Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGOLAHAN SINYAL

JOB II

PENGUKURAN CATU DAYA DAN BAND PASS FILTER (BPF)

Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Memahami dan mengetahui prinsip dan tujuan dari rangkaian tersebut.
2. Dapat mengetahui frekuensi input dan output dari rangkaian BPF
tersebut.
3. Parameter-parameter yang diukur/diamati.
- Frekuensi
- Tegangan/daya

Daftar dan Alat Komponen


1.Osiloskop
2.Function Generator 
3.Multimeter 
4. Kabel power 
5. Kabel probe
6. Kabel BNC to BNC
7. Kabel jepit buaya
8. Jumper 
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

Teori Dasar
Band Pass Filter (BPF) berfungsi meneruskan sinyal input yang berada
diantara dua frekuensi tertentu saja. Band Pass Filter adalah sebuah alat
yang melewati ferkuensi dalam kisaran tertentu dan menolak (attenuates)
frekuensi diluar jangkauan. Sebuah contoh dari sebuah analog elektronik band
pass filter RLC (resistor - induktor - kapasitor rangkaian). Filter ini juga
dapat dibuat dengan menggabungkan sebuah low-pass filter dengan high-pass
filter.
Filter-filter band pass digolongkan sebagai pita sempit atau pita lebar.
Filter  pita sempit adalah sebuah filter yang mempunyai lebar pita lebih kecil
dari sepersepuluh frekuensi resonannya (B<0.1 ωr ). Jika lebar pitanya lebih
besar sepersepuluh frekuensi resonannya (B> 0.1 ωr ) filter tersebut
merupakan sebuah filter pita lebar.
Perbandingan frekuensi resonan terhadap lebar pita dikenal sebagai faktor
kualitas, Q dari rangkaiannya. Q menunjukkan selektifitas rangkaiannya.
Makin tinggi harga Q, makin selektif rangkaiannya. Dalam bentuk persamaan
:

ωr
Q= .........................................................................................(1)
B
ωr
B= rad /s .........................................................................................(2)
Q
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

Gambar Band Pass Filter ( BPF ) seperti berikut ini :

Gambar Rangkaian dan Respon BPF


LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

Gambar Rangkaian

Prosedur Pengukuran
1.Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan
2.Buat rangka pengukuran seperti gambar berikut :

Function Generator
(Input)

Power Supply BPF Osiloskop


(Catu Daya) (Output)
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

3.Masukkan input 15 Hz dari function generator 


4.Ukur frekuensi dan tegangan Vpp pada output rangkaian di osiloskop
5.Ulangi langkah 2 dengan input 500Hz, 700Hz, 900Hz, 1KHz, 1,2KHz,
1,4KHz, 10KHz, 750KHz, 870KHz, 1MHz.
6.Lihat perbedaan outputnya dengan input pada langkah 2.
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

DATA PERCOBAAN
Tabel hasil percobaan dari rangkaian BPF.

Vin Gambar Keluaran Volt/div Time/div Vpp


15 Hz 50 mv 2 ms 1 vpp

25 Hz 50 mv 2 ms 1 vpp

65 Hz 50 mv 0,5 ms 2 vpp

110 Hz 50 mv 0,5 ms 2 vpp

150 Hz 0,1 v 1 ms 0,2 vpp


LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

Vin Gambar Keluaran Volt/div Time/div Vpp


300 Hz 0,1 v 0,1 ms 0,2 vpp

700 Hz 0,1 v 0,1 ms 0,2 vpp

150 kHz 0,1 v 0,1 ms 0,2 vpp

160 kHz 0,1 v 0,1 ms 0,2 vpp

850 kHz 0,1 v 5 ms 2 vpp


LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

JOB II

PENGUKURAN CATU DAYA DAN BAND PASS FILTER (BPF)

Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :
9. Memahami dan mengetahui prinsip dan tujuan dari rangkaian tersebut.
10. Dapat mengetahui frekuensi input dan output dari rangkaian BPF
tersebut.
11. Parameter-parameter yang diukur/diamati.
- Frekuensi
- Tegangan/daya

Daftar dan Alat Komponen


1.Osiloskop
2.Function Generator 
3.Multimeter 
12. Kabel power 
13. Kabel probe
14. Kabel BNC to BNC
15. Kabel jepit buaya
16. Jumper 
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

