Anda di halaman 1dari 27

Pemasangan Perangkat Jaringan Nirkabel

19.37

Pemasangan Perangkat Jaringan Nirkabel

Antena
Di bidang elektronika, definisi antena adalah transformator/struktur transmisi
antara gelombang terbimbing (saluran transmisi) dengan gelombang ruang bebas atau
sebaliknya. Antena adalah salah satu elemen penting yang harus ada pada
sebuah teleskop radio, TV, radar, dan semua alat komunikasi nirkabel lainnya. Sebuah
antena adalah bagian vital dari suatu pemancar atau penerima yang berfungsi untuk
menyalurkan sinyal radio ke udara.Bentuk antena bermacam macam sesuai
dengan desain, pola penyebaran dan frekuensi dan gain. Panjang antena secara
efektif adalah panjang gelombang frekuensi radio yang dipancarkannya. Antena dipol
setengah gelombangadalah sangat populer karena mudah dibuat dan mampu
memancarkan gelombang radio secara efektif.

Fungsi
Fungsi antena adalah untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal elektromagnetik,
lalu meradiasikannya (pelepasan energi elektromagnetik ke udara/ruang bebas). Dan
sebaliknya, antena juga dapat berfungsi untuk menerima
sinyal elektromagnetik (penerima energy elektromagnetik dari ruang bebas) dan
mengubahnya menjadi sinyal listrik. Pada radar atau sistem komunikasi satelit, sering
dijumpai sebuah antena yang melakukan kedua fungsi (peradiasi dan penerima)
sekaligus. Namun, pada sebuah teleskop radio, antena hanya menjalankan fungsi
penerima saja.

Tower

Tower Jaringan Telekomunikasi adalah menara yang terbuat dari rangkaian


besi atau pipa baik segi empat atau segitiga, atau hanya berupa pipa
panjang (tongkat) yang bertujuan untuk menempatkan antenna d an radio
pemancar maupun sebagai penerima gelombang telekomunikasi dan
informasi. Intinya Tower BTS berfungsi untuk menjembatani perangkat
komunikasi pengguna dengan jaringan yang menuju jaringan lain.

Berdasarkan Lokasinya, tower jaringan telekomunikasi dibagi menjadi 2


jenis, yaitu :
1. Rooftop : Tower yang berdiri di atas sebuah gedung.
2. Greenfield : Tower yang berdiri langsung di atas tanah.
Berdasarkan bentuknya, tower jaringan telekomunikasi dibagi menjadi 3
jenis, yaitu :

1. Tower 4 Kaki ( Rectangular Tower )

Tower ini berbentuk segi empat dengan empat kaki. Tower dengan 4 kaki
sangat jarang sekali dijumpai roboh. Tower jenis ini memiliki kekuatan tiang
pancang serta sudah dipertimbangkan konstruksinya. Tower ini mampu
menampung banyak antenna dan radio. Harga tipe ini sangat mahal, yakni
sekitar 650 juta sampai 1 milyar rupiah, namun kuat dan mampu menampung
banyak antenna dan radio. Tipe tower ini banyak dipakai oleh perusahaan -
perusahaan bisnis telekomunikasi dan informatika yang bonafid (Telk om,
Indosat, XL, dll). Contoh : Lattice Tower, Mini Tower.

2. Tower 3 Kaki ( Triangle Tower )

Tower berbentuk segi tiga dengan tiga kaki. Tower Segitiga disarankan untuk
memakai besi dengan diameter 2 cm ke atas. Beberapa kejadian
robohnya tower jenis ini karena memakai besi dengan diameter di bawah 2 cm.
Ketinggian maksimal tower jenis ini yang direkomendasi adalah 60 meter.
Ketinggian rata-rata adalah 40 meter. Towerjenis ini disusun atas
beberapa stage (potongan). 1 stage ada yang 4 meter namun ada yang 5 meter.
Makin pendek stage maka makin kokoh, namun biaya pembuatannya makin tinggi,
karena setiap stage membutuhkan tali pancang/spanner. Jarak patok spanner dengan
tower minimal 8 meter. Makin panjang makin baik, karena ikatannya makin kokoh,
sehingga tali penguat tersebut tidak makin meruncing di tower bagian atas. Contoh
: Lattice Tower, Mini Tower.

3. Pole

Tower berupa tiang pancang dengan satu kaki. Tower ini di bagi menjadi 2
macam, Pertama tower yang terbuat dari pipa atau plat baja tanpa spanner,
diameter antara 40 cm s/d 50 cm, tinggi mencapai 42 meter, yang dikenal dengan
nama monopole.

Tower Kedua lebih cenderung untuk dipakai secara personal. Tinggi tower pipa ini
sangat disarankan tidak melebihi 20 meter (lebih dari itu akan melengkung). Teknis
penguatannya dengan spanner. Kekuatan pipa sangat bertumpu pada spanner.

Sekalipun masih mampu menerima sinyal koneksi, namun tower jenis ini tidak
direkomedasi untuk penerima sinyal informatika (internet dan intranet) yang stabil,
karena jenis ini mudah bergoyang dan akan mengganggu sistem koneksi datanya,
sehingga komputer akan mencari data secara terus menerus (searching).

Tower ini bisa dibangun pada areal yang dekat dengan pusat transmisi/ NOC =
Network Operation Systems (maksimal 2 km), dan tidak memiliki angin kencang,
serta benar-benar diproyeksikan dalam rangka emergency biaya.

Dari berbagai fakta yang muncul di berbagai daerah, keberadaan Tower memiliki
resistensi/daya tolak dari masyarakat, yang disebabkan isu kesehatan (radiasi,
anemia dll), isu keselamatan hingga isu pemerataan sosial. Hal ini semestinya perlu
disosialisasikan ke masyarakat bahwa kekhawatiran pertama (ancaman kesehatan)
tidaklah terbukti. Radiasinya jauh diambang batas toleransi yang ditetapkan WHO.

Contoh : Monopole Tower.

