Anda di halaman 1dari 15

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

LAB POWER SYSTEM OVERCURRENT PROTECTION SEMESTER VI

MODUL
PROTEKSI ARUS LEBIH TIGA FASE

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTROL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2021
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB POWER SYSTEM OVERCURRENT PROTECTION SEMESTER VI

MODUL
RELAY PROTEKSI OVERCURRENT RELAY

I. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa memahami penyebab terjadinya kondisi overcurrent relay.
2. Mahasiswa mengetahui prinsip kerja dan karakteristik operasi overcurrent.

II. Teori Dasar


Proteksi arus lebih adalah proteksi atau perlindungan terhadap perubahan parameter arus yang
sangat besar dan terjadi dengan cepat yang disebabkan oleh karena hubung singkat. Proteksi arus
lebih ini antara lain diaplikasikan pada:

 Hubung singkat antar fasa yang dikenal sebagai proteksi arus lebih (overcurrent protection) dan
relay yang digunakan untuk proteksi tersebut disebut relay arus lebih (overcurrent relay)
 Hubung singkat tanah, dikenal sebagai proteksi hubung tanah (earthfault protection/ ground
fault protection) dan relay yang digunakan untuk proteksi ini dikenal dengan nama earth fault
relay atau ground fault relay.

II.2.1 Karakteristik operasi relay arus lebih.


Persamaan umum yang digunakan untuk karakteristik operasi ini adalah:

I nt  k
dimana:
I = arus yang dirasakan oleh relai
k = konstanta
t = waktu operasi
n = indeks karakteristik dari relai

Dimana n berubah-ubah dari 0 sampai dengan 8 diperoleh beberapa jenis karakteristik pada OCR,
antara lain:

1. Defenite Time, dimana waktu operasi relay sama untuk semua besar gangguan, atau t = k
2. Standard Inverse (SI), waktu operasi relay berbanding terbalik dengan besar arus gangguan.
3. Very Inverse (VI), waktu operasi juga berbanding terbalik dengan besar arus gangguan
namun kurvanya lebih tajam penurunnnanya dibandingkan SI.
4. Extremely Inverse (EI), kurvanya lebih curam lagi dari VI.
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB POWER SYSTEM OVERCURRENT PROTECTION SEMESTER VI

Secara umum persamaan inverse time delayed characteristic tersebut dapat dituliskan sbb:
IEC CURVES IEEE CURVES

( ) ( )

Dimana:

t = Operation time
β = Konstanta
M = Multiple Setting ( I / Is )
K = Konstanta
Is = Setting
 = Konstanta
L = Konstanta ANSI/IEEE (Nol untuk kurva IEC)
T = Time Multiplier Setting for IEC Curves
TD = Time Dial Setting for IEEE Curves
C = Definite time adder (Zero for standard Curves)

Dengan tabel nilai untuk masing-masing variabel tersebut seperti tampak pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Konstanta Karakteristik Time Delayed Characteristic

Sehingga untuk SI digunakan persamaan waktu operasi sbb:

Sedangkan VI didapatkan persamaan sbb:


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB POWER SYSTEM OVERCURRENT PROTECTION SEMESTER VI

II.2.2 Karakteristik

Dari persamaan di karakteristik Defeinite, Standard Inverse, Very Inverse dan Extremely Inverse,
maka diperoleh karakteristik sesuai gambar no. 2.3

Gambar 2.3 Time Delayed overcurrent element – operation time characteristic


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB POWER SYSTEM OVERCURRENT PROTECTION SEMESTER VI

III. Alat dan Bahan


Modul Terco
Kabel Secukupnya

IV. Prosedur Percobaan


A. Menggunakan supply dari Generator
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Rangkai belitan generator – trafo – sampai menuju bus.
3. Pilh salah satu feeder

4. Dari feeder langsung menuju modul beban (tidak perlu melewati


modul/transmisi/ distribusi)
5. Pastikan posisi beban pada level 0.
6. Memeriksa setting frekuensi motor pada posisi 50Hz.
7. Posisi pengaturan prime mover pada auto Mode
8. Posisi pengaturan eksitasi generator pada auto mode.
9. On-kan motor
10. Memeriksa kecepatan motor pada kecepatan 1500 rpm.
11. On-kan eksitasi generator
12. Setting OCR
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB POWER SYSTEM OVERCURRENT PROTECTION SEMESTER VI

Tekan tombol di lingkaran merah untuk menampilkan window main menu

Pilih setting
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB POWER SYSTEM OVERCURRENT PROTECTION SEMESTER VI

Gunakan panah kiri, kanan, atas, bawah untuk sampai ke PHLPTOC1 (Low setting OCR)
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB POWER SYSTEM OVERCURRENT PROTECTION SEMESTER VI

Pada submenu PHLPTOC, maka akan terdapat beberapa parameter yang perlu diset.
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB POWER SYSTEM OVERCURRENT PROTECTION SEMESTER VI

Yang perlu diset antara lain:


