Nilai :
A. Latar Belakang
Harga reaktansi dalam suatu rangkaian AC sangat dipengaruhi oleh frekuensi dari
sumber. Pada percobaan ini kita akan mencari harga kapasitansi dan induktansi dari
kapasitor maupun induktor, berdasarkan frekuensi dan reaktansi.Khusus pada
rangkaian AC kita tidak bisa mengabaikan adanya impedansi. Dimana impedansi
tersebut bisa berupa reaktansi kapasitif, reaktansi induktif, reaktansi resistif,
maupun kombinasi ketiganya.
B. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menentukan harga reaktansi kapasitif dalam rangkaian AC.
2. Menentukan harga reaktansi induktif dalam rangkaian AC.
3. Menghitung nilai kapasitansi dan induktansi berdasarkan reaktansi dan frekuensi.
C. Dasar Teori
1. Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik.
Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 lembar plat metal yang dipisahkan oleh
suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara
vakum, keramik, gelas, dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan
listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki
(elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul
pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung
kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup
positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini
"tersimpan" selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas,
fenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan
negatif di awan.
a. Kapasitansi
Kapasitansi terdapat pada dua buah pelat/lempengan yang sejajar. Besarnya
kapasitansi tersebut tergantung dari luas penampang pelat dan jarak antara
kedua pelat serta zat perantara di antara kedua pelat tersebut.Besarnya
kapasitansi juga merupakan perbandingan antara muatan kedua pelat dan
tegangan dari kedua pelat tersebut. Satuan internasional untuk kapasitansi
adalah Farad (F), “satu Farad adalah jumlah muatan listrik sebesar satu Coulomb
yang disimpan di dalam dielektrika (zat perantara) dengan beda potensial
sebesar satu volt”.
Q
C=
V
Q = muatan elektron C (Coulomb)
C = nilai kapasitans dalam F (Farad)
V = tinggi tegangan dalam V (Volt)
b. Reaktansi kapasitif
Reaktansi kapasitif berfungsi sebagai penghambat arus dalam rangkaian AC
untuk kapsitor murni, dengan lambang X C, dan satuan ohm (Ω). Reaktansi
kapasitif didefinisikan sebagai hasil bagi antara tegangan antara ujung-ujung
kapasitor dan kuat arus melalui kapasitor.
1
XC =
2 πfC
C = kapasitas kapasitor (Farad/F)
XC = reaktansi kapasitif (ohm/Ω)
f = frekuensi (Hz)
2. Induktor
Induktor atau kumparan adalah salah satu komponen pasif elektronika yang dapat
menghasilkan magnet jika dialiri arus listrik dan sebaliknya dapat menghasilkan listrik
jika diberi medan magnet. Induktor ini biasanya dibuat dengan kawat penghantar
tembaga yang dibentuk menjadi lilitan atau kumparan.
Kegunaan Induktor:
1. Pemroses sinyal pada rangkaian analog
2. Mengholangkan noise (dengung)
3. Mencegah interferensi frekwensi radio
4. Komponen utama pembuatan Transformator
5. Sebagai filter pada rangkaian power supply
2. Multitester 2 buah
3. Induktor 500;1000
4. Resistor 100 Ω
5. Trafo 240 V
6. Kabel seperlunya
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
A. Langkah Kerja
R = 100 Ω C R = 100 Ω L
V V
AC 4,5 V AC 4,5 V
A A
a. Pertanyaan/Problem
1. Berapa harga reaktansi kapasitif dari tiap-tiap kapasitor?
2. Hitung kapatansi dari kapasitor, serta bandingkan nilainya dengan yang tertulis
pada kapasitor tersebut!
3. Berapa harga reaktansi induktif dari tiap-tiap induktor?
4. Hitung nilai induktansinya!
5. Berikan kesimpulan lengkap dari hasil percobaan!
BAB IV
DATA DAN ANALISA
Ambil contoh perhitungan pada data Nomor 1 dengan tegangan V = 0,184 Volt dan
arus I = 0,09 Ampere. Maka:
0,09 mV
Xc = = 2,04mΩ = 2,04 x 10-3
0,184 mA
Dengan cara yang sama diperoleh nilai Xc untuk data Nomor 2.
2. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai C pada tabel I adalah:
1
C=
2 πf X C
Keterangan:
C : Kapasitansi dari kapasitor (µF)
f : Frekuensi PLN (Hertz)
Xc : Reaktansi kapasitif (Ω)
Ambil contoh perhitungan pada data Nomor 1 dengan f = 50 Hertz dan Xc = 2,04Ω.
Maka:
1
C= = 1,56 x 10-3µF
2(3,14)(50)(2,04)
B. Jawaban Pertanyaan/Problem
1. Harga X C Masing-masing Kapasitor:
0,09 mV
Xc = = 2,04mΩ
0,184 mA
0,09 mV
Xc = = 0,92mΩ
0,083 mA
0,09 mV
Xc = = 0,378mΩ
0,034 mA
2. Harga Kapasitansi:
1
C= = 1,56 x 10-3 µF
2(3,14)(50)(2,04)
1
C= = 3,46 x 10-3 µF
2(3,14)(50)(0,92)
1
C= =8,42 x 10-3 µF
2(3,14)(50)(0,378)
4. Harga Induktansi:
Induktor 500 mH
0,14
L= = 4,45 x 10-4 mH
(2)(3,14)(50)
Induktor 1000 mH
0,089
L= = 2,83 x 10-4 mH
(2)(3,14)(50)
Induktor 110 mH
0,078
L= = 2,48 x 10-4 mH
(2)(3,14)(50)
Induktor 220 mH
0,133
L= = 4,23x 10-4 mH
(2)(3,14)(50)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Harga reaktansi dalam suatu rangkaian AC sangat dipengaruhi oleh frekuensi dari
sumber tegangan.
2. Pada rangkaian AC kita tidak bisa mengabaikan adanya impedansi yang berupa
reaktansi kapasitif maupun induktif.
3. Dari percobaan yang dilakukan, terbukti bahwa induktor dan kapasitor berfungsi
sebagai penghambat arus listrik dalam arus AC.
B. Saran
1. Paham secara teori terlebih dahulu sebelum praktik
2. Dalam setiap melakukan percobaan, disarankan bekerja sesuai langkah kerja.
3. Mengenal cara pakai alat-alat terlebih dahulu sebelum praktik.
4. Gunakan alat sesuai kegunaannya.
5. Kerja sama tim sangat dibutuhkan.
6. Utamakan keselamatan, kebersihan dan kesehatan kerja.
7. Cek rangkaian sebelum dinyalakan,untuk menghindari sesuatu yang tidak
diinginkan.
8. Cek kabel terlebih dahulu sebelum digunakan.
9. Teliti dalam melakukan praktik