Konektor dan sistem pengkabelan


KABEL DAN KONEKTOR JARINGAN
Kabel Jaringan

Kabel jaringan
Jenis kabel yang biasa digunakan untuk membangun jaringan ada 3 yaitu:
 o Coaxial
 o Twisted Pair
 o Fiber Optik

Penjelasan
Kabel Coaxial

Terdiri atas dua kabel yang diselubungi oleh dua tingkat isolasi. Tingkat isolasi pertama
adalah yang paling dekat dengan kawat konduktor tembaga. Tingkat pertama ini dilindungi
oleh serabut konduktor yang menutup bagian atasnya yang melindungi dari pengaruh
elektromagnetik. Sedangkan bagian inti yang digunakan untuk transfer data adalah bagian
tengahnya yang selanjutnya ditutup atau dilindungi dengan plastik sebagai pelindung akhir
untuk menghindari dari goresan kabel.
Beberapa jenis kabel Coaxial lebih besar dari pada yang lain. Makin besar kabel, makin
besar kapasitas datanya, lebih jauh jarak jangkauannya dan tidak begitu sensitif terhadap
interferensi listrik.

Kabel coaxial terdiri dari :


 sebuah konduktor tembaga
 lapisan pembungkus dengan sebuah “kawat ground”.
 sebuah lapisan paling luar.
Penggunaan Kabel Coaxial
Kabel ini sering digunakan untuk antena televisi dan transmisi telepon jarak jauh.
Konektornya adalah BNC (British Naval Connector). Kabel ini terbagi menjadi 2, yaitu:
- coaxial baseband (kabel 50 ohm) –digunakan untuk transmisi digital.
- coaxial broadband (kabel 75 ohm) –digunakan untuk transmisi analog.
Kabel coaxial terkadang juga digunakan untuk topologi bus, tetapi beberapa produk LAN
sudah tidak mendukung koneksi kabel coaxial.

Protokol Ethernet LAN yang dikembangkan menggunakan kabel coaxial:


10Base5 / Kabel “Thicknet” :
 adalah sebuah kabel coaxial RG/U-8.
 merupakan kabel “original” Ethernet.
 tidak digunakan lagi untuk LAN modern.

Aturan pengguanan thicknet


o Setiap ujung harus diterminasi dengan terminator 50-ohm .
o Maksimum 3 segment dengan peralatan terhubung (attached device) atau berupa
populated segments.
o Sewtiap kartu jaringan memiliki pemancar tambaan (externaltransceiver).
o Setiap segment maksimal berisi 100 perangkat jaringhan, termsuk repeater.
o Maksimum panjang kabel persegment adalah 1.640 feet ( sekitar 500 meter).
o Jarak maksimum antar segment adalah 4.920 feet( sekiutar 1500 meter).
o Setiap segment harus diberi ground.
0 Jarak maksimum antar pencvabang dari kabel utama ke peramngkat adaklah 16 feet
(sekitar 5 meter).
0 Jarak minimum antar tap adalah 8 feet (sekitar 2,5 meter).

10Base2 / Kabel “Thinnet”:


 adalah sebuah kabel coaxial RG/U-58.
 mempunyai diameter yang lebih kecil dari “Thicknet”.
 menggantikan “Thicknet”.
 tidak direkomendasikan lagi, tetapi masih digunakan pada jaringan LAN yang sangat
kecil.

Aturan penggunaan thinnet


0 Setiap ujung diberi hambatan sebesar 50 Ohm.
o Panjang maksimal kabel sekitar 100 feet (185 meter) per segment.
o Setiap segment maksimum terkoneksi sebanayak 30 perangkat jaringan.
o Kartu jaringan cukup menggunakan transceiver yang onboard.
o Maksimum ada tiga segment yang terhubung satu sama lain.
o Setiap segment dilengkapi dengan satu ground.
o Panjang maksimim antar Tconnentor adalah 1,5 feet 90,5 meter).
o Panjang maksimum kabel dalam satu segment adalah 1,818 feet (555 meter).

Twisted Pair

Kabel twisted pair terjadi dari dua kabel yang diputar enam kali per-inchi untuk
memberikan perlindungan terhadap interferensi listrik ditambah dengan impedensi, atau
tahanan listrik yang konsisten. Nama yang umum digunakan untuk kawat ini adalah IBM
jenis/kategori 3.

Unshielded Twisted Pair


Kabel “Unshielded twisted pair” (UTP) digunakan untuk LAN dan sistem telepon. Kabel
UTP terdiri dari empat pasang warna konduktor tembaga yang setiap pasangnya berpilin.
Pembungkus kabel memproteksi dan menyediakan jalur bagi tiap pasang kawat. Kabel UTP
terhubung ke perangkat melalui konektor modular 8 pin yang disebut konektor RJ-45.
Semua protokol LAN dapat beroperasi melalui kabel UTP. Kebanyakan perangkat LAN
dilengkapi dengan RJ-45. Secara singkat kabel UTP adalah murah dan mudah dipasang,
dan bisa bekerja untuk jaringan skala kecil

Kategori UTP
Terdapat 5 kategori (level) untuk kabel UTP. Kategori ini mendukung sinyal suara
berkecepatan rendah (low-speed voice) dan sinyal LAN berkecepatan tinggi. Kategori 5
UTP direkomendasikan sebagai kategori minimum untuk instalasi LAN dan cocok untuk
topologi star. Tabel berikut menunjukkan masing-masing kategori :

Shielded Twisted Pair

Kabel STP sama dengan kabel UTP, tetapi kawatnya lebih besar dan diselubungi dengan
lapisan pelindung isolasi untuk mencegah gangguan interferensi. Jenis kabel STP yang
paling umum digunakan pada LAN ialah IBM jenis/kategori 1.
“Shielded twisted pair” juga adalah jenis kabel telepon yang digunakan dalam beberapa
bisnis instalasi. Terdapat pembungkus tambahan untuk tiap pasangan kabel (”twisted
pair”).Kabel STP juga digunakan untuk jaringan Data, digunakan pada jaringan Token-
Ring IBM. Pembungkusnya dapat memberikan proteksi yang lebih baik terhadap
interferensi EMI.

