Anda di halaman 1dari 11

MODUL 1 PENGUKURAN DASAR ELEKTRONIKA

Mitha Syahfitri (K1C016040)


Asisten: Asep Saepulloh
Tanggal Percobaan: 12/10/2017
PAF15210P-Praktikum Elektronika Dasar I
Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika–Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unsoed

Abstrak Pada praktikum ini juga diajarkan bagaimana cara


mengkalibrasi tegangan dan frekuensi pada
Pada percobaan pengukuran dasar elektronika ini
osiloskop, mengukur tegangan AC dan frekuensi
dilakukan percobaan kalibrasi tegangan dan frekuensi
dari generator isyarat dengan osiloskop, serta
osiloskop, pengukuran tegangan AC dan frekuensi dari
mengukur tegangan dan arus listrik DC dengan
generator isyarat dengan osiloskop, serta pengukuran
MMD.
tegangan dan arus listrik DC dengan MMD. Pada
percobaan kalibrasi tegangan dan frekuensi osiloskop, yang
2. STUDI PUSTAKA
pertama kali dilakukan adalah memasang kabel osiloskop
dari generator isyarat ke osiloskop. Kemudian mengatur Pada awal praktikum diperkenalkan alat-alat yang
posisi VoltDiv pada skala 0,2 V untuk percobaan biasa digunakan pada praktikum elektronika
kalibrasi tegangan dan mengatur posisi TimeDiv pada skala dasar 1. Alat- alat tersebut meliputi catu daya
1 ms untuk percobaan kalibrasi frekuensi. Setelah itu, (power supply), generator isyarat, osiloskop,
menentukan nilai frekuensi sehingga pada layar akan multimeter digital, breadboard, sumber tegangan
muncul sinyal berupa gelombang sinus dilanjutkan dengan DC, resistor, kapasitor.
mengatur tombol kalibrasi VoltDiv agar nilai tegangan
puncak sesuai dengan nilai tegangan kalibrasi yang 2.1 POWER SUPPLY
ditentukan untuk percobaan kalibrasi tegangan begitu juga
Pada dasarnya arus listrik terdiri dari dua bagian
untuk percobaan kalibrasi frekuensi yaitu mengatur tombol
yaitu arus bolak-balik (AC) dan arus searah (DC).
kalibrasi TimeDiv agar dihasilkan nilai periode yang sesuai
Power supply merupakan sumber arus listrik.
dengan nilai periode yang ditentukan. Pada percobaan
Fungsi dari power supply pengubah tegangan
pengukuran tegangan AC dan frekuensi dari generator
dari arus AC menjadi arus DC [1].
isyarat dengan osiloskop, yang pertama kali dilakukan
adalah mengatur frekuensi pada generator isyarat sebesar 1
2.2 GENERATOR ISYARAT
KHz. Kemudian mengatur amplitode generator isyarat pada
tegangan 5V yang digunakan menentukan tegangan dan Generator isyarat merupakan alat yang dapat
frekuensi yang terlihat pada osiloskop. Pada percobaan membangkitkan sinyal listrik berupa berbagai
pengukuran tegangan dan arus listrik DC dengan MMD, bentuk gelombang dengan frekuensi dan
yang pertama kali dilakukan adalah merangkai sebuah amplituda yang dapat diatur. Bentuk gelombang
rangkaian seri dengan tiga buah resistor yang telah yang dihasilkan diantaranya gelombang sinus,
ditentukan. Kemudian menghubungkan sumber tegangan kotak, gigi gergaji, segitiga, dan pulsa [2].
DC sebesar 9V dilanjutkan dengan menentukan tegangan
pada setiap resistor dengan MMD yang sebelumnya telah 2.3 OSILOSKOP
diatur pada posisi Voltmeter DC sehingga akan didapat Osiloskop merupakan alat ukur yang dipakai
nilai tegangan total pada rangkaian yang digunakan untuk guna memetakan atau membaca sinyal listrik
