOR).
Arus start sistem DOL sebesar 6 x In (Arus nominal motor), sedangkan pada sistem
Start-Delta maksimal sebesar 3 x In. Berdasarkan karakter tersebut, maka apabila
menggunakan sistem DOL, nilai TOR = In, apabila Star-Delta, nilai TOR = In/√3 =
0,732 In. Karakteristik Overload Relay (TOR) Overload Ralay mempunyai
karakteristik sesuai dengan standar-standar kelistrikan, diantaranya IEEE, NEMA, IEC,
dll. Penulis akan membahas sesuai standar IEC yang cukup banyak digunakan di
Indonesia.
Misalnya suatu Overload Relay (TOR) tertulis IEC 947-4-1, Class 20 bernilai
trip = 10 Ampere. Selang waktu trip digunakan agar TOR tidak trip bila sedang start
maupun ketika ada beban kejut. Dengan berpedoman pada karakterstik tersebut, maka
bisa didesain nilainya dengan memperhatikan arus start dan selang waktunya sehingga
tidak trip serta nilai yang tepat untuk trip (sesuai dengan kemampuan motor listrik yang
dikendalikan) jika terjadi overload sehingga jaringan listrik segera terputus dan motor
listrik aman dari kerusakan/terbakar. Karakteristik motor harus diketahui karakteristik
thermalnya berdasarkan informasi dari motor (name plate) tersebut.

Sesuai dengan namanya proteksi motor ini menggunakan panas sebagai


pembatas arus pada motor. Alat ini sangat banyak dipergunakan saat ini. Biasanya
disebut TOR, Thermis atau overload relay. Cara kerja alat ini adalah dengan
menkonversi arus yang mengalir menjadi panas untuk mempengaruhi bimetal.
Komponen bimetal akan menggerakkan tuas untuk menghentikan aliran listrik pada
motor melalui suatu control motor starter (baca motor starter). Pembatasan dilakukan
dengan mengatur besaran arus pada dial di alat tersebut. Jadi alat tersebut memiliki
range adjustment misal TOR dengan range 1 ~ 3,2 Amp disetting 2,5 Amp. Artinya,
kita membatasi arus dengan TOR pada level 2,5 Amp saja.

BAB III
ALAT YANG DIPERLUKAN

6
No Alat Spesifikasi Jumlah Satuan
1 TOR (Type LR2 D13) Type LR2 D13 1 Buah
2 Relay Kontaktor 1 Buah
S3 Motor Induksi 3 Phasa 1 Kw 1 Unit
4 MCB 3 Phasa 10 A 1 Buah
5 MCB 1 Phasa 6A 1 Buah
6 Stop Watch 1 Buah
7 Multimeter 1 Buah
8 Panel Meter 1 Buah
9 Power Supply 3 Phasa 1 Unit
10 Kabel Secukupnya

7
BAB IV
RANGKAIAN PERCOBAAN

8
BAB V
LANGKAH KERJA

Didalam melakukan percobaan, semua alat ukur harus diperiksa terlebih dahulu dan
alat-alat untuk melakukan percobaan harus lengkap sesuai dengan daftar alat dan bahan yang
ada agar tercapainya tujuan dari percobaan.
1. Mempelajari gambar rangkaian dengan seksama
2. Mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan dan menguji bagus atau tidaknya alat, juga pada
motor.
3. Menghubungkan rangkaian utama dan menguji dengan menekan tombol kontaktor.
4. Menghubungkan rangkaian kontrol dengan urutan satu garis menurun, pada berikutnya garis
sekitarnya. Sekaligus menguji ada arus pada tiap – tiap terminal.
5. Menguji dengan menekan tombol ON maka motor berputar dan lampu ON menyala.
6. Mengatur nilai Seting TOR pada rating : 1,6; 1,9; 2,2; 2,5. Pengaturan dilakukan saat TOL
dalam kondisi “Hot Start” dan kondisi “Cold start”.
7. Melaporkan bila sudah selesai dan tidak ada gangguan.

9
BAB VI
TUGAS DAN PERTANYAAN

1. Gambarkan karakteristik TOR dan terangkan maknanya dengan jelas dan lengkap sesuai
tabel yang diperoleh pada percobaan!

