Anda di halaman 1dari 13

ELEKTRONIKA KOMUNIKASI

MODULASI FREKUENSI

Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.

Alief Yunardi
(13311300?)
Ellen Kurniawati Esmono
(1331130015)
Renata Rama Putri
(1331130064)
Risa Anggraeni
(1331130096)

TT-2A

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2014

1. Pengertian Modulasi Frekuensi


Modulasi Frekuensi (Frequency Modulation = FM ) adalah proses
menumpangkan sinyal informasi pada sinyal pembawa (carrier) sehingga
frekuensi gelombang pembawa (carrier) berubah sesuai dengan perubahan
simpangan (tegangan) gelombang sinyal informasi. Jadi sinyal informasi
yang

dimodulasikan

(ditumpangkan)

pada

gelombang

pembawa

menyebabkan perubahan frekuensi gelombang pembawa sesuai dengan


perubahan tegangan (simpangan) sinyal informasi. Pada modulasi frekuensi
sinyal informasi mengubah-ubah frekuensi gelombang pembawa, sedangkan
amplitudanya konstan selama proses modulasi. Gambar 1 mengilustrasikan
modulasi frekuensi sinyal pembawa sinusoidal dengan menggunakan sinyal
pemodulasi yang juga berbentuk sinyal sinusoidal.
Secara matematis, sinyal termodulasi FM dapat dinyatakan dengan
eFM = Vc sin ( c t + mf sin m t )
dengan
eFM : sinyal termodulasi FM
em : sinyal pemodulasi
ec : sinyal pembawa
Vc : amplitudo maksimum sinyal pembawa
mf : indeks modulasi FM
c : frekuensi sudut sinyal pembawa (radian/detik)
m : frekuensi sudut sinyal pemodulasi(radian/detik)

Gambar 1 (a)Sinyal pembawa (b)Sinyal pemodulasi


(c)Sinyal termodulasi FM.
Modulasi frekuensi merupakan modulasi analog non-linier, disebut
juga modulasi sudut. Disebut non-linier karena frekuensi sinyal pembawa
bisa berubah-ubah. Pada modulasi ini, besarnya amplitudo sinyal informasi

mempengaruhi besarnya frekuensi carrier tanpa mempengaruhi besarnya


amplitudo sinyal pembawa.
Rentang frekuensi FM adalah 88 MHz 108 MHz sehingga
dikategorikan sebagai Very High Frequency (VHF), sedangkan panjang
gelombangnya dibawah 1.000 KHz sehingga jangkauan sinyalnya tidak
jauh.
Modulasi frekuensi memiliki bandwith yang lebih besar daripada
amplitudo modulasi sehingga bisa menghasilkan suara stereo dengan
menyatukan beberapa saluran audio pada satu gelombang carrier. FM lebih
tahan terhadap gangguan sehingga dipilih sebagai modulasi standar untuk
frekuensi tinggi
Keuntungan FM antara lain, potensi gangguan lebih kecil (kualitas
lebih baik) dan daya yang dibutuhkan lebih kecil
2. Cara Menghasilkan Gelombang Modulasi Frekuensi
Secara sederhana gelombang yang termodulasi FM dapat
dihasilkan dengan menggunakan komponen dioda varactor. Dioda varactor
adalah komponen dioda yang dirancang untuk memberikan nilai kapasitansi
variabel sebagai fungsi dari tegangan yang diberikan pada terminalnya. Kita
telah mengetahui bahwa, persambungan (junction) bahan semikonduktor pn
pada sebuah dioda memang membentuk sebuah struktur satu kapasitor
keping sejajar. Kapasitor ini akan mempunyai nilai kapasitansi yang
berubah-ubah sesuai ketebalan daerah persambungan, d, sesuai dengan
rumus nilai kapasitansi,
A
d
C =
............................................................... (1)
dimana :
= koefisien dielektrik bahan
A
= luas penampang persambungan pn
d
= tebal daerah persambungan sbg. fungsi tegangan
reverse
Karena nilai kapasitansi tersebut bergantung pada nilai tegangan
reverse, maka pengoperasian dioda varactor selalu pada posisi prategangan
mundur (reverse bias). Dioda varactor ditempatkan pada tank circuit satu
osilator seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Karena nilai kapasitansi dioda
varactor tersebut merupakan komponen nilai total kapasitansi yang
menentukan besar frekuensi osilasi, maka ketika nilai tersebut berubah-ubah

sebagai fungsi tegangan sinyal pemodulasi, frekuensi osilasi yang dihasilkan


juga akan berubah sesuai keadaan itu. Dengan kata lain, telah terjadi
modulasi frekuensi pada satu sinyal carrier.

