DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
NIRMAYANTI A24121005
TRIA NINGSIH A24121009
IYANG GIOLOROSI A24121013
WAODE TIRTA MURLINA A24121014
ADI RATNA A24121036
NUR AULIA SAFITRI A24121044
IIS KUSMIATININGSIH A24121045
ASTIN SULASTRI A24121047
ABD. NAZAR A24121054
RATNA ADHININGRUM A24121095
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023
LEMBAR KOREKSI
PERCOBAAN III
OSILATOR
Kelompok : II (Dua)
Asisten : Nur Faiqah Dayana
3.
PERCOBAAN 3
OSILATOR
I. TUJUAN
Tujuan praktikum percobaan adalah sebagai berikut :
1. Merancang osilator RC yang dapat menghasilkan frekuensi tertentu
2. Mengetahui prinsip kerja osilator LC (osilator Hertley)
3. Merancang dan menggunakan osilator relaksasi
Dari gambar terlihat bahwa keluaran baru akan turun jika masukan
melampaui V2, yaitu ambang tegangan atas (upper threshold). Selanjutnya
jika tegangan masukan diturunkan maka keluaran baru akan naik jika
masukan lebih rendah dari V1, yaitu ambang tegangan bawah (lowe
threshold). Pada awalnya kapasitor belum bermuatan sehingga tegangan
jepitnya adalah nol. Pada saat catu daya dinyalakan maka tegangan
masukan inverter adalah rendah sehingga keluarannya tinggi. Oleh karena
itu arus akan mengalir dari keluaran menuju ke kapasitor C melalui
tahanan R. Arus ini akan mengisi kapasitor sehingga tegangan jepitnya
akan naik perlahan-lahan secara ekponensial. Pada saat tegangan masukan
melampaui V2 maka keluaran akan turun dengan cepat. Karena saat ini
tegangan keluaran < tegangan kapasitor maka arus akan mengalir dari
kapasitor menuju ke kelaran inverter sehingga kapasitor akan mengalami
proses pengosongan maka tegangan kapasitor akan turun secara perlahan
sampai melampaui V1, saat mana keluaran inverter akan kembali naik dan
kapasitor akan mengalami proses pengisian. Hal ini akan terus berulang
sehingga keluaran akan turun dan naik secara beraturan. Hubungan antara
tegangan masukan dan keluaran inverter diperlihatkan pada gambar
dibawah ini.
Gambar 3.3. Bentuk gelombang tegangan masukan dan keluaran inverter
4.2 Osilator LC
1. Membuat rangkaian seperti gambar (4.2).
2. Menghubungkan saklar S1 dan atur hambatan geser V r sehingga
diperoleh terdengar suara putus-putus pada speaker yang
intervalnya mudah diamati.
3. Mengamati bentuk dan frekuensi keluaran pada osiloskop.
4. Mengamati perubahan skala pada A1dan A2ketukan suara dan
bentuk signal pada osiloskop.
5. Mengukur harga impedansi L1dan L2.
5.1 Osilator RC
Input
F Volt/div Time/div PG TG
No.
(Hz) (v) (s) (div) (div)
1 100 5,0 x 10-1 1 x 10-3 10,0 4,6
2 200 5,0 x 10-1 1 x 10-3 5,0 4,6
3 300 5,0 x 10-1 1 x 10-3 3,4 4,6
Output
F Volt/div Time/div PG TG
No.
(Hz) (v) (s) (div) (div)
1 100 1 x 10-3 2,5 x 10-3 8,0 3,0
2 200 1 x 10-3 2,5 x 10-3 8,0 1,0
3 300 1 x 10-3 2,5 x 10-3 9,0 0,6
5.2 Osilator LC
Input
F Volt/div Time/div PG TG
No.
(Hz) (v) (s) (div) (div)
1 100 5,0 x 10-1 1,0 x 10-3 10,0 4,6
2 200 5,0 x 10-1 1,0 x 10-3 6,4 4,6
3 300 5,0 x 10-1 1,0 x 10-3 5,0 4,6
Output
F Volt/div Time/div PG TG
No.