Teori Dasar
Band Pass Filter (BPF) berfungsi meneruskan sinyal input yang berada
diantara dua frekuensi tertentu saja. Band Pass Filter adalah sebuah alat
yang melewati ferkuensi dalam kisaran tertentu dan menolak (attenuates)
frekuensi diluar jangkauan. Sebuah contoh dari sebuah analog elektronik band
pass filter RLC (resistor - induktor - kapasitor rangkaian). Filter ini juga
dapat dibuat dengan menggabungkan sebuah low-pass filter dengan high-pass
filter.
Filter-filter band pass digolongkan sebagai pita sempit atau pita lebar.
Filter  pita sempit adalah sebuah filter yang mempunyai lebar pita lebih kecil
dari sepersepuluh frekuensi resonannya (B<0.1 ωr ). Jika lebar pitanya lebih
besar sepersepuluh frekuensi resonannya (B> 0.1 ωr ) filter tersebut
merupakan sebuah filter pita lebar.
Perbandingan frekuensi resonan terhadap lebar pita dikenal sebagai faktor
kualitas, Q dari rangkaiannya. Q menunjukkan selektifitas rangkaiannya.
Makin tinggi harga Q, makin selektif rangkaiannya. Dalam bentuk persamaan
:

ωr
Q= .........................................................................................(1)
B
ωr
B= rad /s .........................................................................................(2)
Q
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

Gambar Band Pass Filter ( BPF ) seperti berikut ini :

Gambar Rangkaian dan Respon BPF


LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

Gambar Rangkaian

Prosedur Pengukuran
1.Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan
2.Buat rangka pengukuran seperti gambar berikut :

Function Generator
(Input)
Power Supply BPF Osiloskop
(Catu Daya) (Output)

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

3.Masukkan input 15 Hz dari function generator 


4.Ukur frekuensi dan tegangan Vpp pada output rangkaian di osiloskop
5.Ulangi langkah 2 dengan input 500Hz, 700Hz, 900Hz, 1KHz, 1,2KHz,
1,4KHz, 10KHz, 750KHz, 870KHz, 1MHz.
6.Lihat perbedaan outputnya dengan input pada langkah 2.
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

DATA PERCOBAAN
Tabel hasil percobaan dari rangkaian BPF.

Vin Gambar Keluaran Volt/div Time/div Vpp


15 Hz 50 mv 2 ms 1 vpp

25 Hz 50 mv 2 ms 1 vpp

65 Hz 50 mv 0,5 ms 2 vpp

110 Hz 50 mv 0,5 ms 2 vpp


150 Hz 0,1 v 1 ms 0,2 vpp

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

Vin Gambar Keluaran Volt/div Time/div Vpp


300 Hz 0,1 v 0,1 ms 0,2 vpp

700 Hz 0,1 v 0,1 ms 0,2 vpp

150 kHz 0,1 v 0,1 ms 0,2 vpp

160 kHz 0,1 v 0,1 ms 0,2 vpp


850 kHz 0,1 v 5 ms 2 vpp

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

JOB II

PENGUKURAN CATU DAYA DAN BAND PASS FILTER (BPF)

Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :
17. Memahami dan mengetahui prinsip dan tujuan dari rangkaian tersebut.
18. Dapat mengetahui frekuensi input dan output dari rangkaian BPF
tersebut.
19. Parameter-parameter yang diukur/diamati.
- Frekuensi
- Tegangan/daya

Daftar dan Alat Komponen


1.Osiloskop
2.Function Generator 
3.Multimeter 
20. Kabel power 
21. Kabel probe
22. Kabel BNC to BNC
23. Kabel jepit buaya
24. Jumper 

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

Teori Dasar
Band Pass Filter (BPF) berfungsi meneruskan sinyal input yang berada
diantara dua frekuensi tertentu saja. Band Pass Filter adalah sebuah alat
yang melewati ferkuensi dalam kisaran tertentu dan menolak (attenuates)
frekuensi diluar jangkauan. Sebuah contoh dari sebuah analog elektronik band
pass filter RLC (resistor - induktor - kapasitor rangkaian). Filter ini juga
dapat dibuat dengan menggabungkan sebuah low-pass filter dengan high-pass
filter.
Filter-filter band pass digolongkan sebagai pita sempit atau pita lebar.
Filter  pita sempit adalah sebuah filter yang mempunyai lebar pita lebih kecil
dari sepersepuluh frekuensi resonannya (B<0.1 ωr ). Jika lebar pitanya lebih
besar sepersepuluh frekuensi resonannya (B> 0.1 ωr ) filter tersebut
merupakan sebuah filter pita lebar.
Perbandingan frekuensi resonan terhadap lebar pita dikenal sebagai faktor
kualitas, Q dari rangkaiannya. Q menunjukkan selektifitas rangkaiannya.
Makin tinggi harga Q, makin selektif rangkaiannya. Dalam bentuk persamaan
:
ωr
Q= .........................................................................................(1)
B
ωr
B= rad /s .........................................................................................(2)
Q

