Anda di halaman 1dari 50

FT UNP PADANG LEMBARAN LABORATORIUM 1

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO RANGKAIAN LISTRIK


SKS TOPIK : SUMBER ARUS BOLAK
BALIK
KODE : SUB TOPIK : FREKUENSI DAN
BESARAN PARAMETER
ARUS BOLAK BALIK

1. Tujuan :
1. Mahasiswa dapat menghitung besarnya frekuensi sumber listrik
2. Mahasiswa dapat menghitung besarnya tegangan maksimum (Em) dan efektif (E).
2. Teori Singkat :
Arus listrik bolak balik dihasilkan oleh salah satu sumber listrik yaitu AFG (Audio
Function Generator) biasanya mempunyai besaran yang sama antara setengah periode
positif dengan setengah perioda negatif. Pada gelombang bolak balik ini besaran tegangan
yang mempengaruhi daya listrik bolak balik adalah besaran Efektif (E). Suatu tegangan
sumber berbentuk sinus seperti persamaan e = A sin ɷt akan menghasilkan tegangan
maksimum Em = A.

Untuk melihat gelombang listrik menggunakan Ocilloscope dengan harga peak to peak (E
p-p) sama dengan 2 Em

Harga efektif ini dapat diukur dengan Volt meter untuk tegangan, ampermeter untuk
mengukur arus. Frekuensi adalah banyak gelombang listrik yang terjadi dalam 1 detik

Besarnya frekuensi listrik yang terjadi dapat ditentukan dengan mengukur


waktu dibutuhkan untuk 1 gelombang penuh (Periode = T)
1|PRAKTEK RANGKAIAN LISTRIK D4
2|PRAKTEK RANGKAIAN LISTRIK D4
Waktu yang dibutuhkan untuk 1 periode, dari penjelasan ini dapat dirumuskan

f =

3. Alat dan Bahan


1. AFG (Audio Function Generator)
2. Volt meter aditeg
3. Ociloscope
4. Kabel penghubung secukupnya
5. Kabel Power

3. Rangkaian Percobaan

4. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dan disusun di atas meja kerja
2. Lakukan kalibrasi Osciloscope terlebih dahulu dengan skala 1 Vpp = 1 Kotak.
Lakukan kalibrasi Ociloscope dengan cara
a. Pilih salah satu channel dari Osciloscope baik itu di CH 1 atau 2
b. Atur intensitas dan fokus yang sesuai
c. Hubungkan ujung kabel probe ke knop A –CALL
3|PRAKTEK RANGKAIAN LISTRIK D
d. Jika terlihat dua garis atur putar Knop Volt /Div ke posisi 1 Volt, lalu atur 2garis
yang terlihat di layar Osciloscope menjadi 1 kotak dengan memutar knop VAR
yang merupakan bagian dari knop Volt/Div
3. Buat rangkaian seperti gambar diatas dengan posisi Voltmeter di paralel dari AFG
4. Pastikan posisi Voltmeter pada tegangan AC dengan batas ukur lebih tinggi
dari sumber listrik yang digunakan.
5. Atur frekuensi sebesar 50 Hz
6. Konsultasi dengan pembimbing anda apabila sudah merasa yakin akan rangkaian yang
sudah dibuat.
7. Hubungkan dengan sumber tegangan listrik dan atur amplitudo hingga menunjukkan 2
Volt (Lihat penunjukkannya pada voltmeter)
8. Lakukan percobaan sesuai dengan tabel pengamatan
9. Apabila telah selesai matikan sumber tegangan listrik dan kembalikan alat dan
bahan ke tempat semula.

5. Tabel Pengamatan
Hasil Pengukuran Hasil Perhitungan
AFG V Ep-p T Gambar F Em E
Hz Volt Volt (s) Gelombang Hz Volt Volt
50 3
50 6
100 3
100 6
200 6
250 6
300 6

6. Tugas
1. Hitung besar frekuensi , tegangan maksimum dan tegangan efektif
2. Bagaimana pengaruh perubahan frekuensi terhadap gelombang
3. Bagaimana perubahan tegangan terhadap gelombang dan juga
pengaruh perubahan frekuensi terhadap tegangan.
4. Buatlah analisa perhitungan. Berdasarkan data yang diperoleh.

4|PRAKTEK RANGKAIAN LISTRIK D4


FT UNP PADANG LEMBARAN LABORATORIUM 2
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO RANGKAIAN LISTRIK
SKS TOPIK : RANGKAIAN SEDERHANA
KODE : SUB TOPIK : REAKTANSI INDUKTIF
DAN KAPASITIF

1. Tujuan :
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat :
1. Melakukan percobaan menentukan besar reaktansi induktif, rekatansi
kapasitif dan reaktansi induktif
2. Menghitung besar reaktansi kapasitif dan induktif dari hasil pengukuran
2. Teori Singkat
Reaktansi adalah suatu hambatan yang ditimbulkan oleh pengaruh frekuensi dengan
komponen pasif pada rangkaian. Dalam rangkaian arus bolak balik akan dijumpai dua
jenis reaktansi yaitu reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif serta penggabungan dari
kedua komponen tersebut dimana kedua reaktansi ini disebabkan oleh kemampuan untuk
menyimpan daya listrik..
a.
Reaktansi Induktif (XL)
Jika suatu induktor dilewati oleh arus bolak balik, maka pada induktor akan timbul
tegangan lawan yang besarnya sebanding dengan arus dan besarnya induktor, yaitu
VL = I XL

Dimana
V = Tegangan lawan pada induktor
I = Arus yang mengalir
XL = Reaktansi Induktif
Dan besarnya Reaktansi Induktif adalah sebesar
Jika diperhatikan persamaan reaktansi diatas di dapatkan bahwa besar
reaktansi akan sebanding dengan frekuensi sumber yang dihubungkan dan
besarnya induktansi dari kumparan.

5|PRAKTEK RANGKAIAN LISTRIK D4


b.
Reaktansi Kapasitif (XC)
Jika sumber arus bolak balik tersambung dengan sebuah kapasitor, maka pada
kapasitor akan terjadi tegangan pengisian dari kapasitor yang besarnya sebanding
dengan arus yang mengalir.