(Hz) (v) (s) (div) (div)
1 100 5,0 x 10-1 5,0 x 10-2 8,0 1,8
2 200 5,0 x 10-1 5,0 x 10-2 5,0 1,0
3 300 5,0 x 10-1 5,0 x 10-2 6,0 2,4
Keterangan :
F = frekuensi
PG = panjang gelombang
TG = tinggi ggelombang
VI. ANALISIS DATA
Vpp=TG ×Volt /¿ × Kalibras i
Vrms=1/2 √ 2× Vpp
T =PG × Time/¿
1
f=
T
𝑓 = 100 Hz
𝑉𝑝𝑝 = 5,0x10-1 x 1x4,6
= 2,3 v
1
𝑉𝑟𝑚𝑠 = √ 2 x 2,3
2
= 1,15 √ 2 v
𝑇 = 10,0 x 1x10-3
= 10 x 10-3 s
1
𝑓 = −3
10 x 10
= 1 x 102 HZ = 100 HZ
2. Perlakuan ke-2
𝑓 = 200 Hz
𝑉𝑝𝑝 = 5,0 x 10-2 x 1x4,5
= 2,3 v
1
𝑉𝑟𝑚𝑠 = √ 2 x 2,3
2
= 1,15 √ 2 v
𝑇 = 5,0 x 1x10-3
= 5 x 10-3 s
1
𝑓 = −3
5 x 10
= 2 x 102 HZ = 200 HZ
Hz
3. Perlakuan ke-3
𝑓 =300 Hz
𝑉𝑝𝑝 = 4,6 x 5 x 10-1
= 2,3 v
1
𝑉𝑟𝑚𝑠 = √ 2 x 2,3
2
= 1,15 √ 2 v
𝑇 = 3,4 x 1x10-3
= 3,4x 10-3 s
1
𝑓 = −3
3 , 4 x 10
= 294,12 HZ
Output
1. Perlakuan ke-1
𝑓 = 100 Hz
𝑉𝑝𝑝 = 3,0 x 1 x10-1 x 1
= 3 x 10-1 = 0,3 v
1
𝑉𝑟𝑚𝑠 = √ 2 x 0,3
2
= 0,15 √ 2 v
𝑇 = 8,0 x 2,5 x 10-3
=0,02 s
1
𝑓 =
0 , 02
= 50 HZ
2. Perlakuan ke-2
𝑓 =200 Hz
𝑉𝑝𝑝 = 1,8 x 1 x10-1 x 1
= 0,18
1
𝑉𝑟𝑚𝑠 = √ 2 x 0,18
2
= 0,09 √ 2 v
𝑇 = 8 x 2,5 x 10-3
=0,02 s
1
𝑓 =
0 , 02
= 50 HZ
3. Perlakuan ke-3
𝑓 = 300 Hz
𝑉𝑝𝑝 = 0,6 x 1 x10-1 x 1
= 0,06
1
𝑉𝑟𝑚𝑠 = √ 2 x 0,06
2
= 0,03 √ 2 v
𝑇 = 9,0 x 2,5 x 10-3
=0,0225 s
1
𝑓 =
0,0225
= 44,44 HZ
𝑓 = 100 Hz
𝑉𝑝𝑝 = 4,6 x 5,0 x10-1 x 1
= 2,3 V
1
𝑉𝑟𝑚𝑠 = √ 2 x 2,3
2
= 1,15 √ 2 v
𝑇 = 10 x 1 x 10-3
=0,01 s
1
𝑓 =
0 , 01
= 100 HZ
2. Perlakuan ke-2
𝑓 = 150 Hz
𝑉𝑝𝑝 = 4,6 x 5,0 x10-1 x 1
= 2,3 V
1
𝑉𝑟𝑚𝑠 = √ 2 x 2,3
2
= 1,15 √ 2 v
𝑇 = 6,4 x 1 x 10-3
=6,4 X 10-3 S
1
𝑓 = −3
6 , 4 X 10
= 156,25HZ
3. Perlakuan ke-3
𝑓 = 200 Hz
𝑉𝑝𝑝 = 4,6 x 5,0 x10-1 x 1
= 2,3 V
1
𝑉𝑟𝑚𝑠 = √ 2 x 2,3
2
= 1,15 √ 2 v
𝑇 = 5 x 1 x 10-3
= 5X 10-3 S
1
𝑓 = −3
5 X 10
= 200 HZ
Output
1. Perlakuan ke-1
𝑓 = 100 Hz
𝑉𝑝𝑝 = 1,0 x 5,0 x10-1 x 1
= 0,9 V
1
𝑉𝑟𝑚𝑠 = √ 2 x 0,9
2
= 0,45 √ 2 v
𝑇 = 8,0 x 5 x 10-2
=0,4 s
1
𝑓 =
0,4
= 2,5 HZ
2. Perlakuan ke-2
𝑓 = 150 Hz
𝑉𝑝𝑝 = 1 x 5 x10-1 x 1
= 5 x10-1 = 0,5 V
1
𝑉𝑟𝑚𝑠 = √ 2 x 0,5
2
= 0,25 √ 2 v
𝑇 = 5,8 x 5 x 10-2
=0,29 s
1
𝑓 =
0 ,29
= 3,45 HZ
3. Perlakuan ke-3
𝑓 = 200 Hz
𝑉𝑝𝑝 = 2,4 x 5 x10-1 x 1
= 1,2 V
1
𝑉𝑟𝑚𝑠 = √ 2 x 1,2
2
= 0,6 √ 2 v
𝑇 = 6,8 x 5 x 10-2
=0,34 s
1
𝑓 =
0 ,34
= 2,94 HZ
Gambar grafik
1. Osilator RC
Input
a. F = 100 Hz
b. F = 200 Hz
c. F = 300 Hz
Output
a. F = 100 Hz
b. F = 200 Hz
c. F = 300 Hz
2. Osilator LC
Input
a. F = 100 Hz
b. F = 150 Hz
c. F = 200 Hz
Output
a. F = 100 Hz
b. F = 200 Hz
c. F = 300 Hz
VII. PEMBAHASAN
Osilator adalah sebuah rangkaian elektronik yang menghasilkan
sinyal gelombang dengan frekuensi tertentu. Rangkaian ini berfungsi
untuk menghasilkan gelombang osilasi yang berulang secara periodik.
