Anda di halaman 1dari 3

BAB III

METODE PRAKTIKUM
A. Identifikasi Variabel
1. Variabel Tetap : Hambatan R (Ω ), Kapasitor C (F), Induktor L (H)
2. Variabel Manipulasi : Frekuensi f (Hz)
3. Variabel Respon : Kuat Arus I (mA)
B. Definisi Operasional Variabel
1. Hambatan R adalah komponen resistor yang digunakan sebagai
penghambat arus listrik yang mengalir dalam rangkaian, dalam praktikum
ini digunakan 3 resistor yang nantinya akan dibandingkan dan dinyatakan
dengan satuan Ohm (Ω ).
2. Kapasitor C adalah komponen yang dalam rangkaian R – L – C berfungsi
sebagai hambatan Xc dan sebagai variabel kontrol, yang dapat dihitung
nilainya dengan alat LCR meter dengan satuan Farad (F).
3. Induktor L adalah komponen yang dalam rangkaian R – L – C berfungsi
sebagai hambatan XL komponen dan sebagai variable control, dengan
satuan Henry (H)
4. Frekuensi f adalah variable manipulasi dimana besarnya diubah-ubah dari
Audio Function Generator. Satuannya adalah Hertz (Hz).
5. Kuat arus I adalah adalah nilai kuat arus yang terukur pada multimeter
AC pengukur arus dan merupakan variabel respon, dengan satuan Ampere
(mA).
C. Alat dan Bahan
1. Audio Function Generator (AFG) 1 buah
2. Multimeter AC 1 buah
3. LCR meter 1 buah
4. Resistor 3 buah
5. Kapasitor 1 buah
6. Induktor 1 buah
7. Kabel Penghubung 8 buah
D. Prosedur Kerja
1. Dirakit rangkaian seri RLC di atas papan kit, seperti berikut :
Gambar 3.1 Rangkaian Resonansi R-L-C
(Sumber: Modul Praktikum Elektronika Dasar, 2022)
2. Dihubungkan rangkaian dengan Audio Function Generator (AFG) pada
gelombang sinus dengan amplitudo 5 Vrms (ukur secara langsung dengan
menggunakan digital AC voltmeter).
3. Dihubungkan digital AC Ammeter pada rangkaian.
4. Diamati perubahan arus I sebagai fungsi frekuensi dan pada frekuensi
berapa terjadi keadaan resonansi, yaitu nilai arus (atau tegangan pada R)
menjadi maksimum, dinaikkan frekuensi AFG dengan cepat sambil
diamati besar kuat arus pada digital AC Ammeter, setelah itu turunkan
kembali ke frekuensi 100 Hz. Perlu diingat bahwa : Pada keadaan
resonansi untuk RLC seri, impedansi rangkaian menjadi minimum atau
arus menjadi maksimum. Namun dalam praktek, lebih mudah mengukur
tegangan pada rangkaian daripada mengukur arus. Multimeter AC yang
peka sukar diperoleh apalagi yang mampu bekerja pada frekuensi tinggi.
5. Dinaikkan frekuensi AFG dengan interval 100 Hz, ketika mencapai
1000Hz maka akan naik interval 1000 Hz.
6. Dicatat besar kuat arus i untuk setiap interval tersebut hingga diperoleh
nilai tegangan yang kurang lebih sama pada saat frekuensi mula-mula.
E. Teknik Analisis Data
1. Dibuat kurva respon frekuensi resonansi R – L – C seri.
2. Berdasarkan kurva tersebut, ditentukan frekuensi resonansi R – L – C
seri, dengan rumus
1
fo=
2 π √ LC
3. Ditentukan pula besar faktor kualitas “Q” untuk resonansi R – L – C seri
berdasarkan lebar pita frekuensi dan berdasarkan nilai R, L dan C yang
digunakan, dengan rumus
2 πfoL
Q=
R
Dan secara praktikum
f0
Q=
∆f

Anda mungkin juga menyukai