Kabel Fiber Optik

Kabel Fiber Optik adalah teknologi kabel terbaru. Terbuat dari glas optik. Di tengah-
tengah kabel terdapat filamen glas, yang disebut “core”, dan di kelilingi lapisan
“cladding”, “buffer coating”, material penguat, dan pelindung luar.Informasi
ditransmisikan menggunakan gelombang cahaya dengan cara mengkonversi sinyal listrik
menjadi gelombang cahaya. Transmitter yang banyak digunakan adalah LED atau Laser.
Kabel Fiber Optik banyak digunakan pada jaringan WAN untuk komunikasi suara dan
data. Kendala utama penggunaan kabel fiber optik di LAN adalah perangkat elektroniknya
yang masih mahal. Sedangkan harga kabel Fiber Optiknya sendiri sebanding dengan kabel
LAN UTP.

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN

Kelebihan coaxial:
- hampir tidak terpengaruh noise
- harga relatif murah
Kelemahan:
- penggunaannya mudah dibajak
- thick coaxial sulit untuk dipasang pada beberapa jenis ruang

Kelebihan twisted pair:


- harga relatif paling murah di antara kabel jaringan lainnya
- mudah dalam membangun instalasi
Kelemahan:
- jarak jangkau hanya 100 m dan kecepatan transmisi relatif terbatas (1 Gbps)
- mudah terpengaruh noise (gangguan)
Kelemahan kabel STP
-Attenuasi meningkat pada frekuensi tinggi.
-Pada frekuensi tinggi, keseimbangan menurun sehingga tidak dapat mengkompensasi
timbulnya “crosstalk” dan sinyal “noise”.
-Harganya cukup mahal.

Kelebihan fiber optic:


- ukuran kecil dan ringan
- sulit dipengaruhi interferensi/ gangguan
- redaman transmisinya kecil
- bidang frekuensinya lebar
- Kapasitas bandwidth yang besar (gigabit per detik).
- Jarak transmisi yang lebih jauh ( 2 sampai lebih dari 60 kilometer).
- Kebal terhadap interferensi elektromagnetik.

Kelemahan:
- instalasinya cukup sulit
- tidak fleksibel
- harga relatif mahal
tidak bisa di-tap di tengah

Konektor pada Twister pair

RJ45
Konektor RJ45 adalah konektor yang biasa dipergunakan dalam instalasi jaringan kecil
(LAN) dimana kabel yang digunakan adalah kabel twisted pair tipe UTP. Konektor ini
berfungsi untuk menghubungkan kabel UTP dengan NIC yang mana kini port yang
dipergunakan kebanyakan adalah port RJ45.
Harga konektor yang cukup murah, dan pemasangan yang mudah membuat konektor ini
populer5 di kalangan pengguna jaringan berskala kecil atau LAN.
Ciri-ciri yang mendasar dari konektor ini adalah warna konektor yang bening an terdapat 8
pin tembaga di ujung konektor ini sebagai pin-pin yang akan menghubungkan NIC dengan
UTP. Cara pemasangannya cukup mudah, yakni dengan mengkrimping dengan tang
krimping konektor RJ45, namun apabila terjadi kesalahan dalam pengkrimpingan, mau tak
mau konektor ini harus diganti (sekali pakai).

RJ11
RJ 11 adalah konektor yang dipergunakan dalam jaringan telepon. Konektor ini biasanya
disandingkan dengan kabel STP.

Konektor pada coaxial

Konektor yang digunakan bersama kabel koaksial adalah konektor Bayonet Neil
Concelman (BNC). Adapter-adapter dengan tipe berbeda tersedia untuk konektor BNC,
termasuk konektorT, konektor barrel, dan terminator. Konektor pada kabel merupakan titik
terlemah di jaringan.

BNC RG59

Connector BNC ini adalah Konector yang digunakan sebagai penghubung antara kabel
dengan perangkat CCTV baik monitor, DVR, maupun Camera. Connector ini khusus
dipergunakan untuk kabel CCTV jenis RG59. Konektor ini merupakan terminasi yang
dianjurkan oleh para ahli dan banyak dipakai oleh pemilik rumah / bangunan dalam
instalasi CCTVnya.

BNC RG6

Connector BNC ini adalah Konector yang digunakan sebagai penghubung antara kabel
dengan perangkat CCTV baik monitor, DVR, maupun Camera. Connector ini khusus
dipergunakan untuk kabel CCTV jenis RG6. Konektor ini merupakan terminasi yang
dianjurkan oleh para ahli dan banyak dipakai oleh pemilik rumah / bangunan dalam
instalasi CCTVnya.

BNC to BNC
Connector BNC ini adalah Konektor yang digunakan untuk menyambung kabel dari BNC
RG6 BNC RG6 yang akan dihubungkan ke Monitor, TV, dan DVR. Konektor ini
merupakan terminasi yang dianjurkan oleh para ahli dan banyak dipakai oleh pemilik
rumah / bangunan dalam instalasi CCTVnya.

