Anda di halaman 1dari 26

TUGAS 1 KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN KOMPUTER MEDIA TRANSMISI

1. I Gede Arya Maharta 2. I G.A. Bagus Prema Pradana 3. Anggarda Sanjaya

( 1108605025 ) ( 1108605026 ) ( 1108605034 )

4. Gede Ngurah Joy Indra Perkasa ( 1108605035 )

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA

2013

MEDIA TRANSMISI
A. Pengertian Media transmisi adalah media yang dapat digunakan untuk mengirimkan informasi dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam jaringan, semua media yang dapat menyalurkan gelombang listrik atau elektromagnetik atau cahaya dapat dipakal sebagai media pengirim, baik untuk pengiriman dan penerimaan data. Media transmisi digunakan pada beberapa peralatan elektronika untuk menghubungkan antara pengirim dan penerima supaya dapat melakukan pertukaran data. Beberapa alat elektronika, seperti telepon, komputer, televisi, dan radio membutuhkan media transmisi untuk dapat menerima data. Seperti pada pesawat telepon, media transmisi yang digunakan untuk menghubungkan dua buah telepon adalah kabel. Setiap peralatan elektronika memiliki media transmisi yang berbeda-beda dalam pengiriman datanya. Karakteristik media transmisi ini bergantung pada:

Jenis alat elektronika Data yang digunakan oleh alat elektronika tersebut Tingkat keefektifan dalam pengiriman data Ukuran data yang dikirimkan

B. Jenis Media Transmisi Pada dasarnya media transmisi dibagi menjadi 2 kategori, yaitu : a) Media transmisi dengan kabel (Guided Media) b) Media transmisi tanpa kabel atau biasa disebut Wireless (Unguided Media) Media transmisi guided adalah media yang mampu mentransmisikan besaran-besaran fisik lewat materialnya. Contoh : kabel twisted pair, kabel coaxial dan fiber optic. Media unguided merupakan jaringan yang menggunakan sistem gelombang, contohnya : satelit, gelombang mikro, inframerah. 1. Media transmisi dengan kabel (Guided Media)

Media transmisi kabel atau media terpadu atau guided media memiliki tiga jenis kabel yang umum digunakan dalam jaringan komputer. Jenis kabel tersebut adalah kabel TP (Twisted Pair), Kabel Coaxial, dan kabel FO (Fiber Optic). a) Kabel Coaxial Kabel coaxial atau lebih populer disebut coax terdiri atas konduktor silindris melingkar, yang mengelilingi sebuah kabel tembaga inti yang konduktif.

Kabel Coaxial Untuk LAN, kabel coaxial menawarkan beberapa keunggulan. Diantaranya dapat dijalankan dengan tanpa banyak membutuhkan bantuan repeater sebagai penguat untuk komunikasi jarak jauh diantara node network, dibandingkan kabel STP atau UTP. Repeater juga dapat diikutsertakan untuk meregenerasi sinyal-sinyal dalam jaringan coaxial sehingga dalam instalasi network cukup jauh dapat semakin optimal. Kabel ini merupakan kabel yang paling banyak digunakan pada LAN, karena memiliki perlindungan terhadap derau yang lebih tinggi, murah. Dan mampu mengirimkan data dengan kecepatan standar Kabel coaxial juga jauh lebih murah dibanding Fiber Optic, coaxial merupakan teknologi yang sudah lama dikenal. Digunakan dalam berbagai tipe komunikasi data sejak bertahun-tahun, baik di jaringan rumah, kampus, maupun perusahaan. Keuntungan menggunakan kabel coaxial: Jarak maksimum kabel lebih panjang dibandingkan UTP dan STP Lebih murah dibandingkan dengan fiber optic Memiliki kemampuan menolak noise yang cukup baik

Kekurangan: Tebal, sehingga susah dalam instalasi dibandingkan twisted pair Jika kedua ujungnya tidak di-ground (dilakukan dengan memastikan adanya koneksi elektrik yang solid di kedua ujung) dengan baik, maka akan mengakibatkan masalah dalam koneksi. Ciri-ciri umum kabel ini adalah : 1. Kecepatan dan keluaran: 10 -100 Mbps . 2. Biaya rata-rata per node: murah . 3. Media dan ukuran konektor: medium . 4. Panjang kabel maksimum: 200m (disarankan 180m) untuk thin-coaxial dan 500m untuk thick-coaxial. 5. Tegangan Kabel 100 - 120 ohm. Saat bekerja dengan kabel, penting bagi kita untuk mempertimbangkan ukurannya seperti ketebalan, diameter, pertambahan kabel sehingga akan menjadi pertimbangan atas kesulitan saat instalasi di lapangan. Kita juga harus ingat bahwa kabel akan mengalami tarikan-tarikan dan tekukan di dalam pipa. Kabel coaxial datang dalam beragam ukuran. Diameter terbesar diperuntukkan sebagai backbone Ethernet karena secara historis memiliki ketahanan transmisi dan daya tolak interferensi yang lebih besar. Tipe kabel coaxial ini sering disebut dengan thicknet, namun dewasa ini sudah banyak ditinggalkan. Kabel coaxial lebih mahal saat diinstal dibandingkan kabel twisted-pair. Dikenal dua jenis tipe kabel koaksial yang dipergunakan buat jaringan komputer, yaitu: thick coax (mempunyai diameter lumayan besar) thin coax (mempunyai diameter lebih kecil).

Thick coaxial cable Kabel coaxial jenis ini dispesifikasikan berdasarkan standar IEEE 802.3 - 10

BASE 5, dimana kabel ini mempunyai diameter rata-rata 12mm. Kabel jenis ini biasa disebut sebagai standard ethernet atau thick ethernet, atau hanya disingkat ThickNet, atau bahkan cuma disebut sebagai yellow cable karena warnanya yang kuning.

