Anda di halaman 1dari 33

Praktikum Teknik Transmisi

PERCOBAAN I
MODULASI DELTA

I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengerti prinsip modulasi delta.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan pembuatan dan fungsi dari modulator dan
demodulator delta.
3. Mahasiswa mengerti keuntungan dan kerugian modulasi delta.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan distorsi yang terjadi.

II. DASAR TEORI


Modulasi Delta merupakan metode khusus dari modulasi kode pulsa.
Berbeda dengan sistem PCM yang lainnya, modulasi delta hanya
menggunakan 1 bit untuk mengkodekan data yang ada. Gambar 1
memperlihatkan diagram blok prinsip transmisi modulasi delta.

Gambar 1. Prinsip transmisi modulasi delta

Bandwidth dari sinyal yang diinginkan s(t) dibatasi oleh sebuah low pass filter
dan dibandingkan dengan sinyal yang diprediksikan y (t). Perbedaan di ukur
pada pembanding dan disampling dengan kecepatan yang sudah ditentukan oleh
frekuensi clock. Y(t) didapatkan dari mengintegrasi keluaran yang tergantung
pada keluaran sinyal, pendekatan dari pengukuran bisa naik atau turun.
Amplitudo dari tingkat pengukuran tergantung pada frekuensi clock dan
konstanta integrasi.

1
Praktikum Teknik Transmisi

Pada demodulator, pulsa y(t) dibentuk dengan proses intergrasi. Setelah proses
integrasi kemudian dimasukkan ke sebuah low pass filter untuk menghilangkan
komponen dari frekuensi carrier dan didapatkan kembali sinyal s(t).

Modulator dan demodulator yang digunakan pada praktek ini menggunakan filter
butterworth orde 4 dengan frekuensi batas 3,4 kHz. Hasil dari modulasi delta
dapat dilihat pada gambar 2

Gambar 2. Sinyal input dan output modulasi delta

Keuntungan dari modulasi delta adalah pengunakan perangkat keras yang


sederhanan dan tidak sensitif terhadap kesalahan pengiriman. Tambahan
keuntungan dari transfer digital, metode pengiriman ini hanya merubah bit jika
terjadi perubahan kondisi. Sistem modulasi delta tidak membutuhkan
sinkronisasi.

Kerugian dari modulasi delta adalah terjadinya noise akibat frkuensi clock yang
tinggi dan noise slope overload yang terjadi pada saat sinyal prediksi tidak dapat
mengikuti batas step dari sinyal yang diinginkan.

2
Praktikum Teknik Transmisi

Modulasi delta dapat digunakan secara ekonomis pada sistem yang


membutuhkan aliran transmisi yang rendah pada kualitas yang rendah.

Peningkatan kualitas dari pengiriman dapat ditingkatkan dengan menggunakan


Adaptive Delta Modulation. Berbeda dengan modulasi delta yang linier yang
menggunakan ukuran kuantisasi yang sama, pada adaptive delta modulation
ukuran disesuaikan dengan level sinyal dan perbedaan tingkat kuantisasi yang
digunakan.

III. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


1. Modulator Delta 1 buah
2. Demodulator Delta 1 buah
3. Power Supply ± 15 V / 2A 1 buah
4. Generator Fungsi 1 buah
5. Osiloskop dual trace 1 buah
6. Probe Test 10:1 / 1:1 2 buah
7. Probe adapter 2 buah

IV. GAMBAR RANGKAIAN

Gambar 3. Modulator modulasi delta

3
Praktikum Teknik Transmisi

Gambar 4. Modulator dan demodulator modulasi delta

V. LEMBAR KERJA
1. Rangkai rangkaian seperti pada gambar 3.
2. Generator fungsi diatur pada keluaran sinusoida, 2 kHz 1,5 Vpp. Atur
time base osiloskop pada 0,1 msec / cm dan kedua masukan Y pada 1
V/cm. Atur frekuensi clock pada modulator delta pada 3 kHz.
3. Atur frekuensi dan amplitude dari generator fungsi supaya diperoleh
gambar yang paling stabil.
4. Gambar hasil dari osiloskop.
5. Hubungkan osiloskop seperti pada gambar 3
6. Atur osiloskop pada kondisi sebagai berikut : time base osiloskop pada
0,2 msec / cm; display clock 5 V/cm; display sinyal keluaran 10 V / cm
Generator fungsi : 1 kHz , 4 Vpp
Frekuensi clock : 25 kHz
7. Gambar hasil dari osiloskop.
8. Rangkai rangkaian seperti pada gambar 4
9. Atur generator sinyal pada gelombang sinus dengan frekuensi 60 Hz 4
Vpp.