BNC-RCA

Connector BNC ini adalah Konektor yang digunakan untuk merubah BNC menjadi RCA
yang akan dihubungkan ke Monitor atau ke TV. Konektor ini merupakan terminasi yang
dianjurkan oleh para ahli dan banyak dipakai oleh pemilik rumah / bangunan dalam
instalasi CCTVnya

Konektor pada Fiber Optik

a) Konektor FC : digunakan untuk jenis kabel single mode dengan akurasi yang tinggi
untuk menghubungkan kabel dengan transmitter maupun receiver.
b) Konektor SC : digunakan dalam jenis kabel single mode dan bisa dilepas pasang. .
Konektor SC,bentuknya persegi dan lebih mudah dihubungkan ke area yang ditentukan

c) Konektor ST : bentuknya seperti bayonet berkunci dan hampir mirip dengan konektor
BNC. Umum digunakan pada jenis kabel single mode maupun multi mode. Konektor ini
paling umum dan yang sering digunakan bersama kabel fiber optik. berbentuk batang,
mirip dengan konektor BNC.
d) Konektor Biconic : jenis konektor yang pertama kali muncul dalam komunikasi fiber
optik dan jenis ini sekarang sudah sangat jarang digunakan.
e) Konektor D4 : jenis komputer ini hampir mirip dengan konektor FC, hanya berbeda
ukurannya. Perbedaannya sekitar 2 mm pada bagian ferrule-nya.
f) Konektor SMA : jenis konektor ini lebih dahulu muncul dari konektor ST yang sama-
sama mempunyai penutup dan pelindung.
g) Konektor yang baru saat ini lebih popular adalah konektor MT-RJ. Konektor MT-RJ
menggunakan model plastik seperti yang digunakan konektor RJ-45, yang memudahkan
untuk dipasang. Dua kabel fiber terhubung ke dalam satu konektor, sama dengan konsep
konektor SC.
h) Beberapa jenis konektor lain yang biasanya digunakan dalam jaringan adalah Konektor
FDDI, Konektor LC, Konektor MT Array.

KESIMPULAN

CARA MELAKUKAN POINTING


Peralatan

1.GPS
2.Kompas
3.Binocular
4.pigtail
5.Wireless AP 802.11a
6. Antena Grid
7. Notebook, Radio komunikasi (HT), pipa besi , klem pipa.
8. Cable tester, Crimping Tool, konektor RJ45, Kabel power roll, UTP cable.
9. Peralatan panjat, harness, carabiner, webbing.
10. Kunci pas, kunci ring, kunci inggris, tang (potong, buaya, jepit), obeng set, tie rap, isolator gel
(silicon), rubber 3M, senter (flash light)
11. Software AP Manager, Orinoco Client, driver dan AP Utility Planet

Survey Lokasi

1. Tentukan koordinat letak kedudukan station, jarak udara terhadap BTS dengan GPS dan kompas
pada peta
2. Perhatikan dan tandai titik potensial penghalang (obstacle) sepanjang path
3. Hitung SOM, path dan acessories loss, EIRP, freznel zone, ketinggian antena
4. Perhatikan posisi terhadap station lain, kemungkinan potensi hidden station, over shoot dan test
noise serta interferensi. Perhitungkan signal multipath dan adanya cross section signal dari station
lain
5. Tentukan posisi ideal tower, elevasi, panjang kabel dan alternatif seandainya ada kesulitan
dalam instalasi
6. Rencanakan sejumlah alternatif metode instalasi, pemindahan posisi dan alat.

Pemasangan Konektor

1. Kuliti kabel coaxial dengan penampang melintang, spesifikasi kabel minimum adalah RG 8 9913
atau CNT400 dengan perhitungan losses 10 db setiap 30 m
2. Jangan sampai terjadi goresan berlebihan karena perambatan gelombang mikro adalah pada
permukaan kabel
3. Pasang konektor dengan cermat dan memperhatikan penuh masalah kerapian
4. Solder pin ujung konektor dengan cermat dan rapi, pastikan tidak terjadi short
5. Perhatikan urutan pemasangan pin dan kuncian sehingga dudukan kabel dan konektor tidak
mudah bergeser. Test kemungkinan short dengan multimeter
6. Tutup permukaan konektor dengan aluminium foil untuk mencegah kebocoran dan interferensi,
posisi harus menempel pada permukaan konektor
7. Lapisi konektor dengan aluminium foil dan lapisi seluruh permukaan sambungan konektor
dengan isolator TBA (biasa untuk pemasangan pipa saluran air atau kabel listrik instalasi rumah),
atau isolasi 3 M. Lapisi juga dengan silicon gel
8. Tutup seluruh permukaan dengan isolator karet bakar untuk mencegah air
9. Untuk perawatan, ganti semua lapisan pelindung setiap 6 bulan sekali
10. Konektor terbaik adalah model hexa (crimp) tanpa solderan dan drat (screw) sehingga sedikit
melukai permukaan kabel, yang dipasang dengan crimping tools, disertai karet bakar sebagai
pelindung pengganti isolator karet.

Pembuatan POE

Ini hanya optional, kalo sekarang banyak Access Point yang sudah menggunakan POE. Jadi sudah
satu paket dengan Accas Point nya.

1. Power over ethernet diperlukan untuk melakukan injeksi catu daya ke perangkat Wireless In A
Box yang dipasang di atas tower, POE bermanfaat mengurangi kerugian power (losses) akibat
penggunaan kabel dan konektor
2. POE menggunakan 2 pair kabel UTP yang tidak terpakai, 1 pair untuk injeksi + (positif) power
dan 1 pair untuk injeksi – (negatif) power, digunakan kabel pair (sepasang) untuk menghindari
penurunan daya karena kabel loss dan gunakan adaptor dengan daya (Ampere) lebih besar dari
standar bawaan perangkat agar mampu mencapai redaman sepanjang kabel UTP
3. Perhatikan bahwa permasalahan paling krusial dalam pembuatan POE adalah bagaimana cara
mencegah terjadinya short, karena kabel dan konektor power penampangnya kecil dan mudah
bergeser atau tertarik, tetesi dengan lilin atau isolator (silicon) gel agar setiap titik sambungan
terlindung dari short
4. Sebelum digunakan uji terlebih dahulu semua sambungan dengan multimeter.

Instalasi Antena

Di sini dibahas pemasangan dengan menggunakan tower triangle.