Jawab: Pada Analisa Data

2. Mengapa grafik karakteristik Thermal Overload Relay merupakan garis lengkung / tidak
liner?

Jawab:
Karena setiap perubahan arus pada thermal overload, maka akan mempengaruhi cepat
atau lamanya pemutusan. Semakin besar arus, maka akan semakin cepat pula
pemutusannya, demikian pula juga saat arus semakin kecil maka pemutusan akan semakin
lama. Karena perubahan arus terhadap lamanya pemutusan yang tidak konstan
perubahannya, hal itu lah yang menyebabkan grafik karakteristik thermal overload akan
berbentuk garis lengkung / tidak linier

3. Apa sebabnya jika semakin besar faktor pengali semakin cepat pula waktu yang
dibutuhkan untuk tripping?

Jawab:
TOR bekerja dengan menggunakan bimetal. Bimetal akan bekerja sesuai arus yang
mengalir, arus yang mengalir akan menyebabkan panas, semakin besar perubahan arus
maka akan semakin tinggi kenaikan temperatur yang menyebabkan terjadinya
pembengkokan, dan akan terjadi pemutusan arus, sehingga rangkaian akan terputus. Jadi,
semakin besar arus beban dibandingkan nilai arus nominalnya maka semakin cepat juga
waktu pemutusannya karena temperaturnya semakin tinggi.
Kenaikan temperatur tersebut karena oleh arus listrik sesuai dengan persamaan panas

= I2Rt . Sehingga menyebabkan semakin cepatnya terjadi pembengkokan pada bimetal,


sehingga akan terjadi pemutusan arus yang semakin cepat juga. Secara visual kerja
perlatan TOR diberikan pada gambar dibawah ini.

10
4. Hitung perbandingan arus beban dan arus seting TOR bekerja (Open)!

Jawab: Pada Analisa

5. Mengapa semakin besar faktor pengali semakin cepat waktu trippingnya? Jelaskan!

Jawab:
Perbedaan waktu pemutusan yang terjadi pada pengukuran karakteristik Panas TOR,
maupun karakteristik Dingin TOR yaitu pada pengukuran Karakteristik dingin, waktu
pemutusannya lebih lama dibandingkan pada pengukuran karakteristik panas, sebab pada
pengukuran karakteristik panas kita harus mengatur arus 1 ampere terlebih dahulu pada
power supplay DC selama 10 menit, setelah itu baru kita baru manaikan arus DC tersebut
sesuai harga yang tertera pada table. Saat mengatur arus pada power supplay DC selama
10 menit, sebenarnya pada bimetal, arus 1 ampere yang mengalir tersebut tersebut telah
menyebabkan panas pada bimetal TOR, akibat panas tersebut maka akan menyebabkan
terjadinya pembengkokan pada bimetal, apalagi setelah 10 menit arus dinaikan mengikuti
harga arus yang tertera pada tabel, hal itu yang menyebabkan proses pembengkokan
bimetal akan terjadi lebih cepat, karena terlebih dahulu bimetal telah dipanaskan selama
10 menit dengan arus 1 ampere dan terjadi pemutusan arus yang lebih cepat dibandingkan
waktu pemutusan pada karakteristik dingin TOR.

11
6. Mengapa pengaman magnetik tidak memerlukan waktu yang lama untuk tripping?
Jelaskan!

Jawab:
Pengaman magnetik tidak memerlukan waktu lama untuk tripnya. Karena pengaman
magnetik bekerja secara magnetik sehingga waktu yang dibutuhkan untuk induksi
sangatlah cepat dibandingkan dengan prinsip panas. Sehingga pengaman magnetik
memiliki waktu yang sangat singkat/ tidak memerlukan waktu yang lama untuk trip.

