Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

LAPORAN PERCOBAAN XV

RESONANSI

Disusun Oleh :

Nama : Hana Adiratna

NIM : 4.39.18.0.09

Kelas : TE – 1C

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2019
PERCOBAAN 15

Resonansi

15.1 TUJUAN
Setelah melaksanakan percobaan ini, mahasiswa akan dapat :
1. Menyusun rangkaian resonansi
2. Menjelaskan sifat-sifat RLC
3. Menjelaskan pengertian dan sifat resonansi seri
4. Menjelaskan pengertian dan sifat resonansi paralel
5. Menjelaskan pengertian dan sifat resonansi seri-paralel
6. Menentukan frekuensi resonansi

15.2 LANDASAN TEORI


Dalam rangkaian RLC seri, impedansi total rangkaian dapat dituliskan
sebagai berikut :
Ztot = R + j(XL – Xc)
Dari hubungan ini akan terlihat bahwa reaktansi induktif dan kapasitif selalu
akan saling mengurangi. Bila kedua komponen ini sama besar, maka akan
saling meniadakan, dan dikatakan rangkaian dalam keadaan resonansi.
Resonansinya adalah resonansi seri. Demikian pula halnya pada rangkaian
parallel RLC admitansi total rangkaian dapat ditulis sebagai :
Ytot = G + j(Bc – BL)
G adalah konduktansi dan B adalah suseptansi
Dari hubungan ini juga akan terlihat bahwa suseptansi kapasitif dan induktif
akan selalu saling mengurangi. Pada keadaan resonansi, kedua suseptansi
tersebut akan saling meniadakan. Resonansinya adalah resonansi parallel.
Dari kedua pembahasan diatas, jelas bahwa jenis resonansi tergantung dari
macam hubungan L dan C (seri / parallel).

15.1.2 Resonansi Seri


Rangkaian resonansi seri ditunjukkan oleh gambar 15.2.1

Dari hubungan Ztot = R + j(XL – Xc) terlihat bahwa pada waktu resonansi,
besarnya XL = Xc maka Ztot = R merupakan Xminimum, sehingga akan diperoleh
arus yang maksimum. Dalam keadaan ini rangkaian hanya bersifat resistif
sehingga fasa arus sama dengan fasa tegangan yang terpasang.
Kapankah terjadi XL = Xc ?
Dari XL = 𝜔L dan XC = 1/(𝜔C) dapat dituliskan
𝜔L = 1/(𝜔C)
𝜔 = 𝜔0 = 1/(akar) LC Atau
fo = ½ (phi)(akar) LC
Jadi pada frekuensi = fo, rangkaian bersifat resisitf dan akan terjadi arus
maksimum atau tegangan maksimum pada R. Bila dilihat dari impedansi
rangkaian Ztot, maka pada f<fo rangkaian akan bersifat kapasitif dan pada
f<for rangkaian akan bersifat induktif.
Pada waktu resonansi seri, sangat mungkin terjadi bahwa tegangan pada L
atau pada C lebih besar dari tegangan sumbernya. Pembesaran tegangan
pada L atau pada C pada saat resonansi ini didefinisikan sebagai factor
kualitas Q.
15.1.2 Rangkaian Resonansi Paralel
Rangkaian resonansi parallel ditunjukan gambar 15.2

Rangkaian resonansi parallel ditandai dengan hubungan antara komponen


L dengan komponen C yang parallel. Pada rangkaian yang ditunjukan
gambar 2.2, komponen L2 terhubung dengan komponen C yang diseri
dengan L1.
Pada kondisi resonansi, sifat reaktansi induktif dan kapasitif pada
rangkaian paralel tersebut akan sama dengan nol, sehingga rangkaian
bersidat resitif. Dalam hal ini arus yang mengalir menjadi maksimum.

15.1.3 Rangkaian Resonansi Seri C dengan Paralel C dan L


Rangkaian seri C dengan parallel C dan L ditunjukan gambar 15.3

Pada kondisi resonansi, nilai reaktansi C2 yang terhubung parallel akan


sama dengan nilai conjugate dari reaktansi C1. Sehingga menghasilkan
reaktansi nol. Pada saat resonansi ini, rangkaian bersifat resitif murni dan
arus ditentukan oleh besarnya R = 47 ohm.

