Anda di halaman 1dari 16

JOBSHEET 5

“MENGUKUR IMPEDANSI INPUT SALURAN


TRANSMISI COAXIAL”

PROGRAM PENDIDIKAN D4 TEKNIK

TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI

SEMARANG 2022
JOBSHEET 5

I. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah :
a. Dapat mengukur arus input saluran transmisi
b. Dapat mengukur impedansi inpt saluran transmisi kabel koaksial
II. DASAR TEORI
Coaxial (Kabel Coaxial) adalah kabel tembaga yang dilapisi oleh beberapa
pelindung (isolator pelasting, pelindung anyaman tembaga dan pelindung luar),
Yang mana pelindung- pelindung tersebut mempunyai fungsi sebagai berikut :

Pelindung Luar
Ini adalah bagian dari pelindung yang keras. Pelindung luar ini dipakai untuk
melindungi kabel coaxial dari benturan fisik/secara langsung yang keras. Dan juga
untuk melindungi kabel dari gangguan hewan-hewan pengerat (sehingga
bahannya kebanyakan dibuat dari bahan yang tidak disukai oleh hewan pengerat
seperti tikus).
Pelindung Berupa Anyaman Serat Tembaga
Fungsinya yaitu untuk melindungi kabel dari interferensi gelombang
elektromagnet atau EMI (Electro Magnetic Interference) yang biasanya dihasilkan
oleh kabel-kabel yang berada di sekelilingnya. Sehingga bisa menghasilkan
kecepatan transmisi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan kabel twisted-pair
(yang sangat rentan terhadap interfensi dari luar kabel).

Isolator Plastik

Fungsinya yaitu untuk membantu menfilter sinyal-sinyal interferensi dari luar


kabel sehingga inti kabel bisa dibuat bebas dari sinyal interferensi yang dari luar.
Perhatikan gambar di bawah ini, yang menunjukan gambaran penampang kabel
coaxial secara umum.
Kabel coaxial menghasilkan spektrum frekuensi yang lebih besar jika
dibandingkan dengan kabel twisted-pair. Pada kabel coaxial jaringan TV yang
umum, bisa mensupport frekuensi sampai 370 MHz. Sedangkan pada kabel
coaxial yang terbaru yang sudah dikembangkan lebih baik seperti Hybrid Fiber
Coaxial (HFC) bisa mensupport sistem dengan frekuensi sampai 750 MHz atau
1.0000 MHZ.

Dari segi kapasitas, kabel coaxial bisa menghasilkan kapasitas dari 370 - 1.000
kali lebih besar dari sebuah kabel twisted-pair. Dengan kapasitas sebesar ini, kabel
coaxial bisa dipakai sebagai sarana pada sebuah jaringan broadband. Besarnya
kapasitas tersebut tergantung dari lokasi (standar yang berlaku di tempat tersebut).

Dengan bandwidth dan kapasitas yang lebih besar, kabel coaxial juga akan
mensupport sistem dengan pelayanan yang beragam, seperti data, video, voice dan
multimedia.

Kabel coaxial juga menawarkan performa yang jauh lebih baik dari pada kabel
twisted-pair, Karena memiliki sebuah pelindung berupa ayaman tembaga yang ada
pada kabel coaxial tersebut akan melindungi pusat kabel dari interferensi
gelombang elektomagnetik yang berasal dari luar kabel Sehingga akan
mengurangi terjadinya noise/error dan cross talk.

Hal tersebut juga memungkinkan kabel coaxial untuk mencapai bit error rate
yang hanya sampai dengan perbandingan 1/1.000.000.000.

Intensitas error, noise dan crosstalk yang lebih minim/kecil ini akan
berdampak pada berkurangnya jumlah penguat atau amplifier yang dibutuhkan
untuk mengguatkan sinyal yang lemah sepanjang jalur transmisi, Yang mana
dengan memakai kabel coaxial, penguat hanya dibutuhkan pada setiap jarak 2.5
km.

