Anda di halaman 1dari 8

MODUL 1 PENGUKURAN DAN PENGAMATAN BESARAN LISTRIK

Michael Fransiscus Munthe (13219029)


Asisten: Amri M. R. I. (13217053)
Tanggal Percobaan: 13/10/2021 FOTO
EL2205 – Praktikum Elektronika I
Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Abstrak Sehingga praktikan diharapkan dapat mengamati


pengaruh frekuensi pada pengukuran tegangan
Pada percobaan kali ini, praktikan akan melakukan
AC.
berbagai pengukuran dan pengamatan terhadap besaran –
besaran listrik. Praktikan akan diperkenalkan dengan alat-
1.4 PENGUKURAN RESISTANSI
alat yang berguna dalam proses pengukuran dan pengamatan
seperti catu daya, generator sinyal, multimeter analog, Praktikan akan mengukur resistansi dari beberapa
multimeter digital, dan osiloskop. Dalam beberapa percobaan jenis resistor yang ada. Kemudian praktikan akan
praktikan juga akan membandingkan hasil pengukuran mengamati keterbatasan dari alat ukur yang
secara langsung dengan hasil penghitungan menggunakan dipakai, sehingga dapat mengetahui range
rumus selama ini telah diajarkan di kelas. Sehingga pengukuran resistansi yang lebar atau sempit dari
praktikan diharapkan dapat mengenal, tahu, dan alat ukur yang dipakai.
mengoperasikan alat-alat ukur dan alat lainnya terkait
kelistrikan. 1.5 PENGUKURAN TEGANGAN SEARAH
DAN BOLAK BALIK DENGAN
Kata kunci: Pengukuran, besaran listrik, generator
OSILOSKOP
sinyal, multimeter, catu daya, osiloksop.
Praktikan akan mengukur tegangan searah dan
1. PENDAHULUAN bolak balik, namun menggunakan alat yang
berbeda dengan sebelumna yaitu osiloskop.
Berdasarkan modul, secara umum praktikan akan Diharapkan praktikan dapat mengoperasikan
melakukan dua belas percobaan terkait osiloskop dan memahami penggunaan kopling
pengukuran, pengamatan, dan pengoperasian alat yang tepat pada osiloskop.
kelistrikan. Namun karena waktu yang tidak
mencukupi, maka praktikan hanya dapat 1.6 PENGUKURAN BEDA FASE DENGAN
melakukan delapan percobaan dengan penjelasan OSILOSKOP
singkat sebagai berikut :
Kemudian masih dengan osiloskop, praktikan akan
mengukur beda fasa dari sinyal input dan output
1.1 PENGUKURAN ARUS SEARAH
suatu rangkaian dengan dua metode, yaitu metode
Praktikan akan melakukan pengukuran arus dual trace dan metode Lissajous
searah dari suatu rangkaian sederhana dengan
berbagai alat ukur dan mengamati jangkauan dan 1.7 PENGUKURAN FAKTOR PENGUATAN
resolusi alat ukur tersebut. DENGAN OSILOSKOP

Praktikan akan mengukur besaran lain dengan


1.2 PENGUKURAN TEGANGAN SEARAH
osiloskop yaitu mengukur penguatan dari suatu
DAN BOLAK BALIK
rangkaian dengan metode langsung dan metode
Praktikan akan melakukan pengukuran tegangan dual trace
searah dan bolak balik dari suatu rangkaian
sederhana dengan berbagai alat ukur. Praktikan 1.8 PENGUKURAN FREKUENSI DENGAN
juga akan mengamati dan memahami mengenai OSILOSKOP
pengaruh resistansi internal dari alat ukur
Praktikan selanjutya akan melakukan pengukuran
terhadap pengukuran.
terhadap frekuensi pada domain waktu dengan
menggunakan kit osilator, yang akan ditampilkan
1.3 PENGARUH FREKUENSI PADA
pada osiloskop.
PENGUKURAN TEGANGAN AC
Pada percobaan ini, praktikan akan mengukur
tegangan bolak balik dari suatu rangkaian
sederhana, namun dengan perbedaan frekuensi.
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 1
2. STUDI PUSTAKA

