Anda di halaman 1dari 12

1

2



3



4



5
















6

IV. LANGKAH KERJA
IV.1. Buat rangkaian seperti pada gambar dibawah ini (saklar switch ke AM) :

Dari Function Generator masukkan ke input mixer (2)
Gelombang sinus =1 KHz
VLF = 2 Vpp (Voltage Low Frequency)
Gambar hasilnya pada input mixer (2) dan output mixer (3)
Gerakkan sinyal LF (Low Frequency) pada TP2 ke upper envelope, Jelaskan :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Apa yang terlihat jika LF berubah , Jelaskan :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Lihat Gambar TP3
Dengan mengukur maksimum dan minimum sinyal AM , hitung indek modulasi
m =
max min
max min
Upp Upp
Upp Upp
x 100 = . . . . . . . . .%
IV.2. Pindahkan output function generator dari input mixer (2) ke input filter (1)
gambar hasilnya:

7

IV.3. MODULASI TRAPESIUM
input mixer (2) ke kanal 1 osiloskop
output mixer (3) ke kanal 2 osiloskop
Osiloskop mode X-Y
Ubah Amplitudo Function Generator dari 2 Vpp ke 6 Vpp kemudian ke 8 Vpp
Gambar hasilnya :
Amati sisi samping trapezium,
Jelaskan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Bagaimana bila VLF = 8 Vpp,
Jelaskan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .




















8

ANALISA LAPORAN
Amplitudo Modulasi (AM)
TP2

TP3


1. Gambar TP3 diatas adalah gambar sinyal termodulasi AM
2. Dengan mengukur nilai Vpp max dan Vpp min sinyal AM didapatkan Indeks
Modulasinya:
M =


x 100%
M =

x 100% = 73,9%
3. Gerakan sinyal LF (Low Frequency) pada TP2 ke upper envelope terjadi karena pada
modulasi amplitudo sinyal pembawa akan berbanding lurus dengan amplitudo sinyal
pemodulasi. Sehingga sinyal LF pada TP2 kn sejajar dengan sinyap TP3 (upper
envelope).
4. Jika LF berubah maka sinyal yang termodulasi pada TP3 akan mengikuti perubahan
pada LF (Low Frequency). Low Frequency dinyatakan sebagai komponen pembawa
(carrier).







9

TP1

A = 2 vpp
F = 500KHZ
TP3

Vmax = 8 vpp
Vmin = 1,2 Vpp

1. Ketika output function generator dari input mixer ke antara gelombang TP1 dn TP3,
tidak sejajar karena adanya perpindahan blok pada CF-Transmitter dari input mixer
(2) ke input mixer (1). Hasil output pada mixer (1) lebih besar gelombang
keluarannya.
MODULASI TRAPESIUM
TP3

VLf = 6 vpp
Vmaax = 14 vpp
Vmin = 8,5 vpp
TP3

VLf = 8 vpp
Vmax = 17 vpp
Vmin = 11 vpp

1. Karena input VLf =6 Vpp dengan output VLf = 8 Vpp, maka gelombang ter-over
modulasi. Modulasi trapesium yang baik adalah ketika titik modulasi (harga indeks
10

modulasi <100% = 1). Sehingga, daya pancarnya maximum. Namun, ketika titik
modulasi >1, daya pancarnya yang dihasilkan cacat dan mengalami over modulasi.
2. Bila VLf = 8 Vpp akan semakin ter-over modulasi karena amplitudonya semakin
besar. Namun, ketika VLf = 10 Vpp , maka titik modulasi sama dengan 1. Hal ini
dikarenakan harga VLf mencapai harga indeks modulasi kurang dari 100%.
3. Gambar modulasi trapesium
VLf = 6 vpp

VLf = 8 vpp


KESIMPULAN
1. Modulasi amplitudo merupakan proses modulasi yang mengubah amplitudo sinyal
pembawa pada amplitudo sinyal pemodulasi sehingga besarnya amplitudo sinya
pembawa akan berbanding lurus dengan amplitudo sinyal pemodulasi. Sedangkan
frekuensi dan fasenya tetap
2. Semakin dekat nilai amplitudo sinyal informasi dan sinyal carrier, maka nilai
indeks modulasi akan semakin mendekati 1 dan semakin baik sinyal hasil
modulasinya. (m =1, m < 1, m > 1 (over modulation) ).
3. Perubahan frekuensi modulasi akan mengubah frekuensi sinyal AM yang
terbentuk dan tidak mengubah variabel lain.
4. Perubahan frekuensi carrier menentukan frekuensi sinyal AM yang akan
ditransmisikan. Perubahan frekuensi carrier hanya merubah sinyal hasil modulasi.




11

REFERENSI
Modulasi Amplitudo (Amplitude Modulation, AM) adalah proses menumpangkan sinyal
informasi ke sinyal pembawa (carrier) dengan sedemikian rupa sehingga amplitudo gelombang
pembawa berubah sesuai dengan perubahan simpangan (tegangan) sinyal informasi. Pada jenis
modulasi ini amplituda sinyal pembawa diubah-ubah secara proporsional terhadap amplituda sesaat
sinyal pemodulasi, sedangkan frekuensinya tetap selama proses modulasi.
Bentuk Sinyal Modulasi Amplitudo (AM)

Sinyal pembawa berupa gelombang sinus dengan persamaan matematisnya:

Sinyal pemodulasi, untuk memudahkan analisa, diasumsikan sebagai gelombang sinusoidal juga,
dengan persamaan matematisnya:

dimana,
Ec = amplituda maksimum sinyal pembawa
c = 2 fc dengan fc adalah frekuensi sinyal pembawa
Em = amplituda maksimum sinyal pemodulasi
m = 2 fm dengan fm adalah frekuensi sinyal pemodulasi
Sinyal AM, yakni sinyal hasil proses modulasi amplituda, diturunkan dari :

menjadi,


12

sehingga index modulasi (m) :


index modulasi merupakan ukuran seberapa dalam sinyal informasi memodulasi sinyal pembawa.
Apabila index modulasi terlalu besar (m>1) maka hasil sinyal termodulasi AM akan cacat dan apabila
index modulasi terlalu rendah (m<1) maka daya sinyal termodulasi tidak maksimal. Untuk
menghindari keadaan overmodulasi yaitu keadaan dimana gelombang pembawa termodulasi lebih
dari 100 %, maka kita harus dapat membatasi besar-kecilnya modulasi yang terjadi. Hal ini dapat
diatasi dengan cara menentukan nilai index modulasi (m). Pengaruh indeks modulasi terhadap proses
modulasi sinyal pembawa dapat di pahami dari gambar berikut:
Pengaruh Indeks Modulasi

Kondisi index modulasi m = 1 adalah kondisi ideal, dimana proses modulasi amplituda menghasilkan
output terbesar di penerima tanpa distorsi. Spektrum sinyal AM dapat digambarkan sebagai berikut:
Spektrum Sinyal AM

Dari gambar diatas terlihat, modulasi amplituda memerlukan bandwidth 2x bandwidth sinyal
pemodulasi (= 2fm). Daya total sinyal AM dapat dituliskan dalam persamaan matematik sebagai
berikut :

dimana Pc adalah daya sinyal pembawa adalah daya total sideband (LSB +USB) Dari
persamaan -persamaan tersebut di atas dapat kita diketahui bahwa lebar pita frekuensi (band width)
dalam sebuah proses modulasi amplitudo (AM) adalah dua kali frekuensi sinyal informasi.

Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/modulasi-amplitudo-amplitude-modulation-am/
Copyright Elektronika Dasar

Anda mungkin juga menyukai