LANDASAN TEORI
Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang
saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan yang paling sedikit mempunyai
satu lintasan tertutup. Pada rangkaian listrik tersusun oleh rangkaian pasif maupun
rangkaian aktif. Keberadaan dua komponen pasif induktor dan kapasitor dalam
rangkaian listrik secara bersamaan yakni rangkaian R-L-C akan menghasilkan
sebuah sistem diferensial. Rangkaian R-L-C adalah suatu rangkaian listrik yang
terdiri atas komponen resistor (R), induktor (L), dan kapasitor (C) yang tersusun seri
maupun parallel. Konfigurasi ini membentuk suatu sistem osilator harmonik.
Rangkaian R-L-
C sering disebut rangkaian perala (tuner) pada rangkaian resonansi (Maulana, 2017).
Resonansi adalah proses bergetarnya suatu benda ketika ada pengaruh
getaran bena lain, hal ini terjadi karena kedua benda tersebut memiliki frekuensi
yang sama. Resonansi R-L-C merupakan suatu gejala yang terjadi pada rangkaian
arus AC yang terdiri dari resistor, kapasitor, dan induktor. Resonansi dalam
rangkaian seri yaitu resonansi seri sedangkan resonasi dalam rangkaian parallel yaitu
resonansi parallel (anti resonansi). Resonansi pada rangkaian R-L-C terjadi ketika
reaktansi kapasitif sama dengan reaktansi induktif dan amplitude tegangan sama.
Pada frekuensi resonansi R-L-C impedansi mencapai nilai minimumnya dan arus
mencapai nilai maksimumnya (mustalim, 2018:54).
Jika tinjau sebuah rangkaian R-L-C yang terhubung secara seri dan
dihubungkan dengan sebuah tegangan sumber yang berubah terhadap waktu seperi
pada gambar 4.1 (Bakri dkk.,2015 )
.
Oleh karena itu impedansi bergantung pada frekuensi, maka arus dalam rangkaian
RL-C juga bergantung pada frekuensi sumber, dengan 𝜔0 = 𝑥𝐿 − 𝑥𝑐 disebut
frekuensi resonansi rangkaian sehingga,
𝜔
1
0 =√
𝐿𝐶
𝑓𝑟
1 1
= 𝜋√
2 𝐿𝐶
maka rangkaian bersifat seperti kapasitor dan rangkaian bersifat resistif jika XL=XC,
maka besarnya impedansi rangkaian sama dengan hambatannya (Z=R), sudut
fasenya bernilai nol, maka akan terjai resonansi (mustalim,2018).
Gambar 4.3 menunjukkan lengkung resonansi pada rangkaian R-L-C, dari bentuk
lengkung resonansi R-L-C seri, rangkaian R-L-C seri dapat kita pandang sebagai
suatu tapis yang menyekat satu daerah frekuensi dan menentukan frekuensi lain,
tapis ini dikenal dengan tapis sekat pita. Lebar resonansi 𝛥𝜔 didefinisikan sebagai:
𝜔0
𝑄=
𝛥𝜔
Dengan nilai Q, makin sempit lengkung resonansi nya, dan berarti makin tinggi
kualitas resonansinya (Bakri,dkk.2015)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Identifikasi Variabel
a. Variabel Manipulasi : Frekuensi (Hz)
b. Variabel Respon : Kuat Arus ( mA)
c. Variabel Kontrol : Resistansi (Ω) Induktansi (L), Kapasitansi (C),
B. Definisi Operasional Variabel
1. Frekuensi (f) merupakan variabel manipulasi dimana besar nilai frekuensi ini
diubah-ubah atau dimanipulasi dari Audio Function Generator.
2. Kuat arus (I) adalah nilai kuat erupakan nilai kuat arus yang terukur pada
multimeter AC pengukur arus dan merupakan variabel respon dengan
satuannya adalah ampere (A).