4
Praktikum Teknik Transmisi

Atur osiloskop pada kondisi sebagai berikut : time base osiloskop pada 2
msec / cm; display sinyal masukan 0,3 V/cm; display sinyal keluaran 1
V / cm; frekuensi clock : minimal
10. Gambar hasil osciloskop dan beri komentar tentang kualitas pengiriman
dan jelaskan tentang distorsi yang terjadi.

11. Hasil percobaan pertama

12. Hasil percobaan kedua

5
Praktikum Teknik Transmisi

13. Hasil percobaan ketiga

6
Praktikum Teknik Transmisi

PERCOBAAN II
MODULASI AMPLITUDO PULSA (PAM)

I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengerti prinsip modulasi amplitudo pulsa.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi dari modulator amplitudo pulsa.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan penggunan PAM.

II. DASAR TEORI


Untuk memaksimalkan penggunaan kanal transmisi, percobaan dilakukan untuk
mengetahui berapa sumber sinyal yang dapat dilewatkan pada suatu kanal. Selain
menggunakan frequency multiplexing, digunakan pula time multiplexing. PAM
merupakan prasyarat untuk sistem time multiplexing.

Berdasarkan teori sampling Shannon disebutkan bahwa tidak perlu semua sinyal
dikirimkan. Cukup hanya dengan mengambil beberapa sample dari sinyal dengan
frekuensi sampling (fp) minimal harus dua kali dari frekuensi tertinggi dari
sinyal yang akan dikirim.

Gambar 1. Sinyal tersampling


Pulsa yang beurutan secara periodik merupakan modulasi amplitude oleh
frekuensi suatu sinyal. Modulasi dilakukan oleh bagian penyampling (switch

7
Praktikum Teknik Transmisi

elektronik) yang mengijinkan sinyal melewati keluaran untuk selang waktu


setiap pulsa. Selain dari sinyal ini, sampling menghasilkan spectrum frekuensi
yang lebar. Jika frekuensi sampling minimal dua kali dari frekuensi tertinggi dari
sinyal, maka sinyal asli dapat diperoleh kembali dengan menggunakan filter
lolos rendah (LPF/low pass filter ).

Gambar 2. Pengiriman dan penerimaan sinyal

Pada kanal suara memiliki lebar pita 3,1 kHz, dengan pembatas frekuensi 3,4
kHz cukup baik untuk didengar. Filter sebenarnya memiliki tingkatan tertentu,
biasanya digunakan frekuensi sampling 8 kHz. Hal ini memungkinkan untuk
menekan frekuensi selain dari sinyal yang diinginkan. Pada pecobaan ini
digunakan filter butterworth orde 4. Selama pengiriman, sistem PAM memiliki
sensitivitas terhadap interferensi seperti pengiriman menggunakan sinyal analog.
Pada pemakaian time multiplexing, cross-talk dapat terjadi ketika pulsa sampling
berada pada kanal yang berdekatan. Oleh karena itu PAM biasanya hanya
digunakan pada tingkat awal suatu sistem pengiriman digital. Bagian sampling
harus diubah termasuk bagian penahan untuk menjaga supaya sinyal tetap selama
proses konversi analog menjadi digital.

8
Praktikum Teknik Transmisi

III. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


1. Modulator PAM 1 buah
2. Demodulator PAM 1 buah
3. Power Supply ± 15 V / 2A 1 buah
4. Generator Fungsi 1 buah
5. Osiloskop dual trace 1 buah
6. Probe Test 10:1 / 1:1 2 buah
7. Probe adapter 2 buah