1. Panjat tower tersebut sampai di ketinggian yang di perlukan (minimal 1st freznel zone terlewati
terhadap obstacle terdekat). Sebelum memanjat cek kelengkapan alat yang diperlukan untuk
instalasi di atas tower, jangan sampai ada yang tertinggal, karena akan merepotkan diri sendiri
maupun orang lain . Peralatan yang lain seperti grid, radio AP, pipa besi (stang) bisa dibawa
langsung atau di tarik menggunakan tali.
4. Pasang antena di pipa besi, arahkan dengan menggunakan kompas dan GPS sesuai tempat
kedudukan BTS di peta
5. Pasang kabel ke Radio AP yang sudah dimasukkan dalam box, rapikan sementara, jangan
sampai berat kabel menjadi beban sambungan konektor dan mengganggu gerak pointing serta
kedudukan antena
6. Perhatikan dalam memasang kabel di tower / pipa, jangan ada posisi menekuk yang potensial
menjadi akumulasi air hujan, bentuk sedemikian rupa sehingga air hujan bebas jatuh ke bawah.
Instalasi Perangkat Radio

1. Instal PC Card dan Orinoco dengan benar sampai dikenali oleh OS tanpa konflik dan pastikan
semua driver serta utility dapat bekerja sempurna
2. Instalasi pada OS W2K memerlukan driver terbaru dari web site dan ada di CD utility kopian,
tidak diperlukan driver PCMCIA meskipun PNP W2K melakukannya justru deteksi ini menimbulkan
konflik, hapus dirver ini dari Device Manager
3. Instalasi pada NT memerlukan kecermatan alokasi alamat IO, IRQ dan DMA, pada BIOS lebih
baik matikan semua device (COM, LPT dll.) dan peripheral (sound card, mpeg dll.) yang tidak
diperlukan
4. Semua prosedur ini bisa diselesaikan dalam waktu kurang dari 30 menit tidak termasuk instalasi
OS, lebih dari waktu ini segera jalankan prosedur selanjutnya
5. Apabila terus menerus terjadi kesulitan instalasi, untuk sementara demi efisiensi lakukan
instalasi dibawah OS Win98 / ME yang lebih mudah dan sedikit masalah
6. Pada instalasi perangkat radio jenis Wireless In A Box (Mtech, Planet, Micronet dlll.), terlebih
dahulu lakukan update firmware dan utility
7. Kemudian uji coba semua fungsi yang ada (AP, Inter Building, SAI Client, SAA2, SAA Ad Hoc
dll.) termasuk bridging dan IP Addressing dengan menggunakan antena helical, pastikan semua
fungsi berjalan baik dan stabil
8. Pastikan bahwa perangkat Power Over Ethernet (POE) berjalan sempurna.

Pengujian Noise

1. Bila semua telah berjalan normal, install semua utility yang diperlukan dan mulai lakukan
pengujian noise / interferensi, pergunakan setting default
2. Tanpa antena perhatikan apakah ada signal strenght yang tertangkap dari station lain
disekitarnya, bila ada dan mencapai good (sekitar 40 % – 60 %) atau bahkan lebih, maka
dipastikan station tersebut beroperasi melebihi EIRP dan potensial menimbulkan gangguan bagi
station yang sedang kita bangun, pertimbangkan untuk berunding dengan operator BTS / station
eksisting tersebut
3. Perhatikan berapa tingkat noise, bila mencapai lebih dari tingkat sensitifitas radio (biasanya
adalah sekitar – 83 dbm, baca spesifikasi radio), misalnya – 100 dbm maka di titik station tersebut
interferensinya cukup tinggi, tinggal apakah signal strenght yang diterima bisa melebihi noise
4. Perhitungan standar signal strenght adalah 0 % – 40 % poor, 40 % – 60 % good, 60 % – 100 %
excellent, apabila signal strenght yang diterima adalah 60 % akan tetapi noisenya mencapai 20 %
maka kondisinya adalah poor connection (60 % – 20 % – 40 % poor), maka sedapat mungkin signal
strenght harus mencapai 80 %
5. Koneksi poor biasanya akan menghasilkan PER (packet error rate – bisa dilihat dari persentasi
jumlah RTO dalam continous ping) diatas 3 % – 7 % (dilihat dari utility Planet maupun W ave Rider),
good berkisar antara 1 % – 3 % dan excellent dibawah 1 %, PER antara BTS dan station client
harus seimbang
6. Perhitungan yang sama bisa dipergunakan untuk memperhatikan station lawan atau BTS kita,
pada prinsipnya signal strenght, tingkat noise, PER harus imbang untuk mendapatkan stabilitas
koneksi yang diharapkan
7. Pertimbangkan alternatif skenario lain bila sejumlah permasalahan di atas tidak bisa diatasi,
misalkan dengan memindahkan station ke tempat lain, memutar arah pointing ke BTS terdekat
lainnya atau dengan metode 3 titik (repeater) dll.

Perakitan Antena

1. Antena microwave jenis grid parabolic dan loop serta yagi perlu dirakit karena terdiri dari
sejumlah komponen, berbeda dengan jenis patch panel, panel sector maupun omni directional
2. Rakit antena sesuai petunjuk (manual) dan gambar konstruksi yang disertakan3
. Kencangkan semua mur dan baut termasuk konektor dan terutama reflektor
4. Perhatikan bahwa antena microwave sangat peka terhadap perubahan fokus, maka pada saat
perakitan antena perhatikan sebaik-baiknya fokus reflektor terhadap horn (driven antena), sedikit
perubahan fokus akan berakibat luas seperti misalnya perubahan gain (db) antena
5. Beberapa tipe antena grid parabolic memiliki batang extender yang bisa merubah letak fokus
reflektor terhadap horn sehingga bisa diset gain yang diperlukan.
Pointing Antena

