Anda di halaman 1dari 34

Laporan Praktikum

Elektronika Fisis II

OSILATOR

DISUSUN OLEH

NAMA : A. DANA RIFKASARI


NIM : H021211063
KELOMPOK : XII (DUA BELAS)
TANGGAL PRAKTIKUM : 13 MEI 2023
ASISTEN : MUH. DIRGA KURNIAWAN

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI


DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA
DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN

II.1 Latar Belakang


Osillator merupakan rangkaian elektronik yang dapat menghasilkan sinyal
walaupun tanpa sinyal masukan. Osilator menghasilkan gelombang yang periodik
hanya dengan masukan tegangan arah (DC). Keluaran osilator dapat berupa
sinusoidal dan non-sinusoidal tergantung pada tipe dari osilator. Beberapa tipe
keluaran osilator yaitu gelombang sinus, gelombang kotak, gelombang segitiga, dan
gelombang gigi gergaji. IC ICl merupakan salah satu jenis ic function generator
tersebut. IC ini memiliki gelombang keluaran sinus, kotak, dan segitiga dengan
komponen luar yang minimum [1].
Sinusoidal Pulse Width Modulation (SPWM) merupakan rekayasa sinyal
sinus hasil dari komparasi sinyal sinus hasil dari sinyal yang dibangkitkan oleh
mikrokontroler. Teknik modulasi SPWM adalah teknik modulasi dengan
membandingkan antara gelombang sinusoidal sebagai sinyal referensi dan
gelombang segitiga sebagai sinyal pembawa (carrier). metode SPWM
multicarrier switching dapat menurunkan frekuensi switching sehingga dapat
menurunkan rugi-rugi dalam proses switching [1].
Rangkaian osilator yaitu rangkaian penghasil berbagai bentuk gelombang
tanpa sumber sinyal masukan. Satu-satunya input adalah sumber tegangan DC atau
searah sehingga dengan demikian osilator dapat dianggap sebagai pembangkit
sinyal generator. Sinyal yang dihasilkan dapat disesuaikan bentuk dan
frekuensinya,. Jenis-jenis dari rangkaian osilator beragam, salah satunya yaitu
tergantung desain rangkaian dan komponen yang digunakan rangkaian osilator
clapp, osilator jembatan wein dan osilator penggeser fasa [1].
Oleh karena itu, dilakukan praktikum mengenai pengenalan rangkaian dari
osilator lebih lanjut. Pada praktikum ini akan dilakukan dengan menganalisis cara
kerja dan prinsip kerja dari osilator dengan rangkaian dari osilator. Kemudian
rangkaian yang akan digunakan pada praktikum kali ini yaitu rangkaian osilator
penggeser fasa dan rangkaian osilator jembatan Wien.
I.2 Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada praktikum ini berfokus pada analisa distorsi,
gelombang, karakteristik atau frekuensi dari beberapa rangkaian osilator.

I.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Memahami perubahan frekuensi gelombang dari osilator jembatan Wien.
2. Memahami perubahan frekuensi gelombang dari osilator kuadratur.
3. Mengetahu perbedaan dari osilator jembatan Wien dan osilator kuadratur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Osilator
Osilator adalah suatu alat gabungan dari elemen aktif dan pasif untuk
menghasilkan bentuk gelombang sinusoidal atau bentuk gelombang periodik
lainnya. Suatu osilator memberikan tegangan keluaran dari suatu bentuk gelombang
yang diketahui tanpa penggunaan sinyal masukan dari luar. Osilator ini adalah suatu
rangkaian yang berguna untuk membangkitkan gelombang sinus frekuensi tetap
dari sekitar satu kilohertz sampai beberapa megahertz. Osilator ini menggunakan
rangkaian tertala LC dan umpan balik positif melalui suatu kapasitif dari rangkaian
tertala. Pada dasarnya, untuk menghasilkan getaran frekuensi agar dapat berosilasi
digunakan rangkaian tangki dari LC yang disambungkan dengan rangkaian umpan
balik. Fungsi dari kedua kapasitor ini adalah sebagai pembagi tegangan keluaran
dari masukan penguat. Syarat terjadinya resonansi adalah XL = XC maka besar
impedansi rangkaian sama dengan nilai hambatannya (Z=R), pada rangkaian akan
terjadi resonansi deret/seri. Nilai frekuensi resonansi adalah :
1
𝐹= (2.1)
2π√LC
di mana C = kapasitansi (F) dan L = induktansi (H) [2].