IV. GAMBAR RANGKAIAN

Gambar 4. PAM Modulator

9
Praktikum Teknik Transmisi

Gambar 5. Modulator dan Demodulator PAM

V. LEMBAR KERJA
1. Rangkai rangkaian seperti pada gambar 4.
2. Generator fungsi diatur pada keluaran sinusoida, 200 Hz 2 Vpp. Atur time
base osiloskop pada 0,5 msec / cm dan sensitivitas untuk sinyal masukan
modulator PAM 0,5 V/cm dan untuk keluaran sinyal 1 V/ cm. Trigger
osiloskop dari sinyal masukan. Atur clock generator dari PAM pada 2 kHz.
3. Gambar hasil dari osiloskop.
4. Beri komentar gambar yang dihasilkan
5. Rangkai rangkaian seperti pada gambar 5
6. Atur osiloskop pada kondisi sebagai berikut : time base osiloskop pada 0,5
msec/cm; display clock 0,5 V/cm; display sinyal keluaran 2 V/cm
Modulator PAM dengan Frekuensi clock : 8 kHz, dan lebar pulsa 50 μs.
7. Gambar hasil dari osiloskop.
8. Beri komentar gambar yang dihasilkan

10
Praktikum Teknik Transmisi

9. Hasil percobaan pertama

10. Hasil percobaan kedua

11
Praktikum Teknik Transmisi

PERCOBAAN III
MODULASI KODE PULSA (PCM)

I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan prinsip transmisi PCM.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi modulator kode pulsa.
3. Mahasiswa mengerti metode konversi analog ke digital dan parallel ke
serial.
4. Mahasiswa dapat menjelaskan aplikasi PCM.

II. DASAR TEORI


PCM merupakan metoda transmisi digital dan menyimpan sinyal-sinyal analog.
Sebuah modulator kode pulsa terdiri atas beberapa bagian menurut fungsinya :
- Filter untuk membatasi lebar pita
- Rangkaian sampling dan hold
- Kuantiser
- Koder
- Pengubah parralel ke serial

Gambar 1. Modulator kode pulsa

Bandwidth dari sinyal yang akan dikirim s(t) dibatasi oleh sebuah low pass filter
dan masuk ke bagian sampling dan hold.

12
Praktikum Teknik Transmisi

Sampling dari sinyal kemudian dikuantisasi dan dikodekan menjadi kode biner.
Data paralel diubah menjadi serial yang merupakan sinyal PCM sebenarnya
[SPCM(t)]. Sinyal ini kemudian ditransmisikan.

Demodulator kode pulsa terdiri atas beberapa bagian menurut fungsinya :


- Konverter serial ke parallel
- Konverter digital ke analog
- Filter lolos bawah (low pass filter / LPF)

Gambar 2. Demodulator kode pulsa

Informasi yang diterima diubah menjadi bentuk paralel, sinyal ini oleh bagian
konverter digital ke analog diubah menjadi sinyal PAM [SPAM]. Sebuah low pass
filter akan menahan frekuensi clock dan didapat sinyal analog S(t).

Perbedaan frekuensi clock dan karakteristik kuantisasi tegantung pada kebutuhan


PCM yang digunakan. Frekuensi clock minimal harus dua kali dari frekuensi
tertinggi sinyal yang dikirimkan. Pemisahan signal to noise ditentukan dengan
banyaknya tingkat kuantisasi sama dengan karakteristik kuantisasi.

Pada jaringan telepon digital, CCITT memperkenalkan PCM 30/32 yang


digunakan mengikuti data sebagai berikut :
- Lebar pita : 3,1 kHz
- Batas frekuensi atas : 3,4 kHz
- Resolusi : 8 bit
- Frekuensi clock : 8 kHz
- Kecepatan data setiap kanal : 64 KBit/detik
- 30 Percakapan, 1 Sync, 1 kanal

13
Praktikum Teknik Transmisi

Pada percobaan ini digunakan lebar pita (bandwidth) dan batas frekuensi yang
sama, bersamaan dengan frekuensi clock maksimal 8 kHz. Sinyal sync dikirim
secara terpisah. Frekuensi kecepatan data dari sinyal PCM adalah 1 MHz.

PCM banyak digunakan dalam telekomunikasi. Pada teknik suara dan gambar,
telemetri, dan sistem telepon. Pengiriman dan pemrosesan sinyal telepon
biasanya menggunakan sistem PCM yang sudah dimodifikasi seperti Difference
Puse Code Modulation atau Adaptive Difference Puse Code Modulation.

PCM memiliki keuntungan sebagai berikut :


- Konstruksi ekonomis karena menggunakan teknologi LSI.
- Interferensi ke parameter AF pada jalur pengiriman, seperti level,
frekuensi respon, distorsi non-linear dan signal to noise tidak
mempengaruhi kualitas sinyal PCM.
- Perbedaan signal to noise ratio cukup tinggi (8 bit, 48 dB)
- Setiap harga sampling bernilai trpisah tidak tergantung pada harga
sebelumnya.
- Sinyal PCM mudah didapatkan kembali.
- Perbandingan signal to noise dapat ditahan pada harga yang tetap, tidak
tergantung pada panjang lajur.