Thick coaxial cable Kabel Coaxial ini jika digunakan dalam jaringan mempunyai spesifikasi dan aturan sebagai berikut: Setiap ujung harus diterminasi dengan terminator 50-ohm (dianjurkan menggunakan terminator yang sudah dirakit, bukan menggunakan satu buah resistor 50 ohm 1 watt, sebab resistor mempunyai disipasi tegangan yang lumayan lebar). Thin coaxial cable Kabel coaxial jenis ini banyak dipergunakan di kalangan radio amatir, terutama untuk transceiver yang tidak memerlukan output daya yang besar. Jenis yang banyak digunakan RG-8 atau RG-59 dengan impedansi 75 ohm. Jenis kabel untuk televisi juga termasuk jenis coaxial dengan impedansi 75 ohm. Namun untuk perangkat Maksimum 3 segment dengan tambahan peralatan (attached devices, seperti repeater) atau berupa populated segments (seperti bridge). Setiap kartu jaringan mempunyai kemampuan pennguat sinyal (external transceiver). Setiap segment maksimum berisi 100 perangkat jaringan, termasuk dalam hal ini repeaters. Maksimum panjang kabel per segment adalah 1.640 feet (sekitar 500m). Maksimum jarak antar segment adalah 4.920 feet (atau sekitar 1500 meter) dan setiap segment harus diberi ground. Jarak maksimum antara tap atau pencabang dari kabel utama ke perangkat (device) adalah 16 feet (sekitar 5 meter). Jarak minimum antar tap adalah 8 feet (sekitar 2,5 meter).

jaringan, kabel jenis coaxial yang dipergunakan adalah (RG-58) yang telah memenuhi standar IEEE 802.3 - 10BASE2, dimana diameter rata-rata berkisar 5 mm dan biasanya berwarna hitam. Setiap perangkat (device) dihubungkan dengan BNC Tconnector. Kabel jenis ini juga dikenal sebagai thin Ethernet atau ThinNet. Kabel coaxial jenis ini, misalnya jenis RG-58 A/U atau C/U, jika di- implementasikan dengan T-connector dan terminator dalam sebuah jaringan, harus mengikuti aturan sebagai berikut: Pada topologi bus, setiap ujung kabel diberi terminator 50-ohm. Panjang maksimal kabel adalah 606.8 feet (185 meter) per segment. Setiap segment maksimum terkoneksi sebanyak 30 perangkat jaringan (devices). Kartu jaringan sudah menggunakan transceiver yang onboard, tidak perlu tambahan transceiver, kecuali untuk repeater. Maksimum ada 3 segment terhubung satu sama lain (populated segment) dengan pengubung repeater 185 x 3 = 555 meter. Setiap segment sebaiknya dilengkapi 1 ground. Panjang minimum antar T-Connector adalah 1,5 feet (0.5 meter).

Kabel koaxial yang telah dipasang konektor, terminator dan BNC T

b) Kabel Twisted Pair

Kabel Twisted Pair

Kabel Twisted Pair Merupakan kabel berpilin yang umum digunakan pada jaringan lokal. Jika kabel twisted pair dikupas pembungkus luarnya, maka anda akan menemukan 8 buah kabel tembaga yang memiliki warna berbeda-beda. Pada kabel twisted pair 8 lembar kabel yang ada dipilin secara berpasangan untuk mengurangi induksi elektromagnetis. Kabel twisted pair terdiri atas dua pasang kawat yang terpilin. Twisted pair lebih tipis, lebih mudah putus, dan mengalami gangguan lain sewaktu kabel terpuntir atau kusut. Keunggulan dari kabel twisted pair adalah dampaknya terhadap jaringan secara keseluruhan apabila sebagian kabel twisted pair rusak, tidak seluruh jaringan terhenti, sebagaimana yang mungkin terjadi pada coaxial. Kabel twisted pair terbagi atas dua yaitu : Shielded Twister Pair (STP)

Lapisan Kabel STP

Kabel STP mengkombinasikan teknik-teknik perlindungan dan antisipasi tekukan kabel. STP yang peruntukan bagi instalasi jaringan ethernet, memiliki resistansi atas interferensi elektromagnetik dan frekuensi radio tanpa perlu meningkatkan ukuran fisik kabel. Kabel Shielded Twister-Pair nyaris memiliki kelebihan dan kekurangan yang sama dengan kabel UTP. Satu hal keunggulan STP adalah jaminan proteksi jaringan dari interferensi-interferensi eksternal, sayangnya STP sedikit lebih mahal dibandingkan UTP. Tidak seperti kabel coaxial, lapisan pelindung kabel STP bukan bagian dari sirkuit data, karena itu perlu diground pada setiap ujungnya. Pada prakteknya, melakukan ground STP memerlukan kejelian. Jika terjadi ketidaktepatan, dapat menjadi sumber masalah karena bisa menyebabkan pelindung bekerja sebagai

layaknya sebuah antenna; menghisap sinyal-sinyal elektrik dari kawat-kawat dan sumber-sumber elektris lain disekitarnya. Kabel STP tidak dapat dipakai dengan jarak lebih jauh sebagaimana media-media lain (seperti kabel coaxial) tanpa bantuan device penguat (repeater). Ciri-ciri umum kabel ini adalah : 1. Kecepatan dan keluaran: 10-100 Mbps 2. Biaya rata-rata per node: sedikit mahal dibadingkan UTP dan coaxial 3. Media dan ukuran konektor: medium 4. Panjang kabel maksimum yang diizinkan : 100m (pendek). 5. Tegangan Kabel 150 ohm Unshielded Twister Pair (UTP)