Konstruksi (Bahan Pembangun) Kabel Coaxial

Konduktor Utama
Konduktor kabel harus terbuat dari bahan tembaga yang padat, memiliki bentuk
silindris tanpa cacat dan berkonduktivitas tinggi. Untuk diameter dari kabel tidak
disarankan lebih dari 0.02 mm dan 1.53 mm. Sedangkan untuk tahanan dari
konduktor yang letaknya ada di dalam ( inner conductor) yaitu 1/58 per 1 meter.
Isolasi
Isolasi kabel terbuat dari bahan polietilena homogen dan melingkari pada
konduktor utama. Untuk diameter nominalnya adalah 0.97 mm dan juga tidak
disarankan lebih dari 0.05 mm.
Konduktor Bagian Luar
Konduktor tersebut terbuat dari pita tembaga yang mempunyai tebal 0.25 mm
dengan maksimum toleransi 0.2 mm pada posisi memanjang dan sedikit tumpang
tindih. Untuk tahanannya yaitu sebesar 1/52 per meter. Pada bagian atas pita
tembaga ini dilapisi secara helikod dengan dua lapis pita baja yang mempunyai
tebal 0.15 mm yang dipakai sebagai pelindung gangguan elektromagnetik.
Penggantung
Penggantung di sini terdiri dari tujuh bual lilit kawat baja dengan ukuran 2 mm
dan mampunyai daya kuat tarik sebesar 3.010 kgf.
Pembungkus Luar
Pembungkus luar kabel coaxial terbuat dari polietilena yang kemudian dicampur
dengan karbon hitam sebanyak 2%. Untuk tebal rata-rata pembungkus tidak
disarankan lebih dari 2 mm dan juga tidak boleh kurang dari 1.6 mm. Sementara
itu untuk ketebalan dari bagian antara penggantung dengan kabel adalah 3.4 mm
dan dengan tinggi dari 3 sampai dengan 4.5 mm.
Penyambungan
Kabel coaxial biasanya membutuhkan adanya proses penyambungan biar proses
penyaluran menjadi lebih baik. Konduktor dalam kabel terbuat dari tembaga
dengan diameter 5 mm yang kemudian dibungkus dengan osilasi polietilena
dengan diameter 10 mm.
Selanjutnya pada konduktor luar yang berbentuk pita tembaga dengan tebal 2 mm.
Kemudian dalam kabel coaxial udara biasanya terdapat kawat yang terbuat dari
baja dengan kabel konduktornya yang berbentuk huruf S.
Dalam proses penyambungan kabel coaxial, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu :
 Kontinuitas konduktor utama pada kabel harus selalu dalam kondisi yang
terpelihara oleh keberadaan selongsong ( cincin berulir )
 Semua dielektrik polietilena terbentuk dari adanya sebuah sistem injeksi
(mencetak)
 Konduktor luar pada kabel digantikan oleh sebuah sambungan tembaga
 Pembungkus pada bagian luar polietilena digantikan oleh lapisan yang
mudah mengerut akibat kondisi yang panas
 Kontinuitas dari kabel penggantung tetap harus terpelihara
oleh keberadaan konektor– konektor khusus
 Sambungan dari kabel tersebut harus sedemikian rupa sehingga kabel tetap
bersifat homogen seperti pada kondisi yang semula
 Redaman sedapat mungkin harus tetap pada angka nol atau sekecil –
kecilnya
 Hasil akhir dari pekerjaan sambungan kabel tersebut haruslah rapi dan kuat
Keunggulan Kabel Coaxial
Kabel coaxial memiliki kemampuan dalam menyalurkan sinyal – sinyal listrik
yang lebih besar jika dibandingkan dengan saluran transmisi dari kawat biasa.
Selain itu kabel coaxial juga mempunyai ketahanan arus yang semakin kecil pada
frekuensi yang lebih tinggi.
Perambatan energi gelombang elektromagnetiknya dibatasi dalam pipa dan juga
sekat dari pengaruh interfensi atau gangguan percakapan silang (cross talk) luar
karena bentuknya yang sedemikan rupa.
Pada perkembangannya, pemakaian pesawat telepon yang semakin meningkat
membuat adanya keterbatasan penampungan spektrum yang tersedia pada
microwave. Hal tersebut berdampak pada peningkatan pemakaian kabel coaxial
sebagai penunjang jalur microwavepada jarak yang dekat.
Kelemahan Kabel Coaxial
Walaupun kabel coaxial pada dasarnya mempunyai tingkat kehandalan yang
tinggi dalam proses transmisi. Tetapi dari sisi ekonomi, sistem penyaluran
informasi yang memakai kabel coaxial ini mempunyai kelemahan yaitu dalam hal
investasi dan biaya pemeliharaan yang masih mahal.
Lebar bidang frekuensi dalam kabel coaxial hanya terbatas oleh gain (pengerasan)
yang dikehendaki, yang dibutuhkan untuk mempertahankan mutu sinyal yang
baik.
Dalam sebuah jarak tertentu, transmisi sinyal–sinyal elektromagnetik harus
diangkut dengan serangkaian repeater yang terbuat dari tabung elektron pada jalur
tersebut agar penyampaian komunikasi lebih mudah dan terjalin dengan baik.
Satu kelemahan yang juga melanda pada kabel coaxial yaitu adanya pengaruh
yang besar darivariasi suhu/temperatur. Hal tersebut bisa berpengaruh pada mutu
dan kualitas dari sistem kabel coaxial itu sendiri.
Masalah ini kemudian bisa ditanggulangi dengan cara menanam kabel di dalam
tanah dan juga mengandalkan bantuan repeater yang bertugas sebagai
penyeimbang tambahan terhadapperubahan variasi suhu / temperatur yang terjadi
didalam kabel.
Jenis-Jenis Kabel Coaxial