PCM memiliki kerugian sebagai berikut :


- Membutuhkan perangkat filter yang relatif besar. Berdasarkan
rekomendasi CCITT, minimal dibutuhkan filter berorde 5.
- Harus diperoleh error kuantisasi yang kecil.
- Frekuensi batas atas dari kanal pengiriman harus dua kali dari fekuensi
sinyal tertinggi.

III. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


1. Modulator Amplitudo Pulsa 1 buah
2. Demodulator Amplitudo Pulsa 1 buah

14
Praktikum Teknik Transmisi

3. Modulator Kode Pulsa 1 buah


4. Demodulator Kode Pulsa 1 buah
5. Power Supply ± 15 V / 2A 1 buah
6. Generator Fungsi 1 buah
7. Osiloskop dual trace 1 buah
8. Probe Test 10:1 / 1:1 2 buah
9. Probe adapter 2 buah

15
Praktikum Teknik Transmisi

IV. GAMBAR RANGKAIAN

Gambar 3. Rangakaian Percobaan PCM

16
Praktikum Teknik Transmisi

V. LEMBAR KERJA
1. Rangkai rangkaian seperti pada gambar 3.
2. Hubungkan generator fungsi ke masukan dari maodul PAM
3. Generator fungsi diatur pada keluaran sinusoida, 1 kHz 1 Vpp. Atur time
base osiloskop pada 0,2 msec / cm dan kedua masukan Y pada 0,5 V/cm.
4. Atur frekuensi clock ke maksimal, kemudian diubah untuk didapat harga
yang tepat.
5. Gambar hasil dari osiloskop dan jelaskan fungsi PAM.
6. Gambarkan keluaran sinyal PCM dan PAM demodulator. Bandingkan
sinyal yang didapatkan dengan masukan PCM dan jelaskan tingkat
pemrosesan sinyal.
7. Dapatan gambar sinyal SYN dan CK. Atur time base osiloskop pada 10
μs/cm dan kedua masukan pada 2 V/cm
8. Gambarkan hasilnya dan jelaskan waktu tunda kedua sinyal tersebut
9. Dapatan gambar sinyal CK dan keluaran dan PCM. Atur time base
osiloskop pada 2 μs/cm dan kedua masukan pada 2 V/cm
10. Matikan bit individual dari konverter A/D dan jelaskan tentang kualitas
transmisi
11. Pada osciloskop bandingkan sinyal masukan dan keluaran dari sistem
pengiriman

17
Praktikum Teknik Transmisi

12. Hasil percobaan pertama

13. Hasil percobaan kedua

18
Praktikum Teknik Transmisi

14. Hasil percobaan ketiga

19
Praktikum Teknik Transmisi

PERCOBAAN IV
PULSE PHASE MODULATION (PPM)

I.TUJUAN
1.Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan prinsip transmisi PPM.
2.Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi PPM.
3.Mahasiswa dapat menjelaskan aplikasi PPM.

II.DASAR TEORI
Modulasi adalah proses perubahan (varying) suatu gelombang periodik sehingga
menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu informasi. Dengan proses
modulasi, suatu informasi (biasanya berfrekeunsi rendah) bisa dimasukkan ke
dalam suatu gelombang pembawa, biasanya berupa gelombang sinus
berfrekuensi tinggi. Terdapat tiga parameter kunci pada suatu gelombang
sinusiuodal yaitu : amplitudo, fase dan frekuensi. Ketiga parameter tersebut
dapat dimodifikasi sesuai dengan sinyal informasi (berfrekuensi rendah) untuk
membentuk sinyal yang termodulasi.

Peralatan untuk melaksanakan proses modulasi disebut modulator, sedangkan


peralatan untuk memperoleh informasi informasi awal (kebalikan dari dari
proses modulasi) disebut demodulator dan peralatan yang melaksanakan kedua
proses tersebut dinamakan modem.