Dari gambar tegangan kapasitor besarnya akan sama V = I Xc dari reaktansi


kapasitif sebesar

c.
Reaktansi (X)
Reaktansi ini merupakan penggabungan antara Reaktansi Induktif dan Kapasitif.
Dalam rangkaian terdapat komponen induktor yang tersambung seri dengan
komponen kapasitif. Dari penjumlahan kedua reaktansi induktif dan kapasitif
berlawanan arah maka didapatkan reaktansi
X = XL - XC

3. Alat dan Bahan


1. AFG
2. Dekade Induktor
3. Dekade Kapasitor
4. Voltmeter Aditeg AC
5. Ampmeter Aditeg AC
6. Saklar
7. Kabel Penghubung secukupnya

6|PRAKTEK RANGKAIAN LISTRIK D4


4. Rangkaian
Percobaan
a. Reaktansi Induktif

b. Reaktansi Kapasitif

d. Reaktansi Induktif dan Kapasitif

5. Langkah kerja
1. Siapkan alat dan bahan dan letakkan di atas meja kerja
2. Rangkaianlah seperti gambar sesuaikan beban dengan tabel pengamatan.
3. Atur AFG pada frekuensi 50 Hz dengan amplitudo 5 Volt
4. Atur batas ukur lebih tinggi dari tegangan sumber.
5. Konsultasikan dengan pembimbing anda sebelum dihubungkan dengan sumber
listrik untuk dicek kebenaran rangkaian kerja yang anda buat
6. Lakukan pengamatan dan ganti beban sesuai dengan tabel pengamatan.
6. Tabel Pengamatan
a. Tabel 1. Reaktansi Induktif
No Frekuensi Induktor V A XL = V/I
1 50 Hz 100 mH
2 100 Hz 200 mH
3 200 Hz 200 mH

7|PRAKTEK RANGKAIAN LISTRIK D4


b. Tabel 2. Reaktansi Kapasitif
No Frekuensi Induktor V A XC = V/I

1 50 Hz 4 μF
2 100 Hz 8 μF
3 200 Hz 8 μF

c. Tabel 3. Reaktansi Induktif dan Kapasitif


No F L C V A X = XL - X = V/I
XC

1 50 Hz 100 mH 4 μF
2 100 200 mH 8 μF
Hz
3 200 200 mH 8 μF
Hz

7. Tugas
1. Hitung besar reaktansi induktif dan kapasitif
2. Analisa perbedaan antara reaktansi dari frekuensi dengan reaktansi
dari perbandingan tegangan dan arus

8|PRAKTEK RANGKAIAN LISTRIK D4


FT UNP PADANG LEMBARAN LABORATORIUM 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO RANGKAIAN LISTRIK
SKS TOPIK : IMPEDANSI
KODE : SUB TOPIK : BEDA FASA

1. Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa dapat
a. Melakukan percobaan menentukan beda fasa 2 buah tegangan pada sebuah
rangkaian
b. Menganalisa apa yang mempengaruhi beda fasa dari tegangan komponen listrik
dari rangkaian seri

2. Teori Singkat
Beban suatu rangkaian merupakan tahanan, reaktansi induktif atau reaktansi kapasitif
pada setiap beban ini akan dihasilkan pergerseran arus dari tegangan pada beban
tergantung jenis apa yang akan dihubungkan. Apabila yang beban yang dihubungkan
merupakan tahanan, maka arus dan tegangan pada tersebut akan sefasa.
Jika arus I = im Sin ɷt, tegangan pada tahanan = Em Sin ɷt dan bila arus tersebut
mengalir pada induktor maka pada induktor akan timbul gaya gerak listrik lawan yang
terdahulu dari arusnya sebesar yaitu = dan jika arus

tersebut mengalir pada kapasitor dengan besarnya = EmC Sin (ωt-90o ).

Dari persamaan ke tiga beban tersebut akan terlihat bahwa arus dan teganagn akan
sefasa pada tahanan R, dan terbelakang dari tegangan induktor sebesar dan akan
terdahulu dari tegangan kapasitor sebesar .
Jika ingin melihat/mengukur beda pasa antra arus dengan drop tegangan pada tahanan
dlakukan dengan menghubungkan 2 buah tahanan secara seri.

9|PRAKTEK RANGKAIAN LISTRIK D4


Dan untuk mengetahui beda pasa antara arus dengan tegangan reaktansi dilakukan
dengan menghubungkan tahanan secara seri dengan reaktansi, baik reaktansi induktir
ataupun reaktansi kapasitif. Dalam melakukan percobaan dipergunakan gambar
percobaan 1 , dimana tegangan pada Z1 dengan harga negatif yaitu beda fasa –EZ1
dengan EZ2
Untuk mengukur beda pasa arus dengan tegangan sumber dilakukan mempergunakan
gambar percobaan seperti gambar percobaan 2, Tegangan yang terdapat pada Z1
merupakan arus yang mengalir pada rangkaian, karena arus dan tegangan pada
tahanan akan sepasa
Untuk menentukan beda pasa dari 2 buah besaran bolak-balik dihitung dari gambar
lisayouse yang dihasilkan oleh Pengukuran dengan Ocsiloscope Seperti gambar
dibawah ini

Dari gbr lisayouse didapatkan


Yb
Sin φ =
Ya

Dan untuk menentukan beda pasa dengan mempergunakan 3 Voltmeter


dipergunakan rumus

V 2 V 2 V 2
Cos   123
2V2V3

3. Alat dan Bahan


1. Transformator step down 220/6 Volt
2. Voltmeter Aditeg
3. Ampmeter Aditeg
4. Dekade Resistor

10 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
5. Dekade Induktor
6. Dekade Kapasitor
7. Kabel penghubung secukupnya

4. Rangkaian
Percobaan Gambar

percobaan 1

Gambar percobaan 2

5. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dan letakkan di atas meja kerja
2. Terlebih dahulu lakukan kalibrasi Osciloscope dengan faktor skala 1 volt per
kotak ( cermati kembali cara kalibrasi Osciloscope pada jobsheet sebelumnya)
3. Buat rangkaian kerja seperti gambar rangkaian percobaan, pastikan posisi alat
ukur pada selektor AC dengan batas ukur lebih tinggi dari sumber tegangan listrik.
4. Atur besar masing –masing beban sesuai yang diminta oleh tabel. Untuk

11 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
percobaan pertama dengan beban dekade resistor 100 Ω dan 300 Ω.