7. Apa perbedaan antara Thermal Over Load Relay, MCB dan Sekering?

Jawab:
Dilihat dari fungsinya, fungsi TOR lebih spesifik atau lebih akurat di bandingkan MCB
dan sekring. Karena Pada thermal overload terdapat fasilitas untuk mengatur berapa
pembatas arus yang diharapkan sesuai arus motor, sementara pada MCB dan sekring
nilainya sudah fix.
Selanjutnya, perbedaan MCB, TOR, sekring sebagai proteksi beban lebih terletak pada
tingkat akurasinya. Jika mengharapkan tingkat akurasi yang tepat atau mendekati tepat,
bisa menggunakan TOR karena memiliki settingan arus sedangkan untuk MCB dan
sekring nilainya sudah fix.
Perbedaan lainnya terletak pada elemen yang memutuskan aliran arus listriknya. Pada
TOR dan MCB, ketika ada arus berlebih, maka akan menyebabkan panas yang akan
membuat keping bimetal melengkung dan menarik tuas yang memutuskan alira arus,
bedanya TOR memutus aliran ke beban sedangkan MCB memutus aliran ke seluruh
rangkaian. Untuk sekring menggunakan elemen patron lebur atau filamen, dimana ketika
ada arus berlebih akan menyebabkan panas sehingga patron lebur tersebut meleleh
sehingga arus listrik terputus.

8. Jelaskan aplikasi nyata penggunaan TOR di ketenagalistrikan. Buat gambaran/ sketsa /


denah ataupun single line diagramnya.

Jawab:
- Overload Relay banyak digunakan untuk melindungi motor
- Overload Relay dapat digunakan untuk mendeteksi kondisi kelebihan maupun kondisi

12
gangguan dan kemudian mendeklarasikan perintah perjalanan untuk perangkat
pelindung
- Overload Relay telah berkembang menjadi sistem mikroprosessor serta elektronik
solid state.
- Contoh gambaran penggunaan TOR pada motor DOL :

13
BAB VI
TABULASI DATA

A. Tabel Karakteristik Panas

I HASIL PENGUKURAN HASIL PERHITUNGAN


Ratting Thermal
I Beban Waktu I Beban
No. Over Time
(A) Pemutusan (N-P) Pengamatan (I Beban/I Set)
Load Constant,
(A) (Dtk) (Ampere)
T (Menit)
2,4 0,180 1,5
1 1,6 1,39 2,7 Over Load Trip
1,4
2 1,9
2,6
2,41 2,7 Over Load Trip 0,14 1,368
1
2,6 7,443 1,181
4 2,2 >5 Menit 2,7 Over Load Trip
1,1
2,4 -5,06 0,96
5 2,5 >5 Menit 2,7 Over Load Trip
1

Catatan: K = 105%
Pada nilai terakhir T perhitungan nilainya minus disebabkan tidak mengalami trip hal
ini berbeda dengan hasil pengukuran pengamatannya mengalami trip hal ini
disebabkan ada faktor lain seperti arus bocor, Over Current dan alat/komponen sudah
tua yang menyebabkan menurun kualitas kerja.

B. Tabel Karakteristik Dingin

I HASIL PENGUKURAN HASIL PERHITUNGAN


Ratting
I Beban
Thermal
No. Over Waktu I Beban
(A) Time
Load Pemutusan (N-P) Pengamatan (I_Beban/I_Set)
(Dtk) (Ampere) Constant, T
(A) (Menit)
2,4 0,441 1,5
1 1,6 3,39 2,7 Over Load Trip
1,4
2,6 0,276 1,368
2 1,9 4,61 2,7 Over Load Trip
1
2,6 7,443 1,181
4 2,2 >5 Menit 2,7 Over Load Trip
1,1
2,4 -5,06 0,96
5 2,5 >5 Menit 2,7 Over Load Trip
1