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

Gambar Band Pass Filter ( BPF ) seperti berikut ini :

Gambar Rangkaian dan Respon BPF


LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

Gambar Rangkaian
Prosedur Pengukuran
1.Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan
2.Buat rangka pengukuran seperti gambar berikut :

Function Generator
(Input)

Power Supply BPF Osiloskop


(Catu Daya) (Output)

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

3.Masukkan input 15 Hz dari function generator 


4.Ukur frekuensi dan tegangan Vpp pada output rangkaian di osiloskop
5.Ulangi langkah 2 dengan input 500Hz, 700Hz, 900Hz, 1KHz, 1,2KHz,
1,4KHz, 10KHz, 750KHz, 870KHz, 1MHz.
6.Lihat perbedaan outputnya dengan input pada langkah 2.
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

DATA PERCOBAAN
Tabel hasil percobaan dari rangkaian BPF.

Vin Gambar Keluaran Volt/div Time/div Vpp


15 Hz 50 mv 2 ms 1 vpp

25 Hz 50 mv 2 ms 1 vpp

65 Hz 50 mv 0,5 ms 2 vpp
110 Hz 50 mv 0,5 ms 2 vpp

150 Hz 0,1 v 1 ms 0,2 vpp

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

Vin Gambar Keluaran Volt/div Time/div Vpp


300 Hz 0,1 v 0,1 ms 0,2 vpp

700 Hz 0,1 v 0,1 ms 0,2 vpp

150 kHz 0,1 v 0,1 ms 0,2 vpp


160 kHz 0,1 v 0,1 ms 0,2 vpp

850 kHz 0,1 v 5 ms 2 vpp

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

JOB III
PENGUKURAN CATU DAYA DAN HIGH PASS FILTER (HPF)

Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memahami dan mengetahui prinsip dan tujuan dari rangkaian tersebut
2. Dapat mengetahui frekuensi input dan output dari rangkaian HPF
tersebut
3. Parameter-parameter yang diukur/diamati
- Frekuensi
- Tegangan/daya

Daftar Alat dan Komponen


1. Osiloskop
2. Function Generator
3. Multimeter
4. Kabel power
5. Kabel Probe
6. Kabel BNC to BNC
7. Kabel Jepit Buaya
8. Jumper

Dasar Teori
III.1 Catu Daya
Catu daya adalah referensi ke sumber daya listrik. Perangkat atau sistem
yang memasok listrik atau jenis energy ke output beban atau kelompok
beban disebut power supply unit atau PSU.

Sebuah power supply mungkin termasuk distribusi data system serta


primer atau sekunder sumber daya energy seperti :

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

 Aki
 Baterai
 Bahan bakar kimia dan bentuk lain dari penyimpangan energy
sistem
 Generator atau alternator
Catu daya berfungsi menyearahkan tegangan AC menjadi tegangan DC
yang teregulasi. Input jala-jala melalui transformator diturunkan tegangan
dan penyearah disearahkan menjadi tegangan searah DC. Penyearah ini
menggunakan dioda-dioda yang disusun sedemikian rupa atau dengan dioda
bridge yang memiliki input dan output. Untuk mendapatkan keluaran DC
yang baik, maka setelah disearahkan oleh penyearah, tegangan difilter atau
disaring untuk catu daya.Untuk catu daya yang menggunakan regulator,
biasanya digunakan filter kapasitor.
Rangkaian penyearah biasanya output dari rangkaian diberi suatu filter
kapasitor untuk menghilangkan riak sehingga diperoleh tegangan DC yang
stabil. Tegangan DC juga dapat diperoleh dari baterai.Dengan penggunaan
baterai ditawarkan sumber tegangan DC yang stabil dan portable namun
dapat habis tergantung kapasitas baterai tersebut.
Rangkaian elektronik pada umumnya membutuhkan tegangan DC
(direct current) dengan tegangan yang lebih rendah di banding dengan
tegangan jala-jala yaitu 220 V AC. Sedangkan tegangan yang dipakai dalam
rangkaian elektronik biasanya hanya sekitar 3V sampai dengan 50 V. Untuk
mendapatkan tegangan yang rendah tersebut diperlukan suatu alat yang
dapat mengubah tegangan dari AC ( Alternatif Current ) menjadi tegangan
DC sebesar tegangan yang dibutuhkan.

