Anda di halaman 1dari 23

LABORATORIUM POWER SYSTEM

SEMESTER V

PROTEKSI ARUS LEBIH 3 PHASA/OCR

DISUSUN OLEH :

NAMA : MUH. SALEH

NIM : 32120030

KELAS : 3B

KELOMPOK : 3

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

MAKASSAR

2022
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Optical Character Recognition (OCR) adalah proses mendeteksi dan


mengenali karakter dari gambar input dan mengubahnya menjadi American
Standard Code for Information Interchange (ASCII) atau bentuk lain yang
dapat diedit dengan mesin yang setara (Kai Ding, Zhibin Liu, LianwenJin dan
Xinghua Zhu, 2007).. Sistem OCR menginterpretasikan gambar karakter yang
berupa printed atau handwritten dan mengubahnya menjadi dokumen teks
yang dapat diedit yang sesuai (Jana, 2014).

Fokus utama dalam penggunaan OCR adalah untuk mendigitalisasi


dokumen. Masalah ini muncul ketika dokumen berisikan sebuah text image,
yang menghasilkan printed text tidak dapat disalin. Masalah ini dapat
diselesaikan dengan menggunakan machine learning seperti Convolutional
Recurrent Neural Network.

Dalam beberapa tahun terakhir, karena kemajuan perangkat keras,


pengembangan Artificial Intelligence telah diciptakan, dan Deep Learning
adalah teknologi utama negara-negara untuk bersaing dan berkembang.
Gagasan utama Deep Learning adalah untuk menghitung dengan Neural
Network. (Gao, 2018)

Artificial Neural Network (ANN) adalah metode untuk klasifikasi yang


terinspirasi dari bagaimana neuron pada otak manusia saling berhubungan
dan informasi mengalir dari setiap neuron tersebut (Samuel, 2017). Metode
Convolutional Recurrent Neural Network (CRNN) merupakan metode khusus
dalam ANN yang dapat diterapkan dalam computer vision untuk tahap
feature extraction dan character recognition. CRNN merupakan gabungan
antara Convolutional Neural Network (CNN) dan Recurrent Neural Network
(RNN). Convolutional layers diambil dari CNN untuk melakukan tahap
feature extraction.

Pada unit RNN tradisional terdapat vanishing gradient problem yaitu,


membuat limit pada range of context yang dapat disimpannya dan
menambah beban pada proses training. Long-Short Term Memory (LSTM)
merupakan versi modifikasi dari RNN yang khusus dibuat untuk masalah ini.
(Baoguang, 2015). Dalam penelitian HST bogie fault diagnosis, telah terbukti
bahwa CRNN tidak hanya memiliki akurasi yang lebih tinggi daripada struktur
model konvensional lainnya, tetapi juga dapat secara signifikan mengurangi
waktu dalam training (Kaiwei Liang, 2018). Pada penelitian pengenalan teks
pada tulisan tangan dokter yang telah dilakukan mendapatkan akurasi 95%
sangatlah bagus dengan mempertimbangkan waktu pelatihan dan jumlah
input data. (Achkar, 2019).

Dari latar belakang masalah yang dijelaskan, penelitian ini


menggunakan metode ANN dengan metode khusus CRNN untuk melakukan
tahap feature extraction dan character recognition pada gambar yang
diimplementasikan terhadap text image yang berupa 1 kata tulisan digital
yaitu printed text, bukan berupa tulisan tangan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana penyebab terjadinya kondisi overcurrent relay?


2. Bagaimana prinsip kerja dan karakteristik operasi overcurrent?

1.3 Tujuan Percobaan

1. Mahasiswa memahami penyebab terjadinya kondisi overcurrent relay.


2. Mahasiswa mengetahui prinsip kerja dan karakteristik operasi
overcurrent.
BAB II

TEORI DASAR
Proteksi arus lebih adalah proteksi atau perlindungan terhadap
perubahan parameter arus yang sangat besar dan terjadi dengan cepat yang
disebabkan oleh karena hubung singkat. Proteksi arus lebih ini antara lain
diaplikasikan pada:

 Hubung singkat antar fasa yang dikenal sebagai proteksi arus lebih
(overcurrent protection) dan relay yang digunakan untuk proteksi
tersebut disebut relay arus lebih (overcurrent relay)
 Hubung singkat tanah, dikenal sebagai proteksi hubung tanah (earthfault
protection/ ground fault protection) dan relay yang digunakan untuk
proteksi ini dikenal dengan nama earth fault relay atau ground fault relay.