menghitung besarnya kuat arus listrik yang mengalir pada maupun frekuensi. Cara kerja osiloskop yaitu
rangkaian tersebut.
menghubungkan kabel osiloskop dengan sumber
Kata kunci: Kalibrasi, Tegangan, Frekuensi, Arus tegangan yang kemudian dapat diatur besaran
listrik, MMD (Multimeter Digital). frekuensinya. Sehingga akan terbentuk gelombang
sinus dalam layar osiloskop. Dari bentuk
1. PENDAHULUAN gelombang tersebut dapat ditentukan besarnya
tegangan dari puncak atas sampai puncak bawah
Praktikum pengukuran dasar elektronika
dan juga frekuensinya.
merupakan praktikum yang menjadi bekal bagi
praktikum selanjutnya. Pada praktikum ini Fungsi osiloskop adalah :
diperkenalkan berbagai macam peralatan yang
1) Mengukur besar tegangan listrik dan
berkaitan dengan elektronika dasar, bagaimana
relasi terhadap waktu.
prinsip kerja dan apa kegunaan dari alat tersebut.
Laporan Praktikum –Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPAUnsoed 1
2) Mengukur frekuensi sinyal yang berisolasi. 2.7 KAPASITOR
3) Mengecek jalannya suatu sinyal pada Kapasitor adalah komponen elektronika yang
sebuah rangkaian listrik. dapat menyimpan muatan arus listrik di dalam
medan listrik sampai batas waktu tertentu dengan
4) Membedakan arus AC dengan arus DC.
cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal
5) Mengetahui noise pada sebuah rangkaian dari muatan arus listrik. Adapun cara kerja
listrik [3]. kapasitor dalam sebuah rangkaian elektronika
adalah dengan cara mengalirkan arus listrik
2.4 MULTIMETER menuju kapasitor. Apabila kapasitor sudah penuh
terisi arus listrik, maka kapasitor akan
Multimeter adalah alat yang berfungsi untuk
mengeluarkan muatannya dan kembali mengisi
melakukan berbagai besaran, antara lain besaran
lagi. Begitu seterusnya. Kapasitor biasanya terbuat
tegangan, arus listrik, dan hambatan. Multimeter
dari dua buah lempengan logam yang dipisahkan
terbagi menjadi dua bagian yakni Multimeter
oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan
Analog dan Multimeter Digital. Pada Multimeter
dielektrik yang umumnya dikenal misalnya
Analog hasil pembacaan ditunjukkan dengan
adalah ruang hampa udara, keramik, gelas, dan
menggunakan jarum dan skala sedangkan pada
lain-lain [7].
Multimeter Digital hasil pembacaan ditunjukkan
dalam bentuk angka desimal [4].
3. METODOLOGI
2.5 BREADBOARD
3.1 ALAT DAN BAHAN
Project board atau yang sering disebut sebagai
breadboard adalah dasar konstruksi sebuah  Osiloskop
sirkuit elektronik dan merupakan prototype dari  Generator isyarat
suatu rangkaian elektronik. Breadboard banyak
digunakan untuk merangkai komponen, karena  AC-DC Power Supply
dengan menggunakan breadboard, pembuatan  MMD
prototype tidak memerlukan proses menyolder
(langsung tancap). Karena sifatnya yang solderless  Breadboard
alias tidak memerlukan solder sehingga dapat
 Resistor 4.7k, 47k, 10k 
digunakan kembali dan dengan demikian sangat
cocok digunakan pada tahapan proses pembuatan  Baterai 9 V
prototype serta membantu dalam berkreasi dalam
 Kabel Penghubung
desain sirkuit elektronika.
Berbagai sistem elektronik dapat dimodelkan 3.2 DIAGRAM
dengan menggunakan breadboard, mulai dari
sirkuit analog dan digital kecil sampai membuat
Unit Pengolahan Terpusat (UPT) [5].