14
BAB VII
ANALISA

A. Analisa Rangkaian
Pada percobaan TOR ini praktikan melakukan beberapa percobaan diantaranya
percobaan karakteristiik dingin dan karakteristik panas. Pada saat melakukan percobaan
praktikan menggunakan beberapa peralatan diantaranya motor 3 phasa, MCB 3 phasa,
MCB 1 phasa, kontaktor, push button, variac, power supply 3 phasa, TOR, multimeter,
panel meter, stop watch dan kabel penghubung. Rangkaian daya yang digunakan dalam
praktikan kali ini adalah rangkaian DOL.
Pada rangkaian 1 terdapat 2 rangkaian pada gambar 11 dan 13 yaitu rangkaian kontrol
dan daya Direct On Line (DOL). DOL disebut juga dengan Start – Stop adalah teknik yang
memungkinkan untuk start atau stop motor melalui suatu rangkaian kontrol atau bisa
disebut rangkaian pengunci karena rangkaian DOL berfungsi untuk menjaga agar arus
listrik tetap mengalir pada sebuah rangkaian pengendali. Rangkaian dengan beberapa
komponen, MCB 1 Phasa, TOR, Push Button Off dan On, 1 Rele Kontaktor. MCB dan
TOR berfungsi sebagai pengaman rangkaian dari Over load dan Over Current. Push button
sebagai peralatan input (device) arus listrik ke rangkain khususnya ke Rele Kontaktor yang
berfungsi sebagai pengontrolan rangkaian dengan anak kontaknya.
Rangkaian Daya menerapkan sistem TT dengan ada pentanahan/pembumian pada trafo
dan motor listrik. Rangkaian daya ini menggunakan sumber 3 phasa dan 1 Netral dengan
berapa komponen MCB 3 Phasa, Rele Kontaktor, TOR, dan motor induksi 3 Phasa.
Rangkaian Daya ini komponennya sinkronisasi dengan rangkaian kontrol. Maksudnya
komponen yang digunakan pada rangkaian kontrol digunakan juga di gunakan pada
rangkaian kontrol digunakan juga di rangkaian daya
Pada saat merangkai rangkaian daya praktikan menghubungkan keluaran dari power
supply 3 phasa ke MCB 3 phasa, terus keluaran dari MCB 3 phasa tersebut dihubungkan
ke masukkan kontak utama kontaktor dan salah satu dari keluaran MCB tadi dihubungkan
ke Ampere meter baru dihubungkan ke kontaktor yang gunanya untuk mengetahui arus
yang mengalir ke motor. Setelah itu keluaran dari kontaktor dihubungkan ke motor listrik
3 phasa. Yang mana motor tersebut telah dibintangkan terminalnya. Untuk menambah /
menghubungkan ke beberapa motor, praktikan memparalelkan saja motor tersebut.

15
Ada pun cara kerja overload adalah dengan memanfaatkan pelat bimetal yang akan
memutus jika terjadi arus listrik melampui batas kapasitasnya.Prinsip kerja ini hampir
sama dengan cara kerja pada MCB untuk mengamankan arus lebih yang mengalir pada
instalasi penerangan maupun tenaga. Pada saat terjadi beban lebih pada motor maka arus
akan meningkat dan memutus bimetal. Maka kontak NO dan NC pada overload juga
bekerja. Kontak NC digunakan untuk memutus rangkaian control yang mengendalikan
Magnatic contactor. Dengan terbukanya kendali ke Magnetic contactor yang
mengendalikan rangkaian utama maka motor akan berhenti bekerja. Sedangkan kontak
NO dapat dihubungkan dengan lampu indicator terjadinya beban lebih pada rangkaian.
Sedangkan rangkaian 2 sama dengan rangkaian 1, bedanya hanya ditambah generator
yang shaft nya dihubungkan dengan motor induksi 3 fasa dan ditambah dioda pada
generator.

B. Analisa Data
Pada saat percobaan pertama karakteristik dingin, pengaruh perubahan tenperatur
terhadap kenaikkan besaran arus yang diberikan adalah ketika praktikan menggunakan
TOR dalam keadaan dingin dengan besaran arus yang ditentukan, serta dengan waktu yang
paling lama 10 menit, maka TOR yang digunakan tadi semakin panas sehingga
menyebabkan TOR strip. Dari pengamatan hasil data percobaan yang ada pada jobsheet
besaran arus yang diberikan sangat berpengaruh pada TOR, sebab dari hasil yang
didapatkan, semakin besar arus yang diberikan semakin cepat panasnya TOR sehingga
cepatnya terjadi strip pada TOR yang digunakan.
Pada tabel karakteristik panas, perubahan temperatur suhu sangat berpengaruh terhadap
besaran arus yang digunakan. Karena TOR yang digunakan dalam keadaan derajat celcius
yang berbeda. Dengan besaran arus yang ditentukan pada waktu yang diberikan paling
lama 10 s, maka besaran arus sangat berpengaruh terhadap terjadinya strip pada TOR.
Karena temperature suhu TOR semakin panas dan menyebabkan cepatnya terjadi strip
pada TOR seperti yang terlihat pada tabulasi data. Semakin besar arus yang diberikan
maka semakin cepatlah terjadinya trip pada TOR.
Pada percobaan karakteristik panas maupun dingin, cepat atau lambatnya terjadi trip
pada TOR bukan disebabkan oleh keadaan suhu TOR saja tetapi juga disebabkan oleh
beban lebih, seperti telah dipraktikan semakin banyak motor yang digunakan semakin
cepat panasnya TOR dan menyebabkan cepatnya terjadi trip pada thermal overload relay