Lapisan Kabel UTP

UTP merupakan jenis kabel yang paling banyak digunakan pada jaringan komputer dan juga merupakan kabel dengan kualitas paling rendah untuk kelas Twisted Pair. Ada beberapa kategori untuk kabel Twisted Pair, yaitu : a. Kategori 1 Umumnya menggunakan konduktor padat standar AWG sebanyak 22 atau 24 pin dengan range impedansi yang lebar. Digunakan pada koneksi telepon dan tidak direkomendasikan untuk transmisi data. b. Kategori 2 Range impedansi yang lebar, sering digunakan pada sistem PBX dan sistem Alarm. Transmisi data ISDN menggunakan kabel kategori 2, dengan bandwidth maksimum 1 MBps. c. Kategori 3

Sering disebut kabel voice grade, menggunakan konduktor padat sebanyak 22 atau 24 pin dengan impedansi 100 O dan berfungsi hingga 16 Mbps. Dapat digunakan untuk jaringan 10 BaseT dan Token Ring dengan bandwidth 4 Mbps. d. Kategori 4 Seperti kategori 3 dengan bandwidth 20 MBps, diterapkan pada jaringan Token Ring dengan bandwidth 16 Mbps. e. Kategori 5 Merupakan kabel Tiwsted Pair terbaik (data grade) dengan bandwidth 100 Mbps dan jangkauan transmisi maksimum 100 m. Secara fisik, kabel Unshielded Twisted-Pair terdiri atas empat pasang kawat medium. Setiap pasang dipisahkan oleh lapisan pelindung. Tipe kabel ini sematamata mengandalkan efek konselasi yang diproduksi oleh pasangan-pasangan kawat, untuk membatasi degradasi sinyal. Seperti halnya STP, kabel UTP juga harus mengikuti rule yang benar terhadap beberapa banyak tekukan yang diizinkan perkaki kabel. UTP digunakan sebagai media networking dengan impedansi 100 Ohm. Hal ini berbeda dengan tipe pengkabelan twister-pair lainnya seperti pengkabelan untuk telepon. Karena UTP memiliki diameter eksternal 0,43 cm, ini menjadikannya mudah saat instalasi. UTP juga mendukung arsitekturarsitektur jaringan pada umumnya sehingga menjadi sangat popular. Ciri-ciri umum kabel UTP adalah : 1. Kecepatan dan keluaran: 10 100 Mbps . 2. Biaya rata-rata per node: murah . 3. Media dan ukuran: kecil . 4. Panjang kabel maksimum yang diizinkan : 100m (pendek). 5. Tegangan Kabel 100 - 120 ohm. Keuntungan menggunakan kabel UTP adalah murah dan mudah diinstalasi. Kekurangan kabel UTP adalah rentang terhadap efek interferensi elektris yang berasal dari media atau perangkat-perangkat di sekelilingnya. Meski begitu, pada prakteknya para administrator jaringan banyak menggunakan kabel ini sebagai media yang efektif dan cukup diandalkan. Ada dua jenis pemasangan kabel UTP yang umum digunakan pada jaringan lokal, yakni:

Straight Through Cable Cross Over Cable dan

1) Straight Through Cable Untuk pemasangan jenis ini, biasanya digunakan untuk menghubungkan beberapa unit komputer melalui perantara HUB / Switch yang berfungsi sebagai konsentrator maupun repeater.

Straight Through Cable T568B

Penggunaan kabel UTP model straight through pada jaringan lokal biasanya akan membentuk topologi star (bintang) atau tree (pohon) dengan HUB/switch sebagai pusatnya. Jika sebuah HUB/switch tidak berfungsi, maka seluruh komputer yang terhubung dengan HUB tersebut tidak dapat saling berhubungan. Penggunaan HUB harus sesuai dengan kecepatan dari Ethernet card yang digunakan pada masing-masing komputer. Karena perbedaan kecepatan pada NIC dan HUB berarti kedua perangkat tersebut tidak dapat saling berkomunikassecara maksimal.

Pemasangan Straight Through Cable dengan HUB

Penggunaan straight through cable PC ke Hub PC ke Switch Hub ke Hub Switck ke router

2) Cross Over Cable Berbeda dengan pemasangan kabel lurus (straight through), penggunaan kabel menyilang ini digunakan untuk komunikasi antar komputer (langsung tanpa

HUB), atau dapat juga digunakan untuk meng-cascade HUB jika diperlukan. Sekarang ini ada beberapa jenis HUB yang dapat di- cascade tanpa harus menggunakan kabel menyilang (cross over), tetapi juga dapat menggunakan kabel lurus.

Cross Over Cable dan penggunaannya

Penggunaan Cross Over Cable PC ke PC Switch ke Switch Switch ke Hub

c) Fiber Optic

Fiber Optic Fiber Optic merupakan teknologi yang cukup baru dan jarang digunakan. Jika pada media transmisi sebelumnya digunakan tembaga, maka pada jenis kabel ini digunakan serat optik yang mengalirkan data dalam bentuk pulsa cahaya sehingga memiliki kecepatan yang sangat tinggi (kecepatan cahaya), dan juga pulsa cahaya tidak akan terganggu bila ada noise disekitarnya. Fiber Optic merupakan media transmisi high-class yang memiliki harga sangat-sangat mahal karena performa yang

dimilikinya. Fiber Optic biasa digunakan sebagai Backbone (jalur utama) dalam jaringan skala internasional. Tipe-tipe kabel fiber optic: 1. Kabel single mode merupakan sebuah serat tunggal dari fiber glass yang memiliki diameter 8.3 hingga 10 micron. (satu micron besarnya sekitar 1/250 tebal rambut manusia) . 2. Kabel multimode adalah kabel yang terdiri atas multi serat fiber glass, dengan kombinasi (range) diameter 50 hingga 100 micron. Setiap fiber dalam kabel multimode mampu membawa sinyal independen yang berbeda dari fiber-fiber lain dalam bundel kabel. 3. Plastic Optical Fiber merupakan kabel berbasis plastik terbaru yang memiliki performa familiar dengan kabel single mode, tetapi harganya sedikit murah.