2.6 RESISTOR
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang
selalu digunakan dalam setiap rangkaian
elektronika karena bisa berfungsi sebagai
pengatur atau untuk membatasi jumlah arus yang
mengalir dalam suatu rangkaian. Dengan resistor,
arus listrik dapat didistribusikan sesuai dengan
kebutuhan. Sesuai dengan namanya resistor
bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan
karbon. Satuan resistansi dari suatu resistor
disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol
 ( Omega ). Dari hukum Ohm diketahui bahwa
resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus
yang mengalir melaluinya [6].

Laporan Praktikum –Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPAUnsoed 2


Menghubungkan
Menghubungkan
Kabel Osiloskop dari Kabel OSiloskop
osiloskop ke dari osiloskop ke
generator isyarat
generator
isyarat

Mengatur
posisi Mengatur
VoltDiv pada psosisi
skala 0,2 V TimeDiv pada
skala 1 ms

Atur frekuensi pada


generator isyarat
sebesar 1Khz
sehingga terbentuk
gelombang sinus pada Atur frekuensi
layar osiloskop dan pada generator
mengatur tombol
kalibrasi VoltDiv isyarat sebesar
1Khz sehingga
dihasilkan nilai
Gambar 3-1 Kalibrasi Tegangan Osiloskop periode 1ms

Gambar 3-1 Kalibrasi Tegangan Osiloskop

Laporan Praktikum –Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPAUnsoed 3


mengatur
frekuensi pada Membuat rangkaian
pada breadboard
generator dengan memasang 3
isyarat sebesar resistor secara seri
1 KHz

Menghubungkan
mengatur sumber arus DC dengan
amplitode besar 9V ke rangkaian,
dan memasang MMD
generator pada ujung ujung
isyarat pada resistor demi
menghitung tegangan
tegangan 5V titik nya

menentukan Mengamati nilai


tegangan dan tegangan yang
tertera pada MMD
frekuensi yang dan mencatat hasil
terlihat pada tersebut.
osiloskop

Gambar 3-1 pengukuran tegangan AC dan frekuensi dari Gambar 3-2 Pengukuran Tegangan dan Arus Listrik DC
dengan MMD
generator isyarat dengan osiloskop

4. HASIL DAN ANALISIS

4.1 HASIL
Tabel 4-1 Tabel kalibrasi tegangan osiloskop

Channel 2

Jml Kotak Skala VoltDiv Nilai Teg.

2 0,1 V 0,2 V

5 0,1 V 0,5 V

5 0,2 V 1,0 V

Tabel 4-2 Tabel kalibrasi frekuensi osiloskop

Skala Nilai
Jml Kotak
TimeDiv Frekuensi

5 1 ms 1 kHz

3,5 1 ms 1,5 kHz

Laporan Praktikum –Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPAUnsoed 4