Gambar 2.1 Rangkaian Colpitss


Osilator adalah salah satu rangkaian elektronika yang dapat membangkitkan
sinya osilasi ( sinyal sinusoidal ). Osilator dapat membangkitkan bentuk gelombang
pada frekuensi tertentu. Rangkaian osilator memiliki prinsip kerja dimulai dari
sinyal noise yang berasal dari tegangan sumber DC saat pertama kali bekerja,
kemudian Sinyal noise ini kembali ke input penguat sehingga terjadi proses
looping, selanjutnya sinyal noise yang semakin membesar dan membentuk periode
tertentu sesuai dengan jaringan filter yang dipasang. Periode inilah yang menjadi
nilai frekuensi sebuah osilator yang sering disebut frekuensi resonansi. Secara
umum rangkaian osilator mempunyai bagian sebagai berikut :
• Penguat, berfungsi memperkuat sinyal output
• Penentu frekuensi, berfungsi menentukan frekuensi kerja osilator.
• Jaringan umpan balik, yang berfungsi mengumpan balikkan sinyal dari jaringan
output ke jaringan input [3].

II.2 Prinsip kerja Osilator


Osilator merupakan sebuah rangkaian elektronik yang dapat berfungsi
untuk menghasilkan sinyal keluaran dengan tidak menggunakan sinyal masukan.
Hasil yang dikeluatkan oleh osilator ini akan menghasilkan gelombang dengan
bentuk periodik hanya dengan menggunakan tegangan masukan berupa tegangan
DC. Hasil yang dikeluarkan oleh osilator dapat berupa gigi gergaji, gelombang
kotak,. Proses kontruksi dari sebuah osilator pada umumnya dengan menggunakan
rangkaian op-amp yang dikombinasikan dengan RC [4].
Berdasarkan prinsip kerjanya, osilator dapat juga diimplementasikan pada
sebuah IC function generator yang mempunyai beberapa sinyal keluaran berjenis
bipolar yang berbeda-beda, diantaranya adalah gelombang sinusoidal, gelombang
kotak, dan gelombang segitiga. Hasil yang dikeluarkan oleh osilator akan
menghasilkan gelombnag dengan bentuk periodik [4].

Gambar 2.2 Konsep dasar osilator


Prinsip kerja Rangkaian tank Oscillator Colpitts sebagai berikut :
1. Ketika power supply dinyalakan, kapaistor C1 dan C2 akan mulai mengisi.
2. Ketika C1 dan C2 penuh, mereka akan melepaskan muatan melalui inductor L.
3. Ketika kapasitor kosong, energi elektrostatis yang tersimpan di kapasitor di
pindahkan ke induktor sebagai fluks magnet.
4. Induktor mulai melepas muatan, dan kapasitor mengisi kembali. Pengisian
energy kapasitor induktor bolak-balik inilah yang menjadi dasar dari tegangan
osilasi.
5. Tegangan yang melewati C2 merupakan kebalikan fasa dari tegangan yang
melewati C1 dan tegangan yang melewati C2 lah yang diumpan balik ke
transistor. Sinyal umpan balik pada basis transistor muncul dalam bentuk
penguatan melewati kolektor dan emitor [1].
Kelebihan oscillator Colpitts dari Oscillator Hartley adalah peningkatan
performa pada area frekuensi tinggi. Hal Ini disebabkan karena kapasitor
memberikan jalur reaktansi yang kecil pada sinyal frekuensi tinggi dengan
demikian sinyal output pada frekuensi tinggi akan lebih halus [1].

