Anda di halaman 1dari 5

MODUL 3 ANALISA LISSAJOUS

Ajeng Cantika Saraswati (K1C016018)


Asisten: M. Arsya Adzma S
Tanggal Percobaan: 16/10/2017
PAF15210P-Elektronika Dasar 1
Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unsoed

Abstrak
Praktikum Analisa Lissajous telah dilakukn dengan tujuan
untuk memahami prinsip dasar dari lissajous, dapat
menggunakan metode lissajous untuk mengukur beda fase dai
dua sinyak listrik AC, dan dapat menggunakan metode
lissajous untuk mengukur frekuensi dari sebuah sinyal listrik
AC. Pengukuran beda fase dua sinyal dari sebuah Low Pass
Filter menghasilkan gambar lissajous berbentuk elips yang
condong ke kanan, kemudian dilakukan pengukuran
terhadap titik-titik elips tersebut untuk mendapatkan nilai
ø. Pada pengukuran frekuensi sinyal dilakukan
perbandingan antara frekuensi jala-jala lisrik PLN melalui
keluaran sebuah trafo step down. Perbandingan frekuensi f1
dan f2 yang dicari adalah 1:2, 1:4, 1:6 dan 1:8 dengan nilai Gambar 2.1 Metode Lissajous
f1= 34,5 Hz, f2 = 40 Hz, f3 = 42 Hz, f4 = 45,4 Hz.
Frekuensi adalah suatu besaran yang
Kata kunci: Analisa Lissajous, frekuensi, beda fase. menyatakan banyaknya gelombang yang terjadi
setiap detiknya yang dinyatakan dalam satuan Hz.
1. PENDAHULUAN Amplitudo merupakan jarak atau simpangan
Metode lissajous merupakan metode terjauh dari titik kesetimbangan dalam gelombang
sederhana karena hanya menggunakam beberapa sinusoidal atau juga dapat didefinisikan sebagai
peralatan sederhana seperti osiloskop sinar katoda nilai puncak atau maksimum positif dari sebuah
(Cathode Ray Oscilloscope, CRO), generator isyarat, gelobang sinusoidal. Sedangkan beda fase adalah
dan trafo step-down. Osiloskop ‘Dual Trace’ dapat perbedaan sudut mulai antara dua gelombang
memperagakan dua buah sinyal sekaligus pada sinusoidal yang sedang diamati, dua gelombang
saat yang sama. Cara ini biasanya digunakan berlawanan fase jika perpindahan keduanya tepat
untuk melihat bentuk sinyal pada dua tempat berlawanan arah (misalnya puncak dan
yang berbeda dalam suatu rangkaian elektronik. gelombang).
Dua gelombang sinus dengan frekuensi yang
sama akan menghasilkan gambar Lissajous yang
berbentuk garis lurus, elips, atau lingkaran.
Bergantung pada faa dan amplitudo kedua sinyal
sama, jika kedua sinyal tidak sama atau tidak
sefasa akan terbentuk sebuah elips yang sumbu-
sumbunya adalah bidang horizontal dan bidang
vertikal. Bentuk pola Lissajous juga dapat
dibentuk dari dua gelombang yang saling tegak
lurus dan mempunyai perbandingan frekuensi
(misal 1:2, 1:4, 1:8 dan seterusnya).

2. STUDI PUSTAKA
Gambar 2.2 Perbedaan Fase Gelombang
Gambar atau diagram lissajous adalah sebuah
penampakan pada layar osiloskop yang
mencitrakan perbedaan atau perbandiangan
antara beda fase, frekuensi, dan amplitudo dari
dua gelombang pada setiap chanel osiloskop[1].

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 1


beda fase dari dua buah gelombang secara visual.
Gambar lissajous pada gejala kelistrikan dapat
diamati dengan menerapkan dua buah sinyal
listrik arus bolak-balik (AC) pada sebuah
osiloksop. Dari pola yang tergambar di layar
osiloskop, dapat ditentukan perbandingan
frekuensi maupun beda fase antara kedua sinyal
listrik[3].

Gambar 2.4 Beda fasa dalam pola Lissajous (a) 0


derajat, (b) 90 derajat, (c) 180 derajat

3. METODOLOGI

3.1 ALAT DAN BAHAN


1. Osiloskop dual trace
2. Generator isyarat
3. Resistor
4. Kapasitor
5. Trafo step-down

3.2 CARA KERJA


3.2.1 Pengukuran beda fase dari
sebuah Low Pass Filter

Gambar 2.3 (a) Gelombang dengan frekuensi sama,


amplitudo berbeda dan fase sama. (b) Gelombang
dengan frekuensi sama, amplitudo sama dan fase
berbeda.
Dari gambar diatas terlihat gelombang yang
memiliki fase berbeda memiliki waktu berbeda
pada saat naik dan turun. Perbedaan fase dua
gelombang biasanya di nyatkan dalam derajat.
Dalam satu gelombang bernilai 360 derajat.
Dengan osiloskop pun dapat mengukur beda fase
gelombang ini dalam satuan waktu. Untuk
konversu beda fase satuan derajat digunakan
rumus: [2]
𝑏𝑒𝑑𝑎 𝑓𝑎𝑠𝑒
Beda fasa derajat = θ = 360 derajat x
periode

Gambar Lissajous dapat digunakan untuk


membandingkan frekuensi maupun menghitung
Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 2
3.2.2 Pengukuran Frekuensi

rangkaian dibuat,
osiloskop dikalibrasi,
serta generator pada
sinyal gelombang alat percobaan
sinus, frekuensi 1 Khz, disusun, generator
dan amplitudo 100mV pada sinyal gelombang
sinus, frekuensi dalam
rentang Hz nilai
minimum, dan
amplitudo 120mV

setting osiloskop diatur


pada Time/Div 1 s/div,
trigger auto, X-Y aktif,
Channel A 50 mV/div
serta Channel B 100 setting osiloskop diatur
mV/div. pada Time/Div 1 s/div,
trigger auto, X-Y aktif,
Channel A 50 mV/div
serta Channel B 10
mV/div.

hasil pengukuran
terhadap titik-titik (A dan frekuensi generator diatur
B) atau (C dan D) dicatat sehingga dilayar osiloskop
diperoleh bentuk lissajous,
penunjukan frekuensi
padda generator isyarat
dicatat, serta diulang utuk
didapatkan pola lissajous
dengan perbandungan 1:1
dsn 1:4

Gambar 3.1

Gambar 3.2

4. HASIL DAN ANALISIS

Gambar 4.1 Pola Lissajous

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 3


Menurut referensi [] hasil gambar 4.1 diatas
menunjukan bahwa gelombang diatas memiliki
beda fase 180 derajat dengan frekuensi yang sama.

Gambar 4.4 Pola Lissajous pada f1:f2 = 1:6


Pada gambar 4.2 didapatkan frekuensi sebesar 42
Hz untuk pola Lissajous pada amplitudo sama,
sudut fasa sama, serta dua sinyal frekuensi yang
berbeda yaitu f1:f2 = 1:6

Gambar 4.2 Pola Lissajous pada f1:f2=1:2


Pada gambar diatas didapatkan frekuensi sebesar
34,5 Hz untuk pola Lissajous pada amplitudo
sama, sudut fasa sama, serta dua sinyal frekuensi
yang berbeda yaitu f1:f2 = 1:2

Gambar 4.5 Pola Lissajous pada f1:f2 = 1:8


Pada gambar diatas didapatkan frekuensi sebesar
45,4 Hz untuk pola lissajous pada amplitudo sama,
sudut fasa sama, serta dua sinyal frekuensi yang
sama yaitu f1:f2 = 1:8
Gambar 4.3 Pola Lissajous pada f1:f2 = 1:4
Pada gambar diatas didapatkan frekuensi sebesar 5. KESIMPULAN
40 Hz untuk pola Lissajous pada amplitudo sama,
Praktikum analisa Lissajous ini menggunakan
sudut fasa sama, serta dua sinya frekuensi yang
metode Lissajous, yaitu metode dengan
berbeda yaitu f1:f2 = 1: 4
penampakan pola pada layar osiloskop dari
perbandingan antara beda fase, frekuensi dan
ampitudo dari dua gelombang mauka pada setiap
channel osiloskop.
Praktikum analisa Lissajous dilakukan dua cara
pengukuran yaitu pengukuran beda fase dari
sebuah Low Pass Filter dan pengukuran frekuensi.

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 4


Pada pengukuran beda fase dari sebuah low pass
filter didapatksn pola Lissajous yang berbentuk
garis serong ke kiri serta mempunyai beda fase
180 derajat dengan frekuensi yang sama.
Kemudian, pada pengukuran frekuensi
didapatkan hasil pola Lissajous dengan amplitudo
sama, sudut fase sama, serta dua sinyal frekuensi
yang berbed yaitu pada f1:f2 = 1:2 dengan
frekuensi 34,5 Hz; f1:f2 = 1:4 dengan frekuensi 40
Hz; f1:f2 = 1:6 dengan frekuensi 42 Hz; f1:f2 = 1:8
dengan frekuensi 45,4 Hz.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Cooper Wiliam Davit, Intrumentasi Elektronik
dan Teknik Pengukuran, Erlangga, Jakarta, 1991.
[2] https://www.academia.edu/18484385/Beda_
Fasa, diakses 01 September 2017, Pukul 19.00
WIB.
[3] http://elektronika-
elektronika.blogspot.com/2007/02/pengukur
an-fasa.html, diakses 01 September, Pukul
19.30 WIB.

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 5

Anda mungkin juga menyukai