Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI


SEMESTER III TH 2014/2015

JUDUL

PULSE CODE MODULATION


(PCM)

GRUP
4

3B
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2014
NAMA ANGGOTA :
1. RAFDO FEBRIAN GUSDI
2. RICKY NURSEPTIAN PRATAMA
3. RIRIS PITALOKA HANDAYANI
4. RODIYAH INDAH LESTARI

TGL. SELESAI PRAKTIKUM : 23 Oktober 2014

TGL. PENYERAHAN LAPORAN : 30 Oktober 2014

N I L A I :

KETERANGAN :
I. JUDUL : PULSE CODE MUDULATION (PCM)

II. TUJUAN
1. Mengerti fungsi dan prinsip kerja dari PAM time multiplex system.
2. Menjelaskan prinsip dari transmisi PCM.
3. Menggambarkan bentuk rangkaian PCM.
4. Mengerti bagaimana metode konversi dari analog/digital dan paralel/serial.
5. Menyebutkan beberapa penggunaan dari PCM.

III. DIAGRAM RANGKAIAN

Diagram Rangkaian III.1

IV. ALAT DAN KOMPONEN


No. Alat Jumlah
1. Pulse Amplitude Modulator SO 3537-7G 1
2. Pulse Amplitude Demodulator SO 3537-7H 1
3. Pulse Code Modulator SO 3537-7N 1
4. Pulse Code Demodulator SO 3537-7P 1
5. Universal Counter HP-5314 A 1
6. Function Generator GW-INSTEK GFG-9210 1

1
7. Oscilloscope GW-INSTEK GOS-653G 1
8. BNC to Banana Cable 4
9. Jumper Plug-in besar 15

V. DASAR TEORI
Pulse Code Modulation (PCM) merupakan metode umum untuk mengubah
sinyal analog menjadi sinyal digital. Dalam sistem digital, sinyal analog yang
dikirimkan cukup dengan sampel-sampelnya saja. Sinyal suara atau gambar yang
masih berupa sinyal listrik analog diubah menjadi sinyal listrik digital melalui 4 tahap
utama, yaitu :
1. Sampling adalah : proses pengambilan sample atau contoh besaran sinyal
analog pada titik tertentu secara teratur dan berurutan. Frekuensi sampling
harus lebih besar dari 2 x frekuensi yang disampling (sekurang-kurangnya
memperoleh puncak dan lembah) [teorema Nyqust]. Hasil penyamplingan
berupa PAM (Pulse Amplitude Modulation).
2. Quantisasi : Proses menentukan segmen-segmen dari amplitudo sampling
dalam level-level kuantisasi Amplitudo dari masing-masing sample
dinyatakan dengan harga integer dari level kuantisasi yang terdekat.
3. Pengkodean : proses mengubah (mengkodekan) besaran amplitudo sampling
ke bentuk kode digital biner.
4. Multiplexing : dari banyak input menjadi satu output fungsi untuk
penghematan transmisi.

Pulse Code Modulation (PCM) ini terdiri atas :


- sebuah bandwith limiter filter
- rangkaian sample dan hold
- quantizer
- coder
- pararel/serial converter

2
Pulse Code Modulator

Bandwith sinyal yang di transmisikan s(t) dibatasi oleh LPF dan menurut
sampling, selanjutnya diberikan pada rangkaian sample dan hold. Sinyal
sampling selanjutnya dikuantisasi dan dikodekan kedalam bentuk binari. Dat
dalam bentuk pararel tersebut dikonversikan ke serial hingga didapat bentuk
sinyal PCM. Sinyal inilah yang selanjutnya ditransmisikan.

Pulse Code Demodulator

Informasi yang diterima dikonversikan ke bentuk pararel, oleh digital/


analog converter. Selanjutnya dikonversikan lagi untuk memperoleh kembali
sinyal analog dengan menekan atau menghilangka frekuensi click.

Pulse code demodulator terdiri atas :


- Pararel / serial converter
- Digital / analog converter
- LPF

3
VI. DATA PERCOBAAN
1. Pada Langkah IV.1 :
TP 1 : Sinyal input dari function generator
TP 2 : Sinyal sampling

Pada TP 1 : Amplitudo : 1 Vpp


Frekuensi : 1 kHz

Pada TP 2 : Amplitudo : 6 Vpp


Frekuensi : 11,2 kHz

4
Penjelasan fungsi dari Pulse Amplitude Modulation :
Fungsi dari PAM adalah mencuplik/mensampling sinyal sinus.
TP 3 : Sinyal yang tersampling

Pada TP 3 : Amplitudo : 12,8 Vpp


Frekuensi : 1 kHz
T : 60 s

2. Pada Langkah IV.2 :


Mengubah sinyal PAM menjadi sinyal PCM yang berupa kode bit.
TP 5 : Sinyal PCM yang telah diquantisasi dan dikodekan.