II.3 Penggolongan Osilator


Ada dua kelompok osilator:
1. Osilator larasan (osilator harmonisa) yang menjangkitkan getaran-getaran
sinus.
2. Osilator relaksasi (relaxation oscillator) yang menjangkitkan getaran-getaran
bukan sinus
Osilator larasan pada umumnya menerapkan umpan balik positif; karena itu
disebut pula osilator umpan balik (feedback oscillators). Osilator relaksasi adalah
kalang sakelar, yang di-swits dari jenuh ke menyumbat, dengan frekuensi yang
diinginkan. Hasilnya adalah gelombang bentuk blok [5]

II.4 Jenis-Jenis Osilator


Adapun beberapa jenis osilator adalah sebagai berikut [6]:
1. Osilator Hartley
Osilator Hartley digunakan pada tegangan umpan balik oleh pembagi
tegangan induktif L1 dan L2 karena tegnagan keluar muncul melintas L1 dan
tegangan umpan balik melintas di L2. Osilator Hartley termasuk jenis osilator LC.
Osilator hertley tersusun dari dua buah inductor yang disusun seri dan sebuah
kapasitor tunggal. Kelebihan osilator hertley adalah mudahnya mengatur nilai
frekuensi.
2. Osilator Colpitts
Osilator colpitts adalah slah satu dari sejumlah desain untuk elektronika
osilator sirkuit dengan menggunakan kombinasi dari induktansi (L) dengan
kapasitor (C) untuk penentuan frekuensi sehingga LC osilator. Osilator ini adalah
suatu rangkaian yang berguna untuk membangkitkan gelombang sinus frekuensi
tetap dari sekitar satu kilohertz sampai beberapa megahertz.
3. Osilator kristal
Osilator kristal berguna untuk meghasilkan isyarat dengan tingkat kestabilan
frekuensi yang sangat tinggi. Kristal pada osilator ini terbuat dari quartz atau
rochalle salt dengan kualitas yang baik. Material ini memiliki kemampuan
mengubhaa energi listrik menjadi energi mekanik berupa getaran atau sebaliknya.
Kemampuan ini dikenal dengan piezoelectric effect [6].

II.5 Osilator Jembatan Wien


Wien bridge oscillator biasa digunkan untuk membangkitkan frekuensi tanpa
sinyal input, dengan jangkauan frekuensi 5Hz sampai kira-kira 1MHz. osilator ini
menggunakan umpan balik negative dan umpan balik positif. Umpan balik positif
di feedback melalui jaringan lead lag ke input non-inverting. Sedangkan umpan
balik negatif melalui pembagi tegangan ke input inverting [7].
Rangkaian osilator jembatan Wien ini pada dasarnya terbentuk dari rangkaian
op-amp non-pembalik, dengan sebuah resistor R1 yang dihubungkan di antara kaki
atau pin masukan dan pertanahan, serta sebuah resistor Rf yang dihubungkan di
antara pin keluaran dan masukan pembalik. Resistor Rf akan membentuk lintasan
umpan balik negatif, karena resistor ini menghubungkan keluaran keluaran penguat
ke terminal masukan pembaliknya. Setiap kenaikan V yang terjadi pada terminal
keluaran akan menghasilkan pengurangan atau reduksi terhadap sinyal masukan,
yang pada gilirannya menghasilkan keluaran yang lebih kecil. Proses ini dapat
meningkatkan stabilitas tegangan keluaran Vout, gain op-amp [8].
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 Waktu dan Tempat Percobaan


Praktikum ini dilaksanakan pada hri sabtu, 13 Mei 2023 pada pukul 13.30
WITA di Laboratorium Elektronika dan instrumentasi, Departemen Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin,
Makassar.