Yang paling bayak dijumpai sekarang ini adalah RG-59, RG-58, RG-11, RG-8
dan RG-6. RG-8 dan RG-58 adalah coaxial 50 ohm, Yang banyak dipakai dalam
transmisi radio atau dalam jaringan komputer, RG-58 kabelnya sedikit lebih kecil
dan untuk RG-8 kabelnya lebih besar.
Sebagai kabel 50 ohm, pada kedua jenis kabel tersebut tidak cocok untuk video.
RG-59, RG-11 dan RG-6 yaitu jenis kabel 75 ohm, dengan RG-11 sebagai kabel
yangterbesar, RG-6 sedang dan RG-59 sebagai kabel yang terkecil.
RG-6 adalah kabel yang paling sering dijumpai dipasaran dan yang paling banyak
dipakai. Karena kabel RG-6 bisanya banyak dipakai untuk menyambungkan TV
set ke CATV (cabletelevision) signal distributor, karena itu kabel ini juga sering
disebut sebagai kabel rumah.
RG-6 adalah penerus kabel RG-59. Kemudian RG-59 dan RG-6 keduanya sangat
umum dalam pemakaian AV pada rumah, Itu dikarenakan ukuran dari kabel
tersebut yang kompatibel dengan berbagai jenis konektor. Keduanya tersedia
dalam berbagai jenis, dengan lapisan jaket, dielektrik, shield, dan bahan pusat
konduktor yang berbeda.
Kabel coaxial yang biasanya dipakai untuk aplikasi video sebagian besar
mempunyai nilaiimpedansi 75 ohm.
Kabel coaxial terbagi menjadi 2, yaitu:
 Coaxial baseband (kabel 50 ohm) – biasanya dipakai untuk transmisi
digital.
 Coaxial broadband (kabel 75 ohm) – biasanya dipakai untuk transmisi
analog.
Kabel coaxial biasanya juga dipakai untuk topologi bus, namun beberapa produk
LAN sudah tidak mendukung sambungan kabel coaxial.
Jenis Kabel Arsitektur Terminator Yang
Coaxial Dipakai
RG-8 Ethernet 10 Base 50
5
RG-11 Ethernet 10 Base 50
5
RG-58A/U Ethernet 10 Base 50
5
RG-59/U ARCnet CATV 75
RG62A/U ARCnet 93

Protokol Ethernet LAN yang dikembangkan memakai kabel coaxial: 10Base5 /


Kabel “Thicknet” : yaitu sebuah kabel coaxial RG/U-8. yang merupakan kabel
“original” Ethernet. Dan tidak dipakai lagi untuk LAN modern.

Kabel Coaxial Thick (Thick Coaxial Cable)