16
Gambar Karakteristik Trip TOR (Karakteristik Panas)

Gambar Karakteristik Trip TOR (Karakteristik Dingin)

C. Analisa Perbandingan
Dalam analisa perbandingan ini kita dapat membandingkan dari tabel hasil pratikum,
waktu trip TOR karakteristik panas lebih cepat dibandingkan TOR karakteristik dingin,
menurut analisa kami hal ini disebabkan pada TOR karakteristik panas karena digunakan
terus menerus untuk mengamankan beban lebih maka kondisi bimetal belum sepenuhnya
lurus sehingga saat teraliri arus beban lebih maka TOR lebih cepat trip.
Pada pengamatan data TOR karakteristik dingin, setelah teraliri arus beban lebih lalu
trip TOR harus menunggu sampai keadaan bimetal benar-benar lurus sehingga apabila

17
teraliri arus beban lebih, maka butuh waktu lebih lama trip dibanding saat bimetal agak
sedikit melengkung, yaitu pada TOR karakteristik panas.

Perhitungan trip
- Karakteristik Panas
a. Ib = (1,045/1,05)*1,6

= 1,672/1,05

= 1,59 A

= 1,6 A

Trip = T x In [ (Ieɵ)2 / ((Ieɵ/Ib)2 – Es))] 1,39 = T x 1,6 [ (2,4)2 / ((2,4/1,6)2 – 1,1025))]

1,39 = T x 1,6 [ 5,76/(5,76/2,56) – 1,1025))]

1,39 = T x 1,6 [ 5,76/(2,25 – 1,05))]

1,39 = T x 1,6 [ 5,76/(1,2))]

1,39 = 1,6 T [4,8]

1,39 = 7,68 T

T = 1,39/7,68 = 0,180 Menit

b. Ib = (1,045/1,05)*1,91,9855/1,05

= 1,89

= 1,9 A

Trip = T x In [ (Ieɵ)2 / ((Ieɵ/Ib)2 – Es))] 2,41 = T x 1,9 [ (2,6)2 / ((2,6/1,9)2 – 1,1025))]

2,41 = T x 1,9 [ 6,76/(6,76/3,61) – 1,1025))]

2,41 = T x 1,9 [ 6,76/(2,25 – 1,05))]

2,41 = T x 1,9 [ 6,76/(0,77))]

2,41 = 1,9 T [8,78] = 16,68 T

T = 2,41/16,68 = 0,14 Menit

18
c. Ib = (1,045/1,05)*2,2

= 2,299/1,05

= 2,189 A

Trip = T x In [ (Ieɵ)2 / ((Ieɵ/Ib)2 – Es))]

360 = T x 2,2 [ (6,76)2 / ((2,6/2,189)2 – 1,1025))]

360 = T x 2,2 [ 6,76/(6,76/4,791) – 1,1025))]

360 = T x 2,2 [ 6,76/(6,76 – 1,1025))]

360 = T x 2,2 [ 6,76/(0,3075))]

360 = 2,2 T [21,983]

360 = 48,364 T

T = 360/48,364 = 7,443 Menit

d. Ib = (1,045/1,05)*2,51,045/1,05

= 1 x 2,5 A

= 2,5 A

Trip = T x In [ (Ieɵ)2 / ((Ieɵ/Ib)2 – Es))]

420 = T x 2,5 [ (2,4)2 / ((2,4/2,5)2 – 1,1025))]

420 = T x 2,5 [ 5,76/(5,76/6,25) – 1,1025))]

420 = T x 2,5 [ 5,76/(0,929 – 11,025))]

420 = T x 2,5 [ 5,76/(-0,1735))]

420 = 2,5 T [-33,19]

2,41 = -82,99 T

T = 2,41/-82,99 = - 5,06 Menit

19
Perhitungan Ieɵ/Ib

• Ieɵ/Ib = 2,4/1,6 = 1,5

• Ieɵ/Ib = 2,6/2,2 = 1,181

• Ieɵ/Ib = 2,6/1,9 = 1,368

• Ieɵ/Ib = 2,4/2,5 = 0,96

- Karakteristik Dingin

a. Ib = (1,045/1,05)*1,6

= 1,672/1,05

= 1,59 A

= 1,6 A

Trip = T x In [ (Ieɵ)2 / ((Ieɵ/Ib)2 – Es))] 3,39 = T x 1,6 [ (2,4)2 / ((2,4/1,6)2 –