Berikut uraian singkat dari berbagai sumber Gambar 2-1 Multimeter Analog
pustaka yang membantu pemahaman praktikan
dalam persiapan dan keberjalanan praktikum b. Multimeter Digital
Multimeter digital atau sering juga disebut
2.1 ALAT UKUR sebagai digital multitester sama
Sesuai dengan nama modul kali ini, salah satu merupakan jenis multimeter yang talah
bagian penting adalah alat ukur untuk mengukur menggunakan display digital sebagai
bermacam-macam besaran listrik seperti tegangan, penampil hasil ukurnya. Hasil ukur yang
arus, fasa, resistansi, frekuensi, dan besaran listrik ditampilkan pada multitester digital
lainnya. merupakan hasil yang telah sesuai,
sehingga tidak perlu dilakukan lagi
MULTIMETER perhitungan antara hasil ukur dan batas
Multimeter adalah instrumen elektronik terutama ukur.
digunakan untuk mengukur tiga karakteristik
listrik dasar tegangan, arus, dan hambatan. Ini juga
dapat digunakan untuk menguji kontinuitas antara
dua titik dalam rangkaian listrik. Multimeter
memiliki multi fungsi seperti, bertindak seperti
ammeter, voltmeter, dan ohmmeter. Ini adalah
perangkat genggam dengan jarum indikator.
Multimeter dapat digunakan untuk menguji
baterai, kabel rumah tangga, motor listrik, dan catu
daya. Multimeter terdiri dari dua jenis yaitu analog
dan digital
a. Multimeter Analog
Multimeter Analog atau menggunakan
meteran kumparan bergerak dan penunjuk
untuk menunjukkan pembacaan pada
skala. Pengukur kumparan bergerak
terdiri dari gulungan kumparan di sekitar
drum yang ditempatkan di antara dua Gambar 2-2 Multimeter Digital Handheld
magnet permanen. Sehingga untuk
membaca hasil ukur harus dilakukan
dengan cara melihat posisi jarum penunjuk
pada meter dan melihat posisi saklar
selektor pada posisi batas ukur kemudian
melakukan perhitungan secara manual
untuk mendapatkan hasil ukurnya.

Gambar 2-3 Multimeter Digital Benchtop

Untuk mutimeter analog, rumusan pembacan


pengukuran adalah

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 2


GENERATOR SINYAL
Generator sinyal adalah alat ukur elektronik yang Gambar 2-5 Osiloskop
dapat membangkitkan gelombang dalam bentuk
sinus, persegi empat dan bentuk gelombang 3. METODOLOGI
lainnya sesuai dengan kebutuhan. Alat ini juga
dapat menghasilkan frekuensi tertentu sesuai •Membaca modul dan menyiapkan
dengan kebutuhan. Dalam pengoperasiannya alat dan perlengkapan yang
sebagai alat ukur elektronik (bersama Oscilloscope)
menjadi alat utama dalam perawatan dan
1 dibutuhkan setiap percobannya

perbaikan perangkat audio-video. Namun


uatamnya Function Generator dapat diatur untuk •Merangkai rangkaian yang akan
membangkitkan gelombang dengan frekuensi diukur pada kit bantuan sesuai
tertentu, ayunan gelombang sesuai kebutuhan, dan 2 petunjuk
penghasil frekuensi.