12 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
5. Pastikan kembali rangkaian anda sudah benar dan konsultasikan dengan
pembimbing anda sebelum dihubungkan dengan sumber tegangan listrik.
6. Lakukan pergantian beban sesuai dengan yan diminta oleh tabel percobaan.

6. Tabel Pengamatan
Beban Arus V1 V2 V3 Ya Yb Sin ȹ Gambar
lisayouse
100 Ω 300 Ω
300 Ω 600 Ω
300 Ω 3 µF
300 Ω 6 µF
600 Ω 500 mH
600 Ω 1000 mH

7. Tugas
1. Lengkapi tabel di atas dengan benar.
2. Hitung berapa besar beda fasa di antara ke dua beban tersebut.
3. Berikan analisa anda terhadap perubahan masing beban dengan gambar
lisayouse yang dihasilkan.
4. Tuliskan kesimpulan anda dari data yang telah dapatkan dan kaitkan
dengan kajian teori yang telah anda pelajari.

13 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
FT UNP PADANG LEMBARAN LABORATORIUM 4
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO RANGKAIAN LISTRIK
SKS TOPIK : IMPEDANSI
KODE : SUB TOPIK : DIAGRAM PHASOR

1. Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Melakukan percobaan rangkaian seri dari beberapa impedansi
2. Melakukan menggambarkan diagram phasor dari rangkaian seri impedansi
3. Menghitung parameter dari rangkaian impedansi seri
2. Teori Singkat
Dalam rangkaian seri terdiri dari beberapa impedansi dimana ada yang bersifat
impedansi yang induktif dan kapasitif. Impedansi induktif mempunyai persamaan
impedansinya Z = R + j dan impedansi kapasitif Z = . Dari kedua persamaan
ini dapat dilihat arah vektor dari tegangan kedua impedansi ini tersebut seperti terlihat
seperti gambar di bawah ini

Jika diperhatikan rangkaian 2 buah impedansi seri, dimana arus yang mengalir dalam
kedua impedansi tersebut besarnya sama, didasarkan dari arus yang mengalir akan

14 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
15 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
didapatkan diagram phasor setiap impedansi seperti gambar 1b dan 1c di atas. Dari
penjumlahan vektor kedua tegangan impedansi yang merupakan tegangan sumber seperti
gambar dibawah ini didapatkan persamaan tegangan sumber

Untuk menggambarkan diagram vektornya dapat dilakukan dengan menggambarkan


Vektor sebagai vektor standar dari ujung dijangkakan vektor dan dari pangkal
dijangkakan vektor . Dengan menghubungkan pangkal dan titik perpotongan
dengan didapatkan vektor
3. Alat dan Bahan
1. Wattmeter
2. Voltmeter Aditeg
3. Ampermeter Aditeg
4. Dekade Kapasitor
5. Ballast
6. Lampu
7. Saklar
8. Multimeter
9. Kabel penghubung secukupnya

16 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
4. Rangkaian Percobaan

5. Langkah Kerja
1. Siapakan alat dan bahan yang dibutuhkan, letakkan di atas meja kerja.
2. Buatlah rangkaian kerja seperti gambar dengan besar impedansi disesuaikan
dengan tabel pengamatan.
3. Pastikan rangkaian wattmeter tidak salah, perhatikan skema rangkaian yang sudah
ada pada alat ukur tersebut.
4. Aturlah batas ukur lebih tinggi dari tegangan sumber dan polaritas tidak terbalik.
5. Yakinkan rangkaian kerja sudah benar dan konsultasikan terlebih dahulu dengan
pembimbing anda.
6. Hubungkan ke sumber tegangan listrik 220 Volt.
7. Cermati penunjukkan alat ukur dan catat pada tabel pengamatan, untuk mengukur
tegangan impedansi dapat dilakukan dengan multimeter
8. Buka saklar untuk melakukan pergantian beban
9. Kembali lakukan pengamatan, apabila telah selesai matikan sumber tegangan listrik
6. Tabel Pengamatan
Z1 Z2 W A V1 V2 V3
Lp 25 W Bls 20W Lp 25 W Bls 20W
Lp 25 W Lp 25 W
Bls 20W Bls 20W
Bls 10 W Lp 75 W 5 μF
Lp 75 W Bls 10W Lp 75 W 5 μF
Lp 100 W Lp 100 W 8 μF
8 μF 8 μF

17 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
7. Tugas
1. Hitung besar impedansi dan arah vektornya
2. Buatlah diagram vektor beserta analisanya dari tabel pengamatan tersebut dan
bandingkan dengan teori yang pernah dipelajari.

18 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
FT UNP PADANG LEMBARAN LABORATORIUM 5
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO RANGKAIAN LISTRIK
SKS TOPIK : DAYA
KODE : SUB TOPIK : DAYA DAN FAKTOR
DAYA

1. Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat
1. Melakukan percobaan menentukan besarnya daya dan faktor daya rangkaian.
2. Menghitung besarnya daya dan faktor daya dari data yang di dapatkan.