1,1025))]

3,39 = T x 1,6 [ 5,76/(5,76/2,56) – 1,1025))]

3,39 = T x 1,6 [ 5,76/(2,25 – 1,05))]

3,39 = T x 1,6 [ 5,76/(1,2))]

3,39 = 1,6 T [4,8]

3,39 = 7,68 T

T = 3,39/7,68 = 0,441 Menit

b. Ib = (1,045/1,05)*1,9

= 1,9855/1,05

= 1,89 A = 1,9 A

20
Trip = T x In [ (Ieɵ)2 / ((Ieɵ/Ib)2 – Es))] 4,61 = T x 1,9 [ (2,6)2 / ((2,6/1,9)2 –1,1025))]

4,61 = T x 1,9 [ 6,76/(6,76/3,61) – 1,1025))]

4,61 = T x 1,9 [ 6,76/(2,25 – 1,05))]

4,61 = T x 1,9 [ 6,76/(0,77))]

4,61 = 1,9 T [8,78] = 16,68 T

T = 4,61/16,68 = 0,276 Menit

c. Ib = (1,045/1,05)*2,2

= 2,299/1,05

= 2,189 A

Trip = T x In [ (Ieɵ)2 / ((Ieɵ/Ib)2 – Es))]

360 = T x 2,2 [ (6,76)2 / ((2,6/2,189)2 – 1,1025))]

360 = T x 2,2 [ 6,76/(6,76/4,791) – 1,1025))]

360 = T x 2,2 [ 6,76/(6,76 – 1,1025))]

360 = T x 2,2 [ 6,76/(0,3075))]

360 = 2,2 T [21,983]

360 = 48,364 T

T = 360/48,364 = 7,443 Menit

d. Ib = (1,045/1,05)*2,5

= 1,045/1,05

= 1 x 2,5 A

= 2,5 A

Trip = T x In [ (Ieɵ)2 / ((Ieɵ/Ib)2 – Es))]

420 = T x 2,5 [ (2,4)2 / ((2,4/2,5)2 – 1,1025))]

420 = T x 2,5 [ 5,76/(5,76/6,25) – 1,1025))]

21
420 = T x 2,5 [ 5,76/(0,929 – 11,025))]

420 = T x 2,5 [ 5,76/(-0,1735))]

420 = 2,5 T [-33,19]

2,41= -82,99 T

T = 2,41/-82,99 = - 5,06 Menit

Perhitungan Ieɵ/Ib

• Ieɵ/Ib = 2,4/1,6 = 1,5

• Ieɵ/Ib = 2,6/2,2 = 1,181

• Ieɵ/Ib = 2,6/1,9 = 1,368

• Ieɵ/Ib = 2,4/2,5 = 0,96

22
BAB VIII
KESIMPULAN

1. Overload Relay (TOR) berfungsi untuk melindungi motor listrik dan generator dari beban
lebih yang ditunjukkan oleh arus yang mengalir pada jaringan listrik. Apabila arus yang
mengalir melebihi nilai TOR, maka timbul panas pada TOR, kemudian TOR membuka
dan memerintahkan untuk memutuskan jaringan listrik yang masuk ke motor maupun
generator tersebut.
2. Cara kerja overload adalah dengan memanfaatkan pelat bimetal yang akan memutus jika
terjadi arus listrik melampui batas kapasitasnya. Prinsip kerja ini hampir sama dengan cara
kerja pada MCB untuk mengamankan arus lebih yang mengalir pada instalasi penerangan
maupun tenaga.
3. Cepat atau lambat pada percobaan karakteristik panas maupun dingin akan terjadi trip pada
TOR itu bukan disebabkan oleh keadaan suhu TOR saja tetapi juga disebabkan oleh beban
lebih, seperti telah dipraktikan semakin banyak motor yang digunakan semakin cepat
panasnya TOR dan menyebabkan cepatnya terjadi trip pada thermal overload relay.
4. Thermal Overload Relay tidak akan bekerja jika dalam rangkaian, pengunci tidak
dihubungkan.

23

Anda mungkin juga menyukai