Teknik umum yang dipakai dalam modulasi analog :


Modulasi berdasarkan sudut (Phase Modulation - PM). Yang dimaksud dengan
Phase Modulation (PM) adalah bentuk modulasi yang merepresentasikan
informasi sebagai variasi fase dari sinyal pembawa. Bentuk modulasi PM hampir
mirip dengan FM, dimana frekuensi sinyal pembawa juga bervariasi. Hal ini
dikarenakan variasi fase tidak mengubah amplitudo dari sinyal pembawa. PM
jarang digunakan karena memerlukan hardware (perangkat keras) penerima yang
lebih kompleks. Selain itu, penggunaan bentuk modulasi PM juga dapat

20
Praktikum Teknik Transmisi

menimbulkan ambigu dalam menentukan apakah sinyal mempunyai fase 0° atau


180°.

PULSE PHASE MODULATION (PPM)


Generator pembangkit gelombang gigi gergaji terdiri dari sebuah sumber arus
konstan, T1 (BC 261), yang mengisi/ memberikan arus ke kapasitor C3 (4,7nF).
Kapasitor diisi arus melalui IC NE 555 yang mengandung sebuah Window-
comparator dan sebuah flip-flop dan bentuk sebuah sirkuit ”holdoff”. Transistor
T2 (BC 107) adalah sebuah penguat trigger dan menentukan awal dari
gelombang gigi gergaji. Sinyal trigger dilewatkan menuju output/keluaran
melalui IC4 (4049).

The zero-referenced hold-off gigi gergaji diisi melalui sebuah level converter
(membalikkan menjadi sebuah sinyal simetri sekitar 0) dan input non-inverting
dari comparator/ pembanding ke output sinyal. Sinyal dilewatkan melalui sebuah
pembagi, ke input inverting dari comparator/ pembanding. Output dari
comparator ini, merupakan circuit terbatas dimana sinyal PDM yang disalurkan
ke output PDM.

Untuk membangkitkan PPM, sinyal PDM disalurkan melalui sebuah penyangga,


melalui elemen yang berbeda (C4,R8). Gelombang positif disalurkan ke treshold
switch, diikuti dengan sebuah cirkuit perbaikan, yang dibentuk menjadi sinyal
PPM dan dilewatkan menuju output PPM.

PULSE PHASE DEMODULATOR


Sinyal sync PPM merupakan awal dari generator gigi gergaji dalam demodulator.
Gigi gergaji identik dengan hal tersebut dalam modulator. Sebuah sampel hold-
circuit, terdiri dari sebuah input circuit logic (FF), sebuah level converter (V14)
sebuah OTA (CA 3080,V2) dan FET buffer, dan sampel dari kapasitor C3
(330pF)dan melewatkan nilai ini melalui FET buffer ke switch elektronik, TL
604

21
Praktikum Teknik Transmisi

TL 604 disuplay dengan gelombang switching melalui buffer amplifier V11


(BC 107) dari gelombang gigi gergaji. Sebuah bentuk gelombang mengikuti
elektronik switch melewatkan sinyal PAM menuju output.

Sinyal sync dari PPM memulai gelombang gigi gergaji. Segera setelah sebuah
gelombang sinyal PPM sampai, nilai arus gigi gergaji disampel (U1) dan
disimpan (dalam keadaan diam) hingga gelombang selanjutnya datang. Sinyal ini
kemudian juga disampel (U2) dan disimpan hingga gelombang selanjutnya
datang, dan seterusnya (U3...sampai...Un).

Switch elektronik dalam hubungannya dengan bentuk gelombang dan switch-on


time dari generator gigi gergaji (pada bagian akhir dari gigi gergaji) merupakan
bentuk sinyal yang terbatas dengan nilai teganganU1,U2,...........Un(sinyal PAM).
Gelombang ini dapat menjadi turun melalui LPF(Panel, SO 3537-7H)

III. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


1.Modulator Amplitudo Pulsa 1 buah
2.D emodulator Amplitudo Pulsa 1 buah
3.Pulse Phase Modulator 1 buah
4.Pulse Phase Demodulator 1 buah
5.Power Supply ± 15 V / 2A 1 buah
6.Generator Fungsi
7.Multimeter 1 buah
8.Osiloskop dual trace 1 buah
9.Probe Test 10:1 / 1:1 2 buah
10.Probe adapter, 4mm
11.Frequency analyser 1 buah
12.Kapasitor 47pF 1 buah
13.Frequency counter 1 buah
14.Resistor 330KOhm 1 buah
15.Test cable, BNC/4 mm banana

22
Praktikum Teknik Transmisi

IV. GAMBAR RANGKAIAN

Gambar 1. Rangakaian Percobaan PPM

23
Praktikum Teknik Transmisi

V. LEMBAR KERJA
1. Rangkai modul seperti pada gambar rangkaian.
2. Berikan sinyal input sebesar 0,1 Vpp, ferkuensi 1KHz dan Voutcall 10V
3. Amati sinyal output PAM
4. Amati sinyal output PPM
5. Amati sinyal output PAD
6. Analisa sinyal output yang ada.