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

Catu daya pada umumnya terdiri dari empat bagian, yaitu trafo,
penyearah, kapasitor sebagai filter dan penghasil sinyal DC murni.Trafo
dipergunakan untuk mentransfortasikan tegangan AC dari 220 V AC
menjadi lebih kecil sehingga bisa kita gunakan untuk rangkaian yang
menggunakan tegangan yang rendah. Kemudian komponen kedua setelah
trafo adalah penyearah. Penyearah terdiri dari beberapa diode yang
mengubah gelombang bolak-balik menjadi gelombang searah, tetapi
gelombang yang dihasilkan oleh penyearah belum menjadi gelombang
searah murni. Trafo dipergunakan untuk mentransformasikan tegangan AC
dari 220 V AC menjadi lebih kecil sehingga bisa kita gunakan untuk
rangkaian yang menggunakan tegangan yang rendah. Kemudian yang
komponen kedua setelah trafo adalah penyearah-penyearah terdiri dari
beberapa diode yang mengubah gelombang yang dihasilkan oleh penyearah
belum menjadi gelombang searah murni. Untuk mendapatkan gelombang
searah yang murni yang baik dan konstan diperlukanlah sebuah kapasitor
dan kondesator. Dengan adanya kapasitor maka gelombang yang dihasilkan
disini berupa garis lurus dan rata.

Penyearah Gelombang Penuh Dengan Dioda Bridge


Penyearah jembatan merupakan cara menyearahkan yang paling
dikenal karena ia menonjolkan puncak tegangan yang sama dengan
penyearah setengah gelombang dan mempunyai nilai rata-rata yang lebih
tinggi daripada penyearah gelombang penuh.
Perhatikan bahwa semua tegangan sekunder yang muncul melintasi
tahanan bab ini salah satu hal yang membuat penyearah jembatan lebih baik
dari pada penyearah gelombang penuh, karena hanya setengah tegangan
sekunder saja yang mencapai keluaran. Lagi pula, untuk membuat
transformator yang sadap ditengah menghasilkan tegangan yang sama

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

disetiap setengah lilitan sekundernya cukup sukar dan mahal. Dengan


menggunakan penyearah jembatan seorang perancang tak perlu mencari
sadapan tengah yang tepat penghematannya lebih besar daripada biaya
untuk tambahan dua buah dioda.
Selama setengah siklus positif D2 dan D3 mengalami prategangan
maju, selama setengah siklus negative D1 dan D4 mengalami prategangan
maju sehingga untuk kedua siklus tegangan beban mempunyai polaritas
yang sama karena arus mengalir dalam arah yang sama. Dengan
mengabaikan tegangan rata- rata pada diode, puncak tegangan beban adalah
Vout (puncak) = V2 (puncak)...............................................................
(1)
Karena keluaran jembatan adalah sinyal gelombang penuh, nilai rata-
rata atau nilai DC nya adalah :
Vdc = 0,636 Vout (puncak)..................................................................
(2)

Gambar 3.1 Rangkaian Power Supply

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

III.2 High Pass Filter


High Pass Filter (HPF) berfungsi meneruskan sinyal diatas frekuensi cut off
sedangkan yang berada dibawah frekuensi cut off diredam (FcoH) memperlemah
tegangan keluaran untuk semua frekuensi dibawah frekuensi cut off fc. Diatas fc,
besarnya tegangan keluaran tetap. Garis penuh adalah kurva idealnya, sedangkan
kurva putus-putus menunjukkan bagaimana filter-filter high pass yang praktis
menyimpang dari ideal. Pengertian lain dari High Pass Filter yaitu jenis filter
yang melewatkan frekuensi tinggi serta meredam/menahan frekuensi rendah,
bentuk respon HPF seperti ditunjukkan gambar dibawah ini.
Gambar 3.2 Rangkaian dan Respon HPF

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

Power Supply HPF


+15V

+
-

0V 0V
-15V -15V

Gambar 3.3 Rangkaian Percobaan High Pass Filter


Prosedur Pengukuran
1. Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan.
2. Buat rangka pengukuran seperti gambar berikut:
Function Generator
(Input)

Power Supply Osiloskop


HPF
(Catu Daya) (Output)

3. Masukan input 50 Hz dari Function Generator.


4. Ukur frekuensi dengan tegangan Vpp pada output rangkaian di
osiloskop.
5. Ulangi langkah 2 dengan input 50 Hz, 100 Hz, 500 Hz, 1 KHz, 5 KHz,
10 KHz, 50 KHz, dan 130 KHz, 500 KHz, 1MHz.
6. Lihat perbedaan ooutputnya dengan input pada Langkah 2

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

DATA PERCOBAAN

Tabel hasil percobaan dari rangkaian HPF.