2. Teori Singkat
Biasanya beban yang terpasang pada suatu sumber arus bolak-balik biasanya
merupakan Impedansi yang bersifat induktif atau kapasitif. Jadi daya yang terdapat
dalam beban arus bolak balik terdiri dari 3 jenis daya yaitu daya semu (S=EI) sebagai
daya yang dikeluarkan oleh sumber, daya berguna (P= EI Cos φ) daya yang
menimbulkan panas dalam beban. Dan daya Reaktif (Q= EI Sin φ) yaitu daya yang
disimpan berbentuk medan magnet untuk impedansi induktif serta daya yang
disimpan dalam bentuk medan listrik pada impedansi kapasitif. Perbandingan daya
berguna dibandingkan dengan daya yang dikeluarkan oleh sumber dikatakan dengan

faktor daya (Cos φ = pf), P


Cos  , Makin besar faktor daya, makin besar pula
EI
daya yang dipergunakan beban. Perbandingan antara daya Reaktif dengan daya Semu
Q
sebagai faktor daya Reaktif (Sin φ), Sin   , dimana faktor daya reaktif ini yang
S
menyebabkan berkurangnya daya berguna makin kecil faktor reaktif makin besar
daya yang dapat dipergunakan beban, Penyebab terjadinya faktor daya dikarenakan
terjadinya beda fasa antar arus dan tegangan sumber dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.

19 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
Jika diperhatikan pada gambar dibawah ini, dimana arus yang mengalir pada
rangkaian akan sefasa dengan daya nyata dan tegangan sumber akan sefasa dengan
daya semu.

Jadi faktor daya inilah yang mempengaruhi besarnya daya yang dikeluarkan sumber
dan lebih besar dari daya yang dipergunakan oleh beban.

3. Alat dan Bahan


1. Wattmeter
2. Voltmeter Aditeg
3. Ampmeter Aditeg
4. Cos meter
5. Dekade Kapasitor
6. Ballast 20 Watt
7. Lampu Pijar 25 Watt
8. Saklar
9. Kabel penghubung secukupnya

20 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
4. Rangkaian Percobaan

5. Langkah kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Susun di atas meja kerja, kemudian rangkailah seperti gambar rangkaian kerja
di atas.
3. Untuk rangkaian wattmeter dan cos meter perhatikan gambar rangkaiannya
yang sudah ada di alat ukur tersebut.
4. Pastikan batas ukur lebih tinggi dari tegangan sumber dan polaritas alat ukur tidak
terbalik.
5. Sesuai kan percobaan pertama dengan impedansi yang sesuai dengan
tabel pertama.
6. Konsultasikan dengan pembimbing anda sebelum dihubungkan dengan sumber
tegangan listrik.
7. Mulai melakukan pengamatan sesuai dengan diminta oleh tabel pengamatan

6. Tabel Pengamatan
Z1 Z2 W Cos V I
Lp 25 W Ballast 10 W
Lp 25 W 5 μF
Lp 25 W Lp 25 W
Ballast 10 W Ballast 10 W
Ballast 10 W 5 μF
5 μF 5 μF

21 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
7. Tugas
1. Hitung besarnya daya sesaat dari tabel pengamatan tersebut
2. Jelaskan menurut anda perbandingkan penunjukkan cos meter dan watt meter
berdasarkan data dari tabel pengamatan yang anda peroleh

22 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
FT UNP PADANG LEMBARAN LABORATORIUM 6
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO RANGKAIAN LISTRIK
SKS TOPIK : DAYA
KODE : SUB TOPIK : PERBAIKAN FAKTOR
DAYA

1. Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat
1. Melakukan perbaikan faktor daya
2. Menghitung besarnya kapasitor yang dipergunakan untuk perbaikan faktor daya
3. Teori Singkat
Biasanya beban yang tersambung pada sumber merupakan impedansi yang bersifat
induktif seperti gambar 1a. Dimana pada beban induktif akan menghasilkan diagram
vector seperti gambar 1b. Karena beban yang bersifat induktif yang arah vector daya
reaktifnya ( ) berarah terbelakang terhadap daya P , maka untuk memperbesar
factor daya dibutuhkan daya reaktif yang bersifat kapasitif ( ). Daya reaktif kapasitif
ini dapat diberikan oleh mesin syinkron atau komponen kapasitor. Daya reaktif
kapasitif ini menghasilkan daya dengan arah terahulu dari daya nyata P perhatikan
gambar 2.

Dalam menghubungkan kapasitor terhadap rangkaian dilakukan secara seri atau


parallel. Bila dihubungkan secara seri akan menghasilkan tegangan beban yang lebih
besar dari tegangan sumber. Maka untuk ini dilakukan secara parallel seperti gambar
2a dan diagram vector rangkaian seperti gambar 2b.
Dari diagram vector rangkaian akan terlihat dengan menghubungkan kapasitor secara
parallel akan didapatkan daya reaktifnya akan berkurang sebesar dan menjadikan
daya reaktif rangkaian sesudah diberi kapasitor sebesar Q =

23 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
24 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
Dari diagram vector gambar 2b.

Dari ke 2 persamaan di atas akan dapat ditentukan besarnya kapasitas dari kapasitor
yang dihubungkan parallel adalah

4. Alat dan bahan


1. Wattmeter
2. Voltmeter Aditeg
3. Ampmeter Aditeg
4. Cos φ meter
5. Dekede Kapasitor
6. Ballast 10, 20 W
7. Lampu pijar 25, 75 dan 100 W
8. Saklar
9. Kabel penghubung secukupnya

5. Rangkaian kerja

25 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
6. Langkah kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat rangkaian kerja.
2. Susun di atas meja kerja sesuai dengan gambar.
3. Buat rangkaian kerja, untuk rangkaian wattmeter dan cos φ meter
pedomani dari gambar yang ada pada alat ukur tersebut.
Sedangkan kondisi saklar dalam posisi OFF
4. Sesuaikan beban dengan tabel pengamatan untuk percobaan pertama.
5. Pastikan batas ukur lebih tinggi dari tegangan sumber dengan polaritas
tidak terbalik.
6. Konsultasikan dengan pembimbing anda sebelum dihubungkan ke
sumber tegangan listrik
7. Hubungkan ke sumber tegangan listrik dan hidupkan sakelar ,
kemudian mulai melakukan pengamatan dengan memperhatikan alat
ukur dan masukkan ke dalam tabel.
8. Matikan sakelar dan lakukan pergantian beban sesuai yang diminta
oleh tabel pengamatan
7. Tabel Pengamatan
No Beban Pengukuran Perhitungan
Lampu XL C Cos φ W V I Q Sinφ R Z
(R)
1 25 W BL 10 W
2 25 W BL 10 W 2μF
3 25 W BL 10 W 3μF
4 75 W BL 20 W
5 75 W BL 20 W 4 μF
6 75 W BL 20 W 5 μF
7 100 W BL2 X 20
W
8 100 W BL 2 X 20 6 μF
W
9 100 W BL 2 X 20 10 μF
W

26 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
8. Tugas
1. Hitung besar daya semu dan daya reaktif
2. Apa pengaruh kapasitor dalam rangkaian kerja tersebut.