5. KESIMPULAN
2,5 1 ms 2 kHz
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat
disimpulkan :
Tabel 4-3 Tabel pengukuran tegangan AC dan 1) Kalibrasi pada tegangan osiloskop
frekuensi dari generator isyarat dengan osiloskop didapatkan dari kesesuaian antara nilai
pada kalibrasi dengan nilai dari
Generator Isyarat CRO gelombang (voltDiv dan jumlah kotak)
sebesar 0,1 V dan 0,2 V dengan jumlah
Amplitudo Frekuensi Teg.pp Frekuensi kotak 2, begitu juga dengan jumlah kotak
5.
5V 1 kHz 5V 10 Hz
2) Kalibrasi pada frekuensi osiloskop
didapatkan dari kesesuaian antara nilai
pada kalibrasi dengan nilai dari
Tabel 4-4 Tabel pengukuran tegangan dan arus gelombang (TimeDiv dan jumlah kotak)
listrik DC menggunakan MMD sebesar 1 ms dengan frekuensi 1 kHz dan
jumlah kotak 5.
Teg. Sumber Vab Vbc Vcd I
(Vad) 3) Kalibrasi generator isyarat dengan
osiloskop berhasil dengan nilai amplitudo
9V 2,70 2,60 2,50 0.0001264181 dan tegangan sama sebesar 5 V tetapi
A frekuensinya tidak sama yaitu 1 kHz pada
generator isyarat dan 10 Hz pada
9V 2,35 2,30 2,23 0.0001115072 Osiloskop.
A 4) Nilai sumber tegangan(9 V) dengan
jumlah tegangan di setiap titik AB,BC,CD
9V 2,33 2,14 2,13 0.0001069692 (7,80) dalam rangkaian seri 3 resistor(4k7
A kΩ,10 kΩ, dan 47 kΩ) diuji dengan
MMD tidak berbeda jauh,dan nilai
4.2 ANALISIS arusnya sebesar 0,0001264181A tetapi
berbeda jauh dengan pengulangan kedua
Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan ketiga.
kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat
ukur dan bahan ukur dengan cara
membandingkan terhadap standar ukur yang
mampu telusur (traceable) ke standar nasional DAFTARPUSTAKA
untuk satuan ukuran dan/atau internasional. [1] http://elektronikadasar.info/pengertian-
Kalibrasi dilakukan agar bisa diketahui seberapa power-supply.htm, 17-10-2017, 5:30.
jauh perbedaan (penyimpangan) antara harga
benar dengan harga yang ditunjukkan oleh alat [2] http://teknikelektronika.com/pengertian-
ukur [8]. function-generator-jenis-generator-fungsi/,
17-10-2017, 5:40.
Cara membedakan frekuensi dan tegangan pada
osiloskop adalah yaitu dengan menentukan [3] http://alatukur.web.id/osiloskop-kegunaan-
terlebih dahulu sumbu koordinat x dan y. Sumbu dan-cara-kerjanya/, 17-10-2017, 6:05.
y atau amplitudo menunjukkan tegangan (V) yang [4] http://zonaelektro.net/mengenal-jenis-dan-
dihitung dari batas bawah gelombang sampai fungsi-pada-multimeter/, 17-10-2017, 6:20.
batas atas. Sumbu x menunjukkan frekuensi (f)
yang dihitung satu gelombang dengan adanya
[5] http://www.robotedukasi.com/mengenal-
satu lembah dan satu bukit pada gelombang sinus
papan-proyek-projectboard/, 17-10-2017,
[3].
6:50.

Perbedaan nilai output dan input pada osiloskop


[6] http://rangkaianelektronika.info/fungsi-dan-
dikarenakan beberapa faktor diantaranya yaitu
jenis-jenis-resistor/, 17-10-2017, 7:10.
kurang berhati-hati dalam menggunakan alat [7] http://dasarelektronika.com/pengertian-dan-
seperti kabel, kurang teliti dalam memasukkan fungsi-kapasitor/, 17-10-2017, 7:25.
angka, dan salah dalam menekan tombol.

Laporan Praktikum –Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPAUnsoed 5


[8] http://basukidwiputranto.blogspot.co.id/201 LAMPIRAN
3/10/definisi-kalibrasi.html, 17-10-2017,
13:21.

Laporan Praktikum –Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPAUnsoed 6


MODUL 2 RANGKAIAN TAPIS

Mitha Syahfitri (K1C016040)