Kabel coaxial thick ini dibuat berdasarkan standar IEEE 802.3 10BASE5, yang
mana kabel ini memiliki diameter rata-rata 12mm, dan kebanyakan diberi warna
kuning. Kabel thick ini biasa-nya juga disebut sebagai kabel standard ethernet atau
thick Ethernet, atau hanya disingkat kabel ThickNet, atau bahkan hanya disebut
sebagai yellow cable.
Kabel Coaxial thick (RG-6) bila dipakai dalam jaringan memiliki spesifikasi dan
aturansebagai berikut:
 Setiap ujung harus diterminasi dengan terminator 50-ohm (dianjurkan
memakai terminator yang sudah dirakit, bukan memakai satu buah resistor
50-ohm 1 watt, karena resistor memiliki disipasi tegangan yang lumayan
lebar).
 Maksimal 3 segmen dengan peralatan yang terhubung (attached devices)
atau berupa populasi segmen.
 Setiap kartu jaringan memiliki pemancar tambahan atau (external
transceiver).
 Setiap segment maksimal berisi 100 perangkat jaringan, termasuk dalam
hal ini repeaters.
 Maksimal panjang kabel per segment yaitu 1.640 feet (atau sekitar 500
meter).
 Maksimal jarak antar segment yaitu 4.920 feet (atau sekitar 1500 meter).
 Setiap segment harus dikasih ground.
 Jarak maksimal antara tap atau pencabang dari kabel utama ke perangkat
(device) yaitu 16 feet atau (sekitar 5 meter).
 Jarak minimal antar tap adalah 8 feet atau (sekitar 2.5 meter).
Kabel Coaxial Thicknet (Kabel RG-8 )
Kabel coaxial thichnet (kabel RG-8) ini biasanya banyak digunakan untuk
instalasi antar gedung. Spesifikasi kabel coaxial thichnet (kabel RG-8) ini sama
dengan dengan Kabel Coaxial Thinnet, bedanya hanya bentuk fisiknya lebih
besar. Karena lebih besar, kabel coaxial thichnet ini bisa menampung data yang
lebih banyak sehingga sangat cocok untuk instalasi sebagai backbone jaringan.
 Spesifikasi Teknis dari kabel coaxial thichnet (kabel RG-8) yaitu:
 Bisa menjangkau bentangan maksimal sampai 500 meter.
 Impedansi terminator sampai 50 Ohm.
 Membutuhkan Transceiver sebelum dikoneksikan dengan komputer.
Supaya komputer bisa terhubung ke jaringan thicknet, dibutuhkan transceiver.
Sambungan antara Kartu Adaptor Jaringan (Network Adapter Card) Dan juga
transceiver dibuat denganmemakai drop cable untuk menyambungkan Transceiver
dengan AUI (Attachment Unit Interface) pada Kartu Adaptor Jaringan.
Antarmuka dari AUI berbentuk DB-15.
Kabel Coaxial Thin (Thin Coaxial Cable)
Kabel coaxial thin ini banyak dipakai di kalangan radio amatir, terutama untuk
transceiver yang tidak membutuhkan output dengan daya yang besar. Untuk
dipakai sebagai perangkat jaringan, kabel coaxial jenis ini harus memenuhi
standar IEEE 802.3 10BASE2, Yang mana diameter rata-rata yaitu sekitar 5mm
dan biasanya menggunakan warna hitam atau warna gelap yang lainnya.
Setiap perangkat (device) dihubungkan dengan BNC T-connector. Kabel thin ini
juga dikenalsebagai thin Ethernet atau ThinNet. Pada kabel coaxial thin jenis RG-
58 A/U atau C/U, bila diimplementasikan dengan Terminator dan TConnector
dalam sebuah jaringan, harus mengikuti aturan sebagai berikut:
 Setiap ujung kabel diberi terminator 50-ohm.
 Panjang maksimal pada kabel yaitu 1.000 feet atau (185 meter) per
segmen.
 Setiap segmen maksimal terhubung sebanyak 30 perangkat jaringan
perangkat(devices)
 Kartu jaringan cukup memakai transceiver yang onboard, tidak perlu lagi
tambahan transceiver, kecuali untuk repeater.
 Maksimal ada 3 segment yang terhubung satu sama lain (populated
segment).
 Setiap segment sebaiknya dilengkapi dengan satu ground masing-masing.
 Panjang minimal antar T-Connector yaitu 1.5 feet atau sekitar (0.5 meter).
 Maksimal panjang kabel dalam satu segment yaitu 1.818 feet atau sekitar
(555 meter).
 Setiap segment maksimal memiliki 30 perangkat terkoneksi.
Kabel Coaxial Thinnet ( Kabel RG-58 )
Kabel Coaxial Thinnet atau Kabel RG-58 yang juga dinamakan dengan kabel
BNC, singkatan dari British Naval Connector. Sebenarnya BNC adalah nama
konektor yang digunakan, bukan dari nama kabelnya.

Kelebihan memakai kabel RG-58 yaitu :


Fleksibel, mudah digunakan untuk instalasi dalam ruangan.
Bisa langsung disambungkan ke komputer dengan memakai konektor BNC.
Spesifikasi teknis dari kabel coaxial Thinnet ini adalah :
Bisa menjangkau bentangan maksimum sampai 185 meter. Impedansi Terminator
50 Ohm
Penggunaan Kabel Coaxial
Kabel coaxial kebanyakan atau sering dipakai untuk antena televisi (TV) dan
transmisi telepon jarak jauh. Konektornya adalah BNC (British Naval Connector).
Memilih kabel yang benar
Gunakan kabel di bawah ini untuk menentukan kabel mana yang harus digunakan
untuk aplikasi Anda
Analog RG59/U Performa yang dapat diterima saat menjalankan kabel <225 meter
Televisi RG6/U Memberikan kinerja unggul pada kabel berjalan <225 meter.
Digunakan untuk lintasan kabel> 225 meter tetapi <545
meter
RG11/U Untuk kabel berjalan lebih dari 545 meter
CCTV RG59/U Performa yang dapat diterima pada kabel berjalan <225 meter
RG6/U Memberikan kinerja superior pada kabel yang berjalan <225
meter. Digunakan untuk lintasan kabel> 225 meter tetapi
<545
meter
RG11/U Untuk kabel berjalan lebih dari 545 meter
DTV, RG6/U Kabel standar untuk aplikasi ini
CATV, RG11/U Direkomendasikan untuk putaran kabel yang panjang dan
SATV, untuk pemasangan kabel backbone
MATV