FM out

RFC

+
R
V

C
L

RFC

CC

0 ,0 1 F

dc
b lo c k

s in y a l
p e m o d u la s i

Gambar 2
Rangkaian penghasil sinyal FM
Nampak pada Gambar 2, bahwa komponen penentu frekuensi
osilasi adalah, L, Cd, dan C, yang membentuk satu tank circuit osilator
Colpitts, dan nilainya tertentu dari persamaan berikut,
1
1 1
2 L

C
d C
fO =
.........................................(2)
Rangkaian mendapat catu tegangan VCC melalui sebuah RFC
(radio frequency choke) yang berfungsi sebagai penahan sinyal RF masuk
ke batere VCC. Sinyal pemodulasi di-masukkan melalui satu RFC juga yang
berfungsi menahan sinyal RF untuk masuk ke sumber sinyal pemodulasi.
Sementara sinyal termodulasi FM diperoleh dari kolektor transistor.
Tegangan reverse yang dikenakan pada dioda varactor dalam hal
ini, adalah VCC yang memberikan catu tegangan pada rangkaian. Hubungan
antara nilai kapasitansi Cd dengan tegangan reverse tersebut ditunjukkan
pada rumus dibawah :

CO

Cd =
........................................(3)
dimana,
CO = nilai kapasitansi dioda varactor pada V = 0,
= potensial pada junction saat mulai on,
a = nilai index yang tergantung dari jenis junction.
V = modulus tegangan reverse yang diterima dioda varactor.
Untuk jenis dioda tertentu (silikon), maka nilai a = 0,5, dan = 0,5
volt.
Deviasi frekuensi yang akan dihasilkan oleh rangkaian Gambar
2.2.1, setelah melalui penurunan matematis, diperoleh nilai konstanta
deviasi,
fO
4(1 n)(1 2 VO )

k =

..................................(4)

dimana,
k = konstanta deviasi frekuensi, Hz/volt
fO = nilai kapasitansi dioda varactor pada V = 0,
n = perbandingan nilai dua kapasitansi pada tank circuit osilator,
VO = modulus tegangan reverse yang diterima dioda varactor = VCC.
3. Menentukan Indeks Modulasi
Seperti telah dibahas, pada modulasi frekuensi maka frekuensi
sinyal pembawa diubah-ubah sehingga besarnya sebanding dengan dengan
besarnya amplitudo sinyal pemodulasi. Semakin besar amplitudo sinyal
pemodulasi, maka semakin besar pula frekuensi sinyal termodulasi FM.
Besar selisih antara frekuensi sinyal termodulasi FM pada suatu saat dengan
frekuensi sinyal pembawa disebut deviasi frekuensi. Deviasi frekuensi
maksimum didefinisikan sebagai selisih antara frekuensi sinyal termodulasi
tertinggi dengan terendahnya.
Indeks modulasi FM (mf) merupakan perbandingan antara deviasi
frekuensi maksimum dengan frekuensi sinyal pemodulasi
mf = / fm
.....................................................(5)
dengan
: deviasi frekuensi maksimum

: frekuensi maksimum sinyal pemodulasi

m : indeks modulasi FM
f
Besarnya indeks modulasi FM dapat dipilih sebesar mungkin
sejauh tersedia bandwidth (lebar bidang) untuk keperluan transmisinya.
Biasanya besarnya indeks modulasi ini akan dimaksimalkan dengan cara
mengatur besarnya deviasi frekuensi maksimal yang diijinkan.
4. Cara Mengetahui Spektrum Modulasi Frekuensi
Untuk mengetahui seberapa lebar spektrum frekuensi sinyal
termodulasi FM, tentu saja dimulai dari persamaan v = A sin ( Ct + mf sin
mt ), yaitu persamaan gelombang FM yang berbentuk fungsi sinus dari
fungsi sinus. Penyelesaiannya memasukkan fungsi Bessel , yaitu,
v = A { J0 (mf ) sin Ct
+ J1 (mf ) [ sin (C + m) t sin (C - m) t]
+ J2 (mf ) [ sin (C + 2m) t + sin (C - 2m) t]
+ J3 (mf ) [ sin (C + 3m) t sin (C - 3m) t]
+ J4 (mf ) [ sin (C + 4m) t + sin (C - 4m) t] .... }
Dalam persamaan