27 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
FT UNP PADANG LEMBARAN LABORATORIUM 7
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO RANGKAIAN LISTRIK
SKS TOPIK : IMPEDANSI
KODE : SUB TOPIK : RESONANSI TEGANGAN

1. Tujuan :
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan siswa dapat
1. Melakukan percobaan resonansi
2. Menghitung frekuensi resonansi
3. Menggambarkan kharakteristik arus fungsi frekuensi dan kharateristik reaktansi
total fungsi fekuensi
2. Teori Singkat
Resonansi tegangan merupakan keadaan dimana tegangan induksi yang dihasilkan
oleh induktor akan dapat mensuplay tegangan pengisian dari kapasitor, begitu juga
sebaliknya. Resonansi tegangan ini akan terjadi bila impedansi dari rangkaian
mempunyai reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif.

Dari gambar 1 terlihat bahwa impedansi terdiri dari ketiga komponen pasif,
besarnya impedansi rangkaian

Dimana dan

Dari persamaan Reaktansi besarnya akan sebanding lurus dengan frekuensi listrik
yang mengalir dalam rangkaian sedangkan Reaktansi akan berbanding terbalik
terhadap frekuensinya. Jika dilakukan percobaan frekuensi dari kecil ke besar pada
impedansi maka akan terjadi reaktansi induktif akan berubah dari kecil ke besar
sedangkan reaktansi kapasitif akan berubah dari besar ke kecil. Jadi pada suatu saat
akan terjadi reaktansi induktif akan sama dengan rektansi kapasitif. Saat itulah

28 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
29 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
rangkaian dalam keadaan resonansi. Besarnya frekuensi resonansi ditentukan oleh

harga L dan C yaitu

3. Alat dan Bahan


1. Dekade Induktor
2. Dekade Kapasitor
3. Ampmeter Aditeg
4. Voltmeter Aditeg
5. AFG
6. Oscilloscope
7. Multimeter
8. Kabel penghubung secukupnya

4. Rangkaian Percobaan

5. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat rangkaian percobaan.
2. Karena menggunakan AFG maka jenis tegangannya adalah AC maka
putar selektor alat ukur pada posisi AC.
3. Untuk percobaan ini besar beban resistor adalah 500 Ω, induktor 500 mH, dan
kapasitor 5 μF.
4. Tegangan keluaran AFG yang digunakan adalah 5 Volt. Pastikan polaritas dari
alat ukur tidak terbalik dengan batas ukur lebih tinggi dari tegangan sumber listrik
yang digunakan.
5. Kalibrasi Oscilloscope dengan skala 1 Volt = 1 kotak pada kedua channelnya
yaitu CH1 dan CH2.

30 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
6. Apabila anda sudah yakin dengan rangkaian kerja yang anda buat
konsultasikan terlebih dahulu dengan pembimbing anda untuk dicek
kebenarannya.
7. Hubungkan ke sumber tegangan listrik, atur frekuensi dari AFG mulai 50 Hz
dengan tegangan 5 Volt.
8. Lakukan pengamatan dengan memperhatikan alat ukur. Untuk menghitung
besar tegangan masing –masing beban lakukan pengukuran dengan
menggunakan multimeter (atur selektor multimeter pada tegangan ACV).
9. Untuk melihat gambar lissouyuse hubungkan kabel kabel probe sesuai gambar
yaitu CH1 pada input dari beban R dan CH2 pada input beban C. Jangan lupa
putar tombol switch time pada posisi X-Y atau tekan tombol X –Y .
10. Lakukan variasi frekuensi dari AFG

6. Tabel Pengamatan
No Frekuensi Pengukuran Perhitungan Gambar
(Hz) I R φ lisoyuse
1 100
2 200
3 300
4 400
5 500
6 600
7 700
8 800
9 900
10 1000

7. Tugas
1. Lengkapi tabel diatas dengan anlisa perhitungannya.
2. Hitung besar frekuensi resonansi

31 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
FT UNP PADANG LEMBARAN LABORATORIUM 8
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO RANGKAIAN LISTRIK
SKS TOPIK : RANGKAIAN PARALEL
KODE : SUB TOPIK : ADMITANSI

1. Tujuan :
Setelah melakukan praktek ini diharapkan mahasiswa dapat
1. Menghitung admitansi dari rangkaian percobaan
2. Menggambarkan diagram phasor dari arus rangkaian
3. Menghitung paramater –parameter dari admitansi
2. Teori Singkat
Dalam menyelesaikan rangkaian paralel arus bolak balik akan sulit diselesaikan dengan
parameter impedansi. Untuk menghitung besarnya paramter dalam rangkaian paralel
akan lebih mudah dengan mempergunakan Admitansi (Y), dimana admitansi kebalikan
dari impedansi

Seperti jugan dengan impedansi, admitansi ada yang bersifat induktif dan ada juga
yang bersifat kapasitif. Jika impedansi yang bersifat induktif yang besarnya
Z = R + jX akan didapatkan admitansinya

Akan didapatkan admitansi Y = G – Jb


Untuk impedansi yang bersifat kapasitif didapatkan admitansi Y = G + jB
Dimana Y = Admitansi dalam
G = Konduktansi dalam
B = Subseptansi dalam

32 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
Untuk menentukan besarnya parameter rangkaian dapat dihitung dengan sistem
admitansi.
Arus sumber I = Vyt
Arus cabang
Admitansi total dimana dan

3. Alat dan Bahan


1. Wattmeter

2. Voltmeter Aditeg
3. Ampmeter Aditeg
4. Dekade Kapasitor
5. Ballast
6. Lampu pijar
7. Saklar
8. Kabel penghubung secukupnya