Parameter Value Keterangan
Start Value 0.05 In = 0.05 * 2 A = 0.1 A
Start Value Multiple 1
Time Multiplier (tms) 1 Parameter ini tidak berfungsi jika
diaktifkan Definite Time Curve.
Akan diubah sesusai petunjuk
pembimbing.
Operating time delay Parameter ini hanya berfungsi ketika
dipilih Definite Time Curve
Operating time Curve Definite Time (percobaan 1)
Inverse (percobaan 2)
Very Inverse (percobaan 3)
Type of reset curve Ikuti default yang telah terpilih
Operation On Untuk aktifkan fungsi proteksi
Number of start phases Ikuti default yang telah terpilih
Minimum operate time Ikuti default yang telah terpilih
Reset delay time Ikuti default yang telah terpilih
Measurement Mode DFT Ikuti default yang telah terpilih
Curve Parameter A Ikuti default yang telah terpilih, nilai
Curve Parameter B hanya berfungsi jika dipilih customs
Curve Parameter C curve.
Curve Parameter D
Curve Parameter E
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB POWER SYSTEM OVERCURRENT PROTECTION SEMESTER VI

13. Aktifkan bus B.


14. Masukkan beban sesuai tabel.
15. Atur beban sebelum CB feeder di on kan.
16. Perhatikan waktu trip relay dan catat waktunya (dapat dengan menggunakan
stopwatch ataupun waktu trip yang ter-record direlay).
B. Menggunakan supply dari PLN
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Rangaki sumber dari tmodul PLN
3. Pilh salah satu feeder
4. Langkah berikutnya sama dengan bagian A.
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB POWER SYSTEM OVERCURRENT PROTECTION SEMESTER VI

V. Rangkaian Percobaan
Untuk modul pembangkit

Jumper karena tidak digunakan

Jumper karena tidak digunakan

Gambar 6. Rangkaian penghubung pembangkit –beban


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB POWER SYSTEM OVERCURRENT PROTECTION SEMESTER VI

Hubungkan feeder outgoing ke salah satu model


transmisi/ distribusi baik secara langsung ataupun
melalui transfer block.

Gambar 7. Rangkaian penghubung pembangkit – transfer block ke transmisi/distribusi –


beban
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB POWER SYSTEM OVERCURRENT PROTECTION SEMESTER VI

Gambar 9. Rangkaian Koneksi dari terminal blok (feeder) ke beban.


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB POWER SYSTEM OVERCURRENT PROTECTION SEMESTER VI

VI. Hasil Percobaan


Nama Percobaan Ibeban Operating Time Operating Time Reaksi CB
(dimisalkan Relay Relay
sebagai kondisi (Teori)
arus gangguan)
Overcurrent 1R = ……… A Secara teori waktu Open/ Close
Protection 1L = ……… A operasi = top = 5 Open/ Close
Iset = 0.1 In (0.2A) 2L = ……… A detik Open/ Close
Curve = Defenite 3L = ……… A
Top =.. 5 detik 4L = ……… A
(contoh) Open/ Close

Nama Percobaan Ibeban Operating Time Operating Time Reaksi CB


(dimisalkan
Relay Relay
sebagai Dapat
dipercobakan (Teori)
untuk nilai
set lainnya
kondisi arus
gangguan atau If)
Overcurrent 1R = ……… A Open/ Close
Protection 1L = ……… A Satuan (detik) Open/ Close
Iset = 0.1 In (0.2A) 2L = ……… A Open/ Close
Curve = IEC 3L = ……… A
Inverse 4L = ……… A
Tms =.1 Open/ Close

Sebelumnya dengan mengacu pada arus di percobaan definite, nilai arus sudah dapat
diketahui, sehingga top untuk percobaan dengan IEC cuve dapat dihitung terlebih dahulu
untuk memperkirakan waktu operasi relay.
Dapat dipercobakan untuk nilai tms berbeda dan setting lain tetap
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB POWER SYSTEM OVERCURRENT PROTECTION SEMESTER VI

Nama Percobaan Ibeban Operating Time Operating Time Reaksi CB


(dimisalkan
Relay Relay
sebagai Dapat
dipercobakan (Teori)
untuk nilai
set lainnya
kondisi arus
gangguan atau If)
Overcurrent 1R = ……… A Open/ Close
Protection 1L = ……… A Satuan (detik) Open/ Close
Iset = 0.1 In (0.2A) 2R = ………A Open/ Close
Curve = 2L = ……….A
Very Inverse 1R + 1L = …….A
Tms =.1 2R + 1L = ………A Open/ Close

IV. Keamanan & Keselamatan Kerja (K3)


A. Potensi Bahaya
1. Electric Shock yang dapat mempengaruhi aliran arus di badan manusia.
2. Busur api (arcing) yang dapat menghasilkan panas dan dapat mengakibatkan
hubung singkat, kebakaran, luka sampai kematian.
3. Kebakaran yang diakibatkan oleh kondisi overload dari peralatan dan kabel.

B. Antisipasi
1. Mengikuti petunjuk instruksi manual dan pembimbing.
2. Memeriksa kembali semua rangkaian sebelum memulai mengoperasikan
peralatan praktikum dibawah pengawasan pembimbing.
3. Matikan semua sumber tegangan sebelum membuat atau mengubah koneksi apa
pun.
4. Menggunakan peralatan pelindung seperti safety shoes dan helmet bila
diperlukan.
5. Biasakan diri Anda dengan peralatan keamanan
o Emergency stop
o Alat pemadam api
o MCB

Anda mungkin juga menyukai