1. Secara umum antena dipasang dengan polarisasi horizontal


2. Arahkan antena sesuai arah yang ditunjukkan kompas dan GPS, arah ini kita anggap titik tengah
arah (center beam)
3. Geser antena dengan arah yang tetap ke kanan maupun ke kiri center beam, satu per satu pada
setiap tahap dengan perhitungan tidak melebihi ½ spesifikasi beam width antena untuk setiap sisi
(kiri atau kanan), misalkan antena 24 db, biasanya memiliki beam width 12 derajat maka,
maksimum pergeseran ke arah kiri maupun kanan center beam adalah 6 derajat
4. Beri tanda pada setiap perubahan arah dan tentukan skornya, penentuan arah terbaik dilakukan
dengan cara mencari nilai average yang terbaik, parameter utama yang harus diperhatikan adalah
signal strenght, noise dan stabilitas
5. Karena kebanyakan perangkat radio Wireless In A Box tidak memiliki utility grafis untuk
merepresentasikan signal strenght, noise dsb (kecuali statistik dan PER) maka agar lebih praktis,
untuk pointing gunakan perangkat radio standar 802.11b yang memiliki utility grafis seperti Orinoco
atau gunakan W ave Rider
6. Selanjutnya bila diperlukan lakukan penyesuaian elevasi antena dengan klino meter sesuai sudut
antena pada station lawan, hitung berdasarkan perhitungan kelengkungan bumi dan bandingkan
dengan kontur pada peta topografi
7. Ketika arah dan elevasi terbaik yang diperkirakan telah tercapai maka apabila diperlukan dapat
dilakukan pembalikan polarisasi antena dari horizontal ke vertical untuk mempersempit beam width
dan meningkatkan fokus transmisi, syaratnya kedua titik mempergunakan antena yang sama (grid
parabolic) dan di kedua titik polarisasi antena harus sama (artinya di sisi lawan polarisasi antena
juga harus dibalik menjadi vertical)

Pengujian Koneksi Radio

1. Lakukan pengujian signal, mirip dengan pengujian noise, hanya saja pada saat ini antena dan
kabel (termasuk POE) sudah dihubungkan ke perangkat radio
2. Sesuaikan channel dan nama SSID (Network Name) dengan identitas BTS / AP tujuan, demikian
juga enkripsinya, apabila dipergunakan otentikasi MAC Address maka di AP harus didefinisikan
terlebih dahulu MAC Address station tersebut
3. Bila menggunakan otentikasi Radius, pastikan setting telah sesuai dan cobalah terlebih dahulu
mekanismenya sebelum dipasang
4. Perhatikan bahwa kebanyakan perangkat radio adalah berfungsi sebagai bridge dan bekerja
berdasarkan pengenalan MAC Address, sehingga IP Address yang didefinisikan berfungsi sebagai
interface utility berdasarkan protokol SNMP saja, sehingga tidak perlu dimasukkan ke dalam tabel
routing
5. Tabel routing didefinisikan pada (PC) router dimana perangkat radio terpasang, untuk W ireless
In A Box yang perangkatnya terpisah dari (PC) router, maka pada device yang menghadap ke
perangkat radio masukkan pula 1 IP Address yang satu subnet dengan IP Address yang telah
didefinisikan pada perangkat radio, agar utility yang dipasang di router dapat mengenali radio
6. Lakukan continuos ping untuk menguji stabilitas koneksi dan mengetahui PER
7. Bila telah stabil dan signal strenght minimum good (setelah diperhitungkan noise) maka lakukan
uji troughput dengan melakukan koneksi FTP (dengan software FTP client) ke FTP server terdekat
(idealnya di titik server BTS tujuan), pada kondisi ideal average troughput akan seimbang baik saat
download maupun up load, maksimum troughput pada koneksi radio 1 mbps adalah sekitar 600
kbps dan per TCP connection dengan MTU maksimum 1500 bisa dicapai 40 kbps
8. Selanjutnya gunakan software mass download manager yang mendukung TCP connection secara
simultan (concurrent), lakukan koneksi ke FTP server terdekat dengan harapan maksimum
troughput 5 kbps per TCP connection, maka dapat diaktifkan sekitar 120 session simultan
(concurrent), asumsinya 5 x 120 = 600
9. Atau dengan cara yang lebih sederhana, digunakan skala yang lebih kecil, 12 concurrent
connection dengan trouhput per session 5 kbps, apa total troughput bisa mencapai 60 kbps
(average) ? bila tercapai maka stabilitas koneksi sudah dapat dijamin berada pada level maksimum
10. Pada setiap tingkat pembebanan yang dilakukan bertahap, perhatikan apakah RRT ping
meningkat, angka mendekati sekitar 100 ms masih dianggap wajar.
"PEMASANG AN PERANGKAT JARING AN NIRKABEL"

1. TOWER
Tower Jaringan Telekomunikasi adalah menara yang terbuat dari
rangkaian besi atau pipa baik segi empat atau segitiga, atau hanya berupa
pipa panjang (tongkat) yang bertujuan untuk menempatkan antenna dan radio
pemancar maupun sebagai penerima gelombang telekomunikasi dan informasi.
Intinya Tower BTS berfungsi untuk menjembatani perangkat komunikasi
pengguna dengan jaringan yang menuju jaringan lain.

Berdasarkan Lokasinya, tower jaringan telekomunikasi dibagi menjadi 2 jenis,


yaitu :
1. Rooftop : Tower yang berdiri di atas sebuah gedung.

2. Greenfield : Tower yang berdiri langsung di atas tanah.


Berdasarkan bentuknya, tower jaringan telekomunikasi dibagi menjadi 3 jenis,
yaitu :

1. Tower 4 Kaki ( Rectangular Tower )

Tower ini berbentuk segi empat dengan empat kaki. Tower dengan 4 kaki
sangat jarang sekali dijumpai roboh. Tower jenis ini me miliki kekuatan tiang
pancang serta sudah dipertimbangkan konstruksinya. Tower ini mampu
menampung banyak antenna dan radio. Harga tipe ini sangat mahal, yakni
sekitar 650 juta sampai 1 milyar rupiah, namun kuat dan mampu menampung
banyak antenna dan radio . Tipe tower ini banyak dipakai oleh perusahaan -
perusahaan bisnis telekomunikasi dan informatika yang bonafid (Telkom,
Indosat, XL, dll). Contoh : Lattice Tower, Mini Tower.

