Anda di halaman 1dari 17

PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

UNIT 8
RANGKAIAN RESONANSI

Edra Tri
Adinata
3332190078
RL-17

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020
BAB I
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Prosedur Percobaan
1. Resonansi Seri
1.1 Siapkan papan plug-in, resistor 1,5 KΩ, kapsitor 100
nF, kumparan 1000 lilit, generator sinyal, saklar
dan osiloskop.
1.2 Kalibrasilah osiloskop
1.3 Dengan menggunakan papan plug-in dalam kedaan
saklar terbuka, buatlah rangkaian seperti gambar

Gambar 8.3. Rangkaian percobaan resonansi seri


Frek Vs VR VL VC
No .

(Hz) (V) (V) (V) (V)


1.4 Hidupkan saklar dan dengan menggunakan kanal
1osiloskop, catat puncak tegangan VS, VR, VL, dan VC
pada table untuk beberapa nilai frekuensi sumber. Pada
tiap frekuensi tersebut hendaklah nilai besar sinyal
diperiksa kembali, dan usahakan agar tetap memiliki
nilai tegangan puncak sebesar 1,5 V dengan frekuensi
100 Hz- 3KHz.
1.5 Usahakan salah satu frekuensi yang dicatat menyebabkan
VR terbesar (maksimum), frekuensi yang demikian
dinamakan frekuensi resonansi seri.
1.6 Tegangan-tegangan tersebut memiliki fasa yang
berbeda-beda, karenanya tegangan-tegangan
tersebut juga disebut fasor.
1.7 Perhatikan bahwa terdapat hubungan VS =
.
1.8 Gambarkan grafik nilai hambatan terhadap
frekuensi pada grafik . Terlihat grafik memiliki nilai
minimum.
2. Resonansi Paralel
2.1 Siapkan papan plug-in, resistor 100 Ω dua buah,
kapasitor 470 nF, kumparan 1000 lilit, generator
sinyal, saklar, adapter arus (3 buah), dan osiloskop.
2.2 Bila perlu, kalibrasi ulang osiloskop
2.3 Dengan menggunakan papan plug-in dan
dalam keadaan saklar terbuka, buat rangkaian
seperti pada gambar
Gambar 8.4. Rangkaian percobaan resonansi paralel
Frek Vs E IR IC IL
No .
(Hz) (V) (V) (A) (A) (A)

2.4 Hubungkan saklar dan dengan menggunakan kanal 1


osiloskop, catat tegangan puncak VS dan E, juga arus
IR, IC, dan IL pada table untuk beberapa nilai frekuensi
sumber. Periksa kembali besar VS agar tetap bernilai
puncak 1,5 V untuk tiap frekuensi yang digunakan.
2.5 Usahakan salah satu frekuensi yang dicatat
menyebabkan Eterbesar. Frekuensi yang demikian
dinamakan frekuensi resonansi parallel.Frekuensi ini
menyebabkan arus IS terkecil.
2.6 Tegangan dan arus tersebut memiliki fasa
yang berbeda, karenanya disebut fasor.
2.7 Perhatikan juga bahwa terdapat hubungan IS
= .
2.8 Gambarkan grafik hubungan nilai hambatan RLC parallel
(Z)terhadap frekuensi pada grafik . Dapat terlihat grafik
memiliki nilai maksimum.

BAB II
TUGAS
A. Pertanyaan Dan Tugas

1. Jika diketahui sebuah inductor memilik inilai 1 H di rangkai secara parallel


dengan kapasitor C = 22 nF. Berapakah besa rnilai frekuensi resonansinya?
Diketahui : L = 1 H
C = 22 nF = 22 x 10-9 F
Ditanya : ƒ r = ?
2. Sebuah sumber bunyi beresonansi pertama kali pada saat tinggi kolom
udara 100 cm. Jika pada frekuensi sumber bunyi 350 Hz, maka hitunglah:
a. Panjang gelombangnya ?
b. Panjang kolom ketiga ketika terjadi resonansi ?

