Anda di halaman 1dari 5

MODUL 3 ANALISA LISSAJOUS

Rendi Aris Munandar (K1C018011)


Asisten : Wahyu Tri Atmojo
Tanggal Percobaan : 02 Oktober 2019
PAF15210P – Praktikum Elektronika Dasar I
Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unsoed

Abstrak Amplitudodari 2 gelombang inputan pada probe


osiloskop. Sedangkan penjelasan mengenai beda
Pada percobaan bab ketiga ini tentang Analisa Lissajous, fase, frekuensi, amplitudo. Frekuensi adalah
percobaan ini dilakukan bertujuan untuk mengukur beda fase banyaknya gelombang yang terjadi tiap detiknya
dari dua sinyal listrik AC dengan metode lissajous. Pada
dalam satuan Hz.
pengukuran beda fase rangkaian yang digunakan adalah
rangkaian low pass filter. Hasil yang diperoleh dalam
percobaan ini adalah nilai C 0,8, dan D 0,4 Pada
pengukuran frekuensi sinyal dilakukan dengan menggunakan
osiloskop dengan cara membandingkan antara frekuensi jala
jala PLN melalui keluaran sebuah trafo step down. Dengan grafik diatas dapat disimpulkan
Perbandingan frekuensi f1 dan f2 yang dicari adalah 1:2, 1:4, bahwa periodenya adalah 0,2 s. Sehingga dalam
1:6 dan 1:8 dengan nilai f1 = 50 Hz , f2 = 50 Hz ,f3 = satu 1 sekon dapat menghasikan 5 gekombang, dan
50 Hz dan f4 = 50 Hz. frekuensinya adalah 5 Hz.

Kata kunci: lissajous, beda fase dan frekuensi. Ampiltudo yaiu nilai maksimum/ puncak
positif pada gelombang sinusida. Jika gelombang
1. PENDAHULUAN nilai puncaknya 5 cm, maka keluaran dari
Percobaan ini dilakukan dengan gelombang tersebut dari 0 ke 5 ke 0 ke -5 kembali
menganalisis lissajous menggunakan metode ke 0 dan seterusnya, [1].
lissajous. Metode lissajous merupakan metode Beda fase yaitu perbedaan besar sudut
sederhana menggunakan osiloskop, trafo step antara dua gelombang sinusida yang diamati. Beda
down, dan generator isyarat metode ini akan fase akan terlihat apabila dua buah gelombang
menghasilkan berbagai pola lissajous pada sebuah sinusida yang dimasukan ke dalam osiloskop
osiloskop. Sebuah garis lurus serong ke kanan secara bersama-sama. Ada banyak gambar
terbentuk apabila frekuensi yang sama dan beda lissojous dikenyataanya. Tetapi hanya ada
fase 0o , serong ke kiri apabila beda fase 180o, beberapa saja grafik lissojous yang mudah
sedangkan lingkaran hanya dapat terbentuk jika diketahui beda fasenya, lissojous yang
amplitude kedua sinyal sama, jika kedua sinyal frekuensinya sama. Contoh gambar lissojous
tidak sama atau tidak sefase akan terbentuk seuah
elips yang sumbu-sumbunya adalah studi pustaka
bidang horizontal dan bidang vertical. Bentuk pola
lissajous dengan perbandingan frekuensi 1:2, 1:3,
1:4 juga dapat dibentuk karena dua sinyal frekuensi
berbeda, amplitude sama dan sudut fasa sama.
Gambar 2.2 Contoh gambar lissojous
2. STUDI PUSTAKA
Beda Fase antara dua gelombang yang
Gambar / Diagram Lissajous definisinya
membentuk pola lissajous dapat dengan mudah
yaitu sebuah tampilan pada layar osiloskop yang
menceritakan atau menunjukan perbedaan atau diketahui apabila kedua gelombang mempunyai
perbandingan Beda Fase, Frekuensi & frekuensi yang sama. Berdasarkan gambar 2.2 ciri-
Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 1
cirinya kedua mempunyai frekuensi yang sama - Dengan metode lissajous
adalah pola lissajous yang berbenuk hanya terdiri
Sinyal pertama dihubungkan dengan kanal
dari satu lingkaran saja. Beda fase antara
B, dan sinyal kedua dihubungkan dengan kanal A.
keduagelombang dapat ditentukkan dengan teknik
Kemudian ubah mode osiloskop menjadi mode x-
seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah
y. Pada layar akan terlihat suatu lintasan berbentuk
ini, [2].
lingkaran, garis lurus atau elips di mana dapat
langsung ditentukan beda fase antara kedua sinyal
tersebut, [4].

Gambar 2.3 pola lissajaous serong ke kanan

Gambar 2.6 Pengukuran beda fase dengan


Pengukuran beda fase ada dua cara, yaitu: lissajous.
Dual Trace dan Lissajous. Cara dua trace, yaitu
dengan melihat selisih gelombang keluaran chanel
I dan chanel II dari osiloskop. Cara lissajous (cara 2.1 JUDUL SUB-BAB
langsung ) yaitu dengan memutar Time/dik a. Pengukuran beda fase
osiloskop pada posisi paling kanan sehingga akan
b. Pengukuran frekuensi
sehingga akan dihasilkan bentuk lingkaran atau
elips. Gambar-gambar lissajous ini kemudian
dibandingkan dengan gambar standar beda fase.
3. METODOLOGI
Sinyal V dan sinyal Vy pada nilai frekuensi
x
A. Alat dan Bahan
tertentu membentuk gambar lissajous seperti
terlihat pada gambar 2.3, [3]. Peralatan dan bahan yang di gunakan adalah
sebagai berikut :
1. Osiloskop dual trace
2. Generator isyarat
3. Resistor
Gambar 2.4 Gambar lissajous dengan VT 4. Kapasitor
terhubung ke X dan Vy terhubung ke Y.
5. Trafo step down
6. Breadboard
- Dengan osiloskop dua trace