Hasil percobaan pertama

24
Praktikum Teknik Transmisi

Hasil percobaan kedua

Hasil percobaan ketiga

25
Praktikum Teknik Transmisi

PERCOBAAN V
PULSE DURATION MODULATION (PDM)

I.TUJUAN
1.Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan prinsip transmisi PDM.
2.Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi PDM.
3.Mahasiswa dapat menjelaskan aplikasi PDM.

II.DASAR TEORI
Modulasi adalah proses perubahan (varying) suatu gelombang periodik sehingga
menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu informasi. Dengan proses
modulasi, suatu informasi (biasanya berfrekeunsi rendah) bisa dimasukkan ke
dalam suatu gelombang pembawa, biasanya berupa gelombang sinus
berfrekuensi tinggi. Terdapat tiga parameter kunci pada suatu gelombang
sinusiuodal yaitu : amplitudo, fase dan frekuensi. Ketiga parameter tersebut
dapat dimodifikasi sesuai dengan sinyal informasi (berfrekuensi rendah) untuk
membentuk sinyal yang termodulasi.

Peralatan untuk melaksanakan proses modulasi disebut modulator, sedangkan


peralatan untuk memperoleh informasi informasi awal (kebalikan dari dari
proses modulasi) disebut demodulator dan peralatan yang melaksanakan kedua
proses tersebut dinamakan modem.

Generator pembangkit gelombang gigi gergaji terdiri dari sebuah sumber arus
konstan, T1 (BC 261), yang mengisi/ memberikan arus ke kapasitor C3 (4,7nF).
Kapasitor diisi arus melalui IC NE 555 yang mengandung sebuah Window-
comparator dan sebuah flip-flop dan bentuk sebuah sirkuit ”holdoff”. Transistor
T2 (BC 107) adalah sebuah penguat trigger dan menentukan awal dari
gelombang gigi gergaji. Sinyal trigger dilewatkan menuju output/keluaran
melalui IC4 (4049).

26
Praktikum Teknik Transmisi

The zero-referenced hold-off gigi gergaji diisi melalui sebuah level converter
(membalikkan menjadi sebuah sinyal simetri sekitar 0) dan input non-inverting
dari comparator/ pembanding ke output sinyal. Sinyal dilewatkan melalui sebuah
pembagi, ke input inverting dari comparator/ pembanding. Output dari
comparator ini, merupakan circuit terbatas dimana sinyal PDM yang disalurkan
ke output PDM

Untuk membangkitkan PPM, sinyal PDM disalurkan melalui sebuah penyangga,


melalui elemen yang berbeda (C4,R8). Gelombang positif disalurkan ke treshold
switch, diikuti dengan sebuah cirkuit perbaikan, yang dibentuk menjadi sinyal
PPM dan dilewatkan menuju output PPM.

PDM adalah suatu metoda dari modulasi pulsa di mana durasi dari suatu
gelombang pulsa digunakan untuk perpindahan informasi data biner di mana
variasi durasi dari gelombang pulsa seiring dengan karakteristik sinyal modulasi

III. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


1.Modulator Amplitudo Pulsa 1 buah
2.Demodulator Amplitudo Pulsa 1 buah
3.Pulse Phase Modulator 1 buah
4.Power Supply ± 15 V / 2A 1 buah
5.Generator Fungsi 1 buah
6.Multimeter 1 buah
7.Osiloskop dual trace 1 buah
8.Probe Test 10:1 / 1:1 2 buah
9.Probe adapter, 4mm
10.Frequency analyser 1 buah
11.Kapasitor 47pF 1 buah
12.Frequency counter 1 buah
13.Resistor 330KOhm 1 buah
14.Test cable, BNC/4 mm banana

27
Praktikum Teknik Transmisi

IV. GAMBAR RANGKAIAN

Gambar 1. Rangkaian Percobaan PDM

28
Praktikum Teknik Transmisi

V. LEMBAR KERJA
1. Rangkai modul seperti pada gambar rangkaian.
2. Berikan sinyal input sebesar 0,1 Vpp, ferkuensi 1KHz dan Voutcall 10V
3. Amati sinyal output PAM
4. Amati sinyal output PPM
5. Amati sinyal output PAD
6. Analisa sinyal output yang ada.