2. Tower 3 Kaki ( Triangle Tower )

Tower berbentuk segi tiga dengan tiga kak i. Tower Segitiga disarankan untuk
memakai besi dengan diameter 2 cm ke atas. Beberapa kejadian robohnya
tower jenis ini karena memakai besi dengan diameter di bawah 2 cm.
Ketinggian maksimal tower jenis ini yang direkomendasi adalah 60 meter.
Ketinggian rata-rata adalah 40 meter. Towerjenis ini disusun atas beberapa
stage (potongan). 1 stage ada yang 4 meter namun ada yang 5 meter. Makin
pendek stage maka makin kokoh, namun biaya pembuatannya makin tinggi,
karena setiap stage membutuhkan tali pancang/spann er. Jarak patok spanner
dengan tower minimal 8 meter. Makin panjang makin baik, karena ikatannya
makin kokoh, sehingga tali penguat tersebut tidak makin meruncing di tower
bagian atas. Contoh : Lattice Tower, Mini Tower.

3. Pole
Tower berupa tiang pancang dengan satu kaki. Tower ini di bagi menjadi 2
macam, Pertama tower yang terbuat dari pipa atau plat baja tanpa spanner,
diameter antara 40 cm s/d 50 cm, tinggi mencapai 42 meter, yang dikenal
dengan nama monopole.
Tower Kedua lebih cenderung untuk dip akai secara personal. Tinggi tower pipa
ini sangat disarankan tidak melebihi 20 meter (lebih dari itu akan melengkung).
Teknis penguatannya dengan spanner. Kekuatan pipa sangat bertumpu pada
spanner.
Sekalipun masih mampu menerima sinyal koneksi, namun tow er jenis ini tidak
direkomedasi untuk penerima sinyal informatika (internet dan intranet) yang
stabil, karena jenis ini mudah bergoyang dan akan mengganggu sistem
koneksi datanya, sehingga komputer akan mencari data secara terus menerus
(searching).
Tower ini bisa dibangun pada areal yang dekat dengan pusat transmisi/ NOC =
Network Operation Systems (maksimal 2 km), dan tidak memiliki angin
kencang, serta benar-benar diproyeksikan dalam rangka emergency biaya.
Dari berbagai fakta yang muncul di berbagai dae rah, keberadaan Tower
memiliki resistensi/daya tolak dari masyarakat, yang disebabkan isu kesehatan
(radiasi, anemia dll), isu keselamatan hingga isu pemerataan sosial. Hal ini
semestinya perlu disosialisasikan ke masyarakat bahwa kekhawatiran pertama
(ancaman kesehatan) tidaklah terbukti. Radiasinya jauh diambang batas
toleransi yang ditetapkan W HO.
Contoh : Monopole Tower.

2. ANTENA
Pengertian Antena

Antena adalah alat untuk mengirim dan menerima gelombang elektromagnetik,

bergantung kepada pemakaian dan penggunaan frekuensinya, antena bisa berwujud


berbagai bentuk, mulai dari seutas kabel, dipole, ataupun yagi, dsb. Antena adalah alat
pasif tanpa catu daya(power), yang tidak bisa meningkatkan kekuatan sinyal radio, dia
seperti reflektor pada lampu senter, membantu mengkonsentrasi dan memfokuskan
sinyal.

Jenis – Jenis Antena Wirelless

A. ANTENA GRID

Antena ini merupakan salah satu antena wifi yang populer,sudut pola pancaran.Antena
ini lebih fokus pada titik tertentu sesuai pemasangannya. komponen penyusunya yaitu :
1. Reflector
2. Pole
3. Jumper, fungsinya menghubungkan antena dengan radio.
Antena grid ada 2 macam dengan frekunsi yang berbeda yaitu 5,8 Ghz dan 2,4 Ghz
.Perbedaan terdapat pada pole nya.

B. ANTENA SECTORIAL
Antena sectoral hampir mirip dengan antena omnidirectoral,yang juga di gunakan untuk
access point to serve a point-to-multi-point (P2MP) links.Dapat menampung hingga 5
client.Beberapa antena sectoral di buat tegak lurus dan ada juga yang horizontal.

Umumnya antenna sectorial mempunyai polarasi vertikal, beberapa diantaranya juga


mempunyai polarasi horizontal.

Antena Sektorial umumnya mempunyai penguatan lebih tinggi dari antenna omni sekitar
10-19 dBi. Sangat baik untuk memberikan servis di daerah dalam jarak 6-8 km.
Tingginya penguatan pada antenna sectorial biasanya di kompensasi dengan lebar pola
radiasi yang sempit 45-180 derajat. Jelas daerah yang dapat di servis menjadi lebih
sempit, dan ini sangat menguntungkan.

Antena Sectorial biasanya di letakan di atas tower yang tinggi, oleh karena itu biasanya
di tilt sedikit agar memberikan layanan ke daerah di bawahnya.

C. ANTENA FLAT
Fungsinya sama seperti antena grid yaitu memfokuskan ke satu titik.antena ini hanya di
gunakan untuk jarak yang dekat dan tidak untuk jarak yang jauh,karena frequency nya
kecil.

D. ANTENA ROCKET

Fungsi nya point-to-point memiliki jangkauan sinyal yang jauh,produk wireless


ubiquiti.menggunakan radio rocket M5,cara settinganya menggunakan browser. Antena
Rocket 30 dBi 5,8 Ghz

E. ANTENA OMNIREDICTIONAL
Antena Omnidirectoral yaitu jenis antena yang memiliki pola pemancaran sinyal ke
segala arah dengan daya sama,untuk menghasilkan cakupan area yang luas, antena
dengan daya sistem yang memancar secara seragam dalam satu pesawat dengan
bentuk pola arahan dalam bidang tegak lurus. Antena ini akan melayani atau hanya
memberi pancaran sinyal pada sekelilingnya atau 360 derajat.

F. ANTENA OMNI SLOTTED MAVEGUIDE

Antena omni slotted maveguide ini merupakan salah satu antena omnidirectoral untuk
memancarkan sinyal wireless LAN 2,4 Ghz,dengan polarisasi horizontal.memiliki
kemampuan yang sangat bagus dan mampu meningkatkan jangkauan yang lebih jauh.

