PERCOBAAN 2
PULSE AMPLITUDE MODULATION (PAM)
SALURAN TRANSMISI
Disusun oleh :
RAYAN SAUQI
TE-2C / 4.31.22.2.22
B. DASAR TEORI
Pada umumnya kita mengenal system analog untuk mentransmisikan suara, misalnya dalam
jalur telepon dan informasi lainnya. Tetapi system analog semakin hari semakin terasa
kekurangannya dengan meningkatnya jumlah permintaan sambungan serta jauhnya jarak
antara pemancar dan penerima.
Sebuah pemancar analog, misalnya sebuah microfon memancarkan sinyal yang jauh lebih
besar daripada noise, umumnya 60 dB. Dengan merambatnya sinyal sepanjang saluran
transmisi, sinyal teredam dan noise menjadi tinggi, sehingga perbandingan S/N semakin jauh
semakin kecil. Bisa juga digunakan penguat/amplifier pada jarak-jarajk tertentu untuk
menekan redaman, tetapi sebenarnya tiap amplifier menambahkan noise pada sinyal. Sehingga
output dari amplifier memiliki S/N yang lebih buruk daripada S/N inputnya. Akibatnya S/N
menurun terus sampai akhirnya sinyal lenyap dalam noise.
Dalam pengembangannya dihasilkan system transmisi PAM (Pulse Amplitude Modulation)
yang terdiri atas proses sampling.
Teori sampling dari Niquist menyatakan jika sebuah fungsi continue f(t) tidak mengandung
frekuensi lebih besar daripada f (Hz), maka level-level dari fungsi itu dapat digambarkan
dengan sempurna tidak cacat dalam interval waktu tidak kurang dari f/2 detik. Berarti jika
spectrum sebuah sinyal mempunyai batas atas frekuensinya sebesar f/Hz dan jika frekuensi
sampling sekurang-kurangnya 2f, tidak ada informasi yang hilang dalam proses sampling itu.
Dalam parakteknya sebuah sinyal analog dilewatkan pada sebuah LPF sehingga frekuensi
tertinggi yang dimilikinya adalah f. Sinyal analog yang telah difilter ini kemudian disampel
oleh pulsa periodic dengan frekuensi sample sebesar 2 f. Hasilnya adalah sinyal PAM.
Spektrum sinyal PAM
D. LANGKAH-LANGKAH
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Memastikan alat dan bahan berfungsi dengan baik
3. Membuat rangakaian PAM seperti dibawah ini:
4. Memasukkan sinyal Function Generator ke Low Pass Filter (LPF)
dengan Gelombang sinus frekeuensi 200Hz dan amplitudo 2Vpp
G. KESIMPULAN
Dari percobaan yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
1) Dalam Pulse Amplitude Modulation (PAM), amplitudo sinyal pembawa diubah menjadi
serangkaian pulsa yang mengikuti bentuk amplitudo sinyal informasi. Namun, hanya
bentuk sampling dari sinyal informasi yang dikirim, bukan seluruhnya.
2) Dalam PAM, amplitudo pulsa-pulsa pembawa dimodulasi oleh sinyal pemodulasi,
sehingga sebanding dengan amplitudo sinyal pemodulasi. Semakin besar amplitudo sinyal
pemodulasi, semakin besar pula amplitudo pulsa pembawa.
3) Selama proses modulasi PAM, penting untuk memastikan bahwa kandungan informasi
dalam sinyal pemodulasi tetap utuh. Hal ini karena pencuplikan harus dilakukan dengan
frekuensi minimal dua kali frekuensi maksimum sinyal pemodulasi.
4) Proses demodulasi PAM melibatkan rekonstruksi kembali sinyal analog menggunakan
filter pasca modulasi PAM. Dengan demikian, sinyal demodulasi PAM dapat dihasilkan,
yang hampir identik dengan sinyal informasi yang asli.