3. Resistansi (R) merupakan variabel resistor (transformator) yang digunakan
sebagai penghambat arus listrik yang mengalir dalam rangkaian. Satuan dari
hambatan R adalah Ohm (Ω).
4. Kapasitor (C) merupakan komponen yang dalam rangkaian R-L-C berfungsi
sebagai hambatan Xc dan sebagai variabel kontrol . Satuan dari kapasitor
adalah F.
5. Induktansi (L) merupakan komponen yang dalam rangkaian R-L-C berfungsi
sebagai hambatan XL dan sebagai variabel kontrol. Satuannya adalah H.
C. Alat dan Bahan
1. Audio Function Generation (1 Buah)
2. Multimeter AC (1 Buah)
3. LCR Meter (1 Buah)
4. Papan Rangkaian (1 Buah)
5. Resistor (1 Buah)
6. Kapasitor (1 Buah)
7. Induktor (1 Buah)
8. Kabel Penghubung (6 Buah)
D. Prosedur kerja
1. Dirakit rangkaian seri RLC berikut di atas papan kit.
A. Hasil Pengamatan
Vs = │5 ±1│V L = │5,21 ± 0,01│mH C = 0,011 µF
Tabel 4.1. Pengukuran kuat arus (i) sebagai frekuensi sumber (fs)
NO Fs (Hz) I (mA )
R1=│1.000±5%│Ω R2=│1.300 ±5%│Ω
NO Fs (Hz) I (mA )
R1=│1.000± 5%│Ω R2=│1.300 ±5%│Ω
28. 19.000 │4,10 ± 0,01│ │2,69 ± 0,01│
29. 20.000 │4,07 ± 0,01│ │2,66 ± 0,01│
30. 21.000 │4,03 ± 0,01│ │2,63 ± 0,01│
31. 22.000 │3,98 ± 0,01│ │2,60 ± 0,01│
32. 23.000 │3,91 ± 0,01│ │2,55 ± 0,01│
33. 24.000 │3,78 ± 0,01│ │2,50 ± 0,01│
34. 25.000 │3,77 ± 0,01│ │2,46 ± 0,01│
35. 30.000 │3,29 ± 0,01│ │2,16 ± 0,01│
36. 35.000 │2,72 ± 0,01│ │1,78 ± 0,01│
37. 40.000 │2,20 ± 0,01│ │1,48 ± 0,01│
38. 45.000 │1,74 ± 0,01│ │1,20 ± 0,01│
39. 50.000 │1,33 ± 0,01│ │0,96 ± 0,01│
40. 55.000 │1.02 ± 0,01│ │0,74 ± 0,01│
41. 60.000 │0,77 ± 0,01│ │0,56 ± 0,01│
42. 65.000 │0,57 ± 0,01│ │0,41 ± 0,01│ 43.
70.000 │0,41 ± 0,01│ │0,29 ± 0,01│
44. 75.000 │0,28 ± 0,01│ │0,20 ± 0,01│
45. 80.000 │0,20 ± 0,01│ │0,14 ± 0,01│
46. 85.000 │0,13 ± 0,01│ │0,10 ± 0,01│
47. 90.000 │0,09 ± 0,01│ │0,07 ± 0,01│
48. 95.000 │0,06 ± 0,01│ │0,05 ± 0,01│
49. 100.000 │0,05 ± 0,01│ │0,04 ± 0,01│
B. Analisis Data
A. Analisis Resonansi RLC
F0 =
F0 = 1
6,28 √0,00000000005731
F0 =
F0 =
F0 = 21.034,2614 Hz
a. Secara Praktikum
F0 saat Imax, maka :
F0 = 19.000 Hz
b. Persen Eror (%)
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝑄𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚
% eror = │ │ x 100%
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
% eror = │ │ x 100%
% eror = │ │ x 100%
= │0,0967118056258│ x 100%
= 9,67 %
Tabel 4.1 Frekuensi resonansi (F0) secara teori dan secara praktikum
NO Resistor (Ω) F0teori (Hz) F0praktikum (Hz) %Error
(%)
1. │1.000 ± 5 %│ 21.034,2614 19.000 9,67 %
2. │1.300 ± 5 %│ 21.034,2614 18.000 14,42%/
B. Faktor Kualitas
Faktor kualitas
c. Secara teori
2. Untuk R1 = │1.000 ± 5 %│
Q=2 .𝜋.𝐹0.𝐿
𝑅
=
= 621 ,6572
1000 Ω
= 0,62
d. Secara Praktikum
I = Imax x 0,7070
= 4,14 x 0,7070
= 2,92 mA
