Anda di halaman 1dari 7

MODUL 1 PENGENALAN INSTRUMENTASI LABORATORIUM

Cahya Budiharjo (18013017)


Asisten: Bima Nugraha (13211088)
Tanggal Percobaan: 09/09/2014
EL 2101-Praktikum Rangkaian Elektrik
Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Abstrak 2. STUDI PUSTAKA


Pada modul 1 ini, kita akan belajar tentang instrumentasi
2.1 MENGUKUR BEDA FASA METODE
laboratorium. Hal ini meliputi penggunaan multimeter,
DUAL TRACE
generator sinyal, dan osiloskop. Pada modul ini kita dapat
mengetahui keterbatasan alat ,mengetahui karakteristik i-v
Sinyal pertama dihubungkan pada kanal A,
komponen dua terminal, dan dapat melakukan pengukuran
sedangkan sinyal kedua dihubungkan pada kanal
dengan ketiga alat tersebut.
B dari osiloskop. Pada layar osiloskop akan
Kata kunci: multimeter, generator sinyal. osiloskop terlihat gambar bentuk tegangan kedua sinyal
tersebut. Beda fasa dapat dihitung = t/T*360 o
1. PENDAHULUAN
Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang
berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik
agar dapat dilihat dan dipelajari. Selain itu
osiloskop juga dapat digunakan untuk mengukur
tegangan, mengukut beda fasa, mengukur
frekuensi dll. Gambar 2.1-1 Pengukuran beda fasa dengan dual trace
Multimeter adalah alat pengukur listrik yang
sering dikenal sebagai VOM (Volt-Ohm meter)
yang dapat mengukur tegangan (voltmeter),
2.2 MENGUKUR BEDA FASA METODE
hambatan (ohm-meter), maupun arus
LISSAJOUS
(amperemeter).
Sinyal pertama dihubungkan pada kanal B, dan
Adapun tujuan dari praktikum modul 1 sinyal kedua dihubungkan pada kanal A
pengenalan instrumentasi laboratorium ini adalah : osiloskop. Ubah mode osiloskop menjadi mode
y. Pada layar akan terlihat suatu lintasan berbentuk
Mengenal multimeter sebagai pengukuran
lingkaran, garis lurus, atau ellips dimana dapat
tegangan, sebagai pengukur arus dan
langsung ditentukan beda fasa antara kedua
sebagai pengukur resistansi
sinyal tersebut dengan
Memahami keterbatasan alat ukur pada
pengukuran tegangan jatuh DC dan AC
pada resistansi
Memahami keterbatasan alat ukur pada
pengukuran tegangan AC dengan
frekuensi tinggi.
Mengunakan generator sinyal sebagai
sumber berbagai bentuk gelombang
Menggunakan osiloskop sebagai pengukur
tegangan dan sebagai pengukur frekuensi
dari berbagai bentuk gelombang.
Dapat melakukan pengamatan
karakteristik iv komponen dua terminal Gambar 2.2-1 Pengukuran beda fasa dengan lissajous
dengan osiloskop.
Dapat membaca nilai resistor dan
mengukurnya.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 1


2.3 MENGUKUR FAKTOR PENGUATAN rangkaian tidak berubah pada kedua pengukuran
METODE LANSUNG tersebut.
Hubungkan keluaran Generator Sinyal pada
2.5 MENGUKUR FREKUENSI METODE
masukan rangkaian penguat. Input rangkaian
LANGSUNG
penguat ini juga dihubungkan pada kanal 1
osiloskop. Hubungkan keluaran rangkaian Sinyal yang akan diukur dihubungkan pada kanal
penguat pada kanal 2 osiloskop. Gunakan mode B osiloskop. Frekuensi sinyal langsung dapat
XY. ditentukan dari gambar, dimana f = 1/T, untuk T=
periode gelombang.

Gambar 2.3-1 Pengukuran penguatan dengan membaca


slope pada mode xy Gambar 2.5-1 perhitungan perioda

Pada layar osiloskop akan didapat suatu garis lurus Pengukuran langsung hanya dapat dilakukan bila
dengan sudut terhadap sumbu horizontal. Besar kalibrasi skala waktu oskiloskop dalam keaddan
faktor penguatan langsung dapat diketahui dari baik
gambar, dimana penguatan merupakan gradient
kemiringan. 2.6 MENGUKUR FREKUENSI METODE
DUAL TRACE
2.4 MENGUKUR FAKTOR PENGUATAN
Sinyal yang akan diukur dihubungkan pada kanal
METODE DUAL TRACE
A. Generator dengan frekuensi yang diketahui
Generator sinyal dihubungkan pada input dihubungkan pada kanal B. Bandingkan kedua
rangkaian penguat yang akan diamati gelombang tersebut dengan menampilkannya
penguatannya, dan pada kanal A osiloskop. secara bersamaan.
Output rangkaian penguat dihubungkan pada
Frekuensi generator kemudian diubah sampai
kanal B osiloskop.
perioda sinyal yang diukur sama dengan perioda
sinyal generator. Pada keadaan ini, frekuensi
generator sama dengan frekuensi sinyal yang
diukur. Pengukuran dengan cara dual trace ini
dapat dilakukan pada osiloskop yang kalibrasi
waktunya kurang baik, tetapi frekuensi generator
sinyal harus terkalibrasi baik.