2.1 Karakteristik operasi relay arus lebih

Persamaan umum yang digunakan untuk karakteristik operasi ini adalah:

I nt = k

dimana:

I = arus yang dirasakan oleh relai

k = konstanta

t = waktu operasi

n = indeks karakteristik dari relai

Dimana n berubah-ubah dari 0 sampai dengan 8 diperoleh beberapa jenis


karakteristik pada OCR, antara lain:

1. Defenite Time, dimana waktu operasi relay sama untuk semua besar
gangguan, atau t = k
2. Standard Inverse (SI), waktu operasi relay berbanding terbalik dengan
besar arus gangguan.
3. Very Inverse (VI), waktu operasi juga berbanding terbalik dengan besar
arus gangguan namun kurvanya lebih tajam penurunnnanya
dibandingkan SI.
4. Extremely Inverse (EI), kurvanya lebih curam lagi dari VI.

Secara umum persamaan inverse time delayed characteristic tersebut dapat


dituliskan sbb:

Dimana:

t = Operation time

β = Konstanta

M = Multiple Setting ( I / Is )

K = Konstanta

Is = Setting

∝ = Konstanta

L = Konstanta ANSI/IEEE (Nol untuk kurva IEC)

T = Time Multiplier Setting for IEC Curves

TD = Time Dial Setting for IEEE Curves

C = Definite time adder (Zero for standard Curves)

Dengan tabel nilai untuk masing-masing variabel tersebut seperti tampak pada
tabel 2.1.
Tabel 2.1 Konstanta Karakteristik Time Delayed Characteristic

Sehingga untuk SI digunakan persamaan waktu operasi sbb:

Sedangkan VI didapatkan persamaan sbb:


2.2 Karakteristik

Dari persamaan di karakteristik Defeinite, Standard Inverse, Very


Inverse dan Extremely Inverse, maka diperoleh karakteristik sesuai gambar
no. 2.2.1

Gambar 2.2.1 Time Delayed overcurrent element – operation time characteristic


BAB III

METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan

1. Modul Terco
2. Kabel Secukupnya

3.2 Rangkaian Percobaan

Gambar 3.2.1 Modul suplai PLN


Gambar 3.2.2 Rangkaian penghubung pembangkit – transfer block ke
transmisi/distribusi – beban

Gambar 3.2.3 Rangkaian Koneksi dari terminal blok (feeder) ke beban


3.3 Prosedur Percobaan

Menggunakan supply dari PLN

1. Menyiapkan alat dan bahan


2. Merangkai sumber dari modul PLN
3. Memilih Bus A

Gambar 3.3.1 Modul Suplai PLN

4. Memilih salah satu feeder

Gambar 3.3.2 Modul Feeder


5. Setting OCR

Gambar 3.3.3 OCR

Menekan tombol di lingkaran merah untuk menampilkan window main


menu

Memilih setting
Menggunakan panah kiri, kanan, atas, bawah untuk sampai ke PHLPTOC1 (Low
setting OCR)

Pada submenu PHLPTOC, maka akan terdapat beberapa parameter yang perlu
diset.
Yang perlu diset antara lain:

Parameter Value Keterangan


Start Value 0.05 In = 0.05 * 2 A = 0.1 A
Start Value Multiple 1
Time Multiplier (tms) 1 Parameter ini tidak berfungsi
jika diaktifkan Definite Time
Curve.
Akan diubah sesusai petunjuk
pembimbing.
Operating time delay Parameter ini hanya berfungsi
ketika
dipilih Definite Time Curve
Operating time Curve Definite Time
(percobaan 1) Inverse
(percobaan 2)
Very Inverse (percobaan 3)
Type of reset curve Ikuti default yang telah terpilih
Operation On Untuk aktifkan fungsi proteksi
Number of start Ikuti default yang telah terpilih
phases
Minimum operate Ikuti default yang telah terpilih
time
Reset delay time Ikuti default yang telah terpilih
Measurement Mode DFT Ikuti default yang telah terpilih
Curve Parameter A Ikuti default yang telah
Curve Parameter B terpilih, nilai hanya berfungsi
Curve Parameter C jika dipilih customs curve.
Curve Parameter D
Curve Parameter E

6. Memasukkan beban sesuai tabel.


7. Mengatur beban sebelum CB feeder di on kan.
8. Memperhatikan waktu trip relay dan catat waktunya (dapat dengan
menggunakan stopwatch ataupun waktu trip yang ter-record direlay di
menu monitoring).
9. Mencatat hasil percobaan.
10. Reset LED
11. Mengulangi langkag 6.