•Memastikan alat ukur sudah siap


(menyala dan terkalibrasi)
3

•Melakukan proses pengukuran,


membaca, dan mencatat hasil
4
Gambar 2-4 Generator Sinyal

•Melakukan analisis dan kesimpulan


OSILOSKOP percobaan
5
Osiloskop merupakan alat ukur elektronika yang
fungsinya memproyeksikan bentuk sinyal listrik
agar dapat dilihat dan dipelajari. Pada Osiloskop
dilengkapi dengan tabung sinar katode. Kemudian Gambar 3-2 Diagram Alur Metodologi Percobaan 1
peranti pemancar elektron akan memproyeksikan
sorotan elektron ke layar tabung sinar katode.
Sorotan elektron tersebut membekas pada layar.
4. HASIL DAN ANALISIS
Rangkaian khusus dalam osiloskop akan
menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang
4.1 PENGUKURAN ARUS SEARAH
dari kiri ke kanan. Proses pengulangan ini
menyebabkan bentuk sinyal yang berkelanjutan Dilakukan pengukuran arus searah dari rangkaian
sehingga dapat dipelajari. Osiloskop dapat seperti dibawah ini :
digunakan untuk merekam sinyal tegangan dari
waktu ke waktu. Penganalisisan logika akan
merekam hingga 16 sinyal logika independen
untuk sinyal digital. Serangkaian komponen
masukan dan keluaran logika yang
disederhanakan tersebut dapat mempermudah
penyidikan rangkaian digital.

Gambar 4-3 Rangkaian Percobaan


Pengukuran Arus Searah

Percobaan dilakukan dengan 3 jenis nilai resistansi,


yaitu 120 Ω, 1.5 kΩ, dan 1.5 MΩ. Kemudian

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 3


dilakukan pengukuran secara terpisah dan juga 4.2 PENGUKURAN TEGANGAN SEARAH
bersamaan untuk setiap alat, dan hasil DAN BOLAK BALIK
pengukurannya adalah sebagai berikut :
Dilakukan pengukuran arus searah dari rangkaian
seperti dibawah ini :

Gambar 4-2 Gambar Tabel Hasil Percobaan


Pengukuran Arus Searah

Bila kita lihat dari gambar tabel hasil percobaan,


terlihat bahwa tidak ada hasil pengukuran yang
sama persis tepat dengan hasil hitungan dengan Gambar 4-3 Rangkaian Percobaan Pengukuran Tegangan
rumus. Namun bila diperhatikan, hasil
pengukuran secara umum tidak berbeda jauh dari Percobaan dilakukan dengan 3 jenis nilai resistansi,
hitungan rumus. Perbedaan ini bisa disebabkan yaitu 120 Ω, 1.5 kΩ, dan 1.5 MΩ untuk tegangan DC
oleh beberapa faktor seperti tingkat akurasi alat dan hanya resistansi 1.5 MΩ untuk tegangan AC.
pengukur, jenis alat pengukur, dan resistansi Untuk masing – masing percobaan masih sama
internal dari alat pengukur tersebut. seperti percobaan sebelumnya, diukur dua kali
baik secara terpisah dan secara bersamaan.
Lalu untuk pengukuran bersamaan ketiga alat
yaitu multimeter analog, multimeter digital Hasil pengukurannya adalah sebagai berikut :
benchtop, dan multimeter digital handheld, secara
umum terlihat bahwa hasil pengukuran ini sedikit
lebih kecil dibandingkan dengan hasil pengukuran
terpisah masing-masing alat. Ini disebabkan karena
saat ketiga alat dirangkai seri dalam rangkaian
untuk mengukur arus, maka resistansi internal
masing masing-masing alat ukur juga akan ikut
terseri dan terakumulasi, sehingga menyebabkan
pengukuran arus mengecil. (Arus berbanding Gambar 4-4 Gambar Tabel Hasil Percobaan
Pengukuran Tegangan
terbalik dengan resistansi)
Kemudian untuk percobaan yang menggunakan Dari gambar tabel hasil percobaan di atas, tidak ada
nilai resistansi 1.5 MΩ, kita lihat untuk multimeter hasil pengukuran yang sama persis tepat dengan
digital handheld menunjukkan angka 0 A. Dari hasil perhitungan rumus dengan alasan beberapa
hasil ini bisa kita analisis bahwa rentang / resolusi faktor seperti tingkat akurasi alat pengukur, jenis
pengukuran dari multimeter digital handheld alat pengukur, dan resistansi internal dari alat
Kurang lebar sehingga tidak mampu menampilkan pengukur tersebut. Namun bila diperhatikan, hasil
hasil pengukuran arus yang sangat kecil. pengukuran secara umum tidak berbeda jauh dari
Sedangkan untuk multimeter analog, dapat dilihat hitungan rumus.
pada tabel bahwa hasil pengukuran sama persis
Untuk pengukuran tengangan DC dengan nilai
dengan hasil penghitungan untuk kondisi
resistansi 120 Ω dan 1.5k Ω, hasil pengukuran tidak
resistansi 1.5 MΩ. Hasil pembacaan dari
berbeda jauh dengan hasil hitungan. Namun ketika
multimeter analog pada percobaan sangat bias
resistansi sebesar 1.5 MΩ, untuk multimeter analog
karena jarum penunjuk tidak secara tepat
menunjukkan angka yang sangat jauh lebih kecil
menunjuk suatu skala dan praktikan harus
dibandingkan alat ukur lain dan hasil hitungan
mengambil pembacaan subjektif. Hal ini juga
rumus. Hal ini disebabkan karena resistansi total
mengatakan bahwa multimeter analog resolusinya
yang sangat besar sehingga alat ukur tidak
pun kurang lebar untuk pengukuran arus kecil.
sanggup untuk melakukan pengukuran.
Sama dengan percobaan sebelumnya, untuk hasil
percobaan untuk semua alat ukur dipakai bersama
secara paralel, hasil pengukuran menunjukkan
lebih kecil dibandingkan hasil penghitungan. Ini