33 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
4. Rangkaian Percobaan

5. Langkah Kerja
1. Siapkan alat bahan yang dibutuhkan dan letakkan di atas meja kerja
2. Buatlah rangkaian percobaan seperti gambar dan sesuaikan beban dalam
rangkaian percobaan menurut tabel. Untuk percobaan pertama beban Z1 dan Z2
adalah lampu.
3. Pada alat ukur wattmeter pedomani rangkaian kerjanya yang sudah ada pada
alat ukur tersebut.
4. Atur batas ukur dari alat ukur yang digunakan lebih tinggi dari sumber
tegangan 220 Volt.
5. Pastikan rangkaian kerja yang ada buat sudah benar dan saklar dalam
keadaan terbuka (tidak terhubung)
6. Konsultasikan terlebih dahulu dengan pembimbing anda untuk di
cek kebenarannya sebelum dihubungkan dengan sumber tegangan
listrik.
7. Hubungkan ke sumber listrik dan mulai lakukan pengamatan pada alat ukur.
8. Lakukan pergantian beban sesuai yang diminta oleh tabel pengamatan.
9. Kembali lakukan pengamatan dan mencatat penunjukkan alat ukur pada tabel
pengamatan.

34 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
6. Tabel Pengamatan
Z1 Z2 W V I
Lp 25 W Lp 25 W
Bls 20 W Bls 20 W
4 μF 4 μF
Lp 75 W Bls 20 W Lp 75 W Bls 20 W
Lp 75 W 6 μF Lp 75 W 6 μF
8 μF Bls 20 W Bls 20 W 8 μF
Bls 2 X Bls 2 X
20 W 20 W
Lp 100 W Bls 2 X 20 Lp 100 W Bls 2 X
W 20 W

7. Tugas
1. Hitung besar admitansi masing –masing impedansi
2. Hitung besar admitansi total
3. Gambarkan diagram vektor arus dengan tegangan sumber sebagai vektor standar
4. Buat analisa pengukuran dan bandingkan dengan teori yang sudah dipelajarinya.

35 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
FT UNP PADANG LEMBARAN LABORATORIUM 9
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO RANGKAIAN LISTRIK
SKS TOPIK : IMPEDANSI
KODE : SUB TOPIK : RESONANSI ARUS

1. Tujuan
Setelah melakukan praktek ini diharapkan mahasiswa dapat
1. Melakukan percobaan resonansi paralel (arus)
2. Menghitung frekuensi resonansi
3. Menggambarkan kharakteristik arus fungsi frekuensi dan kharakteristik
reaktansi total fungsi frekuensi.

2. Teori Singkat
Resonansi arus merupakan keadaan dimana arus induksi induktor dan arus kapasitor
arahnya akan saling bertolak belakang. Jadi bila induktor sedang melepaskan arus
maka kapasitor sedang menyerap arus begitu juga sebaliknya. Jika arus yang
dilepaskan oleh induktor sama besar dengan arus yang diserap oleh kapasitor keadaan
inilah yang dikatakan dengan keadaan resonansi
Pada rangkain paralel 2 buah impedansi , dimana cabang pertama mempergunakan
Induktor dengan tahanan R dan Reaktansi X L sedangkan pada cabang yang lain
tersambung dengan sebuah kapasitor dengan reaktansinya XC.
Rangkaian akan mencapai resonansi jika arus Ix Sinφ = Ic , untuk menentukan

E X
abesarus IxSinφ dapat dicari melalui IX  dan Sin   dan
L

R 2  XL 2 R 2  XL 2
E
untuk menentukan rnya arus I 
C
XC
Jika arus IL merupakan perkalian Ix Sinφ = IL

E XL EX L
IL 

R2 X 2 R X L
2 2
L
2R 2  X
L

Keadaan akan mencapai resonasi arus jika IL = IC , yang berarti bila sumber
diputuskan arus akan tetap mengalir dalam rangkaian

36 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
Dari gambar diatas terlihat sebuah impedansi induktor tersambung paralel dengan
sebuah kapasitor rangkaian tersebut terhubung dengan sumber arus bolak balik E.

Kead2aan resonansi mendapatkan EX L  E , besarnya XL = 2‫ח‬fL dan


R2X XC
2 L

Xc  1
2fC

L 1 R
 C dan ω2   2
atau fr 
R 
2
LC L 2
2
2 2
L 1 1
R
2LC L2
Reaktansi Induktif sebesar XL  2 πfL V
atau X  L dan besarnya
L
IL
1 V
Reaktansi kapasitif adalah sebesar XC  2 πfC atau X  C serta Impedansi
C
IC
V
toral Z 
T
I
3. Alat dan Bahan
1. Dekade Resistor
2. Dekade Kapasitor
3. Dekade Induktor
4. Ampmeter Aditeg
5. Voltmeter Aditeg
6. AFG
7. Osciloscope
8. Kabel penghubung secukupnya

37 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
4. Rangkaian Percobaan

5. Langkah kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat
rangkaian percobaan seperti gambar.
2. Kalibrasi Osciloscope dengan faktor skala 1 Volt/Div tiap kotak.
Lakukan kalibrasi pada kedua chanel yaitu CH 1 dan CH 2.
3. Untuk percobaan pertama dengan beban R = 500 Ω, L = 500 mH, dan C
= 2 μF.
4. Yakinkan rangkaian yang anda buat sudah benar, konsultasikan
terlebih dahulu dengan pembimbing anda untuk dicek rangkaian kerja
anda.
5. Atur batas ukur lebih tinggi dari tegangan sumber yaitu 5 Volt dan jenis
tegangan yang digunakan pada alat ukur.
6. Hubungkan AFG ke sumber tegangan listrik.
7. Atur amplitudo pada AFG hingga penunjukkan V1 adalah 5 Volt
dan frekuensi 100 Hz.
8. Hubungkan kabel probe CH1 pada bagian input R dan CH2 pada bagian
input C. Selain itu, jangan lupa hubungan ground CRO atau osciloscope
ke bagian ground AFG .
9. Tekan tombol X-Y atau putar selektor switch time pada X – Y.
10. Mulai lakukan pengamatan, catat penunjukkan masing alat ukur da
pindahkan ke tabel pengamatan.
11. Lakukan percobaan yang kedua dengan beban sesuai yang diminta
oleh tabel pengamatan. Lakukan kembali seperti langkah kerja di atas.

