Anda di halaman 1dari 19

JOBSHEET 1

MODULASI AMPLITUDO
MATA KULIAH PRAKTIKUM TELEKOMUNIKASI

DOSEN PENGAMPU:
Ryan Fikri, S.Pd., M.T.

Oleh :
Aditya Shawfani (22065063)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023

1
A. PETUNJUK UMUM :
1. Kompetensi Dasar
Mahasiswa memahami modulasi AM
2. Indikator Pencapaian
a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian modulasi AM
b. Mahasiswa mampu menvisualisasikan bentuk gelombang dari persamaan gelombang
c. Mahasiswa mampu membentuk persamaan gelombang dari bentuk gelombang yang
diketahui
d. Mahasiswa mengerti dan hafal formula persamaan gelombang AM
e. Mahasiswa mampu membentuk dan menvisualisasikan persamaan hasil modulasi
f. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian indeks modulasi serta pengaruhnya
terhadap hasil modulasi

B. TUJUAN
1. Memahami konsep dasar modulasi Amplitudo
2. Mempelajari dan menjelaskan proses modulasi amplitudo dengan menggunakan simulink
Matlab.
3. Melihat sinyal keluaran dari modulasi amplitudo berdasarkan variasi amplitudo
4. Menganalisa perubahan amplitudo sinyal informasi dan sinyal pembawa terhadap hasil
sinyal termodulasi.
5. Menentukan karakteristik sinyal termodulasi AM

C. DASAR TEORI
Modulasi amplitudo adalah proses memodulasi sinyal frekuensi rendah pada
gelombang frekuensi tinggi dengan mengubah-ubah amplitudo gelombang frekuensi
tinggi tanpa mengubah frekuensinya. Frekuensi rendah ini disebut sinyal pemodulasi dan
frekuensi tinggi disebut sinyal pembawa. Metode ini dipakai dalam transmisi radio AM
untuk memungkinkan frekuensi audio dipancarkan ke jarak yang jauh, dengan cara
penumpangkan frekuensi audio pada pembawa frekuensi radio yang dapat dipancarkan
melalui antena.

Mixer
Penyimpangan yang tidak linear akan menghasilkan harmonik (multiple pada
frekuensi masukan). Sebagai contoh dalam gambar 1, jika tegangan base-emitter Vbe
pada transistor adalah sebuah gelombang sinus murni dengan frekuensi 1 Khz. Kemudian
arus kolektor adalah gelombang sinus yang menyimpang dengan frekuensi dasar pada 1
KHz dan frekuensi harmonik pada 2 KHz, 3KHz, 4KHz dst. Umumnya jika f adalah
frekuensi dasar, keluarannya terdiri dari frekuensi f, 2f, 3f, ... nf.

Gambar 1. Kurva transconductance dari transistor

2
Mixer merupakan rangkaian nonlinear dengan dua sinyal masukan dan satu sinyal
keluaran. Pada gambar 2 sinyal masukan mempunyai frekuensi Fx dan Fy. Karena

3
penyimpangan nonlinear, sinyal masukan terdiri dari sinyal masukan asli dengan
harmoniknya. Tambahan bagi keharmonisan yang dibentuk, frekuensi baru muncul pada
masukan yang sama dengan jumlah dan perbedaan pada dua masukan frekuensi.

Gambar 2. Mixer

Jika fx dan fy merupakan masukan, maka frekuensi baru adalah :


Jumlah (sum) = fx + fy
Beda (diff) = fx – fy
Gambar 3 merupakan contoh dari sebuah mixer. Satu sinyal menggerakkan basis
dan yang lainnya menggerakkan emiter. Satu dari sinyal masukan lebih besar, karena
diperlukan untuk menjamin operasi nonlinear. Sinyal masukan yang lainnya biasanya
lebih kecil, kecilnya sinyal ini karena sering muncul suatu sinyal lemah dari antena.
Rangkaian pengumpul pada kolektor biasanya diset pada frekuensi yang berbeda.
Oleh karena itu, dua frekuensi asli harmoniknya dan jumlah (sum) frekuensi di-filter
keluar pada masukan. Hanya frekuensi berbeda yang mencapai masukan akhir.