Lapisan Kabel Fiber Optic

Beberapa keuntungan kabel fiber optic: 1. Kecepatan: jaringan-jaringan fiber optic beroperasi pada kecepatan tinggi, mencapai gigabits per second 2. Bandwidth: fiber optic mampu membawa paket-paket dengan kapasitas besar. 3. Distance: sinyal-sinyal dapat ditransmisikan lebih jauh tanpa memerlukan perlakuan refresh atau diperkuat. 4. Resistance: daya tahan kuat terhadap imbas elektromagnetik yang dihasilkan perangkat-perangkat elektronik seperti radio, motor, atau bahkan kabel-kabel transmisi lain di sekelilingnya.

Kekurangan : a. harganya yang cukup mahal jikadibandingkan dengan teknologi kabel tembaga. Hal ini dikarenakan fiber optic dapat mengantarkan data dengan kapasitas yang lebih besar dan jarak transmisi yang lebih jauh b. Kekurangan lainnya adalah cukup besarnya investasi yang diperlukan untuk pengadaan sumber daya manusia yang andal, karena tingkat kesulitan implementasi dan deployment fiber optic yang cukup tinggi. Kontruksi kabel fiber optic :

Kontruksi kabel fiber optic 1. Core: bagian ini merupakan medium fisik utama yang mengangkut sinyalsinyal data optical dari sumber ke device penerima. Core berupa helai tunggal dari glass atau plastik yang berkelanjutan (dalam micron). Semakin besar ukuran core, semakin banyak data yang dapat diantarkan. Semua kabel fiber optic diukur mengacu pada diameter core-nya. 2. Cladding: Di bagian luar dari core, terdapat sebuah lapisan yang disebut dengan istilah craddle. Dari fungsinya, craddle dapat diartikan sebagai sebuah lapisan pelindung cahaya bagi core. Lapisan ini terbuat dari bahan optik juga sama seperti core, tetapi nilai refractive index yang dibawanya lebih rendah dari core fiber. Maka dari itu, lapisan ini dapat memantulkan cahaya kembali ke dalam core, sehingga cahaya dapat tetap merambat di dalam core tanpa gangguan. 3. Coating: adalah sebuah lapisan pelindung lainnya yang biasanya terbuat dari plastik. Lapisan ini biasa disebut buffer coating. Berbeda dengan cladding, lapisan ini melindungi fisik daripada core dan craddle. Lapisan ini dibuat

untuk melindungi core dari kerusakan dan kelembapan. Penyangga coating ini diukur dalam micron dan memilki range 250 sampai 900 micron. 4. Strengthening fibers : terdiri atas beberapa komponen yang dapat menolong fiber dari benturan kasar dan daya tekan tak terduga selama instalasi 5. Cable jacket: lapisan terluar. Lapisan ini melindungi fisik dari lapisan-lapisan di bawahnya dari abrasi, guncangan hebat, kontaminasi, dan banyak lagi. Biasanya jacket terbuat dari satu atau dua lapis pelindung yang terbuat dari polymer. Jacket tidak memiliki bahan-bahan yang bersifat optis sehingga sinar di dalamnya tidak akan melewati lapisan ini sedikit pun. 2. Media transmisi tanpa kabel atau biasa disebut Wireless (Unguided Media) Jaringan nirkabel atau wireless network merupakan sebuah komunikasi yang terjalin antar sistem atau komputer tanpa menggunakan kabel dengan menggunakan sistem gelombang elektromagnetik sebagai penghantarnya. Jaringan nirkabel ini sering dipakai untuk jaringan komputer, baik pada jarak yang dekat (beberapa meter), maupun pada jarak jauh. Jika dalam jarak yang dekat, biasanya komunikasi dilakukan dengan memakai alat pemancar bluetooth. Sedangkan bila komunikasi berlangsung pada jarak yang cukup jauh, komunikasi dilakukan dengan bantuan satelit. Jenis jaringan yang populer dalam kategori jaringan nirkabel ini meliputi : Jaringan kawasan lokal nirkabel (wireless LAN/WLAN), dan Wi-Fi. Keuntungan media transmisi nirkabel adalah biaya pemeliharaan yang murah karena hanya membutuhkan satu stasiun (acces point) untuk menjangkau suatu area terbatas, tidak seperti media transmisi kabel yang membutuhkan banyak kabel. Media transmisi nirkabel memungkinkan klien untuk berpindah tempat selama masih dalam jangkauan. Tetapi memiliki kekurangan yg cukup besar, peralatan yang mahal, delay yang cukup besar antara host dan clien, masalah-masalah yang sering menghadang gelombang elektromagnetik (interferensi, medium yang membatasi ruangan, kepadatan tembok, cuaca dan lainnya), pita data yang tidak selebar media transmisi nirkabel. Keamanan data yang kurang transmisi ini dapat ditangkap oleh siapapun dalam jangkauannya. Jaringan nirkabel biasanya menghubungkan satu sistem komputer dengan sistem yang lain dengan menggunakan media transmisi tanpa kabel. Terdapat beberapa macam media transmisi nirkabel (tanpa kabel) atau unguided media, yaitu: gelombang mikro, dan satelit. a) Gelombang Mikro Gelombang mikro (microwave) merupakan bentuk radio yang menggunakan frekuensi tinggi (dalam satuan gigahertz), yang meliputi kawasan UHF, SHF dan