38 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
6. Tabel pengamatan
No Frekuensi Pengukuran Perhitungan Gambar
(Hz) V I R φ lisoyuse
1 100
2 200
3 300
4 400
5 500
6 600
7 700
8 800
9 900
10 1000
.............

7. Tugas
1. Hitung besar frekuensi resonansi
2. Analisa hasil pengukuran dan bandingkan dengan teorinya

39 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
FT UNP PADANG LEMBARAN LABORATORIUM 10
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO RANGKAIAN LISTRIK
SKS TOPIK : RANGKAIAN 3 FASA
KODE : SUB TOPIK : HUBUNGAN Y SEIMBANG

1. Tujuan
Setelah melakukan praktek hubungan bintang seimbang diharapkan mahasiswa dapat
1. Melakukan percobaan hubungan bintang seimbang
2. Menghitung besarnya faktor daya

2. Teori Singkat
Beban tiga fasa adalah suatu beban yang tersambung dengan sumber arus putar
(sumber 3 fasa). Padas umber 3 fasa akan berbeda fasa antara fasa dengan fasa
sebesar 120ᵒ listrik. Dikatakan dengan beban seimbang adalah suatu beban yang besar
dan arah yang sama, jika besarnya sama tapi arahnya tidak sama ini berarti tidak
setimbang dan akan menyebabkan terjadinya pengaliran arus pada kawat netral.

Pada gambar di atas dapat dilihat rangkaian tiga fasa hubungan bintang beban
seimbang, dimana impedansi beban setiap fasa mempunyai besar dan jenis yang sama
dan menghasilkan diagram phasor seperti gambar dibawah ini

40 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
Pada rangkaian 3 fasa akan dijumpai adanya tegangan fasa, tegangan line yang

besarnya pada hubungan bintang arus fasa sama dengan arus line .

Faktor daya setiap fasa besarnya dan , Impedansi setiap fasa

. Pada hubungan bintang (Y) beban setimbang akan didapatkan arus setiap
fasa sama besar dan arahnya terhadap tegangan fasa juga sama besar begitu juga
dengan faktor daya.
3. Alat dan Bahan
1. Lampu pijar 25, 75, dan 100 Watt
2. Ballast 20 Watt
3. Dekade kapasitor
4. Voltmeter Aditeg
5. Ampmeter Aditeg
6. Wattmeter
7. Saklar
8. Kabel penghubung secukupnya.

4. Rangkaian Percobaan

5. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat rangkaian kerja.
2. Untuk percobaan pertama sesuaikan besar beban dengan tabel pengamatan
3. Buat rangkaian seperti gambar di atas.

41 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
4. Untuk rangkaian wattmeter pedomani gambar kerja yang ada dalam alat
ukur tersebut.
5. Atur tegangan lebih besar dari tegangan sumber yaitu di atas 220 Volt. Tentukan
jenis tegangan yang digunakan dan jangan sampai polaritas dari alat ukur
terbalik.
6. Pastikan rangkaian yang ada buat sudah benar dan konsultasikan terlebih dahulu
dengan pembimbing anda untuk dicek kebenarannya.
7. Sebelum dihubungkan dengan sumber tegangan listrik saklar dalam keadaan
terbuka.
8. Hubungkan ke sumber tegangan listrik, lihat penunjukkan alat ukur dan catat pada
tabel pengamatan.
6. Tabel Pengamatan
Beban Pengukuran
No W I
1 Lp 25 Lp 25 Lp 25
W W W
2 Ballast Ballast Ballast
20 W 20 W 20 W
3 5 μF 5 μF 5 μF
4 Lp 75 Ballast Lp 75 Ballast Lp 75 Balla
W 20 W W 20 W W st 20
W
5 Lp 100 9 μF Lp 100 9 μF Lp 100 9 μF
W W W
6 Ballast 4 μF Ballast 4 μF Ballast 4 μF
2 x20 2 x 20 2 x 20
W W W

7. Tugas
1. Hitung faktor daya, sudut φ, impedansi fasa dan daya total
2. Buat laporan dan analisanya.

42 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
FT UNP PADANG LEMBARAN LABORATORIUM 11
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO RANGKAIAN LISTRIK
SKS TOPIK : RANGAKAIAN 3 FASA
KODE : SUB TOPIK : HUBUNGAN Y TAK
SEIMBANG

1. Tujuan
Setelah melakukan praktek ini diharapkan mahasiswa dapat
1. Melakukan percobaan hubunganbintang beban seimbang
2. Menghitung besarnya faktor daya setiap fasa dan besarnya arus jaringan nol

2. Teori Singkat
Beban tiga fasa tidak seimbang adalah suatu beban dimana besarnya tidak sama atau
bisa juga jenis dari beban tidak sama dan bisa juga besar dari jenisnya tidak sama.
Jika beban tidaks ama di setiap fasa akan menimbulkan pengaliran arus pada jaringan
netral. Begitu juga jika jenis dari beban tidak sejenis walau besarnya sama yang akan
menimbulkan pergeseran fasa di setiap fasa akan berbeda besarnya. Dengan adanya
beban yang demikian juga akan menghasilkan terjadinya arus jaringan netral.

Untuk lebih jelasnya arus yang mengalir pada jaringan netral dapat diperhatikan
gambar 1 diatas. Dimana arus yang mengalir pada kawat netral ( ) merupakan
penjumlahan vektor dari ke 3 arus fasa.