Jawab :

1. Pada rangkaian RLC paralel, saat Xl dan Xc bernilai sama maka :

= 28.8
2. l1 = 100 cm = 0,10 m

f = 350 Hz

ln = 2n - 1/4 λ

Saat terjadi resonansi pertama :


l1 = 2n - 1/4λ

0,10 = (2 x 1) - 1/4 λ

0,10 = 1/4 λ

λ = 0,5 x 4

λ = 0,4 m

Panjang kolom ketiga ketika terjadi resonansi adalah :

l3 = (0,4 x 3) - 1/4x 0,4


l3 = 5/4 x 0,4

l3 = 0,5 m
BAB III
ANALISI

3.1 Dasar teori

1. Rangkaian RLC
Dalam rangkaian seri RLC impedansi total rangkaian dapat dituliskan
sebagai berikut:
𝑍𝑡𝑜𝑡 = 𝑅 + 𝑗(𝑋𝐿 − 𝑋𝐶)
Dari hubungan ini akan terlihat bahwa reaktansi induktif dan kapasitif selalu
akan saling mengurangi. Bila kedua komponen ini sama besar, maka akan
saling meniadakan, dan dikatakan bahwa rangkaian dalam keadaan resonansi.
Resonansinya adalah resonansi seri. Demikian pula halnya pada rangkaian
paralel RLC admitansi total rangkaian dapat dituliskan sebagai:
𝑌𝑡𝑜𝑡 = 𝐺 + 𝑗(𝐵𝐶 − 𝐵𝑋𝐿)
Dimana G adalah konduktansi dan B adalah suseptansi. Dari hubungan ini
juga akan terlihat bahwa suseptansi kapasitif dan induktif akan selalu saling
mengurangi. Pada keadaan resonansi, kedua suseptansi tersebut akan saling
meniadakan. Resonansinya adalah resonansi paralel. Dari kedua pembahasan di
atas, jelas bahwa jenis resonansi tergantung dari macamhubungan L dan C
(seri/paralel).
2. Resonansi Seri
Dari hubungan Ztot = R + j(XL − XC) terlihat bahwa pada waktu resonansi
dimana XL = XC maka Ztot = R merupakan Zminimum, sehingga akan
diperoleh arus yang maksimum. Dalam keadaan ini rangkaian hanya bersifat
resistif sehingga fasa arus sama dengan fasa tegangan yang terpasang.

Gambar 8.1 Rangkaian Resonansi Seri [1]


Saat XL = XC terjadi, maka mengingat XL = ωL dan 𝑋𝐶 = dapat
diperoleh

atau = atau f0=

Disini ωO atau fO adalah frekuensi yang membuat rangkaian bersifat resistif


dan terjadi arus maksimum atau tegangan maksimum pada R. Bila dilihat dari
impedansi rangkaian Ztot, maka pada f < f O rangkaian akan bersifat kapasitif
dan pada f > fO rangkaian akan bersifat induktif.
Pada waktu resonansi seri, sangat mungkin terjadi bahwa tegangan pada L
atau pada C lebih besar dari tegangan sumbernya. Pembesaran tegangan pada L
atau pada C pada saat resonansi ini didefinisikan sebagai faktor kualitas Q.
Faktor kualitasnya Q = QS di definisikan sebagai :

3. Resonansi Paralel
Dari hubungan Ytot = G + j(BC − BL), terlihat bahwa pada waktu resonansi
dimana BC = BL maka Ytot = G merupakan Y minimum, sehingga akan
diperoleh arus total yang akan minimum. Dalam keadaan ini rangkaian hanya
bersifat resistif.

Gambar 8.2 Rangkaian Resonansi Paralel [1]

Saat BC = BL terjadi, maka mengingat BC = ωC dan 𝐵𝐿 = 1 ωL dapat


diperoleh :

atau = atau f0=


Sama halnya dengan resonansi seri, dalam rangkaian ini pada saat resonansi,
akan terjadi pembesaran arus pada L atau pada C. Faktor kualitasnya
Q = QP di definisikan sebagai

𝑄 = 𝑄𝑃 = = =

atau
3.2 Analisis Percobaan

1. Resonansi Seri
Resistor 1,5 KΩ, kapsitor 100 nF, kumparan 1000 lilit, generator sinyal, saklar dan
osiloskop. Kalibrasilah osiloskop Dengan menggunakan papan plug-in dalam
kedaan saklar terbuka, rangkaian :

Gambar 8.3. Rangkaian percobaan resonansi seri [1]

TABEL 3.1 PERCOBAAN 1


Frek Vs VR VL VC
No .