Osilator dapat beroperasi pada berbagai frekuensi, mulai dari frekuensi
rendah hingga frekuensi sangat tinggi. Osilator dapat digolongkan menjadi
3 jenis yaitu osilator untuk frekuensi rendah, osilator untuk audio, dan
osilator untuk frekuensi radio. Osilator untuk frekuensi rendah
membangkitkan frekuensi dibawah 20 Hz, osilator audio membangkitkan
frekuensi dengan rentang 16 Hz hingga 20 Khz. Sedangkan osilator
frekuensi radio membangkitkan frekuensi dengan rentang 100 kHz hingga
100 GHz.
Osilator merupakan rangkaian elektronik yang dapat menghasilkan
tegangan keluaran dalm bentuk gelombang periodic (Zuhal &
Zhanggischan, 2004:234). Fungsi osilator pada tiap - tiap perangkat
elektronik beragam, seperti sebagai penunjuk waktu yang tepat pada
jam digital, untuk mengetahui kecepatan prosesor pada computer, dan
sebagai pengubah sinyal DC menjadi sinyal AC berfrekuensi tinggi
pada penerima radio. Osilator memiliki banyak aplikasi dalam teknologi
modern, termasuk dalam pemancar radio, pemrosesan sinyal, jam
elektronik, sistem komunikasi, komputer, dan banyak lagi.
Prinsip kerja dasar osilator melibatkan umpan balik positif, di
mana sebagian output sinyal dikembalikan ke input dengan fase dan
amplitudo yang sesuai. Umpan balik ini memungkinkan rangkaian osilator
untuk mempertahankan osilasi dan menghasilkan sinyal yang terus-
menerus.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu,
osiloskop sebagai pemvisualisasi atau penangkap sinyal yang di ubah
menjadi gelombang, power supply sebagai pengubah arus AC ke arus DC
dan sebagai sumber tegangan, IC 741 sebagai penguat sinyal, pembanding
tegangan, integrator, diferensiator, dan pembentuk gelombang. Resistor
sebagai penghambat arus, transistor sebagai pengontrol arus dan tegangan,
kapasitor sebagai penyimpan arus, papan breadboard sebagai media untuk
merakit komponen tanpa perlu pengelasan, kabel penghubung untuk
menghubungkan komponen satu dengan lainnya, potensiometer untuk
mengatur dan mengendalikan tegangan dan arus, induktor sebagai
penyaring sinyal, menyimpan energi dalam medan magnet, menstabilkan
tegangan dan menghambat perubahan arus.
Adapun hasil pengamatan yang didapatkan dalam percobaan
osilator RC input, pada perlakuan pertama didapatkan 100 Hz dengan volt
5,0 x 10−1 , Time 1 x 10−3 , PG 10,0 div, dan TG 4,6 div. Selanjutnya
perlakuan kedua dengan 150 Hz, volt 5,0 x 10−1 , Time 1 x 10−3 , PG 6,4
div dan TG 4,6 div. Selanjutnya pada perlakuan ketiga dengan 200 Hz ,
volt 5,0 x 10−1 , Time 1 x 10−3 , PG 5,0 div dan TG 4,6 div. Selanjutnya
pada perlakuan ke 4 dengan 250 Hz, , volt 5,0 x 10−1 , Time 1 x 10−3 , PG
4,0 div dan TG 4,6 div. Selanjutnya pada perlakuan ke 5 dengan 300 Hz,
volt 5,0 x 10−1 , Time 1 x 10−3 , PG 3,4 div dan TG 4,6 div. Kemudian hasil
pengamatan pada outputnya adalah pada perlakuan pertama didapatkan
100 Hz, volt 1,0, time 2,5 x 10−3 , PG 8,0 div, dan TG 3,0 div. Selanjutnya
perlakuan kedua dengan 150 Hz volt 1,0, time 2,5 x 10−3 , PG 9,0 div, dan
TG 1,6 div. Selanjutnya pada percobaan ketiga dengan 200 Hz volt 1,0,
time 2,5 x 10−3 , PG 8,0 div, dan TG 1,8 div. Selanjutnya pada percobaan
ke empat dengan 250 Hz, volt 1,0, time 2,5 x 10−3 , PG 8,0 div, dan TG 1,8
div. Selanjutnya pada percobaan ke lima dengan 300 Hz, volt 1,0, time 2,5
x 10−3 , PG 9,0 div, dan TG 0,6 div.