43 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
Pada gambar 1 diatas, penjumlahan vektor dari arus fasa yang besarnya berbeda
dengan jenis sama sedangkan pada gambar 2 merupakan penjumlahan vektor arus
fasa dengan jenis beban yang berbeda di setiap fasa.
Pada fasa R arus sefasa terhadap tegangan .
Pada fasa S arus terbelakang dari tegangan .
Pada fasa T arus terdahulu dari tegangan sebesar sudut dan fasa T arus

terdahulu dari tegangan sebesar sudut dan faktor daya

Daya total

3. Alat dan Bahan


1. Lampu pijar 25 W, 75 W, 100 W.
2. Ballast 20 W
3. Dekade Kapasitor
4. Voltmeter Aditeg
5. Wattmeter
6. Ampmeter Aditeg
7. Saklar
8. Kabel penghubung secukupnya.

44 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
4. Rangkaian Percobaan

5. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat rangkaian percobaan
2. Susun di atas meja kerja sesuai gambar untuk memudahkan dalam merangkai
3. Pedomani gambar rangkaian pada wattmeter untuk membuat rangkaian kerja alat
ukur tersebut.
4. Untuk percobaan pertama sesuaikan beban dengan yang diminta tabel pengamatan
5. Pastikan jenis tegangan yang digunakan atur posisi selektor dan batas ukur yang
digunakan pada alat ukur yaitu lebih tinggi dari sumber tegangan listrik
6. Yakinkan rangkaian kerja anda sudah benar pastikan polaritas dari alat ukur tidak
terbalik dan posisi saklar dalam keadaan terbuka atau mati.
7. Konsultasikan dengan pembimbing anda untuk dicek kebenaran dari rangkaian
kerja yang anda buat.
8. Hubungkan ke sumber tegangan listrik dan hidupkan MCB untuk masing –masing
jenis fasa yang digunakan.
9. Mulai lakukan pengamatan dan mencatat penunjukkan alat ukur pada
tabel pengamatan.
10. Lakukan pergantian beban sesuai dengan yang diminta oleh tabel pengamatan.
11. Apabila telah selesai, matikan sumber tegangan listrik dan kembalikan alat dan
bahan pada tempat semula.

45 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
6. Tabel Pengamatan
Beban Pengukuran
No W I
1 Lp 25 Lp 75 Lp 100
W W W
2 Ballast Ballast Ballast
10 W 20 W 40 W
3 2 μF 4 μF 6 μF
4 Lp 75 Ballast 8 μF
W 20 W
5 Lp 25 5 μF Lp 75 8 μF Lp 100 10
W W W μF
6 Lp 100 Ballast Ballast 4 μF Ballast 6 μF
W 20 W 20 W 2 x 20
W

7. Tugas
1. Hitung faktor daya, sudut φ, impedansi fasa dan daya total
2. Buat analisa perhitungannya.

46 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
FT UNP PADANG LEMBARAN LABORATORIUM 12
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO RANGKAIAN LISTRIK
SKS TOPIK : RANGKAIAN 3 FASA
KODE : SUB TOPIK : HUBUNGAN D SEIMBANG

1. Tujuan
Setelah melakukan praktek ini diharapkan mahasiswa dapat
1. Menghitung besarnya faktor daya setiap fasa dan besarnya arus jaringan nol.

2. Teori Singkat
Sumber arus putar 3 fasa merupakan sumber yang besarnya tegangan line sama
dengan tegangan fasa . Hubungan segi –tiga (D) setiap beban akan tersambung
dengan tegangan line. Biasanya kemampuan beban sama dengan tegangan fasa.
Apabila beban langsung tersambung dengan jaringan akan dapat merusak beban
tersebut. Untuk menjaga agar beban dapat disuplay dengan tegangan line, maka
diusahakan tegangan yang masuk ke beban sama dengan kemampuan beban. Dalam
hal ini dilakukan dengan memperkecil tegangan line sama dengan tegangan beban
dengan mempergunakan transformator tiga fasa.

Atau dapat juga dilakukan dengan menghubungkan seri 2 beban untuk setiap fasanya.
Pada hubungan segi tiga didapati tegangan fasa akan sama dengan linear.

parameter arusnya
Pada beban setimbang arus line membuat sudut terhadap arus fasanya
Faktor daya

47 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
3. Alat dan Bahan
1. Lampu pijar
2. Ballast
3. Dekade kapasitor
4. Voltmeter Aditeg
5. Wattmeter
6. Ampmeter Aditeg
7. Saklar
8. Transformator 1 fasa stepdown 220 V
9. Kabel penghubung secukupnya
4. Rangkaian Percobaan

5. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat rangkaian kerja ini.
2. Perhatikan dengan baik untuk membuat rangkaian pada transformator 3 fasa.
3. Pedomani gambar rangkaian kerja untuk membuat rangkaian pada alat
ukur wattmeter
4. Buat rangkaian seperti pada gambar percobaan diatas.
5. Sesuai beban untuk percobaan pertama dengan beban yang ditentukan oleh tabel
pengamatan.

48 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
6. Atur batas ukur lebih tinggi dari tegangan sumber dan pastikan polaritas tidak
terbalik.
7. Pastikan saklar dalam posisi terbuka atau tidak terhubung.
8. Konsultasikan dengan pembimbing anda terlebih dahulu sebelum
dihubungkan dengan sumber tegangan listrik.
9. Hubungkan ke sumber tegangan listrik 3fasa dan hidupkan saklar.
10. Mulai lakukan pengamatan dan catat penunjukkan alat ukur pada
tabel pengamatan.

6. Tabel Pengamatan
Beban Pengukuran
No W I
1 Lp 40 Lp 40 Lp 40
W W W
2 Ballast Ballast Ballast
20 W 20 W 20 W
3 9 μF 9 μF 9 μF
4 Lp 40 9 μF Lp 40 9 μF Lp 40 9 μF
W W W
5 Ballast 4 μF Ballast 4 μF Ballast 4 μF
20 W 20 W 20 W
6 Lp 40 Lp 40 Lp 40
W Ballast W Ballast W Ballas
20 W 20 W t
20 W

7. Tugas
1. Hitung faktor daya, sudut , impedansi fasa dan daya total.

49 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D
50 | P R A K T E K R A N G K A I A N L I S T R I K D

Anda mungkin juga menyukai