Asisten: Asep Saepulloh
Tanggal Percobaan: 12/10/2017
PAF15210P-Praktikum Elektronika Dasar I
Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika–Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unsoed
Abstrak Komponen penyusun filter aktif yaitu ohm-Amp,
kapasitor, dan resistor sedangkan komponen
Pada percobaan rangkaian tapis dilakukan percobaan tapis
penyusun filter pasif yaitu induktor, kapasitor,
lolos rendah dan tapis lolos tinggi. Pada percobaan tapis lolos
dan resistor [1].
rendah yang pertama kali dilakukan adalah membuat
rangkaian tapis lolos rendah dengan resistor 1 K  dan a. TAPIS LOLOS RENDAH
kapasitor 1000  F dilanjutkan dengan menghubungkan
generator isyarat pada input rangakaian tapis. Kemudian Tapis lolos rendah adalah sebuah rangkaian yang
mengatur generator isyarat pada frekuensi 50 Hz dan digunakan untuk meneruskan sinyal berfrekuensi
amplitudo agar menghasilkan tegangan sebesar 100 mVpp rendah dan meredam sinyal berfrekuensi tinggi.
dilanjutkan dengan menentukan Vin dan Vout. Setelah itu,
memvariasikan frekuensi dari generator isyarat mulai dari
50 Hz sampai dengan 1 MHz dilanjutkan dengan
menentukan frekuensi potongnya (fp). Pada percobaan tapis
lolos tinggi dilakukan cara kerja yang sama dengan
percobaan tapis lolos rendah hanya pada langkah ketiga
diganti dengan mengatur generator isyarat pada frekuensi 1
MHz dan amplitudo agar menghasilkan tegangan 100
mVpp pada layar Osiloskop.
Kata kunci: Tapis lolos rendah, Tapis lolos tinggi, Untuk sinyal listrik, low-pass filter direalisasikan
Frekuensi, Amplitudo, Rangkaian. dengan meletakkan kumparan secara seri dengan
sumber sinyal atau dengan meletakkan kapasitor
1. PENDAHULUAN secara pararel dengan sumber sinyal. Contoh
penggunaan filter ini pada aplikasi audio, yaitu
Praktikum rangkaian tapis ini bertujuan agar pada peredaman frekuensi tinggi sebelum masuk
memahami apa itu rangkaian tapis baik rangkaian speaker bass atau subwoofer. Kumparan yang
tapis lolos rendah maupun rangkaian tapis lolos diletakkan secara seri dengan sumber tegangan
tinggi. Pada praktikum ini dilakukan percobaan akan meredam frekuensi tinngi dan meneruskan
rangkaian tapis lolos rendah dan percobaan frekuensi rendah, sedangkan sebaliknya kapasitor
rangkaian tapis lolos tinggi. Praktikum kali ini yang diletakkan seri akan meredam frekuensi
praktikan mencari nilai Vout untuk menentukan rendah dan meneruskan frekuensi tinggi.
nilai K dan nilai frekuensi potong (fp). Komponen rangkaian Low Pass Filter berupa
komponen induktor (L) dan kapasitor (C).
2. STUDI PUSTAKA Rangkaian ini juga berfungsi sebagai filter
Rangkaian Tapis atau Filter suatu rangkaian listrik harmonisa pada sistem distribusi yang menjaga
yang di design untuk meneruskan atau menahan agar gelombang tegangan atau arus tetap
sinyal pada daerah frekuensi tertentu. Sebuah sinusodial [2].
rangkaian filter bisa terdiri hanya dari komponen-
komponen pasif dan biasa disebut sebagai b. TAPIS LOLOS TINGGI
rangkaian filter pasif (Passive Filter Network). Ada Tapis lolos tinggi adalah sebuah rangkaian yang
juga rangkaian filter yang menggunakan digunakan untuk meneruskan sinyal berfrekuensi
komponen-komponen aktif dan biasa disebut tinggi dan meredam sinyal berfrekuensi rendah.
sebagai rangkaian filter aktif (Active Filter Network).
Bagian ini berisi uraiansingkat dari berbagai
sumber
Pada dasarnya filter dikelompokkan menjadi dua
jenis:
1. Filter lolos rendah/ Low pass Filter.
2. Filter lolos tinggi/ High Pass Filter.
Laporan Praktikum –Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPAUnsoed 7
b. DIAGRAM