15.2 ALAT DAN BAHAN


1. Generator sinyal : 1 buah
2. Osiloskop : 1 buah
3. Kabel BNC – probe jepit : 2 buah
4. Kabel 4mm – jepit buaya : 5 buah
5. Multimeter digital : 2 buah
6. Breadboard : 1 buah
7. Kapasitor 470pF : 5 buah
8. Resistor 47 ohm : 4 buah
9. Kabel jumper : secukupnya
15.3 LANGKAH KERJA

Percobaan resonansi seri

1. Susunlah rangkaian yang ditunjukan gambar 15.4. Perhatikan bahwa


hambatan 50 ohm merupaka resistansi dalam Generator Sinyal.

2. Ubah frekuensi generator sinyal untuk mencari nilai tegangan Vo


maksimal dan atau minimum local. Catat nilai tegangan Vo maksimal
dan atau minimum tersebut.
3. Pada frekuensi yang menyebabkan tegangan Vo maksimal dan atau
minimum local tersebut, catat besarnya tegangan induktor (VAB) dan
kapasitor (VBO).
4. Buatlah tabel yang memuat nilai setiap perubahan frekuensi dan nilai
tegangan Vo, VAB, VBO.
5. Bagaimana karakteristik rangkaian pada saat resonansi? Analisi pada
laporan
6. Minimum local tersebut, catat besarnya tegengan inductor (VAB) dan
kapasitor (VBO).
7. Bagaimana karakteristik rangkian pada saat resonansi? Analisis pada
laporan

Percobaan resonansi parallel

1. Susunlah rangkaian yang ditunjukan gambar 15.5


2. Aturlah generator fungsi agar menghasilkan sinyal sinusoida 1 Vpp

3. Ubah frekuensi generator sinyal untuk mencari nilai tegangan Vo


maksimal dan atau minimum local. Catat nilai tegangan Vo maksimal
dan atau minimum tersebut.
4. Pada frekuensi yang menyebabkan tegangan Vo maksimal dan atau
minimum local tersebut, catat besarnya tegangan inductor (VAB) dan
kapsitor (VBO).
5. Buatlah tabel yang memuat nilai setiap perubahan frekuensi dan nilai
tegangan Vo, VAB, VBO
6. Bagaimana karakteristik rangkaian pada saat resonansi? Analisis pada
laporan
Percobaan Resonansi Seri Paralel

1. Susunlah rangkaian RLC seri parallel seperti yang ditunjukan gambar


15.5

2. Ubah frekuensi generator sinyal untuk mencari nilai tegangan Vo


maksimal dan atau minimum local. Catat nilai tegangan Vo maksimal
dan atau minimum tersebut.
3. Pada frekuensi yang menyebabkan tegangan Vo maksimal dan atau
minimum local tersebut, catat besarnya tegangan inductor (VAB) dan
kapasitor (VBO)
4. Buatlah tabel yang memuat nilai setiap perbuahan frekuensi dan nilai
tegangan Vo, VAB dan VBO
5. Bagaimana karakteristik rangkian pada saat resonansi? Analisis pada
laporan.

15.4 DATA HASIL PERCOBAAN

Table 15.4.1 Hasil Percobaan Resonansi Rangkaian Seri


Frekuensi Vo VAB VBo
100 Khz 0 0 0
137 Khz 0,003 0,192 0,207
147,66 Khz 0,003 0,293 0,308
158,48 Khz 0,003 0,082 0,038
182,46 Khz 0,003 0.006 0,029

Table 15.4.2 Hasil Percobaan Resonansi Rangkaian Paralel


Frekuensi Vo VAB VBo
151,24 Khz 0,007 0,242 2,6
126,9 Khz 0,007 0,0036 0,055
176,6 Khz 0,005 0,0012 2,6

Table 15.4.3 Hasil Percobaan Resonansi Rangkaian Seri-Paralel


Frekuensi Vo VAB VBo
92,7 Khz 0,007 3,123 0,008
124,0 Khz 0,08 0,117 0,004
15.5 ANALISIS DATA DAN PERHITUNGAN SERTA
PEMBAHASAN
15.5.1 Percobaan Resonansi Seri

Berdasarkan perhitungan manual, dengan besar komponen yang diketahui


dalam rangkaian dicari fo dengan rumus seperti dibawah ini, maka diperoleh
frekuensi resonansi rangkaian sebesar :

Sedangkan berdasarkan percobaan, nilai tegangan maksimum diperoleh saat


frekuensi 150,17 kHz sebesar 2 Vpp.