(Hz) (V) (V) (V) (V)


1 1 1.5 3 9,76x10-4 1,40x10-3 3,90x10-4 7,71x10-4
1,52x10
2 1.5 1.5 2,66x103 1,16x10-3 1,39x10-3 5,18x10-2 1,26x10-3
3 2 1.5 4,80x103 1,25x10-3 1,38x10-3 6,93x10-2 2,26x10-3
4 2.5 1.5 1,06x103 1,30x10-3 1,36x10-3 0,10 5x10-3
5 3 1.5 0,26 1,33x10-3 1,34x10-3 0,51 0,12
6 3.5 1.5 1,39x103 1,35x10-3 1,31x10-3 0,12 6,70x10-3
7 4 1.5 7,19x103 1,37x10-3 1,29x10-3 0,08 3,38x10-1

puncak tegangan VS, VR, VL, dan VC pada table untuk beberapa nilai frekuensi
sumber. Pada tiap frekuensi tersebut hendaklah nilai besar sinyal diperiksa kembali,
dan usahakan agar tetap memiliki nilai tegangan puncak sebesar 1,5 V dengan
frekuensi 100 Hz- 3KHz. salah satu frekuensi menyebabkan VR terbesar (maksimum),
frekuensi yang demikian dinamakan frekuensi resonansi seri. Tegangan-tegangan
tersebut memiliki fasa yang berbeda-beda, karenanya tegangan-tegangan tersebut

juga disebut fasor. Perhatikan bahwa terdapat hubungan VS =


. Gambarkan grafik nilai hambatan terhadap frekuensi pada grafik . Terlihat grafik
memiliki nilai minimum.

Tabel 3.2 Resonansi Seri


PENGAMATAN PENGUKURAN
PERHITUNGAN (dengan (dengan
osiloskop) multimeter)
fres = fO 3063 Hz 3000 Hz 3000 Hz
V1 – 4 5,565 Volt 5,565 Volt 5,565 Volt
V3 –4 5,565 Volt 5,565 Volt 5,565 Volt
V1 –2 2 Volt 1,94 Volt 1,977 Volt
V2 –3 1,914 Volt 1,94 Volt 1,946 Volt

Faktor Kualitas Q = 0,34

2. Resonansi Paralel
resistor 100 Ω dua buah, kapasitor 470 nF, kumparan 1000 lilit, generator sinyal,
saklar, adapter arus (3 buah), dan osiloskop. Dengan menggunakan papan plug-in
dan dalam keadaan saklar terbuka, rangkaian :

Gambar 3.3. Rangkaian percobaan resonansi paralel [1]


Frek Vs E IR IC IL
No
(Hz) (V) (V) (A) (A) (A) .
1 1 1.5 2,15x10-2 1,48x10-2 2,08x10-2 6,28x10-2 1,22x10-2 2,16x10-2 1,45
2 1.5 1.5 2,07x10-2 1,48x10-2 2,08x10-2 8,15x10-2 8,16x10-3 2,08x10-2 1,40
3 2 1.5 2,17x10-2 1,48x10-2 2,08x10-2 1,26x10-2 8,11x10-3 2,15x10-2 1,47
4 2.5 1.5 2,33x10-2 1,48x10-2 2,08x10-2 1,67x10-2 6,11x10-3 2,34x10-2 1,58
5 3 1.5 2,5x10-2 1,48x10-2 2,08x10-2 1,89x10-2 4,89x10-3 2,55x10-2 1,72
6 3.5 1.5 2,77x10-2 1,47x10-2 2,08x10-2 2,2x10-2 3,49x10-3 2,78x10-2 1,88
7 4 1.5 3,02x10-2 1,47x10-2 2,08x10-2 2,51x10-2 3,06x10-3 3,03x10-2 2,05