Membuat rangkaian
tapis lolos rendah di
breadboard dengan =
1KΩ dan C = 1000 µF

Prinsip kerja dari filter high pass atau filter lolos


atas adalah dengan memanfaatkan karakteristik
dasar komponen C dan R, dimana C akan mudah Memasang kabel
osiloskedalam
melewatkan sinyal AC sesuai dengan nilai generator isyarat
dan osiloskop.
reaktansi kapasitifnya dan komponen R yang
lebih mudah melewatkan sinyal dengan frekuensi
yang rendah. Prinsip kerja rangkaian filter lolos
atas dengan RC dapat diuraikan sebagai berikut,
apabila rangakaian filter high pass ini diberikan
sinyal input dengan frekuensi diatas frekuensi Pasang penjepit dari

cutt-off ( c ) maka sinyal tersebut akan


generator isyarat ke
ujung - ujung
rangkaian, sedangkan
dilewatkan ke output rangkaian melalui penjepit dari osiloskop
di pasang di ujung akhir
komponen C. Kemudian pada saat sinyal input rangkaian dan di antara
resistor dan kapasitor
yang diberikan ke rangkaian filter lolos atas
memiliki frekuensi dibawah frekuensi cut-off
( c ) maka sinyal input tersebut akan dilemahkan
dengan cara dibuang ke ground melalui
komponen R [2].
Mengatur Frekuensi pada generator
isyarat sebesar 50 Hz dan
menghitung nilai Vout yang
3. METODOLOGI digambarkan osiloskop . Lakukan
kembali percobaan diatas dengan
mengganti nilai frekuensi sampai
1MHz

a. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum


ini adalah :
 Osiloskop
 Generator Isyarat
 Projectboard
 Kabel penghubung Gambar 3-3 Tapis Lolos Rendah

 Resistor ( 1 k dan 10 k )
 Kapasitor (1000 F )

Laporan Praktikum –Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPAUnsoed 8


Membuat rangkaian tapis
lolos tinggi di breadboard
dengan R = 1KΩ dan C =
1000 µF

Memasang kabel
osiloskedalam
generator isyarat
dan osiloskop.

Pasang penjepit dari


generator isyarat ke ujung
- ujung rangkaian,
sedangkan penjepit dari
osiloskop di pasang di
ujung akhir rangkaian dan
di antara resistor dan
kapasitor
Dari data diatas dapat digambarkan grafik sebagai
berikut

Mengatur Frekuensi pada


generator isyarat sebesar
1 MHz dan menghitung
nilai Vout yang
digambarkan osiloskop .
Lakukan kembali
percobaan diatas dengan
mengganti nilai frekuensi
sampai 50 Hz

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa pada


rangkaian tapis lolos rendah semakin besar
frekuensi maka nilai K akan mengalami penurnan.
Gambar 3-2 Tapis Lolos Tinggi
Hal ini terjadi karena pada rangkaian tapis lolos
rendah resistor dipasang seri menyebabkan
4. HASIL DAN ANALISIS frekuensi tinggi akan diredam dan frekuensi
rendah akan diteruskan. Hal ini juga yang
a. HASIL menyebabkan grafik tidak linear dan cenderung
turun.
a. Tapis Lolos Rendah
Tabel 4-2 Tabel Tapis Lolos Tinggi
Tabel 4-1 Tabel Tapis Lolos Rendah

Laporan Praktikum –Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPAUnsoed 9


frekuensi semakin rendah nilai K dengan titik fp
sebagai titik balik. Pada rangakaian tapis lolos
tinggi, semakin tinggi frekuensi semakin tinggi
pula nilai K dengan titik fp sebagai titik balik [3].
Frekuensi potong (fp) pada praktikum rangkaian
tapis lolos rendah dan tapis lolos tinggi sulit
ditemukan. Hal ini disebabkan karena Multimeter
Digital yang tidak berfungsi dengan baik serta
pada saat merangkai rangkaian penjepit
menempel pada resistor lain yang mempengaruhi
nilai pada Multimeter Digital [3].
Grafik rangakaian tapis lolos rendah (referensi)
[4] :