Jika dibandingkan antara Thicknet dengan Thinnet, instalasi pada kabel thicknet
jauh lebih sulit karena sifatnya lebih kaku dan tidak fleksibel. Tetapi melihat
kapasitas data dan jarakyang bisa dijangkau, jenis kabel coaxial thichnet ini masih
menjadi favorit sebagai penghubung antar gedung.
III. ALAT DAN BAHAN
Generator sinyal 1 buah
Multimeter analog 1 buah
Dual trace osiloskop 1 buah
Test probe, 10:1 / 1:1 yang dapat diubah 2 buah
Probe adaptor 4 mm 2 buah
Resistor 1 Ohm, 1%, 0,5W 1 buah
Resistor 100 Ohm, 1%, 0,5W 1 buah
10 lilitan helical potensiometer 1 K2Ω 2W 1
buah Modul koaksial line 2
buah
Jembatan universal 1 buah
Kabel BNC / 4 mm Banana 1 buah
Set kabel hubung dan plugs 1 buah
Potensiometer 470k Ω 1 buah
Kapasitor 10 nF, 1 % 1 buah
Modul universal measuring bridge 1 buah
IV. GAMBAR RANGKAIAN

out
inp

V. LANGKAH PERCOBAAN
1. Buatlah rangkaian seperti gambar
2. Aturlah generator fungsi
Frequensi = 200 KHz, amplitudo 2 Vpp
Hubungkan Fungtion generator ke kanal 1 osiloskop
Aturlah agar mendapatkan gambar sinyal yang jelas
3. Hubungkan generator fungsi dank anal 1 osiloskop ke input
4. Hubungkan kanal 2 osiloskop ke terminal resistor 1 ohm (R 1Ω).
Perhatikan tegangan pada R 1Ω tersebut, catat tedangannya VR = mV.
5. Hitunglah arus yang mengalir pada R 1Ω, IR=Iin=VR/IR= mA
6. Hitung impedansi input Z in = Vin/Iin
7. Ukurlah beda phasa antara sinyal tegangan pada input Vin dan sinyal arus
Iin (sinyal pada resistor R 1 Ω.
8. Ulangi percobaan untuk f = 300 KHz dan 400 KHz
9. Ulangi percobaan untuk aluran Hubung Singkat, dengan menhubung
singkat terminal output.
10. Ulangi percobaan dengan memberi beban 60 Ω pada terminal output,
dengan f=200 KHz, f= 300KHz dan f=400KHz dan f=500KHz
Cara pengukuran beda phasa
a

Beda phasa ϑ = a/b . 3600

b
VI. DATA HASIL

PERCOBAAN

PERCOBAAN 1

Mengukur Impedansi Input Terbuka

Frek. VRMS Vpp Ze ϑ Gambar Gelombang


200KHz 699mV 1.18V 1.68Ω 900

300KHz 706mV 816mV 1.15Ω 900

400KHz 707mV 900mV 1.27Ω 480


500KHz 708mV 1.10V 1.55Ω 360

PERCOBAAN 2
Output Hubung Singkat

Frek. VRMS Vpp Ze ϑ Gambar Gelombang


200KHz 695mV 1.38V 1.98Ω 163.30

300KHz 649mV 1.50V 2.31Ω 720


400KHz 700mV 1.50V 2.14Ω 65.50

500KHz 708mV 1.36V 1.92Ω 900

800KHz 712mV 896mV 1.25Ω 51.40

1MHz 715mV 1.13V 1.58Ω 450


PERCOBAAN 3

Frek. VRMS Vpp Ze ϑ Gambar Gelombang


200KHz 694mV 2.04V 2.37Ω 900

300KHz 700mV 2.02V 2.88Ω 1440

400KHz 700mV 2.00V 2.87Ω 2160


500KHz 710mV 2.02V 2.91Ω 1620
VII. ANALISA
VIII. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai