Anda di halaman 1dari 4

MODUL 1 ANALISA LISSAJOUS

Jasmine Fadhila (K1C017011)


Asisten: M Arsya
Tanggal Percobaan: 8/10/2018
PAF15210-Praktikum Elektronika Dasar I
Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unsoed

Abstrak getaran yang bergerak sepanjang lintasan kurva,


yang disebut dengan kurva Lissajous.
Praktikum Analisa Lissajous bertujuan agar mahasiswa
dapat memahami prinsip dasar dari Lissajous, sehingga dapat
menggunakan metode Lissajous untuk mengukur beda fase
dan mengukur frekuensi dari dua sinyal listrik AC.
Pengukuran beda fase Lissajous dari sebuah rangkaian Low
Pass Filter menghasilkan sebuah pola berbentuk elips dengan
beda fase 90°. Sementara itu, pada pengukuran frekuensi
simyal dilakukan perbandingan frekuensi yang berbeda antara
frekuensi output trafo dengan generator isyarat. Perbandingan
f1:f2 yang dicari adalah 1:2, 1:4, 1:6, dan 1:8 dengan nilai f1
adalah 100 Hz, 200 Hz, 300 Hz, dan 400 Hz, dan nilai
f2 sebesar 200 Hz, 800 Hz, 1800 Hz, dan 3200 Hz.
Kata kunci: Lissajous, beda fase, frekuensi.
Gambar 2-1. Gambar pola Lissajous.
1. PENDAHULUAN
Gambar di atas menunjukkan bahwa pola
Pada praktikum Analisa Lissajous bertujuan Lissajous tidak selalu sama, karena bergantung
agar mahasiswa dapat memahami prinsip dasar pada frekuensi, beda fasa, maupun amplitudo
dari Lissajous, sehingga dapat menggunakan pada masing-masing gelombang[2].
metode Lissajous untuk mengukur beda fase dan
mengukur frekuensi dari dua sinyal listrik AC. 3. METODOLOGI
Metode Lissajous merupakan metode yang cukup
sederhana, karena menggunakan alat seperti CRO, Pada praktikum ini, dilakukan dua
generator isyarat, serta transformator step down pengukuran, yaitu pengukuran beda fase antara
yang cukup mudah digunakan. Osiloskop dengan dua sinyal pada rangkaian low pass filter dan
dua channel dapat menunjukkan adanya dua pengukuran frekuensi jala-jala listrik PLN melalui
gelombang sinus yang nantinya akan membentuk keluaran sebuah transformator step down. Hasil
pola Lissajous, yang berbentuk lingkaran, elips, pengukuran ditampilkan dalam bentuk pola
maupun garis lurus, sesuai dengan perbedaan fase lissajous pada osiloskop.
dan amplitudo kedua sinyal tersebut[1].
3.1 PENGUKURAN BEDA FASE DARI SEBUAH
2. STUDI PUSTAKA LOW PASS FILTER
Pada pertengahan abad ke-19, fisikawan Mulai
Perancis bernama Jules Antoine Lissajous (1822-
1880) mengembangkan fungsi
Alat
At+δA) (Persamaan 3-1) -Osiloskop
-Generator isyarat
y(t)= Bt+δB) (Persamaan 3-2) Bahan
-Resistor
pada suatu pembelajaran tentang getaran dan -Kapasitor
menggabungkan dua gerakan sinusoidal yang
saling tegak lurus. Dua persamaan tersebut
menggambarkan bahwa terdapat getaran

dan getaran sinusoidal sumbu y dengan frekuensi

bilangan rasional, maka akan menghasilkan efek


Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 1
3.2 PENGUKURAN FREKUENSI

Mulai
-Mengkalibrasikan osiloskop
-Membuat rangkaian RC sesuai gambar 3.6 pada
Modul Elektronika Dasar I Alat
-Mengatur setting generator isyarat pada frekuensi 1 -Osiloskop
kHz -Generator isyarat
-Trafo step down

f
-Menyusun alat praktikum sesuai gambar 3.7 pada
Modul Elektronika Dasar I
-Mengatur setting generator isyarat pada frekuensi
Mengatur generator isyarat pada 100 Hz
amplitudo 100 mV

A f

Mengatur generator isyarat pada


Mengatur TimeDiv= 1 s/div amplitudo 120 mV

TimeDiv A

Mengatur VoltDiv channel I pada 50 mV/Div Mengatur TimeDiv= 1 s/div

VoltDivI TimeDiv

Mengatur VoltDiv channel II pada 100 mV/Div Mengatur VoltDiv channel I pada 50 mV/Div