Sinyal pertama dihubungkan dengan kanal B. Cara Kerja


A, sedangkan sinyal kedua dihubungkan dengan a. Pengukuran beda fase
kanal B dari osiloskop. Pada layar osiloskop akan
terlihat gambar bentuk tegangan kedua sinyal Sebuah angkaian low pass filter dibuat
tersebut. Beda fase dapat dihitung Φ = ∆t/T*360⁰. pada breadboard

Gambar 2.5 Pengukuran beda fase dua


trace
Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 2
Rangkaian dihubungkan dengan
generator isyarat dan osiloskop Setingan osiloskop ditur seperti berikut :
Time/Div : 1 s/div
Channel A : 50 Mv/Div
Channel B : 10 V/Div
Generator isyarat diatur agar seperti
berikut :
Gelombang : Sinus
Frekuensi : 1 KHz Frekuensi pada generator isyarat diatur
Amplitud : 100 mV hingga terbentuk gambar lissajous yang
stabil

Setingan osiloskop ditur seperti berikut :


Time/Div : 1 s/div Besar frekuensinya dicatat
Channel A : 50 Mv/Div
Channel B : 100 mV/Div

Lakukan pengulangan dengan


perbandingan yang berbeda
Setelah terbentuk gambar pada layar,
lebar A dan B serta panjang C dan D
diukur
4. HASIL DAN ANALISIS
Fungsi dilakukannya analisa lissajous
Beda fasenya dihitung yaitu untuk mengukur beda fase dari dua sinyal
listrik AC menggunakan metode lissajous dan
mengukur frekuensi dari sebuah sinyal listrik AC
menggunakan metode lissajous.
b. Pengukuran frekuensi Menurut data referensi bahwa semakin
besar frekuensinya semakin besar pula nilai
Osiloskop, generator isyarat dan trafo perbandingannya, sehingga pengaruh frekuensi
stef-down diatur sedemikian rupa pada metode lissajous adalah perubahan
perbandingan frekuensi dan banyaknya
gelombang pada layar osiloskop, akan tetapi dari
data yang didapat setelah melakukan percobaan
Generator isyarat diatur seperti berikut : berbeda dengan referensi hal ini karena kesalahan
Gelombang : Sinus pembacaan scalar pada layar osiloskop, [5].
Amplitudo : 120 mV
4.1 Pengukuran Beda Fas dari Low Pass Filter
Pada pengukuran beda fase dari sebuah
low pass filter diperoleh gambar lissajous
berbentuk elips yang condong ke kanan seperti
pada gambar dibawah ini:

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 3


Menghitung frekuensi:
1. f1:f2 = ½ : x/100
x = 50 Hz
2. f1:f2 = ¼ : x/200
x = 50 Hz
3. f1:f2 = 1/6 : x/300
x = 50 Hz
Gambar 4.1 Pola lissajous pengukuran beda fase 4. f1:f2 = 1/8 : x/400
x = 50 Hz
Tabel 4-1 Pengukuran Beda Fase
Besar Komponen Analisa lissajous ini adalah untuk
No. Arah mengukur sebuah beda fase dan mengukur nilai
C D frekuensi pada sebuah listik AC.

1. Serong kanan 0,8 0,4 5. KESIMPULAN


Berdasarkan hasil praktikum yang telah
Pola lissajous pada gambar 4.1 hanya diakukan maka dapat disimpulkan sebagai
terdiri dari satu lingkaran menunjukkan bahwa berikut :
kedua gelombang tersebut mempunyai frekuensi
yang sama. Pola lissajous diatas concong ke kiri 1. Prinsip dasar metode lissajous adalah
sehingga untuk menghitung beda fasenya penampakan pola lissajous pada layar
digunakan: osiloskop dari perbandingan antara beda
𝐵 𝐷
fase, frekuensi dan amplitude dari dua
Φ = sin-1 ( ) atau Φ = sin-1 ( ) gelombang pada setiap chanel.
𝐴 𝐶

Diketahui : 2. Perhitungan beda fase yang didapat


sebesar 0,479o
C = 0,8
D = 0,4 3. Pola lissajous yang diperoleh dengan
Maka : perhitungan perbandingan frekuensi 1:2
𝐷 sebesar 50 Hz, 1:4 sebesar 50 Hz, 1:6
Φ = sin-1 ( ) sebesar 50 Hz dan 1:8 sebesar 50 Hz.
𝐶
0,4
= sin ( )
-1
0,8
= 0,479o DAFTAR PUSTAKA

4.2 Pengukuran Frekuensi [1] http://ejournal.undip.ac.id/index.php/ber


kala_fisika/article/view/2864, 07 Oktober
No f1-f2 Pola lissajous frekuensi 2019, pukul 20.02 WIB.

1 1:2 100 Hz
[2] Basuki. (2009). Diktat Kuliah Bahan-bahan
Listrik. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala.
[3] Fadjar, Purwanto. 1993. Materi Pokok
Elektronika. Jakarta: Universitas Terbuka,
2 1:4 200 Hz Depdikbud.
[4] Fahmi, 2010. Makalah Elektronika Dasar 1.
(Online).
http://fahmieinsteinpefsi.blogspot.com/2010
3 1:6 300 Hz
/11/makalah-elektronika-dasar-1.html.
diaskes pada 07 Oktober 2019.
[5] Hartono. 2019. Panduan Praktikum Elektronika
4 1:8 400 Hz Dasar I, Purwokerto: Unsoed.

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 4


LAMPIRAN

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 5

Anda mungkin juga menyukai