Vin Gambar Keluaran Volt/div Time/div Vpp


15 Hz 0,2 V 2 µs 0,26 vpp

25 Hz 0,2 V 2 µs 0,32 vpp


65 Hz 0,2 V 2 µs 0,32 vpp

110 Hz 0,2 V 2 µs 0,32 vpp

150 Hz 0,2 v 2 µs 0,7 vpp

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

Vin Gambar Keluaran Volt/div Time/div Vpp


300 Hz 0,2 V 1 µs 0,7 vpp

700 Hz 0,2 V 2 µs 0,7 vpp


150 kHz 0,2 V 2 µs 0,68 vpp

160 kHz 0,2 V 1 µs 0,68 vpp

850 kHz 0,2 v 1 µs 0,72 vpp

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

JOB III
PENGUKURAN CATU DAYA DAN HIGH PASS FILTER (HPF)

Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat:
4. Memahami dan mengetahui prinsip dan tujuan dari rangkaian tersebut
5. Dapat mengetahui frekuensi input dan output dari rangkaian HPF
tersebut
6. Parameter-parameter yang diukur/diamati
- Frekuensi
- Tegangan/daya
Daftar Alat dan Komponen
9. Osiloskop
10. Function Generator
11. Multimeter
12. Kabel power
13. Kabel Probe
14. Kabel BNC to BNC
15. Kabel Jepit Buaya
16. Jumper

Dasar Teori
III.1 Catu Daya
Catu daya adalah referensi ke sumber daya listrik. Perangkat atau sistem
yang memasok listrik atau jenis energy ke output beban atau kelompok
beban disebut power supply unit atau PSU.

Sebuah power supply mungkin termasuk distribusi data system serta


primer atau sekunder sumber daya energy seperti :

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

 Aki
 Baterai
 Bahan bakar kimia dan bentuk lain dari penyimpangan energy
sistem
 Generator atau alternator
Catu daya berfungsi menyearahkan tegangan AC menjadi tegangan DC
yang teregulasi. Input jala-jala melalui transformator diturunkan tegangan
dan penyearah disearahkan menjadi tegangan searah DC. Penyearah ini
menggunakan dioda-dioda yang disusun sedemikian rupa atau dengan dioda
bridge yang memiliki input dan output. Untuk mendapatkan keluaran DC
yang baik, maka setelah disearahkan oleh penyearah, tegangan difilter atau
disaring untuk catu daya.Untuk catu daya yang menggunakan regulator,
biasanya digunakan filter kapasitor.
Rangkaian penyearah biasanya output dari rangkaian diberi suatu filter
kapasitor untuk menghilangkan riak sehingga diperoleh tegangan DC yang
stabil. Tegangan DC juga dapat diperoleh dari baterai.Dengan penggunaan
baterai ditawarkan sumber tegangan DC yang stabil dan portable namun
dapat habis tergantung kapasitas baterai tersebut.
Rangkaian elektronik pada umumnya membutuhkan tegangan DC
(direct current) dengan tegangan yang lebih rendah di banding dengan
tegangan jala-jala yaitu 220 V AC. Sedangkan tegangan yang dipakai dalam
rangkaian elektronik biasanya hanya sekitar 3V sampai dengan 50 V. Untuk
mendapatkan tegangan yang rendah tersebut diperlukan suatu alat yang
dapat mengubah tegangan dari AC ( Alternatif Current ) menjadi tegangan
DC sebesar tegangan yang dibutuhkan.

