Elektronika Fisis II
OSILATOR
DISUSUN OLEH
I.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Memahami perubahan frekuensi gelombang dari osilator jembatan Wien.
2. Memahami perubahan frekuensi gelombang dari osilator kuadratur.
3. Mengetahu perbedaan dari osilator jembatan Wien dan osilator kuadratur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Osilator
Osilator adalah suatu alat gabungan dari elemen aktif dan pasif untuk
menghasilkan bentuk gelombang sinusoidal atau bentuk gelombang periodik
lainnya. Suatu osilator memberikan tegangan keluaran dari suatu bentuk gelombang
yang diketahui tanpa penggunaan sinyal masukan dari luar. Osilator ini adalah suatu
rangkaian yang berguna untuk membangkitkan gelombang sinus frekuensi tetap
dari sekitar satu kilohertz sampai beberapa megahertz. Osilator ini menggunakan
rangkaian tertala LC dan umpan balik positif melalui suatu kapasitif dari rangkaian
tertala. Pada dasarnya, untuk menghasilkan getaran frekuensi agar dapat berosilasi
digunakan rangkaian tangki dari LC yang disambungkan dengan rangkaian umpan
balik. Fungsi dari kedua kapasitor ini adalah sebagai pembagi tegangan keluaran
dari masukan penguat. Syarat terjadinya resonansi adalah XL = XC maka besar
impedansi rangkaian sama dengan nilai hambatannya (Z=R), pada rangkaian akan
terjadi resonansi deret/seri. Nilai frekuensi resonansi adalah :
1
𝐹= (2.1)
2π√LC
di mana C = kapasitansi (F) dan L = induktansi (H) [2].
Gambar 3.9 Rangkaian dan skema osilator jemabtaan wien (Wien Bridge
Oscillator)
4. Menghubungkan sumber daya pada VCC+ dan VEE serta gound.
5. Menghubungkan output dan ground rangkaian pada osiloskop untuk melihat
sinyal keluarannya.
6. Menghitung Panjang gelombang keluaran yang dihasilkan pada osiloskop
dan mencatat hasilnya.
7. Melakukan pengukuran dengan prosedur yang sama untuk variasi nilai
kapasitor C1 yaitu 0,1 μF dan 0,47 μF.
IV.1 Hasil
IV.1.1 Tabel Data
Tabel 4.1 Data Komponen
No Nama Komponen Nilai
1. R1 1000
2. R2 2000
3. R3 3000
4. Rf 1000
5. C1 10 × 10-9
6. C2 100 × 10-9
7. C3 470 × 10-9
𝐹0 = 15923 𝐻𝑧
1
2. 𝐹0 = 2(3.14)(1000)(100×10−9)
𝐹0 = 1592.3 𝐻𝑧
1
3. 𝐹0 = 2(3.14)(1000)(470×10−9)
𝐹0 = 338.7 𝐻𝑧
IV.1.3 Gambar
IV.1.3.1 Osilator Jembatan Wien
1. Kapasitor 103J
Gambar 4.1 Gelombang sinyal osilator dengan kapasitor 103J time/div 0.1 × 10-3
Gambar 4.2 Gelombang sinyal osilator dengan kapasitor 103J time/div 0.2 × 10-3
Gambar 4.3 Gelombang sinyal osilator dengan kapasitor 103J time/div 0.5 × 10-3
2. Kapasitor 104 J
Gambar 4.4 Gelombang sinyal osilator dengan kapasitor 104J time/div 0.1 × 10-3
Gambar 4.5 Gelombang sinyal osilator dengan kapasitor 104J time/div 0.2 × 10-3
Gambar 4.6 Gelombang sinyal osilator dengan kapasitor 104J time/div 0.5 × 10-3
3. Kapasitor 474K
Gambar 4.7 Gelombang sinyal osilator dengan kapasitor 474K time/div 0.1 × 10-3
Gambar 4.8 Gelombang sinyal osilator dengan kapasitor 474K time/div 0.2 × 10-3
Gambar 4.9 Gelombang sinyal osilator dengan kapasitor 474K time/div 0.5 × 10-3
Gambar 4.10 Gelombang sinyal keluaran sinus dan cosinus osilator kuadrator
IV. 2 Pembahasan
Pada praktikum ini dilakuka percobaan pertama yaitu Analisa gelombang
dari rangkaian jembatan Wien lalu menentukan nilai frekuensi berdasarkan teori
1
persamaan fo = 2𝜋𝑅𝐶. Kapasitor yang digunakan pada rangkaian ini adalah kapasitor
103J, 104J, dan 474J dengan menggunakan resistor 1kΩ. Berdasarkan teorinya
diketahui bahwa nilai kapasitansi berbanding terbalik dengan nilai frekuensinya.