EHF. Gelombang mikro banyak digunakan pada sistem jaringan MAN, warnet dan penyedia layanan internet ISP. Keuntungan menggunakan gelombang mikro adalah akusisi antar menara tidak begitu dibutuhkan, dapat membawa jumlah data yang besar, biaya murah karena setiap tower antenna tidak memerlukan lahan yang luas, frekuensi tinggi atau gelombang pendek karena hanya membutuhkan antena yang kecil. Kelemahan gelombang mikro adalah rentan terhadap cuaca seperti hujan dan mudah terpengaruh pesawat terbang yang melintas di atasnya. b) Satelite Satelit komunikasi adalah sebuah stasiun relay gelombang mikro. Dipergunakan untuk menghubungkan dua atau lebih transmitter/receiver gelombang mikro pada bumi, yang dikenal sebagai stasiun bumi atau ground station. Satelit menerima transmisi diatas satu band frekuensi (uplink), amplifier dan mengulang sinyal-sinyal, lalu mentransmisikannya ke frekuensi yang lain (downlink). Sebuah satelit pengorbit tunggal akan beroperasi pada beberapa band frekuensi, yang disebut sebagai transponder channel, atau singkatnya transponder. Transmisi Satelit biasanya digunakan untuk daerah terpencil, daerah yang tidak terjangkau media transmisi fisik atau transmisi microwave radio.

Ilustrasi Satelit Mikro

Ada dua konfigurasi umum untuk komunikasi satelit yang popular yaitu:

Satelit digunakan untuk menyediakan jalur titik-ke titik diantara dua antena dari dua stasiun bumi

Satelit menyediakan komunikasi antara satu transmitter dari stasiun bumi dan sejumlah receiver stasiun bumi.

Agar komunikasi satelit bisa berfungsi efektif, biasanya diperlukan orbit stasioner dengan memperhatikan posisinya diatas bumi. Sebaliknya, stasiun bumi tidak harus saling berada digaris pandang sepanjang waktu. Untuk mrnjadi stasioner, satelit harus memiliki periode rotasi yang sama dengan periode rotasi bumi. Kesesuaian ini terjadi pada ketinggian 35.784 km. Dua satelit yang menggunakan band frekuensi yang sama, bila keduanya cukup dekat, akan saling mengganggu. Untuk menghindari hal ini, standar-standar terbaru memerlukan 4 derajat ruang. Satelit komunikasi merupakan suatu revolusi dalam teknologi komunikasi dan sama pentingnya dangan serat optic. Aplikasi-aplikasi terpenting untuk satelit lainnya diantaranya adalah:

Distribusi siaran televisi Transmisi telepon jarak jauh Jaringan bisnis swasta

Beberapa karakteristik komunikasi satelit dapat diuraikan sebagai berikut: 1) akibat jarak yang panjang terdapat penundaan penyebaran (propagation delay) kira-kira seperempat detik dari transmisi dari suatu stasiun bumi untuk di tangkap oleh stasiun bumi lain. Disamping itu muncul masalah-masalah yang berkaitan dengan control error dan flow control. 2) gelombang mikro merupakan sebuah fasilitas penyiaran, dan ini sudah menjadi sifatnya. Bebarapa stasiun dapat mentransmisikan ke satelit, dan transmisi dari satelit dapat diterima oleh beberapa stasiun. Karena sifat siarannya, satelit sangat sesuai untuk distrbusi siaran televisi dan dipergunakan secara luas di seluruh dunia. Menurut penggunaan cara lama, sebuah jaringan menyediakan pemrograman dari suatu lokasi pusat. Program-program ditransmisikan ke satelit dan kemudian disiarkan ke sejumlah stasiun, dimana kemudian program tersebut didistribusikan ke pemirsa. Satu jaringan, public broadcasting service (PBS) mendistribusikan program televisinya secara eksklusif dengan menggunakan channel satelit, yang kemudian diikuti oleh jaringan komersial lainnya, serta sistem televisi berkabel yang menerima porsi besar dari programprogram mereka dari satelit. Aplikasi teknologi satelit terbaru untuk distribusi televisi

adalah direct broadcast satellite (DBS), dimana pada aplikasi tersebut sinyal-sinyal video satelit ditransmisikan secara langsung kerumah-rumah pemirsa. Karena mengurangi biaya dan ukuran antena penerima, maka DBS dianggap sangat visible, dan sejumlah channel mulai disiapkan atau sedang dalam taraf perencanaan.

Jalur Broadcast Melalui Gelombang Mikro Satelit

Transmisi satelit juga dipergunakan untuk titik ke titik antar sentral telepon pada jaringan telepon umum. Juga merupakan media yang optimum untuk kegunaan luas dalam sambungan langsung internasional dan mampu bersaing dengan sistem terrestrial untuk penghubung internasional jarak jauh. Juga terdapat sejumlah apliksi data bisnis untuk satelit. Provider satelit membagi kapasitas total menjadi beberapa channel dan menyewakan channel itu kepada user bisnis individu. Satu user dilengkapi dengan antena pada sejumlah situs yang dapat menggunakan channel satelit untuk jaringan swasta. Biasanya, aplikasiaplikasi semacam itu sangat mahal dan terbatas untuk organisasi-organisasi yang lebih besar dengan peralatan canggih. Sebuah hasil untuk pengembangan baru dalam hal ini adalah sistem Very Small Aperture Terminal (VSAT), yang menyediakan alternatif biaya murah. Dengan mengacu pada beberapa aturan, stasiun-stasiun ini menbagi kapasitas transmisi satelit dari suatu stasiun pusat. Stasiun pusat dapat saling mengirimkan pesan dengan setiap pelanggannya serta dapat merelay pesan-pesan tersebut di antara pelanggan. Jangkauan transmisi optimum untuk transmisi satelit adalah berkisar pada 1 sampai 10 GHz. Dibawah 1 GHz, terdapat derau yang berpengaruh dari alam, meliputi derau dari galaksi, matahari, dan atmosfer, serta interferensi buatan manusia,