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

Catu daya pada umumnya terdiri dari empat bagian, yaitu trafo,
penyearah, kapasitor sebagai filter dan penghasil sinyal DC murni.Trafo
dipergunakan untuk mentransfortasikan tegangan AC dari 220 V AC
menjadi lebih kecil sehingga bisa kita gunakan untuk rangkaian yang
menggunakan tegangan yang rendah. Kemudian komponen kedua setelah
trafo adalah penyearah. Penyearah terdiri dari beberapa diode yang
mengubah gelombang bolak-balik menjadi gelombang searah, tetapi
gelombang yang dihasilkan oleh penyearah belum menjadi gelombang
searah murni. Trafo dipergunakan untuk mentransformasikan tegangan AC
dari 220 V AC menjadi lebih kecil sehingga bisa kita gunakan untuk
rangkaian yang menggunakan tegangan yang rendah. Kemudian yang
komponen kedua setelah trafo adalah penyearah-penyearah terdiri dari
beberapa diode yang mengubah gelombang yang dihasilkan oleh penyearah
belum menjadi gelombang searah murni. Untuk mendapatkan gelombang
searah yang murni yang baik dan konstan diperlukanlah sebuah kapasitor
dan kondesator. Dengan adanya kapasitor maka gelombang yang dihasilkan
disini berupa garis lurus dan rata.

Penyearah Gelombang Penuh Dengan Dioda Bridge


Penyearah jembatan merupakan cara menyearahkan yang paling
dikenal karena ia menonjolkan puncak tegangan yang sama dengan
penyearah setengah gelombang dan mempunyai nilai rata-rata yang lebih
tinggi daripada penyearah gelombang penuh.
Perhatikan bahwa semua tegangan sekunder yang muncul melintasi
tahanan bab ini salah satu hal yang membuat penyearah jembatan lebih baik
dari pada penyearah gelombang penuh, karena hanya setengah tegangan
sekunder saja yang mencapai keluaran. Lagi pula, untuk membuat
transformator yang sadap ditengah menghasilkan tegangan yang sama

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

disetiap setengah lilitan sekundernya cukup sukar dan mahal. Dengan


menggunakan penyearah jembatan seorang perancang tak perlu mencari
sadapan tengah yang tepat penghematannya lebih besar daripada biaya
untuk tambahan dua buah dioda.
Selama setengah siklus positif D2 dan D3 mengalami prategangan
maju, selama setengah siklus negative D1 dan D4 mengalami prategangan
maju sehingga untuk kedua siklus tegangan beban mempunyai polaritas
yang sama karena arus mengalir dalam arah yang sama. Dengan
mengabaikan tegangan rata- rata pada diode, puncak tegangan beban adalah
Vout (puncak) = V2 (puncak)...............................................................
(1)
Karena keluaran jembatan adalah sinyal gelombang penuh, nilai rata-
rata atau nilai DC nya adalah :
Vdc = 0,636 Vout (puncak)..................................................................
(2)

Gambar 3.1 Rangkaian Power Supply

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

III.2 High Pass Filter


High Pass Filter (HPF) berfungsi meneruskan sinyal diatas frekuensi cut off
sedangkan yang berada dibawah frekuensi cut off diredam (FcoH) memperlemah
tegangan keluaran untuk semua frekuensi dibawah frekuensi cut off fc. Diatas fc,
besarnya tegangan keluaran tetap. Garis penuh adalah kurva idealnya, sedangkan
kurva putus-putus menunjukkan bagaimana filter-filter high pass yang praktis
menyimpang dari ideal. Pengertian lain dari High Pass Filter yaitu jenis filter
yang melewatkan frekuensi tinggi serta meredam/menahan frekuensi rendah,
bentuk respon HPF seperti ditunjukkan gambar dibawah ini.
Gambar 3.2 Rangkaian dan Respon HPF

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

Power Supply HPF


+15V

+
-
0V 0V
-15V -15V

Gambar 3.3 Rangkaian Percobaan High Pass Filter


Prosedur Pengukuran
7. Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan.
8. Buat rangka pengukuran seperti gambar berikut:
Function Generator
(Input)

Power Supply Osiloskop


HPF
(Catu Daya) (Output)

9. Masukan input 50 Hz dari Function Generator.


10.Ukur frekuensi dengan tegangan Vpp pada output rangkaian di
osiloskop.
11.Ulangi langkah 2 dengan input 50 Hz, 100 Hz, 500 Hz, 1 KHz, 5 KHz,
10 KHz, 50 KHz, dan 130 KHz, 500 KHz, 1MHz.
12.Lihat perbedaan ooutputnya dengan input pada Langkah 2

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

DATA PERCOBAAN

Tabel hasil percobaan dari rangkaian HPF.

