SALURAN TRANSMISI
PERCOBAAN 2
“PULSE AMPLITUDE MODULATION”
Konversi sinyal analog menjadi sinyal digital dibagi menjadi 3 bagian penting yaitu:
1. Sampling
Merupakan proses pencuplikan dari sinyal informasi yang akan diproses.
Frekuensi sinyal sampling menurut aturan Nyquist adalah sebesar 2 fm, dengan
fm adalah sinyal informasi yang akan disampling.
2.Quantizing
Merupakan proses penghargaan suatu sinyal yang sudah disampling dengan
membawa sinyal tersebut pada penghargaan bit-bit biner yang dibutuhkan.
3. Encoding
Merupakan proses pengubahan kode-kode biner menjadi kode-kode tertentu
sesuai dengan aplikasi dari sinyal digital yang dimaksud
Pada sebuah proses sampling bisa dilakukan dengan menggunakan dua jenis
sinyal yaitu pulsa maupun impulse. Modulasi dengan sinyal PAM ini merupakan
proses pendigitalisasian sinyal dengan input sinyal berupa pulsa.
Untuk memaksimalkan penggunaan kanal transmisi, percobaan dilakukan untuk
mengetahui berapa sumber sinyal yang dapat dilewatkan pada suatu kanal. Selain
menggunakan frequency multiplexing, digunakan pula time multiplexing. PAM
merupakan prasyarat untuk sistem time multiplexing. Dari teori sampling
Shannon disebutkan bahwa tidak perlu semua sinyal
dikirimkan. Cukup hanya dengan mengambil beberapa sample dari sinyal, dengan
frekuensi sampling (fp) minimal harus dua kali dari frekuensi tertinggi dari sinyal yang
akan dikirim.
6.Kabel hubung
7. Jembatan universal
IV. RANGKAIAN
V. LANGKAH PERCOBAAN
Sinyal
Input
Vpp = 2.00 v
F = 121.235 Hz
Sinyal
Carrier
Vpp = 1.92 v
Vin = 2.00 v
Vout = 1.00 v
F = 49.561 Hz
Sinyal
Sampling
Vpp = 1.46 v
Vin = 50.0 v
Vout = 50.0 v
F = 290.754 Hz
Sinyal
Termodulasi
Vpp = 1.92 v
Vin = 50.0 v
Vout = 50.0 v
F = 49.975 Hz
I. ANALISA
Pada percobaan ini menggunakan gelombang sinusoida dari function
generator sebagai gelombang informasi. Gelombang informasi yang digunakan
frekuensinya sebesar 121 Hz dengan amplitudo 2Vpp. Gelombang carrier yang
digunakan berasal dari generator clock. Agar dapat dikirim ke tempat lain, sinyal
informasi harus ditumpangkan pada sinyal lain. Dalam konteks radio siaran, sinyal
yang menumpang adalah sinyal suara, sedangkan yang ditumpangi adalah sinyal radio
yang disebut sinyal pembawa (carrier) Gelombang carier ini haruslah lebih tinggi
frekuensinya dari pada gelombang informasi yang di hasilkan. Gelombang carrier ini
berbentuk gelombang kotak (digital).
Pada percobaan gelombang carier ini pada percobaan gelombang carier
memiliki frekuensi sebesar 49.7 Hz. Secara teori, gelombang carrier akan menjadi
clock yang melakukan sampling pada gelombang informasi.
Sinyal sampling mempunyai frekuensi 290 Hz. Sinyal output berupa
gelombang kotak yang level tegangannya membentuk sinyal sinus. Atau seakan-akan
outputnya berupa gelombang sinus yang terbentuk dari step-step gelombang kotak.
Gelombang ini merupakan hasil sampling dari gelombang sinus. Proses sampling
mengubah representasi sinyal yang tadinya berupa sinyal kontinyu menjadi sinyal
diskrit. Sinyal sampling yang berhasil diubah dari sinyal kontinyu menjadi sinyal
diskrit harus dikalikan dengan impulse respon dari zero-order hold hal ini agar sinyal
tersebut menjadi sinyal kontinyu terkuantisasi.
Pada blok diagram PAM Modulator tersebut ,terdiri dari bagian Low Pass
Filter yang melewatkan frekuensi di bawah 3,4 Khz dan bagian Sampler yang akan
menjumlahkan sinyal informasi hasil pemfilteran dengan sinyal pulsa yang
dibangkitkan dari generator pembangkit pulsa (G) yang ada di bagian bawah. Bagian
lain yang ada pada sebuah PAM Modulator adalah bagian Hold yang akan
memproses sinyal hasil sampling menjadi sinyal tercuplik yang dimemory serta
bagian sinkronisasi clock yang terhubung ke masing-masing bagian trainer.
II. KESIMPULAN
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Semakin besar amplitudo sinyal pemodulasi maka semakin besar pula amplitudo pulsa
pembawa.
2. Proses pembentukan sinyal termodulasi PAM dari sinyal informasi DC terbentuk
karena adanya proses sinkronisasi dari sinyal sinkronisasi yang berguna sebagai penanda
dalam proses modulasi sinyal.
3. Semakin tinggi frekuensi sampling maka hasil sinyal output akan semakin baik.
4. Holading berfungsi untuk mempertahankan hasil sinyalyang diratakan oleh shaper.
5. Pembentukan sinyal termodulasi PAM dapat dilakukan dengan melakukan pencuplikan
(sampling), yaitu mengalikan sinyal pencuplik dengan sinyal informasi. Proses ini akan
menghasilkan pulsa pada saat pencuplikan yang besarnya sesuai dengan sinyal informasi
(pemodulasi)