tegangan puncak VS dan E, juga arus IR, IC, dan IL pada table untuk beberapa nilai
frekuensi sumber. Periksa kembali besar VS agar tetap bernilai puncak 1,5 V untuk
tiap frekuensi yang digunakan. salah satu frekuensi menyebabkan E terbesar.
Frekuensi yang demikian dinamakan frekuensi resonansi parallel. Frekuensi ini
menyebabkan arus IS terkecil. Tegangan dan arus tersebut memiliki fasa yang
berbeda, karenanya disebut fasor. Perhatikan juga bahwa terdapat hubungan IS =

. Gambarkan grafik hubungan nilai hambatan RLC parallel (Z)


terhadap frekuensi pada grafik . Dapat terlihat grafik memiliki nilai maksimum.

Tabel 3.4 Resonansi Paralel


PENGAMATAN PENGUKURAN
PERHITUNGAN (dengan (dengan
osiloskop) multimeter)
fres = fO 3064 Hz 3000 Hz 3000 Hz
V1 – 2 5,656 Volt 5,656 Volt 5,656 Volt
V1 – 3 5,656 Volt 5,656 Volt 5,656 Volt
V2 – 3 5,656 Volt 5,656 Volt 5,656 Volt
V3 - 4 5,656 5,656 Volt 5,656 Volt

Faktor Kualitas Q = 2,88


BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pada praktikum yang telah dilakukan,
dapat kita simpulkan mengenai data sebagai berikut:
1. Rangkaian Resonansi Seri adalah salah satu rangkaian terpenting
yang digunakan dalam rangkaian listrik dan elektronik.
2. Perbedaannya adalah bahwa rangkaian resonansi paralel dipengaruhi oleh
arus yang mengalir melalui masing-masing cabang paralel dalam rangkaian
tangki LC paralel. Sebuah rangkaian tangki adalah kombinasi paralel dari
L dan C yang digunakan dalam jaringan penyaring baik pilih atau menolak
frekuensi AC.
3. Jika Frekuensi atau Induktansi ditingkatkan, nilai reaktansi
induktif keseluruhan induktor juga akan meningkat.
4. Rangkaian paralel yang berisi Resistor, R, Induktor, L, dan Kapasitor, C
akan menghasilkan rangkaian resonansi paralel (juga disebut anti-
resonansi) ketika arus yang dihasilkan melalui kombinasi paralel
dalam- fasa dengan tegangan supply.

4.2 SARAN

Untuk menjadikan praktikum yang lebih baik di butuhkan lah saran seperti
berikut ini :

5. Praktikum lebih baik dilakukan secara langsung


6. Waktu praktikum ada baiknya di tambah.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Lab Tenaga-JTE, " RANGKAIAN RESONANSI ," in Modul RL ver1.3


Cilegon, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Fakultas Teknik, 2020, p. 6.
A. Blanko Percobaan
Tabel 7.1 Resonansi Seri
PENGAMATAN PENGUKURAN
PERHITUNGAN (dengan (dengan
osiloskop) multimeter)
fres = fO 3063 Hz 3000 Hz 3000 Hz
V1 – 4 5,565 Volt 5,565 Volt 5,565 Volt
V3 –4 5,565 Volt 5,565 Volt 5,565 Volt
V1 –2 2 Volt 1,94 Volt 1,977 Volt
V2 –3 1,914 Volt 1,94 Volt 1,946 Volt

Faktor Kualitas Q = 0,34

Tabel 7.2 Resonansi Paralel


PENGAMATAN PENGUKURAN
PERHITUNGAN (dengan (dengan
osiloskop) multimeter)
fres = fO 3064 Hz 3000 Hz 3000 Hz
V1 – 2 5,656 Volt 5,656 Volt 5,656 Volt
V1 – 3 5,656 Volt 5,656 Volt 5,656 Volt
V2 – 3 5,656 Volt 5,656 Volt 5,656 Volt
V3 - 4 5,656 5,656 Volt 5,656 Volt

Faktor Kualitas Q = 2,88

Anda mungkin juga menyukai