Gambar 3. Mixer bipolar

Modulasi amplitudo (AM) didapat bila frekuensi rendah mengontrol amplitudo


dari sinyal frekuensi tinggi. Gambar 4 menunjukkan proses modulasi amplitudo. Sinyal
frekuensi tinggi disebut carrier dan sinyal frekuensi rendah adalah sinyal pemodulasi.
Ratusan dari siklus carrier secara normal muncul ketika satu siklus dari sinyal modulasi.
Untuk lintasan ini, gelombang AM pada osiloscope terlihat seperti sinyal pada gambar
4(c), puncak positif dari carrier berjarak dekat dari bentuk padat diatas melingkari yang

4
diketahui sebagai selubung teratas (upper envelope), sama juga puncak negatif
membentuk selubung terendah (lower envelope).

Gambar 4. (a) Gelombang pemodulasi (b) Sinyal pembawa (c) Sinyal AM

Sinyal carrier Vx merupakan masukan kepenguat common emiter. Rangkaian


amplified carrier oleh suatu faktor pada A, sehingga masukan-nya adalah AVx. Sinyal
modulasi merupakan bagian dari pembiasan, sehingga menghasilkan variasi frekuensi
rendah dalam arus emiter. Sebagaimana ditunjukkan tegangan diperoleh secara
proporsional pada arus emitter. Untuk ini sinyal amplified carrier terlihat seperti bentuk
gelombang AM, puncak dari sinyal masukan bervariasi secara sinusoidal dengan sinyal
yang termodulasi. Ditetapkan, selubung teratas dan terendah (upper and lower envelope)
mempunyai bentuk dari sinyal yang mengalami modulasi.

Gambar 5. Proses sinyal AM (Transistor Modulator)

5
Persen modulasi
Dalam gambar 6 gelombang AM memiliki nilai maksimum puncak ke puncak
pada 2 Vmax dan nilai minimum puncak ke puncak pada 2 Vmin. Koefisien modulasi
diperoleh dari :

Persen modulasi = m x 100 %

Gambar 6. Gelombang AM

Frekuensi Sampling
Suatu modulator (gambar 5) adalah rangkaian nonlinear. Karena itu didapat
penjumlah frekuensi dan perbedaan frekuensi sama seperti pada mixer. Frekuensi baru
disebut frekuensi sampling. Sum (penjumlahannya) adalah frekuensi side teratas dan
difference (perbedaannya) adalah frekuensi side terendah. Seperti sebuah mixer,
menghasilkan dua frekuensi asli yang sum dan frekuensi difference. Tidak seperti mixer,
bagaimanapun masukan akhir pada gambar 5 terdiri dari frekuensi carrier dan dua
frekuensi side.

Gambar 7. Envelope Detector

Sinyal radio AM menggunakan frekuensi carrier antara 540 dan 1600 KHz.
Dalam studio, suatu suara sinyal memodulasikan frekuensi carrier untuk menghasilkan

6
suatu sinyal AM. Sebuah antena transmit menangkap sinyal modulasi RF. Gambar 7
menunjukkan salah satu tipe dari demodulasi, pada dasarnya merupakan sebuah puncak
detector. Secara ideal puncak dari sinyal masukan dideteksi untuk memperbaiki selubung
teratas. Karenanya, rangkaian tersebut sebagai suatu detector pembungkus. Pada setiap
siklus pembawa, dioda menyala dengan cepat dan mengisi kapasitor pada puncak
tegangan dari siklus pertikular pembawa. Diantara puncak-puncak, kapasitor turun
menuju resistor. Dengan membuat waktu RC konstan lebih baik daripada periode pada
pembawa, didapat hanya penurunan tipis antar siklus. Dalam hal ini, kebanyakan sinyal
pembawa berpindah. Masukannya kemudian terlihat seperti pembungkus teratas (upper
envelope) dengan sebua ripple kecil yang ditunjukkan dalam gambar 7. Pemutusan
frekuensi dari detektor pembungkus adalah :
f y(max) 1
 2RCm
Dengan m adalah koefisien modulasi. Jika frekuensi pembungkus lebih besar dari fy(max),
masukan dideteksi turun 20 dB/decode dengan menambah sebuah low pass filter pada
bagian masukan dapat dipindahkan ripple RF kecil yang menyisakan pada sinyal yang
dideteksi.