2.7 MENGUKUR FREKUENSI METODE


LISSAJOUS
Sinyal yang akan diukur dihubungkan pada kanal
A, sedangkan generator dengan frekuensi yang
Gambar 2.4-1 Pengukuran penguatan dengan membaca diketahui (sebagai sinyal rujukan) dihubungkan
dan membandingkan dua amplituda pada kanal B. Ubah mode osiloskop menjadi
mode xy. Frekuensi generator sinyal kemudian
Pada layar akan didapat sinyal input dan output
rangkaian penguat. Dengan mengukur tegangan diatur, sehingga pada layar didapat suatu lintasan
sinyal input dan sinyal output rangkaian penguat, seperti pada Gambar 2.7-1
maka faktor penguatan dapat ditentukan. Cara ini
dapat juga dilakukan dengan osiloskop single trace
dengan membaca input dan output bergiliran.
Namun untuk ini, perlu diyakinkan pembebanan
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 2
3. METODOLOGI

Komponen dan alat-alat yang digunakan pada


praktikum Modul 1 pengenalan instrumentasi
laboratorium ini adalah :

Multimeter Analog
Multimeter Digital
Gambar 2.7-1 contoh lissajous 1 :2
Power Supply DC
Pada Gambar 2.7-1 tersebut, perbandingan fx:fy Generator Sinyal
adalah 1:2. Cara ini hanya mudah dilakukan untuk Osiloskop
perbandingan frekuensi yang mudah dan bulat (1:2, Kit Multimeter
1:3, 3:4 dan seterusnya). Kit Osiloskop & Generator Sinyal
Kit Box Osilator
2.8 MENGUKUR FREKUENSI METODE
CINCIN MODULASI Kabel kabel

Hubungkan generator sinyal sebagai input Langkah-langkah yang dilakukan pada percobaan
rangkaian penggeser fasa. Sambungkan output modul ini antara lain :
rangkaian penggeser fasa ini ke input kanal B 1. Mengukur Arus Searah
osiloskop. Hubungkan input kanal A dengan sinyal
yang akan diukur. Ubah mode kerja osiloskop
menjadi mode xy.

Gambar 2.8-1 Rangkaian pembentuk cincin modulasi Gambar 1 rangkaian percobaan 1

Pada layar akan didapat lintasan berbentuk ellips


atau lingkaran dengan puncak puncak (lihat
Gambar 2.8-1). Bila jumlah puncak pada gambar Menyusun rangkaian seperti Gambar 1 dengan
adalah n, maka fx = n * fy. menggunakan kit Multimeter

hitung I dan catat hasil perhitungan

ukur arus I dengan multimeter analog dan


Gambar 2.8-2 Contoh gambar cincin modulasi multimeter digital

Metoda ini biasa digunakan pada perbandingan


frekuensi yang besar, dimana metoda lissajous
sukar digunakan.
ulangi percobaan dengan tiga harga R yang berbeda

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 3


2. Mengukur Tegangan Searah Menyusun rangkaian seperti Gambar 3

atur frekuensi generator sinyal pada 50 Hz dan


amplituda sebesar 6 V efektif dengan multimeter
serta hambatan R1 = R2 = 1,5 k

Gambar 2 rangkaian percobaan 2 ukur tegangan Vab dengan multimeter analog dan
multimeter digital dan catat hasilnya
Menyusun rangkaian seperti Gambar 2 dengan Vs = 6
V dan R1 = R2 = 120 ohm

ulangi uji coba dengan harga frekuensi 500 Hz,5 kHz,


50 kHz, 500 kHz, dan 5 MHz
hitung Vab dan catat hasil perhitungan

4. Mengukur Nilai Resistansi

ukur tegangan Vab dengan multimeter analog dan Ukur Resistansi R1, R2, R3, R4, dan R5 pada kit
multimeter digital dan catat hasilnya multimeter dengan ohmmeter pada multimeter
analog

ulangi percobaan dengan harga R1 = R2 = 1.5 k


dan R1 = R2 = 1.5M amati warna gelang dan nilai toleransinya serta cata
hasilnya

3. Mengukur Tegangan Bolak Balik

ulangi percobaan dengan menggunakan multimeter


digital

5. Kalibrasi

hubungkan output kalibrator dengan input X


osiloskop

Gambar 3 rangkaian percobaan 3


ukur tegangan serta periodanya dengan dua harga
volt/div dan time / div lalu cata hasilnya