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 4


disebabkan akumulasi resistansi internal dari dibawa 100 kΩ sehingga untuk pengkuran yang
semua alat ukur sehingga resistansi total rangkaian melebih bandwith, hasil pengukuran akan jauh
makin besar dan tegangan ab yang mau diukur mengecil. Sehingga frekuensi dapat
terpengaruh dan terbaca lebih kecil dari yang mempengaruhi hasil pengukuran frekuensi
seharusnya. rangkaian di luar bandwith frekuensi alat ukur.
Untuk pengukuran tegangan AC, karena resistansi
yang cukup besar, hasil pengukuran yang terbaik
dihasilkan oleh multimeter digital benchtop. Ini 4.4 PENGUKURAN RESISTANSI
berarti multimeter digital benchtop memiliki
Percobaan kali ini, praktikan mengukur besarnya
rentang resolusi yang besar.
resistansi aktual dari resistor yang ada pada kit.
Nilai resistansi teori yang diukur adalah 220 kΩ, 2.2
kΩ, 1.5 Ω, dan 0.1 Ω. Berikut adalah hasil
4.3 PENGARUH FREKUENSI PADA pengukurannya :
PENGUKURAN TEGANGAN AC
Dilakukan pengukuran tegangan bolak balik dari
rangkaian seperti dibawah ini :

Gambar 4-7 Gambar Tabel Hasil Percobaan


Pengukuran Resistansi

Seperti yang dapat kita lihat dari gambar tabel di


atas, tidak ada hasil pengukuran yang tepat sama
dengan nilai resistansi teori tiap resistor yang
diukur. Namun hasil pengukurannya mendekati
Gambar 4-5 Rangkaian Percobaan
Pengukuran Tegangan AC dan masih masuk rentang toleransi, kecuali untuk
resistansi 0.1 Ω.
Untuk percobaan ini, nilai R1 dan R2 tetap yaitu 1.5 Ketika mengukur resistansi teori 0.1 Ω, kita lihat
kΩ, namun yang berbeda adalah variasi frekuensi bahwa untuk semua alat ukur yang dipakai yaitu
sinyal nya. Sehingga didapat hasil pengukuran multimeter digital (benchtop dan handheld), hasil
seperti di bawah ini : pengukuran berada di atas nilai teori dan nilai
toleransi. Ini menandakan keterbatasan range
pengukuran untuk multimeter digital. Seharusnya
dengan mode empat wire multimeter benchtop,
hasil pengukuran lebih baik dan mendekati teori,
namun ketika pengukuran justru semakin
melenceng.
Untuk tingkat toleransi resistor, didapat dari
pengamatan jenis warna dan dicocokan dengan
pembagian dibawah berikut