dari berbagai perangkat elektronik. Diatas 10 GHz, sinyal-sinyal akan mengalami atenuansi yang parah akibat penyerapan dan pengendapan di atmosfer. Saat ini sebagian besar satelit menyediakan layanan titik ke titik dengan menggunakan bandwidth frekuensi berkisar antara 5,925 sampai 6,425 GHz untuk transmisi dari bumi ke satelit (uplink) dan bandwidth frekuensi 4,7 sampai 4,2 GHz untuk transmisi dari satelit ke bumi (downlink). Kombinasi ini di tunjukkan sebagai band 4/6 GHz. Patut dicatat bahwa frekuensi uplink dan downlink berbeda. Sebuah satelit tidak dapat menerima dan mentransmisi dengan frekuensi yang sama pada kondisi operasi terus-menerus tanpa interferensi. Jadi, sinyal-sinyal yang diterima dari suatu stasiun bumi pada satu frekuensi harus ditransmisikan kembali dengan frekuensi yang lain. Kelebihan satellite: Koneksi dimana saja. Tidak perlu LOS (Line of Sigth) dan tidak ada masalah dengan jarak. Jangkauan cakupannya yang luas baik nasional, regional maupun global. Pembangunan infrastrukturnya relatif cepat untuk daerah yang luas, dibanding teresterial. Komunikasi dapat dilakukan baik titik ke titik maupun dari satu titik ke banyak titik secara broadcasting, multicasting. Kecepatan bit akses tinggi dan bandwidth lebar. VSAT bisa dipasang dimana saja selama masuk dalam jangkauan satellite. Handal dan bisa digunakan untuk koneksi voice, video dan data, dengan menyediakan bandwidth yang lebar. Jika ke internet jaringan akses langsung ke ISP/ NAP router dengan keandalannya mendekati 100%. Sangat baik untuk daerah yang kepadatan penduduknya jarang dan belum mempunyai infrastuktur telekomunikasi. Kekurangan satellite: Besarnya throughput akan terbatasi karena delay propagasi satelite geostasioner. Kini berbagai teknik protokol link sudah dikembangka sehingga dapat mengatasi problem tersebut. Diantaranya penggunaan Forward Error Correction yang menjamin kecilnya kemungkinan pengiriman ulang.

Waktu yang dibutuhkan dari satu titik di atas bumi ke titik lainnya melalui satelite adalah sekitar 700 milisecond (latency), sementara leased line hanya butuh waktu sekitar 40 milisecond. Hal ini disebabkan oleh jarak yang harus ditempuh oleh data yaitu dari bumi ke satelite dan kembali ke bumi. Satelite geostasioner sendiri berketinggian sekitar 36.000 kilometer di atas permukaan bumi.

Sangat sensitif cuaca dan Curah Hujan yang tinggi, Semakin tinggi frekuensi sinyal yang dipakai maka akan semakin tinggi redaman karena curah hujan. Rawan sambaran petir gledek.

Media transmisi satelit ini dapat menjangkau area yang luas dan jarak yang sangat jauh, sehingga lebih cocok digunakan untuk jarak jaringan yang sangat-sangat jauh karena akan lebih murah biayanya dibandingkan dengan menggelar kabel. Namun media transmisi ini masih sangat terbatas dalam hal teknologi, dan juga biaya investasi dan asuransi satelit yang masih mahal.

Keamanan Wireless LAN


Jaringan Wifi memiliki lebih banyak kelemahan dibanding dengan jaringan kabel. Saat ini perkembangan teknologi wifi sangat signifikan sejalan dengan kebutuhan sistem informasi yang mobile. Banyak penyedia jasa wireless seperti hotspot komersil, ISP, Warnet, kampus - kampus maupun perkantoran sudah mulai memanfaatkan wifi pada jaringan masing masing, tetapi sangat sedikit yang memperhatikan keamanan komunikasi data pada jaringan wireless tersebut. Hal ini membuat para hacker menjadi tertarik untuk mengexplore keamampuannya untuk melakukan berbagai aktifitas yang biasanya illegal menggunakan wifi.Berikut akan dibahas berbagai jenis aktivitas dan metode yang dilakukan para hacker wireless ataupun para pemula dalam melakukan wardriving. Wardriving adalah kegiatan atau aktivitas untuk mendapatkan informasi tentang suatu jaringan wifi dan mendapatkan akses terhadap jaringan wireless tersebut. Umumnya bertujuan untuk mendapatkan koneksi internet, tetapi banyak juga yang melakukan untuk maksud-maksudtertentu mulai dari rasa keingintahuan, coba coba, research, tugas praktikum, kejahatan dan lain lain. Kelemahan jaringan wireless secara umum dapat dibagi menjadi 2 jenis, yakni kelemahan pada konfigurasi dan kelemahan pada jenis enkripsi yang digunakan. Salah satu