Pada TP 5 : Amplitudo : 3,8 Vpp


Frekuensi : 11,2 kHz
T : 60 s

5
Penjelasan :
TP 3 adalah sinyal PAM sedangkan TP 3 adalah sinyal PCM. Jadi sinyal PAM
diproses menjadi sinyal PCM melalui proses quantisasi dan pengkodean,
sehingga didapatkan sinyal digital.

Pada TP 5 : Amplitudo : 3,8 Vpp


Frekuensi : 11,2 kHz
T : 60 s
Pada TP 8 : Amplitudo : 3,8 Vpp
Frekuensi : 90 kHz
T : 7,5 s

Penjelasan :
Sinyal pada TP 3 adalah sinyal PCM yang ditansmisikan secara paralel,
sedangkan sinyal pada TP 5 adalah sinyal PCM yang ditansmisikan secara seri.

6
3. Pada Langkah IV.3 :
Membandingkan sinyal SYN dengan sinyal PCM (TP 8).

Pada TP 7 : Amplitudo : 4 Vpp


Frekuensi : 11,2 kHz
T : 60 s
Pada TP 8 : Amplitudo : 3,8 Vpp
Frekuensi : 90 kHz
T : 7,5 s

Penjelasan :
Sinyal SYN adalah sinyal spektrum dari generator, sedangkan pada TP 8
adalah sinyal output PCM. Jika dibandingkan sinyal SYN yaitu sinyal
spektrum dari generator dengan sinyal keluaran digital seri maka dapat
terlihat sejajar, saat sinyal SYN naik maka sinyal keluaran digital seri
bernilai 1 atau ON namun terdapat keterlambatan atau delay.

7
4. Pada Langkah IV.4
Membandingkan sinyal input dengan sinyal output

Pada TP 1 : Amplitudo : 1 Vpp


Frekuensi : 1 kHz
T : 60 s
Pada TP 10 : Amplitudo : 1,5 Vpp
Frekuensi : 1 kHz
T : 60 s

Jika salah satu bit di non aktifkan

8
Pada TP 1 : Amplitudo : 1 Vpp
Frekuensi : 1 kHz
T : 60 s
Pada TP 10 : Amplitudo : 1,5 Vpp
Frekuensi : 1 kHz
T : 60 s

VII. ANALISA DATA


Pada percobaan pertama TP 1 menunjukan bentuk sinyal input gelombang
sinus dengan amplitudo 1Vpp dan frekuensi 1 kHz sedangkan TP 2
menunjukan bentuk sinyal sampling yang dihasilkan oleh generator berbentuk
gelombang pulsa dengan amplitudo 6Vpp dan frekuensi 11,2kHz. Sinyal input
disampling sehingga menghasilkan keluaran sinyal PAM pada TP 3 dengan
amplitudo 12,8Vpp dan frekuensi 1kHz.
Selanjutnya sinyal PAM diproses kedalam bentuk sinyal digital
menggunakan ADC yang bisa ditransmisikan secara seri maupun paralel.
Bentuk sinyal digital secara seri dapat dilihat pada TP 8 dengan amplitudo
3,8Vpp dan frekuensi 90kHz sedangkan bentuk sinyal digital secara paralel
dapat dilihat pada TP 5 dengan amplitudo yang sama 3,8Vpp sedangkan
frekuensinya 11,2kHz.
Jika dibandingkan sinyal SYN yaitu sinyal spektrum dari generator dengan
sinyal keluaran digital seri maka dapat terlihat sejajar, saat sinyal SYN naik
maka sinyal keluaran digital seri bernilai 1 atau ON namun terdapat
keterlambatan atau delay.
Setelah ditransmisikan dalam bentuk kode, sinyal yang diterima oleh
receiver diubah kembali kedalam bentuk sinyal informasi analog menggunakan
DAC dapat dilihat pada TP 10 dengan amplitudo 1,5Vpp dan frekuensi 1kHz.
Jika dibandingkan dengan sinyal input, sinyal output memiliki perbedaan
amplitudo sebesar 0,5Vpp dan perbedaan phasa sedangkan frekuensinya sama.

9
Jika salah satu bit pengkodean dinonaktifkan (switch off) maka sinyal output
akan mengalami kecacatan.

VIII. KESIMPULAN
Pada modulasi PCM sinyal PAM diproses kembali dengan mengubah
sinyal sampling ke dalam bentuk kode bit yang dapat ditransmisikan secara seri
maupun paralel. Semakin banyak bit yang digunakan dalam pengkodean maka
hasil keluaran sinyal akan semakin akurat dan apabila salah satu bit
dinonaktifkan maka sinyal keluaran akan mengalami kecacatan.

10

Anda mungkin juga menyukai