3.4 Keamanan & Keselamatan Kerja (K3)

A. Potensi Bahaya

1. Electric Shock yang dapat mempengaruhi aliran arus di badan manusia.


2. Busur api (arcing) yang dapat menghasilkan panas dan dapat
mengakibatkan hubung singkat, kebakaran, luka sampai kematian.
3. Kebakaran yang diakibatkan oleh kondisi overload dari peralatan dan
kabel.
B. Antisipasi

1. Mengikuti petunjuk instruksi manual dan pembimbing.


2. Memeriksa kembali semua rangkaian sebelum memulai mengoperasikan
peralatan praktikum dibawah pengawasan pembimbing.
3. Matikan semua sumber tegangan sebelum membuat atau mengubah
koneksi apa pun.
4. Menggunakan peralatan pelindung seperti safety shoes dan helmet bila
diperlukan.
5. Biasakan diri Anda dengan peralatan keamanan
o Emergency stop
o Alat pemadam api
o MCB

BAB IV

DATA HASIL PERCOBAAN


Tabel 4.1 Hasil Percobaan 1

Nama Percobaan Ibeban Operating Time Operating Reaksi CB


(dimisalkan
Relay Time
sebagai kondisi
arus gangguan) (Teori) Relay
Overcurrent 1R = 0,216 A Secara teori 4,984 s Open/
waktu Close
Protection 1L = 0,254 A operasi = top = 5 4,984 s Open/ Close
Iset = 0.1 In (0.2A) detik
2L = 0,443 A 4,984 s Open/ Close
Curve = Defenite
3L = 0,595 A 4,984 s Open/ Close
Top =.. 5 detik
4L = 0,718 A 4,984 s Open/
Close
(contoh)

Tabel 4.2 Hasil percobaan 2

Nama Percobaan Ibeban Operating Operating Time Reaksi CB


(dimisalkan sebagai
Time Relay Relay
kondisi arus
gangguan) (Teori)
Overcurrent 1R = 0,213 A 70,619 s Open/ Close
Protection 1L = 0,251 A Satuan (detik) 22,630 s Open/ Close
Iset = 0.1 In (0.2A) 𝑡𝑜𝑝
2L = 0,437 A 0.14 8,484 s Open/ Close
= * 𝑡𝑚𝑠
Curve = IEC 𝐼ƒ 0.02
3L = 0,857 A ( ) 6,234 s Open/ Close
𝐼𝑠𝑒𝑡
Inverse
4L = 0,909 A 5,334 s Open/ Close
Tms =.1

Tabel 4.3 Hasil percobaan 3

Nama Percobaan Ibeban Operating Time Operating Time Reaksi CB


(dimisalkan sebagai
Relay Relay
kondisi arus
gangguan) (Teori)
Overcurrent 1R = 0,212 A 81,270 s Open/ Close
Protection 1L = 0,248 A Satuan (detik) 23,470 s Open/ Close
Iset = 0.1 In (0.2A) 𝑡𝑜𝑝
2L = 0,452 A 0.14 8,604 s Open/ Close
Curve = IEC = * 𝑡𝑚𝑠
𝐼ƒ 0.02
( )
𝐼𝑠𝑒𝑡
Inverse 3L = 0, 580 A 6,310 s Open/ Close
4L = 0, 700 A 5,414 s Open/ Close
Tms =.0.5

Untuk percobaan karaktersitik operasi inverse, waktu operasi dihitung terlebih


dahulu agar dapat dbandingkan langsung dengan waktu hasil percobaan.