nampak simbol Jn (mf ), yang maksudnya

adalah, koefisien fungsi Bessel ke-n sebagai fungsi index modulasi mf.
Selengkapnya nilai koefisien tersebut ditunjukkan pada Tabel-1, yang
diturunkan dari rumus fungsi Bessel pada gambar dibawah ini sebagai
berikut.

mf

2
Jn (mf ) =

(m f / 2) 4 (m f / 2) 6
1 (m f / 2)

.......

n! 1!(n 1)! 2!(n 2)! 3!( n 1)!

Tabel 1 Koefisien Fungsi Bessel vs mf

Dari persamaan (3) nampak bahwa spektrum gelombang FM


menjadi tidak terbatas walaupun spektrum yang berada simetris terhadap
frekuensi carrier, fc, mempunyai amplitudo yang makin lama mengecil
sesuai koefisien fungsi Bessel yang bersesuaian. Nilai spektrum terjauh
dapat dilihat dari tabel-1, yaitu pada nilai koefisien J yang terakhir untuk
nilai index modulasi tertentu. Sementara pada sistem AM, spektrum hanya
terbatas pada LSB dan USB-nya. Tetapi dalam praktek pengoperasiannya,
pembatasan bandwidth RF tersebut dilakukan yang merupakan satu
rekomendasi ITU-R, tang diterapkan pada bidang penyiaran misalnya.
Dari Tabel-1, nampak bahwa sangat memungkinkan penilaian
ukuran carrier dan setiap sideband untuk nilai tertentu index modulasi, mf,
sehingga kita dapat menggambarkan spektrum tersebut pada berbagai nilai
indeks modulasi seperti ditunjukkan pada Gambar 2.2.2. Indeks modulasi

fm
akan berubah oleh dua perubah sesuai persamaan mf

, yaitu nilai

deviasi frekuensi dan frekuensi sinyal pemodulasi, fm. Nampak pada


gambar 3, bahwa perubahan dua perubah itu akan menghasilkan spektrum
yang berbeda walaupun nilai indeks modulasi yang dihasilkan sama. Ini
dapat dilihat pada nilai mf=0,5 untuk dua kondisi (a) dan (b) pada Gambar
3.

(a)
Gambar 3

(b)
Spektogram sinyal FM
(a) fm konstan, bertambah; (b) konstan, fm bertambah

Bandwidth

FM

dapat

diperkirakan

secara

cepat

dengan

menggunakan rumusan Carsons rule, yang menentukan nilainya merupakan


dua kali jumlah deviasi dan frekuensi tertinggi sinyal pemodulasi seperti
ditunjukkan pada persamaan dibawah. Perlu diingatkan bahwa Carsons
rule ini hanya merupakan nilai pendekatan saja.
BFM = 2 ( + fm
5. Pre-Emphasis
Pre-emphasis dipakai dalam pesawat pemancar untuk mencegah
pengaruh kecacatan pada sinyal terima. Karena itu komponen pre-emphasis

ditempatkan pada awal sebelum sinyal itu sempat masuk pada modulator.
Pengaruh kecacatan itu berasal dari differential gain (DG-penguatan yang
berbeda) dan differential phase (DP-fasa yang berbeda). Pre-emphasis akan
menekan amplitudo dari frekuensi sinyal FM yang lebih rendah pada input.
Dengan penggunaan alat ini ketidaklinearan (cacat) akibat sifat DG
dan DP dalam transmisi dapat dikurangi. Nantinya di ujung terima pada
demodulator dipasang komponen de-emphasis yang mempunyai fungsi
kebalikan dari pre-emphasis.
Perbedaan dari sistem AM adalah, adanya blok pre-emphasis pada
jalur pengolahan sinyal pemodulasi. Blok pre-emphasis merupakan satu
penguat dengan gain yang tidak konstan dan cenderung overshoot atau
boosted pada daerah frekuensi tinggi, seperti ditunjukkan karakteristiknya
pada Gambar4.