Vin Gambar Keluaran Volt/div Time/div Vpp


15 Hz 0,2 V 2 µs 0,26 vpp

25 Hz 0,2 V 2 µs 0,32 vpp

65 Hz 0,2 V 2 µs 0,32 vpp

110 Hz 0,2 V 2 µs 0,32 vpp

150 Hz 0,2 v 2 µs 0,7 vpp

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL

Vin Gambar Keluaran Volt/div Time/div Vpp


300 Hz 0,2 V 1 µs 0,7 vpp

700 Hz 0,2 V 2 µs 0,7 vpp

150 kHz 0,2 V 2 µs 0,68 vpp

160 kHz 0,2 V 1 µs 0,68 vpp

850 kHz 0,2 v 1 µs 0,72 vpp

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL
JOB III
PENGUKURAN CATU DAYA DAN HIGH PASS FILTER (HPF)

Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat:
7. Memahami dan mengetahui prinsip dan tujuan dari rangkaian tersebut
8. Dapat mengetahui frekuensi input dan output dari rangkaian HPF
tersebut
9. Parameter-parameter yang diukur/diamati
- Frekuensi
- Tegangan/daya

Daftar Alat dan Komponen


17. Osiloskop
18. Function Generator
19. Multimeter
20. Kabel power
21. Kabel Probe
22. Kabel BNC to BNC
23. Kabel Jepit Buaya
24. Jumper

Dasar Teori
III.1 Catu Daya
Catu daya adalah referensi ke sumber daya listrik. Perangkat atau sistem
yang memasok listrik atau jenis energy ke output beban atau kelompok
beban disebut power supply unit atau PSU.

Sebuah power supply mungkin termasuk distribusi data system serta


primer atau sekunder sumber daya energy seperti :

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL
 Aki
 Baterai
 Bahan bakar kimia dan bentuk lain dari penyimpangan energy
sistem
 Generator atau alternator
Catu daya berfungsi menyearahkan tegangan AC menjadi tegangan DC
yang teregulasi. Input jala-jala melalui transformator diturunkan tegangan
dan penyearah disearahkan menjadi tegangan searah DC. Penyearah ini
menggunakan dioda-dioda yang disusun sedemikian rupa atau dengan dioda
bridge yang memiliki input dan output. Untuk mendapatkan keluaran DC
yang baik, maka setelah disearahkan oleh penyearah, tegangan difilter atau
disaring untuk catu daya.Untuk catu daya yang menggunakan regulator,
biasanya digunakan filter kapasitor.
Rangkaian penyearah biasanya output dari rangkaian diberi suatu filter
kapasitor untuk menghilangkan riak sehingga diperoleh tegangan DC yang
stabil. Tegangan DC juga dapat diperoleh dari baterai.Dengan penggunaan
baterai ditawarkan sumber tegangan DC yang stabil dan portable namun
dapat habis tergantung kapasitas baterai tersebut.
Rangkaian elektronik pada umumnya membutuhkan tegangan DC
(direct current) dengan tegangan yang lebih rendah di banding dengan
tegangan jala-jala yaitu 220 V AC. Sedangkan tegangan yang dipakai dalam
rangkaian elektronik biasanya hanya sekitar 3V sampai dengan 50 V. Untuk
mendapatkan tegangan yang rendah tersebut diperlukan suatu alat yang
dapat mengubah tegangan dari AC ( Alternatif Current ) menjadi tegangan
DC sebesar tegangan yang dibutuhkan.

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL
Catu daya pada umumnya terdiri dari empat bagian, yaitu trafo,
penyearah, kapasitor sebagai filter dan penghasil sinyal DC murni.Trafo
dipergunakan untuk mentransfortasikan tegangan AC dari 220 V AC
menjadi lebih kecil sehingga bisa kita gunakan untuk rangkaian yang
menggunakan tegangan yang rendah. Kemudian komponen kedua setelah
trafo adalah penyearah. Penyearah terdiri dari beberapa diode yang
mengubah gelombang bolak-balik menjadi gelombang searah, tetapi
gelombang yang dihasilkan oleh penyearah belum menjadi gelombang
searah murni. Trafo dipergunakan untuk mentransformasikan tegangan AC
dari 220 V AC menjadi lebih kecil sehingga bisa kita gunakan untuk
rangkaian yang menggunakan tegangan yang rendah. Kemudian yang
komponen kedua setelah trafo adalah penyearah-penyearah terdiri dari
beberapa diode yang mengubah gelombang yang dihasilkan oleh penyearah
belum menjadi gelombang searah murni. Untuk mendapatkan gelombang
searah yang murni yang baik dan konstan diperlukanlah sebuah kapasitor
dan kondesator. Dengan adanya kapasitor maka gelombang yang dihasilkan
disini berupa garis lurus dan rata.