Gambar 4-6 Gambar Tabel Hasil Percobaan


Pengukuran Tegangan AC

Secara umum dari gambar tabel hasil percobaan


kita liht bahwa hasil pengukuran relative
mendekati hasil perhitungan, kecuail untuk
multimeter digital analog. Ketika pengukuran
dengan frekunesi, 10 kΩ dan 20 kΩ, hasil
pengukuran menunujukkan nilai yang cukup jauh
dari hasil perhitungan. Ini disebabkan oleh Gambar 4-8 Kode Warna Resistor
bandwith multimeter digital handheld yang berada
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 5
4.5 PENGUKURAN TEGANGAN SEARAH 4.6 PENGUKURAN BEDA FASE DENGAN
DAN BOLAK BALIK DENGAN OSILOSKOP
OSILOSKOP
Dilakukan pengukuran beda fase dari rangkaian
Dilakukan pengukuran tegangan searah bolak seperti dibawah ini
balik dari rangkaian seperti dibawah ini :

Gambar 4-11 Rangkaian Percobaan


Gambar 4-9 Rangkaian Percobaan
Pengukuran Beda Fase
Pengukuran Tegangan AC dan DC

Untuk penghitungan beda fase menggunakan


Dan didapatkan hasil grafik seperti dibawah ini
rumus :
untuk pengamatan baik kopling DC dan AC
Metode dual trace :

Dengan
t = waktu sinyal rise (s)
T= periode (s)

Metode Lissajous :

Dengan :
Gambar 4-10 Gambar Tabel Hasil Percobaan c = titik potong sumbu Y (V)
Pengukuran Tegangan Pada Osiloskop
d= titik maksimal (V)
Dari gambar di atas dapat dilihat pada coupling
DC, tegangan yang terdeteksi hampir mendekati
konstan. Sedangkan pada coupling AC, tegangan Dan didapatkan hasil grafik seperti dibawah ini
yang terdeteksi berbentuk sinyal gerigi dimana untuk pengamatan beda fase :
pada dasarnya rangkaian yang disusun merupakan
rangkaian penyearah dengan adanya dioda dan
kapasitor sebagai penyimpan muatan.
Oleh karena itu, dengan konfigurasi komponen
yang cukup, keluaran bisa diatur sehingga
memiliki nilai DC tertentu dengan ripple yang
relatif kecil. Dan nilai pada kopling DC cenderung
stabil pada gambar karena pengamatan
Sehingga dari percobaan ini kita bisa menyebutkan
bahwa dengan kopling DC, osiloskop dapat
menampilkan seluruh Informasi dan besaran dari
rangkaian / sinyal, sedangan kopling AC akan
menunjukkan Informasi besaran dan nilai dari
ripplenya. Gambar 4-12 Gambar Tabel Hasil Percobaan
Pengukuran Beda Fase