contoh penyebab kelemahan pada konfigurasi karena saat ini untuk membangun sebuah jaringan wireless cukup mudah. Banyak vendor yang menyediakan fasilitas yang memudahkan pengguna atau admin jaringan sehingga sering ditemukan wireless yang masih menggunakan konfigurasi wireless default bawaan vendor. Penulis sering menemukan wireless yang dipasang pada jaringan masih menggunakan setting default bawaan vendor seperti SSID, IP Address , remote manajemen, DHCP enable, kanal frekuensi, tanpa enkripsi bahkan user/password untuk administrasi wireless tersebut. WEP (Wired Equivalent Privacy) yang menjadi standart keamanan wireless sebelumnya, saat ini dapat dengan mudah dipecahkan dengan berbagai tools yang tersedia gratis di internet. WPAPSK dan LEAP yang dianggap menjadi solusi menggantikan WEP, saat ini juga sudah dapat dipecahkan dengan metode dictionary attack secara offline. 1. Kelemahan Wireless pada Lapisan Fisik Wifi menggunakan gelombang radio pada frekwensi milik umum yang bersifat bebas digunakan oleh semua kalangan dengan batasan batasan tertentu. Setiap wifi memiliki area jangkauan tertentu tergantung power dan antenna yang digunakan. Tidak mudah melakukan pembatasan area yang dijangkau pada wifi. Hal ini menyebabkan berbagai dimungkinan terjadi aktifitas aktifitas antara lain: Interception atau penyadapan Hal ini sangat mudah dilakukan, dan sudah tidak asing lagi bagi para hacker. Berbagai tools dengan mudah di peroleh di internet. Berbagai teknik kriptografi dapat di bongkar oleh tools tools tersebut. Injection Pada saat transmisi melalui radio, dimungkinkan dilakukan injection karena berbagai kelemahan pada cara kerja wifi dimana tidak ada proses validasi siapa yang sedang terhubung atau siapa yang memutuskan koneksi saat itu. Jamming Jamming sangat dimungkinkan terjadi, baik disengaja maupun tidak disengaja karena ketidaktahuan pengguna wireless tersebut. Pengaturan penggunaan kanal frekwensi merupakan keharusan agar jamming dapat di minimalisir. Jamming terjadi karena frekwensi yang digunakan cukup sempit sehingga penggunaan kembali channel sulit dilakukan pada area yang padat jaringan nirkabelnya.

Locating Mobile Nodes Dengan berbagai software, setiap orang mampu melakukan wireless site survey dan mendapatkan informasi posisi letak setiap Wifi dan beragam konfigurasi masing masing. Hal ini dapat dilakukan dengan peralatan sederhana spt PDA atau laptop dengan di dukung GPS sebagai penanda posisi.

Access Control Dalam membangun jaringan wireless perlu di design agar dapat memisahkan node atau host yang dapat dipercaya dan host yang tidak dapat dipercaya. Sehingga diperlukan access control yang baik

Hijacking Serangan MITM (Man In The Middle) yang dapat terjadi pada wireless karena berbagai kelemahan protokol tersebut sehingga memungkinkan terjadinya hijacking atau pengambilalihan komunikasi yang sedang terjadi dan melakukan pencurian atau modifikasi informasi.

2.

Kelemahan pada Lapisan MAC (Data Layer) Pada lapisan ini terdapat kelemahan yakni jika sudah terlalu banyak node (client) yang menggunakan channel yang sama dan terhubung pada AP yang sama, maka bandwidth yang mampu dilewatkan akan menurun. Selain itu MAC address sangat mudah di spoofing (ditiru atau di duplikasi) membuat banyak permasalahan keamanan. Lapisan data atau MAC juga digunakan dalam otentikasi dalam implementasi keamanan wifi berbasis WPA Radius (802.1x plus TKIP/AES). Beberapa Teknik Keamanan yang digunakan pada Wireless LAN Dibawah ini beberapa kegiatan dan aktifitas yang dilakukan untuk mengamanan jaringan wireless :

A. Menyembunyikan SSID Banyak administrator menyembunyikan Services Set Id (SSID) jaringan wireless mereka dengan maksud agar hanya yang mengetahui SSID yang dapat terhubung ke jaringan mereka. Hal ini tidaklah benar, karena SSID sebenarnya tidak dapat disembuyikan secara sempurna. Pada saat saat tertentu atau khususnya saat client akan terhubung (assosiate) atau ketika akan memutuskan diri (deauthentication) dari sebuah jaringan wireless, maka client akan tetap mengirimkan SSID dalam bentuk plain text (meskipun menggunakan

enkripsi), sehingga jika kita bermaksud menyadapnya, dapat dengan mudah menemukan informasi tersebut. Beberapa tools yang dapat digunakan untuk mendapatkan ssid yang dihidden antara lain, kismet (kisMAC), ssid_jack (airjack), aircrack , void11 dan masih banyak lagi. B. Keamanan wireless hanya dengan kunci WEP WEP merupakan standart keamanan & enkripsi pertama yang digunakan pada wireless, WEP memiliki berbagai kelemahan antara lain : Masalah kunci yang lemah, algoritma RC4 yang digunakan dapat dipecahkan. WEP menggunakan kunci yang bersifat statis Masalah initialization vector (IV) WEP Masalah integritas pesan Cyclic Redundancy Check (CRC32) WEP terdiri dari dua tingkatan, yakni kunci 64 bit, dan 128 bit. Sebenarnya kunci rahasia pada kunci WEP 64 bit hanya 40 bit, sedang 24bit merupakan Inisialisasi Vektor (IV). Demikian juga pada kunci WEP 128 bit, kunci rahasia terdiri dari 104bit. Serangan-serangan pada kelemahan WEP antara lain : 1. Serangan terhadap kelemahan inisialisasi vektor (IV), sering disebut FMS attack. FMS singkatan dari nama ketiga penemu kelemahan IV yakni Fluhrer, Mantin, dan Shamir. Serangan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan IV yang lemah sebanyak-banyaknya. Semakin banyak IV lemah yang diperoleh, semakin cepat ditemukan kunci yang digunakan 2. Mendapatkan IV yang unik melalui packet data yang diperoleh untuk diolah untuk proses cracking kunci WEP dengan lebih cepat. Cara ini disebut chopping attack, pertama kali ditemukan oleh h1kari. Teknik ini hanya membutuhkan IV yang unik sehingga mengurangi kebutuhan IV yang lemah dalam melakukan cracking WEP. 3. Kedua serangan diatas membutuhkan waktu dan packet yang cukup, untuk mempersingkat waktu, para hacker biasanya melakukan traffic injection. Traffic Injection yang sering dilakukan adalah dengan cara mengumpulkan packet ARP kemudian mengirimkan kembali ke access point. Hal ini mengakibatkan pengumpulan initial vektor lebih mudah dan cepat. Berbeda dengan serangan pertama dan kedua, untuk serangan traffic injection,diperlukan spesifikasi alat dan aplikasi tertentu yang