Kemudian hasil pengamatan yang didapatkan dari percobaan
osilator LC input adalah, dengan perlakuan pertama 100 Hz, volt 5,0 x
−1 −3
10 ,, time 1,0 x 10 , PG 10,0 div, TG 4,6 div. Selanjutnya pada
perlakuan kedua 150 Hz, volt 5,0 x 10−1 , time 1,0 x 10−3 , PG 6,4 div, TG
4,6 div. Selanjutnya pada perlakuan ketiga 200 Hz, volt 5,0 x 10−1 , time
1,0 x 10−3 , PG 5,0 div, TG 4,6 div. Selanjutnya nilai Output pada
perlakuan pertama 100 Hz, volt 5,0 x 10−1 , time 5,0 x 10−3 , PG 8,0 div,
TG 1,8 div. Selanjutnya pada perlakuan kedua 150 Hz, volt 5,0 x 10−1 ,
time 5,0 x 10−3 , PG 5,8 div, TG 1,0 div. . Selanjutnya pada perlakuan
ketiga 200 Hz, volt 5,0 x 10−1 , time 5,0 x 10−3 , PG 6,2 div, TG 2,4 div.
Adapun hasil yang diperoleh analisis data untuk perhitungan
perlakuan pertama pada Osilator RC input dengan f 100 Hz , Vpp = 4,6 x
(5,0 x 10−1 ) x 1 = 23 x 10−1 m/s, Vrms = ½ √ 2 x 23 x 10−1 = 16,2 x 10−1
−3 1 −3
m/s, T = 10,0 x ( 1,0 x 10−3 ) = 10 x 10 , f = x 10 sehingga
10
mendapatkan hasil akhir f = 0,1 x 10−3 begitu juga pada perlakuan kedua
1
dengan f 150 Hz kita mendapakan hasil akhir f = −3 = 0,15 x
6 , 4 x 10
−3
10 Hz , pada perlakuan ketiga dengan f =200 Hz sehingga mendapatkan
hasil akhir T = 5,0 x (1,0 x 10−3 ¿ = 5,0 x 10−3 , dan pada percobaan
1
keempat f =250 Hz dan kita mendapatkan hasil akhir f = −3 = 0,25
4 ,0 x 10
x 10−3 Hz dan pada perlakuan kelima f =300 Hz dan kita mendapatkan
1
hasil akhir f = −3
−3 = 0,2 x 10 . Selanjutnya output pada perlakuan
5 ,0 x 10
pertama dengan f =100 Hz kita mendapatkan hasil akhir f = 0,05 x
−3
10 Hz , pada perlakuan kedua dengan f =150 Hz dan hasil akhir 0,04 x
−3
10 Hz , pada perlakuan ketiga dengan f =200 Hz dan hasil akhir, pada
perlakuan keempat f =250 Hz dan hasil akhir f = 0,05 x 10−3 Hz , pada
perlakuan kelima f =300 Hz dan hasil akhir f = 0,05 x 10−3 Hz .
Adapun hasil yang diperoleh analisis data untuk perhitungan
pertama pada Osilator LC input dengan f 100 Hz ,dan hasil akhir f = 0,1 x
−3
10 Hz , pada perlakuan kedua dengan f 150 Hz , dan hasil akhirnya f =
0,51 x 10−3 Hz , pada perlakuan ketiga dengan f 200 Hz , dan hasil akhirnya
f = 0,2 x 10−3 Hz . Selanjutya output pada perlakuan pertama dengan
f 100 Hz , dan hasil akhirnya f = 0,025 x 10−3 Hz , pada perlakuan kedua
dengan f 150 Hz , dan hasil akhirnya f = 0,03 x 10−3 Hz , pada perlakuan
ketiga dengan f 200 Hz , dan hasil akhirnya f = 0,32 x 10−3 Hz .
VIII. KESIMPULAN
LC fokus pada hubungan antara dua sinyal dengan pola Lissa Jous Corve,
Sabrina,Abi.2010.Osilator. http://abisabrina.wordpress.com/category/
elektronika-dasar/page/3/. Diakses pada 5 Juni 2023. Palu.