VoltDivI VoltDivI

-Memosisikan pola lissajous agar tepat di Mengatur VoltDiv channel II pada 10 mV/Div
tengah layar osiloskop
-Menentukan sudut fase

VoltDivII

ɸ
-Mengatur frekuensi generator isyarat agar
diperoleh gambar Lissajous yang stabil, dengan
Selesai perbandingan f1:f2 adalah 1:2, 1:4, 1:6, 1:8

f1:f2

Selesai

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 2


4. HASIL DAN ANALISIS
Praktikum mengenai analisa Lissajous terbagi
menjadi dua bagian, yaitu pengukuran beda fase
pada suatu pola Lissajous dan pengukuran
frekuensi. Pada pengukuran beda fase gelombang
channel A dan channel B diperoleh pola Lissajous
berbentuk elips datar seperti pada gambar di
bawah ini.

Gambar 4-3. Gambar pola Lissajous dengan


perbandingan frekuensi 1:4

Pada perbandingan frekuensi 1:4 ini, diperoleh


f1 (frekuensi generator isyarat) sebersar 200 Hz, dan
karena pola Lissajous vertikal, maka frekuensi trafo
step down-nya adalah 800 Hz.
3. Perbandingan frekuensi 1:6

Gambar 4-1. Gambar pola Lissajous hasil pengukuran


beda fase.

Pola Lissajous hanya terdiri dari satu elips


menunjukkan bahwa nilai frekuensi dari dua
gelombang tersebut adalah sama, yaitu 1 kHz,
sedangkan beda fasenya menurut Gambar 3.2
Modul 1 Elektronika Dasar 1 adalah 90° dan
amplitudo sumbu x lebih besar dari amplitudo
pada sumbu y (Pers 3-1 dan 3-2). Gambar 4-4. Gambar pola Lissajous dengan
perbandingan frekuensi 1:6
Sementara itu, untuk pengukuran frekuensi
dilakukan dengan cara mencari frekuensi Pada perbandingan frekuensi 1:6 ini, diperoleh
transformator step down(f2) dan frekuensi generator f1 (frekuensi generator isyarat) sebersar 300 Hz, dan
isyarat(f1), yang dilakukan dengan cara mengatur karena pola Lissajous vertikal, maka frekuensi trafo
frekuensi pada generator isyarat agar membentuk step down-nya adalah 1,8 kHz.
gelombang dengan perbandingan frekuensi 1:2, 1:4, 4. Perbandingan frekuensi 1:8
1:6, dan 1:8. Namun perlu diketahui, bahwa
terdapat perbedaan perbandingan frekuensi untuk
pola horizontal dan pola vertikal. Pada pola
horizontal, f1>f2 , sedangkan jika polanya vertikal
maka f1<f2 [3].
1. Perbandingan frekuensi 1:2

Gambar 4-5. Gambar pola Lissajous dengan


perbandingan frekuensi 1:8

Pada perbandingan frekuensi 1:8 ini, diperoleh


f1 (frekuensi generator isyarat) sebersar 400 Hz, dan
karena pola Lissajous vertikal, maka frekuensi trafo
step down-nya adalah 3,2 kHz.
Gambar 4-2. Gambar pola Lissajous dengan
perbandingan frekuensi 1:2

Pada perbandingan frekuensi 1:2 ini, diperoleh


f1 (frekuensi generator isyarat) sebersar 100 Hz, dan
karena pola Lissajous vertikal, maka frekuensi trafo
step down-nya adalah 200 Hz.
2. Perbandingan frekuensi 1:4

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 3


5. KESIMPULAN
1. Pada pengukuran beda fase menunjukkan
pola berbentuk elips dengan beda fase 90°
2. Pada perbandingan frekuensi 1:2, 1:4, 1:6,
dan 1:8 menunjukkan frekuensi trafo step
down sebesar 400 Hz, 800 Hz, 1,8 kHz, dan
3,2 kHz.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Sehah, dkk. “Pemanfaatan Teknik
Lissajous untuk Mengetahui
Korelasi antara Kandungan Air
terhadap Sifat Dielektrik Tanah
(Studi Kasus: Sampel Tanah
Permukaan di Sekitar Kota
Purwokerto) ”, Berkala Fisika, http:
//
http://ejournal.undip.ac.id/index.php
/berkala_fsika/article/view/2864, 14
November 2015.
[2] Siti Khanafiyah, Fenomena Gelombang, H2O
Publishing, Semarag, 2013.
[3] http://www.sentra-edukasi.com/ 12 Oktober
2018, 19.25.

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 4

Anda mungkin juga menyukai