mulai jarang ditemui di tokotoko, mulai dari chipset, versi firmware, dan versi driver serta tidak jarang harus melakukan patching terhadap driver dan aplikasinya. C. MAC Filtering Hampir setiap wireless access point maupun router difasilitasi dengan keamanan MAC Filtering. Hal ini sebenarnya tidak banyak membantu dalam mengamankan komunikasi wireless, karena MAC address sangat mudah dispoofing atau bahkan dirubah. Tools ifconfig pada OS Linux/Unix atau beragam tools spt network utilitis, regedit, smac, machange pada OS windows dengan mudah digunakan untuk spoofing atau mengganti MAC address. Penulis masih sering menemukan wifi di perkantoran dan bahkan ISP yang hanya menggunakan proteksi MAC Filtering. Dengan menggunakan aplikasi wardriving seperti kismet/kisMAC atau aircrack tools, dapat diperoleh informasi MAC address tiap client yang sedang terhubung ke sebuah Access Point. Setelah mendapatkan informasi tersebut, kita dapat terhubung ke Access point dengan mengubah MAC sesuai dengan client tadi. Pada jaringan wireless, duplikasi MAC adress tidak mengakibatkan konflik. Hanya membutuhkan IP yang berbeda dengan client yang tadi. D. Captive Portal Infrastruktur Captive Portal awalnya didesign untuk keperluan komunitas yang memungkinkan semua orang dapat terhubung (open network). Captive portal sebenarnya merupakan mesin router atau gateway yang memproteksi atau tidak mengizinkan adanya trafik hingga user melakukan registrasi/otentikasi. Berikut cara kerja captive portal : user dengan wireless client diizinkan untuk terhubung wireless untuk mendapatkan IP address (DHCP) block semua trafik kecuali yang menuju ke captive portal (Registrasi/Otentikasi berbasis web) yang terletak pada jaringan kabel. redirect atau belokkan semua trafik web ke captive portal

setelah user melakukan registrasi atau login, izinkan atau buka akses ke jaringan (internet)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan, bahwa captive portal hanya melakukan tracking koneksi client berdasarkan IP dan MAC address setelah melakukan otentikasi. Hal ini membuat captive portal masih dimungkinkan digunakan tanpa otentikasi karena IP dan MAC adress dapat dispoofing. Serangan dengan melakukan spoofing IP dan MAC. Spoofing MAC adress seperti yang sudah dijelaskan pada bagian Mac Filtering diatas. Sedang untuk spoofing IP, diperlukan usaha yang lebih yakni dengan memanfaatkan ARP cache poisoning, kita dapat melakukan redirect trafik dari client yang sudah terhubung sebelumnya. Serangan lain yang cukup mudah dilakukan adalah menggunakan Rogue AP, yaitu mensetup Access Point (biasanya menggunakan HostAP) yang menggunakan komponen informasi yang sama seperti AP target seperti SSID, BSSID hingga kanal frekwensi yang digunakan. Sehingga ketika ada client yang akan terhubung ke AP buatan kita, dapat kita membelokkan trafik ke AP sebenarnya. Tidak jarang captive portal yang dibangun pada suatu hotspot memiliki kelemahan pada konfigurasi atau design jaringannya. Misalnya, otentikasi masih menggunakan plain text (http), managemen jaringan dapat diakses melalui wireless (berada pada satu network), dan masih banyak lagi. Kelemahan lain dari captive portal adalah bahwa komunikasi data atau trafik ketika sudah melakukan otentikasi (terhubung jaringan) akan dikirimkan masih belum terenkripsi, sehingga dengan mudah dapat disadap oleh para hacker. Untuk itu perlu berhatihati melakukan koneksi pada jaringan hotspot, agar mengusahakan menggunakan komunikasi protokol yang aman seperti https,pop3s, ssh, imaps dst. E. Keamanan wireless hanya dengan kunci WPAPSK atau WPA2PSK WPA merupakan teknologi keamanan sementara yang diciptakan untuk menggantikan kunci WEP. Ada dua jenis yakni WPA personal (WPAPSK) dan WPARADIUS. Saat ini yang sudah dapat di crack adalah WPAPSK, yakni dengan metode brute force attack secara offline. Brute force dengan menggunakan mencoba-coba banyak kata dari suatu kamus. Serangan ini akan berhasil jika passphrase yang yang digunakan wireless tersebut memang terapat pada kamus kata yang digunakan si hacker. Untuk mencegah

adanya serangan terhadap keamanan wireless menggunakan WPAPSK, gunakanlah passphrase yang cukup panjang (misal satu kalimat).

Anda mungkin juga menyukai