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 6


Untuk pengukuran dengan frekuensi 10 kHz, beda Dari gambar tabel kita lihat bahwa osiloskop dapat
fase menurut metode dual trace adalah 79.2 derajat menangkap frekuensi dari kit box osilator, dan
sedangkan metode Lissajous menghasilkan beda untuk nilai periodenya menggunakan hitungan
fase 64.6 derajat. Terdapat perbedaan namu tidak rumus T = 1/f .
begitu jauh.
5. KESIMPULAN
Namun untuk pengukuran dengan frekuensi 50
kHz, didaptkan hasil perbedaan fase 90 derajat, Berikut kesimpulan dari delapan percobaan yang
dimana hasilnya tidak sesuai ekspektasi praktikan. telah dilakukan oleh praktikan :
Hal ini diakibatkan sulitnya menangkap sinyal
- Pengukuran arus dilakukan dengan
pada osiloskop sehingga mempersulit analisis dan
merangkai seri alat ukur dengan rangkaian
juga terdapat kemunngkinan human error ketika
melakukan percobaan - Pengukuran tegangan dilakukan dengan
merangkai paralel alat ukur dengan
4.7 PENGUKURAN FAKTOR PENGUATAN rangkaian
DENGAN OSILOSKOP
- Setiap multimeter / alat ukur memiliki
Dilakukan dua metode untuk mencari beda fase. jangkauan dan resolusinya masing-masing.
Untuk cara dual trace gunakan Vpp dari kedua Diantara tiga multimeter, multimeter
sinyal lalu lakukan pembagian Vo/Vi. Untuk digital benchtop memiliki jangkauan
metode Lissajous, akan menampilkan grafik pengukuran terlebar / terluas.
dengan kemiringan tertentu. Selisih titik tertinggi
- Perbedaan hasil pengukuran dan teori /
dan terendah lalu dibagi dengan lebar garis pada
penghitungan disebabkan beberapa hal
sumbu horizontal adalah faktor penguatannya
salah satunya adalah resistansi internal.
Dan didapat hasil pengukuran sebagai berikut : Berdasar hal itu, pengukuran dengan
menggunakan ketiga alat sekaligus
hasilnya tidak cukup akurat karena
resistansi internal yang terakumulasi dan
mempengaruhi proses pengukuran
- Dalam pengukuran sinyal AC, hasil
pengukuran akan cukup akurat apabila
frekuensi sinyal masih di dalam bandwith
frekuensi pengukuran alat ukur. Bila tidak,
hasil pengukuran akan tidak akurat
Gambar 4-13 Gambar Tabel Hasil Percobaan
Pengukuran Faktor Penguatan - Setiap resistor memiliki nilai toleransi
masing-masing.
Dari kedua metode pengukuran didapat bawha
- Pengukuran dengan metode 4 wire lebih
faktor penguatan nya adalah ¼
akurat dibanding 2 wire
4.8 PENGUKURAN FREKUENSI DENGAN - Hasil pengamatan untuk kopling DC akan
OSILOSKOP relatif konstan, sedangkan untuk kopling
AC akan berbentuk gerigi / segitiga karena
Pengukuran dilakukan pada kit box osilator yang
dipengaruhi tegangan ripple nya.
dihubungkan dengan catu daya DC, dan diukur
menggunakan osiloskop. Berikut data hasil - Pengukuran beda fasa akan lebih baik bila
pengukuran frekuensi nya : menggunakan metode Lissajous
- Osiloskop merupakan alat ukur yang
memiliki banyak fungsi seperti yang telah
dilakukan dapat mengukur arus, tegangan,
beda fase, faktor penguatan, frekuensi dan
besaran lain yang tidak sempat dilakukan
oleh praktikan pada modul berikutnya

Gambar 4-14 Gambar Tabel Hasil Percobaan


Pengukuran Frekuensi

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 7


DAFTAR PUSTAKA
[1] Mervin T. Hutabarat, Petunjuk Praktikum
EL2205 Elektronika I, Laboratorium Dasar
Teknik Elektro, STEI ITB, Bandung, 2021.
[2] Adel S. Sedra dan Kennet C. Smith,
Microelectronic Circuits, Oxford University Press,
USA, 1997.
[3] https://www.elprocus.com/multimeter-
types-and-applications/ , diakses pada 14
Oktober 2021 pukul 23.00 WIB
[4] https://id.wikipedia.org/wiki/Osiloskop,
diakses pada 14 Oktober 2021 pukul 23.15
WIB

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 8

Anda mungkin juga menyukai