G. ANTENA PARABOLIK
Antena Parabolik (Solid Disc) : Memiliki fungsi dan frekuansi yang sama dengan antena
grid, tetapi antena ini memiliki jangkauan lebih jauh dan lebih fokus dibandingkan antena
Grid. Antena Solid Disc biasanya digunakan untuk aplikasi point to point jarak jauh.

H. ANTENA WAJAN BOLIK

Jenis antenna ini sering digunakan di sisi client pada jaringan RT/RW-net, jaringan ini
sudah di legalkan oleh pemerintah pada tahun 2005, untuk akses jaringan ini kita
memerlukan perangkat keras berupa Akses point, WLAN, dan juga USB wi-fi yang
bekerja pada frekwensi 2,4 Ghz. Antena wajan bolik dapat digunakan untuk
memperkuat sinyal Hotspot (seperti Mall, Kampus, Kafe, Pusat kota atau tempat yang
menyediakan “FREE HOTSPOT/HOTSPOT AREA”) dengan jangkauan Hotspot s/d 1
km ( tanpa halangan seperti gedung tingkat atau kondisi geografis).

I. ANTENA YAGI
Antena Yagi adalah jenis antena radio atau televisi yang diciptakan oleh Hidetsugu Yagi.
Antena ini dilengkapi dengan pengarah dan pemantul yang berbentuk batang.

1. Antena Omnidirectional
Sebuah antena Omnidirectional adalah antena daya sistem yang memancar secara seragam
dalam satu pesawat dengan bentuk pola arahan dalam bidang tegak lurus. Pola ini sering
digambarkan sebagai "donat berbentuk". Antena Omnidirectional dapat digunakan untuk
menghubungkan beberapa antena directional di outdoor point-to-multipoint komunikasi systems
termasuk sambungan telepon selular dan siaran TV. Antena omni mempunyai sifat umum radiasi
atau pancaran sinyal 360-derajat yang tegak lurus ke atas. Omnidirectional antena secara normal
mempunyai gain sekitar 3-12 dBi.

2. Antena Grid adalah Antena yang ber-gain tinggi yang digunakan untuk komunikasi
radio, Televisi dan data serta juga untuk radiolocation (Radar), pada bagian UHF and SHF parts
dari spektrum gelombang elektromagetik. Panjang gelombang energi (radio) elektromagnetik yang
relatif pendek pada frekuensi-frekuensi ini menyebabkan ukuran yang digunakan untuk antena grid
masih dalam ukuran yang masuk akal dalam rangka tingginya unjuk kerja respons yang diinginkan
baik untuk menerima ataupun memancarkan sinyal.

3. Antena Sectoral hampir mirip dengan antena omnidirectional. Yang juga digunakan
untuk Access Point to serve a Point-to-Multi-Point (P2MP) links. Beberapa antenna sectoral
dibuat tegak lurus , dan ada juga yang horizontal. Antena sectoral mempunyai gain jauh lebih tinggi
dibanding omnidirectional antena di sekitar 10-19 dBi. Yang bekerja pada jarak atau area 6-8 km.
Sudut pancaran antenna ini adalah 45-180 derajat dan tingkat ketinggian pemasangannya harus
diperhatikan agar tidak terdapat kerugian dalam penangkapan sinyal.
4. Antena Yagi. Pada antena Yagi berlaku ”semakin banyak direktor elemen yang
digunakan Maka semakin tinggi Gain antenanya dan semakin sempit arah sinyalnya.”. Jadi
supaya Antena Yagi bisa di arahkan dengan baik dan tepat ke arah access point nya maka kita bisa
gunakan bantuan GPS. Pada mulanya antena ini digunakan di jalur radio komunikasi, namun pada
perkembangannya bisa diaplikasikan untuk kebutuhan wireless. Jarak tangkap kurang lebih 1-2 km.

5. Antena Helical dapat dibuat dengan material yang mudah ditemukan dan tentu saja
dengan Biaya yang murah. kita dapat dengan mudah mendapatkan Gain tinggi dengan
penggunaan antena seperti bentuk Slinki, semakin banyak jumlah putaran adalah berarti semakin
tinggi Gain bisa didapat.Keuntungan yang akan memerlukan untuk masing-masing Wifi Antena
individu Sistem akan dependant pada manapun.

6. Antenna Wajanbolik sudah cukup dikenal di Indonesia yang umumnya digunakan untuk Client
wifi hotspot. Cara pembuatan, pembahasan antenna Wajanbolik cukup sudah menjamur dibahas di
blogblog dan forum-forum. Selain biaya pembuatan yang murah, bahan-bahan untuk membuatnya
pun sangat mudah ditemukan semisal: wajan atau tutup panci.

7. Antena vertikal semacam ini agar bisa bekerja dengan baik diperlukan sejumlah ground Plane
yang dipasang pada pangkal antena dan dihubungkan dengan outer dari coaxial cable.Ground plane
dibuat untuk masing-masing band, dihubungkan dengan outer coaxial cable dan dipasang horizontal.
Ground plane dibuat juga dengan trap, akan tetapi lilitan trap dibuat lebih banyak sedemikian
sehingga ground plane bisa pendek.

Ada beberapa Jenis Konektor yang banyak digunakan untuk menyambung kabel
antenna 2.4GHz. Kita perlu familiar dengan berbagai jenis konektor tersebut.

1. N Famale
Konektor Tipe N Female
Biasanya banyak digunakan di sisi Antenna.

2. N male

Konektor Tipe N Male


Biasanya banyak digunakan di kabel coax.

3. RP SMA Famale

Konektor Tipe RP SMA Female


Konektor tipe SMA Make Right Hand Polarization – biasanya digunakan untuk di
sambungkan ke pigtail yang kemudian di sambung ke konektor SMA male di
peralatan WLAN.
4. RP TNC Famale

Konektor Tipe RP TNC Female

Anda mungkin juga menyukai