III.2 Alat dan Bahan


III.2.1 Alat Beserta Fungsinya
1. Catu Daya

Gambar 3.1 Catu daya


Catu daya berfungsi sebagai sumber arus dan tegangan listrik pada
rangkaian percobaan.
2. Osiloskop

Gambar 3.2 Osiloskop


Osiloskop berfungsi untuk menampilkan sinyal maskant dan sinyal keluaran
dari rangkaian percobaan.
3. Papan Rangkaian

Gambar 3.3 Papan rangkaian


Papan rangkaian berfungsi sebagai tempat untuk merangkai komponen yang
akan diukur
4. Kabel Jumper

Gambar 3.4 Kabel Jumper


Kabel jumper berfungsi untuk menghubungkan komponen-komponen
dalam rangkaian pada papan rangkaian.

III.2.2 Bahan Beserta Fungsinya


1. IC LM741

Gambar 3.5 IC LM741


IC LM741 berfungsi sebagai penguat operasional yang digunakan dalam
setiap rangkaian osilator
2. Resistor

Gambar 3.6 Resistor


Resistor berfungsi sebagai hambatan aliran arus, resistor yang digunakan
dalam praktikum osilator adalah 1k Ω, 2k Ω dan 3k Ω
3. Kapasitor

Gambar 3.7 Kapasitor


Kapasitor berfungsi untuk menyimpan muatan dalam jangka waktu tertentu
pada rangkaian osilator jembatan Wien dan osilator kuadrator.
4. Dioda

Gambar 3.8 Dioda


Dioda berfungsi sebagai penyearah arus bolak-balik menjadi arus searah
pada rangkaian percobaan.

III. 3 Prosedur Percobaan


III.3.1 Osilator Jembatan Wien (Wien Bridge Oscillator)
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum.
2. Mengkalibrasi osilloskop.
3. Membuat rangkaia seperti ada pada gambar berikut:

Gambar 3.9 Rangkaian dan skema osilator jemabtaan wien (Wien Bridge
Oscillator)
4. Menghubungkan sumber daya pada VCC+ dan VEE serta gound.
5. Menghubungkan output dan ground rangkaian pada osiloskop untuk melihat
sinyal keluarannya.
6. Menghitung Panjang gelombang keluaran yang dihasilkan pada osiloskop
dan mencatat hasilnya.
7. Melakukan pengukuran dengan prosedur yang sama untuk variasi nilai
kapasitor C1 yaitu 0,1 μF dan 0,47 μF.

III.3.2 Osilator Kuadratur


1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum.
2. Mengkalibrasi osiloskop.
3. Membuat rangkaian seperti pada gambar berikut:

Gambar 3.10 Rangkaian dan skema osilator kuadaratur


4. Menghubungkan sumber daya pada VCC+ dan VCC- serta ground.
5. Menghubungkan output dan ground rangkaian pada osiloskop untuk melihat
bentuk sinyal keluarannya.
6. Menghitung panjang gelombang keluaran yang dihasilkan pada osiloskop dan
mencatat hasilnya.
7. Melakukan pengukuran dengan perosedur yang sama untuk variasi nilai
resistor R1 yaitu yaitu 2k Ω dan 3k Ω.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil
IV.1.1 Tabel Data
Tabel 4.1 Data Komponen
No Nama Komponen Nilai
1. R1 1000
2. R2 2000
3. R3 3000
4. Rf 1000
5. C1 10 × 10-9
6. C2 100 × 10-9
7. C3 470 × 10-9

Tabel 4.2 Data hasil pengukuran frekuensi osilator jembatan Wien


No. Nilai Kapasitor Time/Div (s) F (Teori) F (Praktikum)
0.1 × 10-3 10000 Hz 7200 Hz
103 J
1. 0.2 × 10-3 5000 Hz 3600 Hz
(10 nF)
0.5 × 10-3 2000 Hz 1400 Hz
0.1 × 10-3 10000 Hz 9000 Hz
104 J
2. 0.2 × 10-3 5000 Hz 3600 Hz
(100 nF)
0.5 × 10-3 2000 Hz 1800 Hz
0.1 × 10-3 10000 Hz 8000 Hz
474K
3. 0.2 × 10-3 5000 Hz 3000 Hz
(470 nF)
0.5 × 10-3 2000 Hz 1200 Hz