Hasil percobaan pertama

29
Praktikum Teknik Transmisi

Hasil percobaan kedua

Hasil percobaan ketiga

30
Praktikum Teknik Transmisi

PERCOBAAN V
KARAKTERISTIK INDUKTANSI PENGHANTAR
KOAKSIAL

I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini, anda diharapkan dapat :
1. Menyusun Jembatan Maxwell dan mengetahui fungsinya.
2. Membuat seimbang pada jembatan, dengan mengatur tegangan dan phase
3. Menyebutkan perlengkapan pengukuran kabel
4. Menentukan besaran Lx dan Rx
5. Menentukan harga L, L’,R,R’, dan dengan jembatan Maxwell serta mengenal
pengaruh pemakaian frekuensi untuk pengukuran.

II. DASAR TEORI


Pada Percobaan pertama yaitu resistor konduktor, menunjukkan bahwa pada saat
pengukuran frekuensi tinggi, dan hanya satu pengatur keseimbangan (untuk
besaran tegangan), sedangkan penampakan minimum yang baik tidak dapat
diperlihatkan. Komponen reaktif dari objek pengukuran harus juga
diperhitungkan. Besaran fase harus juga diseimbangkan. Penambahan peralatan
untuk penyeimbang ditunjukkan oleh Jembatan Maxwell (bagian diagram 2).
Penyeimbangan tegangan dibuat dengan R2 seperti sebelumnya serta
penambahannya. Fase diatur kemudian diseimbangakn dengan R4. Prosedur
penyeimbang diulangi, perubahan R2 dan R4, beberapa saat sampai hasil yang
minimum tampak jelas. Keseimbangan Jembatan Maxwell menurut persamaan:
Lx = R2 x R3 x C dan Rx = (R2 x R3)/ R4

Komponen reaktif kecil, bila frekuensi digunakan untuk pengukuran adalah 20


KHz. Penghalang untuk faktor Q dapat dicapai apabila : Q = wL/R << 1.
Sekarang pemakaian secara komersial dari jembatan RLC tidak sesuai untuk
pengukuran ini.

31
Praktikum Teknik Transmisi

III. ALAT DAN KOMPONEN YANG DIGUNAKAN


1. 1 Generator sinyal
2. 1 Multimeter
3. 1 Dual trace osiloskop
4. 2 Test probe, 10:1 / 1:1 yang dapat diubah
5. 2 Probe adaptor 4 mm
6. 1 Resistor 100 Ohm, 1%, 0,5W
7. 2 10 lilitan helical potensiometer 1 Kohm 2W
8. 1 koaksial line
9. 1 Jembatan universal
10. 1 Kabel BNC / 4 mm Banana
11. 1 Set kabel hubung dan plugs
12. 1 Potensiometer
13. 1 Kapasitor 10 nF, 1 %

IV. Gambar Rangkaian

Gambar 1. Rangkaian Percobaan

32
Praktikum Teknik Transmisi

V. LANGKAH PERCOBAAN
1. Susun rangkaian seperti pada gambar rangkaian.
2. Hubung singkatkan jalur rangkaian (Ra=0) ke Rx, Lx, terminal pada jembatan.
3. Atur dan sambungkan U1= 4 Vpp, 20 KHz, gelombang sinusoidal ke
jembatan. Keadaan pada osiloskop:
Y1 = 1 v/cm
TB = 10 m s/cm auto, trigger : ext ke U1
4. Seimbangkan jembatan menggunakan 10 lilitan helical potensiometer R2 dan
R4 bergantian (Uy1 < 1 mVpp)
5. Baca nilai skala pada R2 dan R4.
6. Dari persamaan Lx = R2 x R3 x C dan Rx = (R2 x R3)/ R4, hitung Lx dan Rx
7. Berdasarkan hasil perhitungan diatas, jumlahkan faktor Q, Q = w L /R

33

Anda mungkin juga menyukai