Hal dapat dilihat pada pengolahan data yang diperoleh. Akan tetapi pada percobaan
yang dilakukan dengan menggunakan kapasitor 103J memiliki nilai frekuensi yang
lebih kecil dari kapasitor lainnya. Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
nilai frekuensi dan nilai kapasitansi pada hasil percobaan kurang sesuai dengan
hasil teorinya.
Selanjutnya, pada percobaan terakhir dilakukan analisa fasa gelombang
terhadap rangkaian kuadratur. Percobaan dilakukan dengan membuat rangkaian
yang sesuai dengan prosedur dan dengan menggunakan kapasitor dan resistor.
Resistor yang digunakan yaitu resistor dengan nilai 1kΩ, 2kΩ, dan 3kΩ. Kemudian
dilakukan analisis fasa gelombang dengan menggunakan bantuan dari alat ukur
osilator. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat dilihat pada gambar 4.10,
menunjukkan bahwa sinyal masukan dan sinyal keluaran dari rangkaian kuadrator
terlihat tidak sefasa. Hal ini sesuai dengan teorinya dimana rangkaian kuadratur
pada hakikatnya tidak sefasa dikarenakan terdapat perbedaan fasa sebesar 90o
sebagai akibat dari adanya komponen yang memerlukan waktu untuk mengisi dan
mengosongkan muatan yakni kapasitor. Maka dapat disimpulkan bahwa hal
tersebut pada percobaan ini sesuai dengan teori.
BAB V
KESIMPULAN
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1. Perubahan frekuensi terhadap osilator jembatan Wien dapat dilakukan dengan
mengubah nilai resistor dan kapasitor pada rangkaian pembagi tegangan.
Untuk meningkatkan frekuensi, Anda dapat mengurangi nilai resistor atau
kapasitor. Sebaliknya, untuk menurunkan frekuensi, Anda dapat
meningkatkan nilai resistor atau kapasitor. Perubahan ini akan menggeser
frekuensi resonansi rangkaian.
2. Osilator kuadratur adalah jenis osilator elektronik yang menghasilkan dua
gelombang sinusoidal yang memiliki frekuensi sama tetapi memiliki fase
yang berbeda 90 derajat satu sama lain. Gelombang sinusoidal ini disebut
sebagai gelombang kuadratur. Perubahan frekuensi gelombang dalam osilator
kuadratur dapat dicapai dengan beberapa cara, tergantung pada desain dan
implementasi spesifik osilator.
3. Osilator jembatan Wien menghasilkan gelombang sinusoidal tunggal dengan
frekuensi tertentu, sedangkan osilator kuadratur menghasilkan dua
gelombang sinusoidal kuadratur dengan frekuensi yang sama tetapi fase yang
berbeda 90 derajat.
V.2 Saran
V.2.1 Saran untuk Laboratorium
Saran untuk laboratorium agar mengganti komponen atau alat elektronika
yang sudah tidak layak pakai karena sangat menghambat proses praktikum. Cek
dan recek komponen sebelum praktikum agar alat yang dipakai betul-betul bagus.
[1] Sofijan, A., Alwani, H., & Suparlan, M. “Desain Dan Optimalisasi Inverter
Sinusoidal 1300 Va Pada Solar Renewable System”. Applicable Innovation
of Engineering and Science Research (AVoER), Vol. 4, No. 1: 42-44, 2019.
[2] Junita, T. K., dan Sumarna. “Rancang Bangun Rangkaian Modulasi
Frekuensi Design A Frequency Modulation Circuit”. Jurnal Ilmu Fisika dan
Terapannya, vol. 8, No. 2 : 59-58, 2021.
[3] Baharuddin, D. A., Syahrial, S., & Syahrizal, S. “Perancangan Wireless
Power Transmission untuk Pengisian Power Bank Menggunakan Metode
Kopling Magnetik”. Jurnal Komputer, Informasi Teknologi, dan
Elektro, vol. 7, No. 2 : 68-69, 2022.
[4] Syururi, M. A., Kaloko, B. S., & Cahyadi, W. “Design And Build A 600
Watt Inverter With Sinusoidal Pulse Width Modulation Method”. Jurnal
Teknologi, Vol. 2, No. 1: 107-108: 2021.
[8] Irwin, J. D., & Nelms, R. M, Basic engineering circuit analysis. John Wiley
& Sons: 2020.
LAMPIRAN