BAB V

ANALISIS
Pada percobaan relay proteksi (Overcurrent Relay)terdapat 3 kali
percobaan. Percobaan pertama yaitu kurva definite time, percobaan kedua yaitu
standar inverse dengan TMS 1 dan percobaan ketiga yaitu standar inverse
dengan TMS 0,5.

5.1 Percobaan 1(kurva Definite Time)


Pada percobaan ini, operating time relay diatur sama untuk semua
jenis gangguan. Secara teori, operating time relaynya yaitu 5 detik untuk
semua jenis arus gangguan. Sedangkan pada praktek dengan 5 jenis beban
didapatkan operating time relaynya sama yaitu 4,984 detik.

Adapun persentase kesalahan antara perhitungan secara teori dan


percobaan yaitu :

Teori− praktek
%(error) = x 100 %
Teori

5−4,984
= x 100 %
5

= 0,32%

Berdasarkan teori, untuk kurva definite time berapapun besar arus


gangguannya, operating time relay selalu sama. Berikut adalah gambar dari
karakteristik kurva definite time:

Gambar 5.1 Kurva Definite Time

5.2 Percobaan 2(kurva Standar Inverse(TMS 1)

Pada percobaan ini, waktu operasi relay berbanding terbalik dengan


arus gangguan. Semakin besar arus gangguan maka waktu operasi relay akan
semakin cepat. Berbeda dengan kurva definite time. Untuk standar inverse
secara teori dapat dihitung operating time relaynya dengan percobaan :

0,14
t= If 0,02 x TMS
( ) −1
Iset
Misalnya pada beban 1R pada tabel 4.2 dapat dihitung secara teori waktu
operasi relay 1R pada kurva standar inverse sebagai berikut

0,14
t= If 0,02
( ) −1
Iset

0,14
=
( )
0,02
o , 21 3
−1
0,2

= 111,085 s

Adapun untuk waktu operasi relay berdasarkan tabel 4.2 percobaan


1R diperoleh 70,619 s. Sehingga persentase kesalahannya adalah

Teori−Praktek
%(error) = x 100%
Teori

111,085−7 0 , 619
= x 100%
111,085

= 0,36%
Gambar 5.2 kurva standar inverse (TMS 1)

Berdasarkan grafik diatas, kurva SI (TMS 1) yang diperoleh dari hasil


percobaan sama dengan teori SI yang menjelaskan bahwa semakin besar
arus gangguan maka semakin cepat pula waktu operasinya. Bentuk kurva
yang dihasilkan menurun seiring dengan penambahan besar arusnya.
5.3 Percobaan 3(kurva standar inverse (TMS 0,5)

Pada percobaan ini sama seperti percobaan sebelumnya namun yang


membedakan yaitu tmsnya. Pada percobaan ini menggunakan tms = 0,5.

Gambar 5.3 kurva standar inverse (TMS 0,5)

Berdasarkan grafik diatas, kurva SI (TMS 0,5) menjelaskan bahwa


semakin besar arus gangguan maka semakin cepat pula waktu operasinya. Yang
membedakan dari grafik percobaan sebelumnya yaitu TMSnya. Dimana semakin
kecil nilai TMS nya maka semakin cepat pula waktu operasinya.
BAB VI

KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum, dapat disimpulkan bahwa :

1. Penyebab terjadinya kondisi overcurrent relay yaitu disebabkan adanya


gangguan arus lebih atau adanya gangguan arus hubung singkat
2. Prinsip kerja perkalian relay adalah berdasarkan adanya arus lebih yang
dirasakan relay untuk kemudian memberikan perintah trip ke CB sesuai
dengan karakteristik waktunya. Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan, terdapat dua karakteristik yaitu definite time dimana waktu
operasi relay sama untuk semua besar gangguan. Standar invers yaitu
dimana waktu operasi relay berbanding terbalik dengan besar arus
gangguan.
DAFTAR PUSTAKA

 https://dayat-akmal.blogspot.com/2017/05/relay-arus-lebih-over-
current-relay.html
 https://kc.umn.ac.id/13823/3/BAB_I.pdf
 http://eprints.polsri.ac.id/368/3/3%20BAB%20II.pdf
 Jobsheeet Laboratorium Power System. Proteksi Arus Lebih Tiga Fase.
Politeknik Negeri Ujung Pandang. 2021.

Anda mungkin juga menyukai