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 4


6. Mengukur Tegangan Searah 9. Mengukur Frekuensi

guankan kit box osilator dan hubungkan dengan


Atur tegangan output DC sebesar 2 V sumber tegangan DC 5 V

ukur besar tegangan dengan osiloskop dan catat Ukur frekuensi osilator f1 , f2 dan f3 dengan
hasilnya menggunakan metode dual trace dan lissajous

7. Mengukur Tegangan Bolak Balik


catat hasil pengamatan

atur tegangan pada frekuensi 1 kHz dengan tegangan


sebesar 2 Vrms 10. Mengukur Faktor Penguatan

Atur generator sinyal pada frekuensi 1 kHz dengan


tegangan 2 Vpp
ukur tegangan dengan osiloskop lalu catat hasilnya

Ukur penguatan (Vo/Vi) dari sinyal di input ke output


menggunakan mod xy dan dual trace
ulangi percobaan dengan frekuensi 100 Hz dan 10
kHz
catat hasil pengamatan
8. Mengukur Beda Fasa

11. Menggambar Karakteristik Komponen


Atur generator sinyal pada frekuensi 1 kHz dengan Dua Terminal
tegangan 2 Vpp

Hubungkan generator sinyal pada rangkaian


penggeser fasa pada kit rangkaian RC

ukur beda fasa dengan menggunakan metode


lissajous dan dual trace

Gambar 4 Rangkaian karakterisasi resistor

amati untuk beberapa kedudukan potensio R dan


catat hasilnya

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 5


4. HASIL DAN ANALISIS
1. Mengukur Arus Searah

Parameter yg M.
M. Analog
digunakan Digital
Arus
terhitung
Batas Batas Arus
Vs R1 R2 (A) Ukur Ukur Terukur
() () ()
(mA) (mA) (mA)

6 120 120 0,025 250 25 25,99

Gambar 5 Rangkaian karakterisasi kapasitor 6 1,5k 1,5k 2m 25 2 2,11

6 1,5M 1,5M 2m 5.10-2 2.10-3 Tdk


terdeteksi

Terlihat dari hasil pengamatan bahwa multimeter


analog sesuai dengan hasil perhitungan. Namun
multimeter Digital lebih presisi dalam
menghadirkan hasil pengamatan karena
sebenarnya perhitungan tidak memasukkan kabel
sebagai resistor. Sedangkan tidak terdeteksinya
arus pada multimeter digital itu bergantung pada
sensitivitas dari multimeter itu sendiri
Gambar 6 Rangkaian karakterisasi dioda 2. Mengukur Tegangan Searah

Atur generator sinyal pada frekuensi 1 kHz dengan Parameter yg M.


M. Analog
tegangan 2 Vpp dan atur rangkaian seperti pada digunakan Digital
gambar 4
Batas
Vs R1 R2 Sensitivitas Vab Vab
Ukur
() () () (/ V) (V) (V)
atur osiloskop pada mode x-y dan aktifkan tombol (mA)
INV pada kanal Y.
6 120 120 10 20 3.2 3.131

6 1,5k 1,5k 10 20 3.2 3.164

catat kurva karakteristik i-v komponen tersebut 6 1,5M 1,5M 10 20 0.4 2.966

Jika dilihat dari perhitungan menggunakan


pembagi tegangan, seharusnya nilai Vab yang
ulangi percobaan dengan merubah rangkaian seperti dihasilkan bernilai sama. Hal ini terlihat dari tabel
pada gambar 5 dan gambar 6 diatas, hasil Vab pada resistor 120 dan 1,5k
hampir sama pada Multimeter digital dan analog
Namun pada resistor bernilai 1,5 M, multimeter
analog memberikan hasil yang berbeda. Hal ini
menunjukkan bahwa multimeter analog tidak
dapat mengatasi beban resistor tersebut.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 6


3. Mengukur Tegangan Bolak Balik

5. KESIMPULAN
Kesimpulan merupakan uraian singkat berupa
rangkaian berikut: percobaan apa yang dilakukan,
data hasil percobaan dan analisisnya.
Daftar Pustaka dituliskan mengikuti aturan [3]
untuk rujukan berupa textbook dan gunakan aturan
[4] untuk rujukan berupa web site.
Satu hal terakhir yang juga penting diperhatikan
yaitu format laporan praktikum harus sesuai
dengan template yang digunakan pada panduan
penulisan laporan ini. Template laporan ini dapat
di-download di http://labdasar.ee.itb.ac.id.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Jackstar H. S., Panduan Penulisan Laporan, Jacks
Publishing, Bandung, 2008.
[2] Adel S. Sedra dan Kennet C. Smith,
Microelectronic Circuits, Oxford University Press,
USA, 1997.
[3] Nama Penulis, Judul Pustaka, Nama Penerbit,
Lokasi Diterbitkan, Tahun Diterbitkan.
[4] http://www.alamat-website.ac.id, Tanggal
mengakses, Jam mengakses.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 7

Anda mungkin juga menyukai