Gambar 4

Kurva karakteristik pre dan de-emphasis sistem FM.

Kemiringan kurva tersebut dinamakan 3 dB up, yang pada kurva


Gbr-4 ditunjukkan terjadi pada frekuensi 2120 kHz (standar Amerika).
Sementara pada sisi terima terjadi proses sebaliknya, yaitu dilakukan proses
redaman pada daerah frekuensi tersebut yang juga ditunjukkan kurvanya
pada Gbr-4 tersebut. Proses yang terjadi dan blok yang melakukan proses
tersebut dinamakan de-emphasis.
Proses pre-emphasis dihasilkan dengan menggunakan rangkaian
seperti ditunjukkan pada Gbr-5, yaitu kombinasi komponen L dan R secara
seri yang mempunyai satu nilai time-constan, rtc tertentu. Dengan standar
Amerika, rangkaian tersebut mempunyai nilai rtc sebesar 75 s, yang
dihasilkan dengan nilai 0,75 henry dan 10 k untuk induktor dan
resistornya seperti ditunjukkan pada Gambar5.
7 5 mH
10 kW

p r e -e m p h
out

p r e -e m p h
in

75W

AF out

1 nF

A F in

Gambar 5

Rangkaian Emphasis 75 s

6. Sistem Pemancar FM Stereo


Sejak diketemukannya tabung triode oleh Lee De Forest di tahun
1904, maka per-kembangan teknik radio maju pesat. Bentuk lahirnya yang
mula-mula primitif, semakin lama, semakin komplex menuju ke arah
kesempurnaan.
Di awal perkembangannya, radio broadcasting memakai sistem
transmisi AM (Am-plitude Modulasi) seperti diuraikan diatas, tetapi karena
sinyal transmissi AM mem-punyai banyak kelemahan, antara lain mudah

terganggu oleh sumber medan listrik-magnit luar seperti, dinamo, petir,


lampu neon, dsb, maka tidak cocok untuk menya-lurkan informasi Audio
yang mempunyai kualitas Hi-Fi.
Tetapi kemudian di tahun 1936, Armstrong menemukan sistem
transmisi baru yang kemampuannya jauh lebih baik dari sistem AM,
terutama dalam kekebalan terhadap gangguan luar dan kesanggupan
menyalurkan informasi suara-musik bebas dari noise. Sistem ini diberi nama
Modulasi Frekuensi disingkat FM. Dengan sistem FM, penyaluran musik
menjadi jauh lebih sempurna dibanding AM, dimana dapat direproduksi
suara musik yang jernih, tajam sesuai dengan aslinya. Komposisi bass dan
treble terpadu harmonis dalam siaran FM tersebut, berbeda dengan siaran
AM yang menyajikan musik dengan treble tumpul serta noissy. Meskipun
telah diperoleh suara yang jernih dari siaran FM, tetapi keinginan penikmat
audio masih belum merasa puas, karena sistem ini hanya dapat menyalurkan
sinyal monophonic. Baru sekitar 20 tahun kemudian, pemakaian FM sebagai
media stereophonic dapat direalisir dengan baik.
FM-MPX
Dari sekian banyak metoda penyiaran radio stereophonic, seperti
sistem AM-AM, AM-FM, FM-TDM dsb, hanya sistem FM-MPX
yang bertahan sampai kini. FM-MPX merupakan singkatan dari
Frekwensi Modulasi-Multiplexing. Sedangkan yang dimaksud dengan
kata multiplexing adalah proses penyiaran beberapa informasi
sekaligus melalui fasilitas satu jalur transmisi. Seperti kita ketahui,
sistem audio stereophonic menghasilkan dua sinyal informasi
sekaligus untuk diberikan ke speaker kiri dan speaker kanan, ini
merupakan salah satu kesulitan didalam teknik penyiaran, sebab harus
tetap diusahakan,
- Pemisahan antara sinyal kiri dan sinyal kanan selama proses
transmisi berlangsung, kedua sinyal tersebut tidak boleh
-

bercampur satu sama lain.