Sedangkan berdasarkan percobaan, nilai tegangan minimum diperoleh saat


frekuensi 322,99 kHz sebesar 3 Vpp.
Analisis :

Adanya perbedaan nilai frekuensi hasil perhitungan dan nilai frekuensi


hasil percobaan ini sangat mungkin terjadi. Perbedaan ini disebabkan oleh
beberapa factor diantaranya nilai actual kapasitor yang belum tepat sesuai
yang diinginkan (470pF), nilai actual inductor yang belum tepat sebesar
2,5mH, adanya impedansi generator sinyal yang tidak diketahui besarnya,
serta adanya hambatan dalam inductor yang diukuroleh multimeter sebesar
49,8 Ω. Maka dari itu, hasil pengukuran yang diperoleh dapat dikatakan
valid, karena nilia tersebut mendekati hasil perhitungan yang mengabaikan
nilai2 impedansi generator sinyal dan besar hambatan inductor. catatan: Vo
= 0 Vpp saat f = 1 Hz, Vo = 6 mVpp saat f = 8 MHz.

15.5.2 Percobaan Resonansi Paralel


Berdasarkan perhitungan manual, dengan besar komponen yang diketahui
dalam rangkaian dicari fo dengan menggunakan rumus seperti dibawah ini
, maka diperoleh frekuensi resonansi rangkaian sebesar :
Sedangkan berdasarkan percobaan, nilai tegangan maksimum diperoleh saat
frekuensi 148,83 kHz sebesar 2 Vpp.

Sedangkan berdasarkan percobaan, nilai tegangan minimum diperoleh saat


frekuensi 124,21 kHz sebesar 1,5 Vpp.
Analisis:
Perbedaan nilai frekuensi hasil perhitungan dan nilai frekuensi hasil
percobaan disebabkan karena nilai aktual kapasitor yang tidak tepat 470 pF
dan nilai aktual induktor yang tidak tepat 2.5 mH. Selain itu, Generator
sinyal juga mempunyai impedansi dalam yang tidak diketahui nilai
aktualnya. Maka berdasarkan factor-faktor tersebut hsil pengukuran yang
diperoleh masih bisa dikatakan valid. catatan: Vo = 0,4 Vpp saat f = 1 Hz,
Vo = 0,5 Vpp saat f = 8 MHz
15.5.3 Percobaan Resonansi Seri-Paralel
Pada percobaan Resonansi seri-paralel, digunakan komponen 2 buah induktor 2,5
mH, kapasitor 470pF serta tegangan input 1 Vpp. Berdasarkan perhitungan, nilai
fo saat seri adalah
Berdasarkan percobaan, diperoleh nilai tegangan maksimum, Vo = 284 mVpp,
saat frekuensi 178kHz. Berdasarkan perhitungan, nilai fo saat Vo nya minimum
lokal:

Berdasarkan percobaan nilai tegangan minimum lokal saat frekuensi 124 kHz
sebesar 24 mVpp. Perbedaan nilai frekuensi hasil perhitungan dan nilai frekuensi
hasil percobaan disebabkan karena nilai ias t kapasitor yang tidak tepat 470 pF
dan nilai ias t ias tor yang tidak tepat 2.5 mH. Selain itu, Generator sinyal juga
mempunyai impedansi dalam yang tidak diketahui nilai aktualnya. Maka
berdasarkan factor-faktor tersebut hsil pengukuran yang diperoleh masih ias
dikatakan valid.
15.6 KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah saya lakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada saat resonansi pada saat sampai puncak yaitu frekuensi yaitu 147 Khz tersebut
maksimal ketika mencapai puncak gelombang akan turun.
2. Bila yang diamati adalah tegangan pada resistornya, Resonansi Seri Rangkaian
RLC mempunyai sifat Bandpass Filter sedangkan Resonansi Paralel Rangkaian
RLC mempunyai sifat Bandstop Filter.
3. Kita dapat menghitung (memperkirakan) frekuensi resonansi pada rangkaian RLC,
yakni frekuensi ketika besarnya kapasitansi rangkaian sama dengan besarnya
induktansi rangkaian.

Anda mungkin juga menyukai