Grafik rangkaian tapis lolos rendah hasil


praktikum :

Dari data diatas dapat digambarkan grafik sebagai


berikut :

Grafik rangkaian tapis lolos tinggi (referensi) [5] :

Grafik rangkaian tapis lolos tinggi hasil


Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa pada praktikum :
rangkaian tapis lolos tinggi semakin besar
frekuensinya maka nilai K semakin tinggi. Karena
bila kapasitor dihubungkan seri dengan sumber
tegangan maka frekuensi tinggi yang akan
diloloskan sementara frekuensi rendah akan
diredam.

b. ANALISIS

Rangkaian tapis lolos rendah berbeda dengan


rangkaian tapis lolos tinggi. Rangkaian tapis lolos
rendah adalah rangkaian tapis yang berperilaku Perbedaan grafik rangkaian tapis lolos rendah
meneruskan sinyal frekuensi rendah sementara maupun grafik rangkaian lolos tinggi antara
sinyal dengan frekuensi tinggi akan diredam. referensi dengan hasil praktikum disebabkan
Untuk rangkaian tapis lolos tinggi merupakan karena nilai Vout yang cenderung konstan pada
kebalikan dari rangkaian tapis lolos rendah. Pada saat praktikum dengan frekuensi yang berbeda
rangkaian tapis lolos rendah, semakin tinggi beda dan sulit ditemukannya nilai frekuensi
potong yang seharusnya terjadi antara frekuensi 1
Laporan Praktikum –Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPAUnsoed 1
0
kHz sampai 2 kHz pada tapis lolos rendah dan LAMPIRAN
frekuensi 500 Hz sampai 1 kHz pada tapis lolos
tinggi.

5. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan,
dapat disimpulkan :
1) Pada percobaan rangkaian tapis lolos
rendah, nilai frekuensi potong terjadi
pada frekuensi 100 Hz digambarkan
dengan grafik yang turun, tetapi grafik
tersebut tidak sesuai dengan grafik
referensi dikarenakan nilai Vout
cenderung konstan.
2) Pada percobaan rangkaian tapis lolos
tinggi, nilai frekuensi potong terjadi pada
400000 Hz digambarkan dengan grafik
yang naik, tetapi grafik tersebut tidak
sesuai dengan grafik referensi
dikarenakan nilai Vout cenderung
konstan.
3) Rangkaian tapis lolos rendah merupakan
rangkaian yang digunakan untuk
meneruskan sinyal berfrekuensi rendah
dan meredam sinyal berfrekuensi tinggi
sedangkan rangkaian tapis lolos tinggi
merupakan rangakaian yang digunakan
untuk meneruskan sinyal berfrekuensi
tinggi dan meredam sinyal berfrekuensi
rendah. Grafik rangakaian tapis lolos
rendah menunjukkan semaikn tinggi
frekuensi semakin rendah nilai K tetapi
berbanding terbalik dengan rangkaian
tapis lolos tinggi.

DAFTARPUSTAKA
[1] http://shantamaria766hi.blogspot.co.id/201
1/04/rangkaian-filter.html, 17-10-2017,
15:52.
[2] http://www.academia.edu/25900611/Tapis
_Lolos_Rendah_dan_Tapis_Lolos_Tinggi,
17-10-2017, 16:57.
[3] http://maretaaditomo.blogspot.co.id/2013
/04/rangkain-tapis-rc.html, 17-10-2017,
17:57.
[4] http://elektronika-dasar.web.id/low-pass-
filter-lpf-rc/, 17-10-2017, 18:29.
[5] http://elektronika-dasar.web.id/filter-pasif/,
17-10-2017, 19:18.

Laporan Praktikum –Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPAUnsoed 11

Anda mungkin juga menyukai