e. Berdasarkan GrafiK
∆𝐹 = 𝐹2 − 𝐹1
= 40.000 𝐻𝑧 − 7.000 𝐻𝑍
= 33.000𝐻𝑧
Sehingga diperoleh Q
= 𝐹0
∆𝐹
=
= 0,57
f. Persen Eror (%)
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝑄𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚
% eror = │ │ x 100%
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
% eror = │ │ x 100%
% eror = │ │ x 100%
% eror = 8,06 %
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan hasil praktikum dan analisis perhitungan dapat disimpulkan
bahwa pengaruh perubahan frekuensi terhadap karakteristik rangkaian R-L-C
akan menimbulkan terjadinya resonansi dimana nilai X C = XL, semakin besar
nilai resistor maka nilai faktor kualitas Q semakin kecil yang sekaligus
memperlihatkan nilai f0 yang semakin kecil.
2. Berdasarkan hasil interpretasi kurva respon frekuensi rangkaian RLC terlihat
bahwa terjadi pola resonansi.
3. Frekuensi resonansi dan faktor kualitas rangkaian R-L-C seri dapat
ditentukan dengan membuat grafik yang sesuai dengan data praktikum kemudian
dianalisis menggunakan analisis data. Pada frekuensi resonansi selalu bernilai
konstan untuk setiap besar resistor yang berbeda dan untuk faktor kulitas,
semakin kecil nilai hambatan resistor maka faktor kualitas resonansinya semakin
baik. Begitupun sebaliknya, semakin besar hambatan resistor yang digunakan
makan semakin kecil faktor kualitasnya. Semakin lengkung grafik kurva yang
dihasilkan maka semakin bagus faktor kualitas rangkaian tersebut beresonansi.
B. Saran
1. Untuk Praktikan: Sebaiknya lebih berhati-hati dalam melakukan percobaan
karena komponen-komponen yang digunakan pada percobaan sensitif.
2. Untuk Asisten: Sebaiknya asisten mempertahankan cara membimbingnya
karena asisten menjelaskan dengan baik dan mudah dipahami.
3. Untuk Laboran: Sebaiknya sebelum praktikan melakukan praktikum agar
memastikan alat-alat praktikum tidak ada yang rusak sehingga praktikum
berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Aji, Y. K., Agus, S., Amanto, Dorrah, A. 2017. Analisis Rangkaian Resistor,
Induktor, dan Kapasitor (RLC) dengan Metode Runge-Kutta dan Adams
Bahsforth Moulton. Prosiding Seminar Nasional Kuantitatif.
Fatmaryanti., Siska Desy.2019. Buku ajar Fisika Dasar elektromagnetik melalui
pendekatan multi representasi dan analisis Tpack bagi Calon Guru.
Penerbit : Deepublish.
Mustalim, Fiqih Rizky., Endah Rahmawati. 2018. Rancang bangun Alat percobaan
Rangkaian RLC menggunakan sistem Digital . Jurnal Inovasi Fisika
Indonesia (IFI). ISSN: 2302-4313. Volt. 07, No. 02.
Mismail., Budiono. 2011. Dasar Tekni Elektro Rangkaian Listrik Jilid 1. Penerbit:
Universitas Brawijaya Press (UB Press).
Yohandri dan Asrizal. 2016. Elektronika Dasar 1 Komponen, Rangkaian, dan
Aplikasi. Jakarta: Kencana.