IV.1.2 Pengolahan data


IV.1.2.1 Osilator Jembatan Wien
1
𝐹0 =
2𝜋𝑅𝐶
1
1. 𝐹0 = 2(3.14)(1000)(10×10−9)

𝐹0 = 15923 𝐻𝑧
1
2. 𝐹0 = 2(3.14)(1000)(100×10−9)

𝐹0 = 1592.3 𝐻𝑧
1
3. 𝐹0 = 2(3.14)(1000)(470×10−9)

𝐹0 = 338.7 𝐻𝑧

IV.1.3 Gambar
IV.1.3.1 Osilator Jembatan Wien
1. Kapasitor 103J

Gambar 4.1 Gelombang sinyal osilator dengan kapasitor 103J time/div 0.1 × 10-3

Gambar 4.2 Gelombang sinyal osilator dengan kapasitor 103J time/div 0.2 × 10-3

Gambar 4.3 Gelombang sinyal osilator dengan kapasitor 103J time/div 0.5 × 10-3
2. Kapasitor 104 J

Gambar 4.4 Gelombang sinyal osilator dengan kapasitor 104J time/div 0.1 × 10-3

Gambar 4.5 Gelombang sinyal osilator dengan kapasitor 104J time/div 0.2 × 10-3

Gambar 4.6 Gelombang sinyal osilator dengan kapasitor 104J time/div 0.5 × 10-3
3. Kapasitor 474K

Gambar 4.7 Gelombang sinyal osilator dengan kapasitor 474K time/div 0.1 × 10-3
Gambar 4.8 Gelombang sinyal osilator dengan kapasitor 474K time/div 0.2 × 10-3

Gambar 4.9 Gelombang sinyal osilator dengan kapasitor 474K time/div 0.5 × 10-3

IV.1.3.2 Osilator Kuadrator

Gambar 4.10 Gelombang sinyal keluaran sinus dan cosinus osilator kuadrator

IV. 2 Pembahasan
Pada praktikum ini dilakuka percobaan pertama yaitu Analisa gelombang
dari rangkaian jembatan Wien lalu menentukan nilai frekuensi berdasarkan teori
1
persamaan fo = 2𝜋𝑅𝐶. Kapasitor yang digunakan pada rangkaian ini adalah kapasitor

103J, 104J, dan 474J dengan menggunakan resistor 1kΩ. Berdasarkan teorinya
diketahui bahwa nilai kapasitansi berbanding terbalik dengan nilai frekuensinya.
Hal dapat dilihat pada pengolahan data yang diperoleh. Akan tetapi pada percobaan
yang dilakukan dengan menggunakan kapasitor 103J memiliki nilai frekuensi yang
lebih kecil dari kapasitor lainnya. Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
nilai frekuensi dan nilai kapasitansi pada hasil percobaan kurang sesuai dengan
hasil teorinya.
Selanjutnya, pada percobaan terakhir dilakukan analisa fasa gelombang
terhadap rangkaian kuadratur. Percobaan dilakukan dengan membuat rangkaian
yang sesuai dengan prosedur dan dengan menggunakan kapasitor dan resistor.
Resistor yang digunakan yaitu resistor dengan nilai 1kΩ, 2kΩ, dan 3kΩ. Kemudian
dilakukan analisis fasa gelombang dengan menggunakan bantuan dari alat ukur
osilator. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat dilihat pada gambar 4.10,
menunjukkan bahwa sinyal masukan dan sinyal keluaran dari rangkaian kuadrator
terlihat tidak sefasa. Hal ini sesuai dengan teorinya dimana rangkaian kuadratur
pada hakikatnya tidak sefasa dikarenakan terdapat perbedaan fasa sebesar 90o
sebagai akibat dari adanya komponen yang memerlukan waktu untuk mengisi dan
mengosongkan muatan yakni kapasitor. Maka dapat disimpulkan bahwa hal
tersebut pada percobaan ini sesuai dengan teori.
BAB V
KESIMPULAN