Penyearah Gelombang Penuh Dengan Dioda Bridge


Penyearah jembatan merupakan cara menyearahkan yang paling
dikenal karena ia menonjolkan puncak tegangan yang sama dengan
penyearah setengah gelombang dan mempunyai nilai rata-rata yang lebih
tinggi daripada penyearah gelombang penuh.
Perhatikan bahwa semua tegangan sekunder yang muncul melintasi
tahanan bab ini salah satu hal yang membuat penyearah jembatan lebih baik
dari pada penyearah gelombang penuh, karena hanya setengah tegangan
sekunder saja yang mencapai keluaran. Lagi pula, untuk membuat
transformator yang sadap ditengah menghasilkan tegangan yang sama

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL
disetiap setengah lilitan sekundernya cukup sukar dan mahal. Dengan
menggunakan penyearah jembatan seorang perancang tak perlu mencari
sadapan tengah yang tepat penghematannya lebih besar daripada biaya
untuk tambahan dua buah dioda.
Selama setengah siklus positif D2 dan D3 mengalami prategangan
maju, selama setengah siklus negative D1 dan D4 mengalami prategangan
maju sehingga untuk kedua siklus tegangan beban mempunyai polaritas
yang sama karena arus mengalir dalam arah yang sama. Dengan
mengabaikan tegangan rata- rata pada diode, puncak tegangan beban adalah
Vout (puncak) = V2 (puncak)...............................................................
(1)
Karena keluaran jembatan adalah sinyal gelombang penuh, nilai rata-
rata atau nilai DC nya adalah :
Vdc = 0,636 Vout (puncak)..................................................................
(2)

Gambar 3.1 Rangkaian Power Supply

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL
III.2 High Pass Filter
High Pass Filter (HPF) berfungsi meneruskan sinyal diatas frekuensi cut off
sedangkan yang berada dibawah frekuensi cut off diredam (FcoH) memperlemah
tegangan keluaran untuk semua frekuensi dibawah frekuensi cut off fc. Diatas fc,
besarnya tegangan keluaran tetap. Garis penuh adalah kurva idealnya, sedangkan
kurva putus-putus menunjukkan bagaimana filter-filter high pass yang praktis
menyimpang dari ideal. Pengertian lain dari High Pass Filter yaitu jenis filter
yang melewatkan frekuensi tinggi serta meredam/menahan frekuensi rendah,
bentuk respon HPF seperti ditunjukkan gambar dibawah ini.

Gambar 3.2 Rangkaian dan Respon HPF

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL
Power Supply HPF
+15V

+
-

0V 0V
-15V -15V

Gambar 3.3 Rangkaian Percobaan High Pass Filter


Prosedur Pengukuran
13. Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan.
14. Buat rangka pengukuran seperti gambar berikut:
Function Generator
(Input)

Power Supply Osiloskop


HPF
(Catu Daya) (Output)

15.Masukan input 50 Hz dari Function Generator.


16.Ukur frekuensi dengan tegangan Vpp pada output rangkaian di
osiloskop.
17.Ulangi langkah 2 dengan input 50 Hz, 100 Hz, 500 Hz, 1 KHz, 5 KHz,
10 KHz, 50 KHz, dan 130 KHz, 500 KHz, 1MHz.
18.Lihat perbedaan ooutputnya dengan input pada Langkah 2

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL
DATA PERCOBAAN

Tabel hasil percobaan dari rangkaian HPF.

Vin Gambar Keluaran Volt/div Time/div Vpp


15 Hz 0,2 V 2 µs 0,26 vpp

25 Hz 0,2 V 2 µs 0,32 vpp

65 Hz 0,2 V 2 µs 0,32 vpp

110 Hz 0,2 V 2 µs 0,32 vpp

150 Hz 0,2 v 2 µs 0,7 vpp

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL
Vin Gambar Keluaran Volt/div Time/div Vpp
300 Hz 0,2 V 1 µs 0,7 vpp

700 Hz 0,2 V 2 µs 0,7 vpp

150 kHz 0,2 V 2 µs 0,68 vpp

160 kHz 0,2 V 1 µs 0,68 vpp

850 kHz 0,2 v 1 µs 0,72 vpp

Anda mungkin juga menyukai