Disamping itu harus pula dipikirkan tentang compability sistem
transmisi stereophonic ini terhadap sistem mono, sebab walau
bagaimanapun, penerima atau receiver mono harus dapat
menangkap informasi audio secara lengkap (meskipun tidak dapat

menangkap efek 'stereo'nya). Begitu pula sebaliknya, siaran dari


pe-mancar mono harus dapat ditangkap oleh penerima stereo.
Ternyata FM-MPX memenuhi kedua kriteria diatas, hal ini pula

yang menyebabkannya dapat bertahan dipakai sampai kini.


Keuntungan FM-MPX
Keuntungan FM-MPX stereo dibanding dengan sistem lain terutama
pada sifat compatible-nya dan sifat mutu. Pada sistem stereo jenis lain
sering kali terbentur ke-pada persoalan compatible yang tidak baik,
dimana penerima mono tidak dapat me-nangkap siaran stereo
seutuhnya dan demikian pula sebaliknya, penerima stereonya tidak
dapat menangkap siaran mono. Soal mutu, FM-MPX sangat baik,
apabila instrumen pemancar dalam kondisi baik, juga penerima dalam
kondisi baik, maka suara reproduksi melalui media FM-MPX dapat
'lebih indah dari aslinya', artinya suara reproduksi melalui FM-MPX
sanggup menyaingi suara reproduksi turntable sekalipun. Apalagi jika
siaran itu berasal dari siaran musik hidup (live show), maka kita dapat
mendengarkan musik yang begitu membahana di telinga.

7. Pemancar FM
Tujuan dari pemancar FM adalah untuk merubah satu atau lebih
sinyal input yang berupa frekuensi audio (AF) menjadi gelombang
termodulasi dalam sinyal RF (Radio Frekuensi) yang dimaksudkan sebagai
output daya yang kemudian diumpankan ke sistem antena untuk
dipancarkan. Dalam bentuk sederhana dapat dipisahkan atas modulator FM
dan sebuah power amplifier RF dalam satu unit. Sebenarnya pemancar FM
terdiri atas rangkaian blok subsistem yang memiliki fungsi tersendiri, yaitu:
FM exciter merubah sinyal audio menjadi frekuensi RF yang sudah

termodulasi
Intermediate Power Amplifier (IPA) dibutuhkan pada beberapa
pemancar untuk meningkatkan tingkat daya RF agar mampu

menghandle final stage


Power Amplifier di tingkat akhir menaikkan power dari sinyal sesuai

yang dibutuhkan oleh sistem antena


Catu daya (power supply) merubah input power dari sumber AC
menjadi tegangan dan arus DC atau AC yang dibutuhkan oleh tiap

subsistem
Transmitter Control System memonitor, melindungi dan memberikan
perintah bagi tiap subsistem sehingga mereka dapat bekerja sama dan

memberikan hasil yang diinginkan


RF lowpass filter membatasi frekuensi yang tidak diingikan dari

output pemancar
Directional coupler yang mengindikasikan bahwa daya sedang
dikirimkan atau diterima dari sistem antena

8. FM Exciter
Jantung dari pemancar siaran FM terletak pada exciter-nya. Fungsi
dari exciter adalah untuk membangkitkan dan memodulasikan gelombang
pembawa dengan satu atau lebih input (mono, stereo, SCA) sesuai dengan
standar FCC. Gelombang pembawa yang telah dimodulasi kemudian
diperkuat oleh wideband amplifier ke level yang dibutuhkan oleh tingkat
berikutnya.
Direct FM merupakan teknik modulasi dimana frekuensi dari
oscilator dapat diubah sesuai dengan tegangan yang digunakan. Seperti
halnya oscilator, disebut voltage tuned oscilator (VTO) dimungkinkan oleh
perkembangan dioda tuning varaktor yang dapat merubah kapasitansi
menurut perubahan tegangan bias reverse (disebut juga voltage controlled
oscillator atau VCO).
Kestabilan frekuensi dari oscillitor direct FM tidak cukup bagus,
untuk itu dibutuhkan automotic frekuensi control system (AFC) yang
menggunakan sebuah kristal oscillator stabil sebagai frekuensi referensi.
Komponen AFC berperan sebagai pengatur frekuensi yang dibangkitkan
oscillator lokal untuk dicatukan ke mixer, sehingga frekuensi oscillator
menjadi stabil.

Anda mungkin juga menyukai