D. ALAT DAN BAHAN


Komputer dengan program matlab

E. PROSEDUR KERJA
1. Modulator Amplitudo
a. Jalankan program Matlab
b. Buka lembar kerja simulink dengan klik File ->New -> Model
c. Buka library browser di lambang
d. Ambil blok “DSB AM Modulator Passband” dengan clik dan drop ke lembar kerja
simulink. Blok tersebut berada di Communication blockset -> Modulation -> Analog
Passband Modulation

e. Ambil blok “Sine Wave” di Simulink -> Source, kemudian taruh di lembar kerja
Simulink

7
f. Ambil “Scope” dan taruh di lembar kerja Simulink untuk pengamatan gelombang.
Scope berada di Simulink -> Sink

g. Double klik scope sehingga propertiesnya terbuka. Klik properties di menu bar atas

Ganti number of axes dari 1 ke 2

8
Klik Data History dan uncheck limit data point to last

Klik OK dan tutup Scope properties


h. Double klik sin wave sehingga properties-nya terbuka. Ganti parameter yang ada di
sin wave seperti pada gambar berikut :

9
Klik OK
Note : Sinyal yang dihasilkan mempunyai frekuensi 10 Hz

i. Hubungkan AM modulator, sin wave, dan scope seperti pada gambar berikut:

j. Ubah panjang simulasi menjadi 1 detik. Jalankan simulasi dengan klik simbol

k. Setelah simulasi selesai, double klik scope untuk mengamati hasil simulasi
Sinyal masukan :
Amplitudo = 1
10
Frekuensi = 1 / T = 1 / 10 = 0.1 Hz
l. Gambar sinyal masukan dan keluaran AM Modulator

m. Hitung persen modulasi yang terjadi

n. Ganti parameter di AM modulator sebagaimana tabel pengamatan


o. Gambar sinyal hasil modulasi dan hitung persen modulasi yang terjadi

11
Tabel 1. Pengamatan Persen Modulasi
Input
Parameter Persen
Signal Bentuk Sinyal Modulasi
hasil modulasi modulasi
Offset
Vmaks = 1.5 1.5 – 0.5
1.5+0.5
0.5 Vmin = 0.5 1 = 0.5x100%
2
50%

Vmaks = 2 2-0
2+0
1 Vmin = 0 2 = 1x100%
2
100%

Vmaks = 2.5 2.5-0.5


2.5+0.5
1.5 Vmin = 0.5 2 = 0.67x100%
3
67%

Vmaks = 3 3-1
3+1
2 Vmin = 1 2 = 0.5x100%
4
50%

2. Demodulator Amplitudo
a. Klik dan drop blok “DSB AM Demodulator Passband” ke lembar kerja simulink.
Double klik pada blok tersebut dan ganti cutoff frequency menjadi 100 Hz

12
b. Klik kanan scope -> copy, klik di sembarang tempat kosong di lembar kerja
kemudian klik kanan -> paste

13
c. Hubungkan semua blok seperti pada gambar berikut :

d. Atur nilai parameter sesuai tabel pengamatan kemudian amati dan gambar sinyal ahsil
demodulasi.

14
Tabel 2. Pengamatan sinyal keluaran demodulator AM
Input
Persen Parameter hasil
Signal Bentuk Sinyal Demodulasi
Modulasi demodulasi
Offset
Amplitudo = 0.5 M

0.5 50% Frekuensi = 1/T =


1/10.1 = 0.099 Hz

Amplitudo = 0 M

1 100% Frekuensi = 1/10.2 =


0.098 Hz

Amplitudo = -0.5 M

1.5 67% Frekuensi = 1/T =


1/10.3 = 0.097 Hz

Amplitudo = -1 M

2 50% Frekuensi = 1/T =


1/10.4 = 0.096 Hz

F. RANGKAIAN PERCOBAAN

15
16
G. DATA PERCOBAAN

Tabel 1. Pengamatan Persen Modulasi


Input
Parameter Persen
Signal Bentuk Sinyal Modulasi
hasil modulasi modulasi
Offset
Vmaks = 1.5 1.5 – 0.5
1.5+0.5
0.5 Vmin = 0.5 1 = 0.5x100%
2
50%

Vmaks = 2 2-0
2+0
1 Vmin = 0 2 = 1x100%
2
100%

Vmaks = 2.5 2.5-0.5


2.5+0.5
1.5 Vmin = 0.5 2 = 0.67x100%
3
67%

Vmaks = 3 3-1
3+1
2 Vmin = 1 2 = 0.5x100%
4
50%

Tabel 2. Pengamatan sinyal keluaran demodulator AM


Input
Persen Parameter hasil
Signal Bentuk Sinyal Demodulasi
Modulasi demodulasi
Offset

17
Amplitudo = 0.5 M

0.5 50% Frekuensi = 1/T =


1/10.1 = 0.099 Hz

Amplitudo = 0 M

1 100% Frekuensi = 1/10.2 =


0.098 Hz

Amplitudo = -0.5 M

1.5 67% Frekuensi = 1/T =


1/10.3 = 0.097 Hz

Amplitudo = -1 M

2 50% Frekuensi = 1/T =


1/10.4 = 0.096 Hz

H. TUGAS DAN PERTANYAAN


1. Jelaskan pengertian modulasi !
Modulasi (modulation) adalah proses menumpangkan informasi pada suatu gelombang
pembawa (carrier wave). Penumpangan ini dilakukan dengan mengubah-ubah parameter
dari gelombang pembawa secara proporsional/sesuai dgn sinyal informasi.
2. Jelaskan kenapa harus ada modulasi !
Karena Modulasi sangat diperlukan dalam proses komunikasi karena secara teknis sinyal
informasi sangat sulit dikirim secara langsung. Modulasi adalah proses menitipkan pesan
pada pembawa. Contoh modulasi juga terjadi pada pengiriman surat menggunakan merpati,
sehingga jangkauan pengiriman menjadi lebih jauh dan lebih cepat.
3. Jelaskan pengertian modulasi AM !
Modulasi amplitudo (Amplitude Modulation / AM) adalah proses penumpangan sinyal
pembawa terhadap sinyal informasi dimana amplitudo sinyal pembawa yang dipancarkan
18
berubah mengikuti perubahan amplitudo sinyal informasi.
4. Jelaskan faktor yang mempengaruhi modulasi amplitudo !
tiga faktor yang mempengaruhi modulasi amplitudo yaitu bentuk gelombang, frekuensi
modulasi dan frekuensi carier
a. Bentuk gelombang adalah bentuk ideal dari suatu gelombang akan mengikuti gerak
sinusoide.
b. Frekuensi modulasi adalah suatu modulasi dimana frekuensi gelombang pembawa
berubah-ubah menurut sinyal informasi
c. Frekuensi carier adalah frekuensi sinusoidal yang memenuhi syarat teknis tertentu
sehingga mampu membawa frekuensi informasi ke tujuan yang jauh. Syarat sinyal
pembawa : frekuensinya jauh lebih tinggi dibanding frekuensi sinyal informasi.
5. Jelaskan kelebihan dan kekurangan modulasi amplitudo !
Kelebihan :
1. Daya jangkauan gelombangnya jauh lebih tinggi daripada FM
2. Dirancang untuk jarak jauh (antar kota hingga antar benua)
3. Penerimaan sinyal bagus
Kekurangan :
1. Suaranya kurang jernih
2. Sinyal AM terganggu oleh gedung tinggi dan cuaca
3. Mutu penerimaan tergantung cuaca

I. KESIMPULAN
1. Modulasi amplitudo adalah jenis modulasi dengan mengubah amplitude sinyal carrier
sedangkan frekuensi dan fasenya tetap
2. Semakin dekat nilai amplitudo sinyal informasi dan sinyal carrier maka nilai indeks
modulasi akan semkain mendekati 1 dan semakin baik sinyal hasil modulasinya.
3. Perubahan frekuensi modulasi akan merubah frekuensi sinyal AM yang terbentuk dan tidak
merubah variabel yang lain
4. Perubahan frekuensi carrier menentukan frenkuensi sinyal AM yang akan ditransmiikan.
Perubahan frekuensi carrier yang merubah sinyal hasil modulasi,
5. Modulasi amplitudo mempunyai jarak jangkauan yang jauh karena memiliki gelombang
yang besar.
6. Indeks modulasi semakin besar jika nilai Amplitudo Modulasi Sinyal pemodulasi semakin
besar daripada amplitudo modulasi sinyal pembawa. Indeks modulasi semakin tidak terlihat
atau tidak ada jika amplitudo sinyal bernilai 1.

J. DAFTAR PUSTAKA
1. Simon Haykin, “An Introduction to analog & digital Communication”, John Wiley & Sons.
2. Kennedy, Georger & Bernard Davis, “ Electronis Communication System”, McGraw Hill.
3. Lapatine, Sol, “Electronics In Communication”, John Wiley & Sons.
4. Frenzel, Louise E., “Communication Elecctronics”, McGraw Hill

19

Anda mungkin juga menyukai