V.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1. Perubahan frekuensi terhadap osilator jembatan Wien dapat dilakukan dengan
mengubah nilai resistor dan kapasitor pada rangkaian pembagi tegangan.
Untuk meningkatkan frekuensi, Anda dapat mengurangi nilai resistor atau
kapasitor. Sebaliknya, untuk menurunkan frekuensi, Anda dapat
meningkatkan nilai resistor atau kapasitor. Perubahan ini akan menggeser
frekuensi resonansi rangkaian.
2. Osilator kuadratur adalah jenis osilator elektronik yang menghasilkan dua
gelombang sinusoidal yang memiliki frekuensi sama tetapi memiliki fase
yang berbeda 90 derajat satu sama lain. Gelombang sinusoidal ini disebut
sebagai gelombang kuadratur. Perubahan frekuensi gelombang dalam osilator
kuadratur dapat dicapai dengan beberapa cara, tergantung pada desain dan
implementasi spesifik osilator.
3. Osilator jembatan Wien menghasilkan gelombang sinusoidal tunggal dengan
frekuensi tertentu, sedangkan osilator kuadratur menghasilkan dua
gelombang sinusoidal kuadratur dengan frekuensi yang sama tetapi fase yang
berbeda 90 derajat.

V.2 Saran
V.2.1 Saran untuk Laboratorium
Saran untuk laboratorium agar mengganti komponen atau alat elektronika
yang sudah tidak layak pakai karena sangat menghambat proses praktikum. Cek
dan recek komponen sebelum praktikum agar alat yang dipakai betul-betul bagus.

V.2.1 Saran untuk Asisten


Saran untuk asisten agar suaranya lebih dibesarkan, dan menerangkan
materi dengan jelas. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Sofijan, A., Alwani, H., & Suparlan, M. “Desain Dan Optimalisasi Inverter
Sinusoidal 1300 Va Pada Solar Renewable System”. Applicable Innovation
of Engineering and Science Research (AVoER), Vol. 4, No. 1: 42-44, 2019.
[2] Junita, T. K., dan Sumarna. “Rancang Bangun Rangkaian Modulasi
Frekuensi Design A Frequency Modulation Circuit”. Jurnal Ilmu Fisika dan
Terapannya, vol. 8, No. 2 : 59-58, 2021.
[3] Baharuddin, D. A., Syahrial, S., & Syahrizal, S. “Perancangan Wireless
Power Transmission untuk Pengisian Power Bank Menggunakan Metode
Kopling Magnetik”. Jurnal Komputer, Informasi Teknologi, dan
Elektro, vol. 7, No. 2 : 68-69, 2022.

[4] Syururi, M. A., Kaloko, B. S., & Cahyadi, W. “Design And Build A 600
Watt Inverter With Sinusoidal Pulse Width Modulation Method”. Jurnal
Teknologi, Vol. 2, No. 1: 107-108: 2021.

[5] Rachmat, S., & Yoyok, H. P. I. “Analisis Rangkaian Oscilator Colpitts 20


Khz Untuk Penerapan Modulasi Amplitudo (Am)”. Jurnal Teknik Ilmu Dan
Aplikasi, vol. 1, No. 2 : 95-96: 2020.

[6] Wasito, S. Vademekum Elektronika edisi kedua. Gramedia Pustaka Utama,


Jakarta: 2001.

[7] Putri, H., & Novianti, A. Mahir Elektronika Telekomunikasi. uwais


inspirasi Indonesia, Bandung, 2008

[8] Irwin, J. D., & Nelms, R. M, Basic engineering circuit analysis. John Wiley
& Sons: 2020.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai