Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR II


PERCOBAAN 3 OSILATOR

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
NIRMAYANTI A24121005
TRIA NINGSIH A24121009
IYANG GIOLOROSI A24121013
WAODE TIRTA MURLINA A24121014
ADI RATNA A24121036
NUR AULIA SAFITRI A24121044
IIS KUSMIATININGSIH A24121045
ASTIN SULASTRI A24121047
ABD. NAZAR A24121054
RATNA ADHININGRUM A24121095

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU
2023
LEMBAR KOREKSI
PERCOBAAN III
OSILATOR

Kelompok : II (Dua)
Asisten : Nur Faiqah Dayana

No Hari/Tanggal Koreksi Keterangan


1. Rabu/ 07 Juni 2023 1. Lembar koreksi
2. Alat dan bahan
3. Dasar teori
4. Typo
5. Prosedur kerja
6. Hasil pengamatan
7. Spasi 1,5
8. Tulisan times new roman
9. Kalibrasi 1x
10. Keterangan
11. Analisis data
12. Pembahasan
13. Perbandingan literatur
dan kesalahan
14. Kesimpulan
15. Daftar pustaka
2.

3.
PERCOBAAN 3

OSILATOR

I. TUJUAN
Tujuan praktikum percobaan adalah sebagai berikut :
1. Merancang osilator RC yang dapat menghasilkan frekuensi tertentu
2. Mengetahui prinsip kerja osilator LC (osilator Hertley)
3. Merancang dan menggunakan osilator relaksasi

II. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini diantaranya
yaitu :
1. Signal generator 1 Buah
2. Osiloskop 1 Buah
3. Catudaya DC 1 Buah
4. IC 741 1 Buah
5. Resistor 2 Buah
6. Transistor 1 Buah
7. Kapasitor 1 Buah
8. Kit/break board 1 Buah
9. Kabel penghubung Secukupnya
10.
III. DASAR TEORI
Osilator adalah suatu alat yang merupakan gabungan elemen-
elemen aktif dan pasif untuk menghasilkan bentuk gelombang sinusoidal
atau bentuk gelombang periodik lainnya. Suatu osilator memberikan
tegangan keluaran dari suatu bentuk gelombang yang diketahui tanpa
penggunaan sinyal masuk dari luar. Osilator mengubah daya arus searah
(dc) dari catu daya ke daya arus bolak-balik (ac) dalam beban. Dengan
demikian fungsi osolator berlawanan dengan penyearah yang mengubah
daya searah ke daya bolak- balik. suatu oslator dapat membangkitkan
bentuk gelombang pada suatu frekuensi dalam batas beberapa siklus tiap
jam sampai beberapa ratus juta siklus tiap detik. Osilator dapat hampir
secara murni menghasilkan gelombang sinusoidal dengan frekuensi tetapm
ataupun gelombang yang hanya fengan harmonic. osilator umumnya
digunakan dalam pemancar danpenerima radio dan televisi, dalam radar
dan dalam berbagai sistem telekomunikasi (Chanshue. 2010).
Osilator dapat diklarifikasikan dalam berbagai cara. Tergantung
dari bentuk gelombang yang dibangkitkan osilator dapat dibagi menjadi
dua kategori : osilator sinusoidal atau osilator harmonic dan osilator
relaksasi. Osilator sinusoidal menghasilkan bentuk gelombang sinusoidal
atau mendekati sinusoidal pada frekuensi tertentu. Osilator relaksasi
menghasilkan bentuk gelombang bukan sinusoidal sperti gelombang
segiempat dan gelombang gigi gergaji.
Osilator dapat pula digoliongkan pada alat-alat tertentu yang
menghasilkan osilasi. Pada penggolongan ini, Osilator dapat merupakan
jenis restansi negatif atau jenis umpan balik. Osilator resistansi negatif
menggunakan alat aktif yang memproses lengkung karakteristik arus
tegangan dengan kemiringan negatif dalam daerah operasinya. Dioda
kanal merupakan alat resistansi negatif yang digunakan dalam resistor.
Osilator umpan balik sebaliknya mempunyai penguat umpan balik
regeneratif (positif), dimana perolehan lingkar juga diatur sedemikian
sehingga perolehan keseluruan menjadi tidak terhingga (Adibaduts. 2009).
Osilator sinusoidal maupun osilator relaksasi merupakan jenis restansi
negatif dan jenis umpan balik. Osilator sinusoidal jenis umpan balik dapat
digolongkan lebih lanjut menjadi osilator LC (induktor-Kapasitor) dan RC
(tahanan Kapasitor) / Osilator sinusoidal kadang - kadang digolongkan
menurut frekuensi sinyal yang dihasilkan. Jadi osilator yang
membangkitkan sinyal dalam daerah frekuensi audio dikenal sebagai
osilator frekuensi audio. Demikian pula, osilator yang menghasilkan
sinyal-sinyal daerah frekuensi radio dinamakan osilator frekuensi radio
dan seterusnya. Klasifikasi osilator didasarkan pada daerah frekuensi yang
dihasilkan.
1) Osilator Frekuensi Audio (AF) beberapa Hz - 20 KHz
2) Osilator Frekuensi Radio (RF) 20 KHz - 30 MHz
3) Osilator Frekuensi Sangat Tinggi (VHF) 30 MHz - 3 GHZ
4) Osilator Gelombang Mikro 3 GHz - beberapa Ghz
Osilator ini terdiri dari sebuah kapasitor dan kumparan yang
dihubungkan secara paralel. Untuk memahami bagaimana osilator LC
bekerja, mari kita mulai dengan dasar. Misalkan sebuah kapasitor
dibebankan oleh baterai. setelah kapasitor dibebankan, satu plat dari
kapasitor memiliki elektron lebih dari plat lain, sehingga kapasiro
mengalami proses pengisian sekarang, ketika dibuang melalui kawat,
kembali elektron ke lempeng positifm sehingga membuat lempeng
kapasitor itu netral, atau habiz. Namun, tindakan ini bekerja secara
berbeda ketika anda mendischarge kapasitor melalui sebuah kumparan.
Ketika saat ini diterapkan melalui koil, medan magnet yang dihasilkan
sekitar kumparan. Medan magnet ini menghasilkan tegangan yang
mententang arah aliran elektron. karena itum kapasitor tidak membebaskan
segera. Semakin kecil kumparan, semakin cepat pengosongan kapasitor.
Sekarang bagian yang menarik terjadi. Setelah kapasitpr sepenuhnya habis
melalui kumparan, medan magnet mulai hilang di sekitar kumparan.
Tegangan terinduksi dari kapasitor menghilangkan medan magnet pada
kumparan. Kemudian kapasitor mulai melakukan pengisian melalui koil
lagi. menghasilkan medan magnet.
Secara teknis sirkuit LC dasar ini menghasilkan gelombang sinus
yang kehioangan tegangan dalam setiap siklus. Untuk mengatasi hal ini,
tegangan tambahan diterapkan untuk menjaga osilator ini berjalan dengan
baik, sebuah metode switching dapat digunakan. Sebuah tabung vakum
(yang setara solid atau FET) dapat digunakan untuk menjaga agar sirkuit
LC dapat terus berosilasi. Keuntungan menggunakan sebuah vakum
adalah mereka dapat berosilasi pada frekuensi tertentu seperti seribu siklus
per detik.
Osilator ini mengguanakan tahanan dan kapasitor sebagai penentu
frekuensinya. Osilator ini sangat mudah untuk dibangun namun memiliki
ketelitian frekuensi yang rendah. Rangkaian osilator RC yang paling
sederhana dapat dibangun dengan menggunakan satu gerbang seperti yang
diperlihatkan pada gambar.

Gambar 3.1. Rangkaian osilator RC dengan inverter

Inverter yang digunakan adalah inverter yang dilengkapi dengan


schmit trigger. Fungsi Schmitt trigger disini adalah untuk mempercepat
transisi tegangan keluaran dan memberi efek hysteris pada tegangan
masukan. Efek hysteresis ini dapat dilihat pada gambar 3.2
Gambar 3.2. Efek hysteresis pada inverter.

Dari gambar terlihat bahwa keluaran baru akan turun jika masukan
melampaui V2, yaitu ambang tegangan atas (upper threshold). Selanjutnya
jika tegangan masukan diturunkan maka keluaran baru akan naik jika
masukan lebih rendah dari V1, yaitu ambang tegangan bawah (lowe
threshold). Pada awalnya kapasitor belum bermuatan sehingga tegangan
jepitnya adalah nol. Pada saat catu daya dinyalakan maka tegangan
masukan inverter adalah rendah sehingga keluarannya tinggi. Oleh karena
itu arus akan mengalir dari keluaran menuju ke kapasitor C melalui
tahanan R. Arus ini akan mengisi kapasitor sehingga tegangan jepitnya
akan naik perlahan-lahan secara ekponensial. Pada saat tegangan masukan
melampaui V2 maka keluaran akan turun dengan cepat. Karena saat ini
tegangan keluaran < tegangan kapasitor maka arus akan mengalir dari
kapasitor menuju ke kelaran inverter sehingga kapasitor akan mengalami
proses pengosongan maka tegangan kapasitor akan turun secara perlahan
sampai melampaui V1, saat mana keluaran inverter akan kembali naik dan
kapasitor akan mengalami proses pengisian. Hal ini akan terus berulang
sehingga keluaran akan turun dan naik secara beraturan. Hubungan antara
tegangan masukan dan keluaran inverter diperlihatkan pada gambar
dibawah ini.
Gambar 3.3. Bentuk gelombang tegangan masukan dan keluaran inverter

Frekuensi dari osilator ini ditentukan oleh tahanan R, kapasitor C


dan impedansi masukan dari inverter yang digunakan. Secara umum dapat
dikatakan bahwa frekuensi keluaran adalah
F=kxRxC
Dimana k adalah konstan yang harus dicari dengan ekperimen.
Gerbang TTL yang dapat digunakan pada osilator ini antara lain aiadalah
SN7414 (Dua 4 input Schmitt Trigger NAND Gate). MC40104 dari
keluarga CMOS juga dapat digunakan untuk osilator ini.
Dalam suatu osilator, suatu frekuensi negatif diberikan untuk
kompensasi kehilanga- kehilangan (kebocoran) dalam rangkaian. Dalam
osilator umpan balik, umpan balik positif dari luar cukup untuk membuat
perolehan keseluruhan menjadi tidak terhingga dan memberikan restansi
negatif yang diperlukan untuk mengurangi peredamana alami dari osilator.
Dalam osilator reistansi negatif terajdi umpan balik positif dalam dan
berperan menghasilkan resistansi negatif yang diperlukan . Dalam suatu
osilator tidak ada sinyal yang diberikan dari luar. Sinyal awal untuk
menyulut (trigger) osilator tidak ada sinyal yang diberikan dari luar. Sinyal
awal untuk menyulut (trigger) osilasi biasannya diberkan oleh tegangan
derau. Tegangan derau muncul sewaktu catu daya dihidupkan. Karena
spectrum frekuensi derau sangat lebar, osilator selalu memiliki tegangan
komponen pada grekuensi yang benar untuk bekerjanya osilator.
IV. PROSEDUR KERJA
Adapun prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
4.1 Osilator RC (osilator jembatan Wien)
1. Membuat rangkaian seperti gambar (4.1) di bawah ini.
2. Menggeser hambatan R1dan R2hingga diperoleh signal pada
keluarannya V 0 .
3. Mencatat besarnya tegangan keluaran V 0dan frekuensi signal
yang terlihat pada osiloskop.
4. Mencatat hasil percobaan pada tabel (4.1) berikut:

No. F Volt/div Time/ PG TG


(Hz) (v) div(s) (div) (div)
1
2
3
Tabel 4.1. Data pengamatan osilator RC

Gambar 4.1 Rangkaian Osilator RC

4.2 Osilator LC
1. Membuat rangkaian seperti gambar (4.2).
2. Menghubungkan saklar S1 dan atur hambatan geser V r sehingga
diperoleh terdengar suara putus-putus pada speaker yang
intervalnya mudah diamati.
3. Mengamati bentuk dan frekuensi keluaran pada osiloskop.
4. Mengamati perubahan skala pada A1dan A2ketukan suara dan
bentuk signal pada osiloskop.
5. Mengukur harga impedansi L1dan L2.

Gambar 4.2 Rangkaian Osilator RC


V. HASIL PENGAMATAN

5.1 Osilator RC
 Input
F Volt/div Time/div PG TG
No.
(Hz) (v) (s) (div) (div)
1 100 5,0 x 10-1 1 x 10-3 10,0 4,6
2 200 5,0 x 10-1 1 x 10-3 5,0 4,6
3 300 5,0 x 10-1 1 x 10-3 3,4 4,6

 Output
F Volt/div Time/div PG TG
No.
(Hz) (v) (s) (div) (div)
1 100 1 x 10-3 2,5 x 10-3 8,0 3,0
2 200 1 x 10-3 2,5 x 10-3 8,0 1,0
3 300 1 x 10-3 2,5 x 10-3 9,0 0,6

Nst Osiloskop = 0,2 div


Kalibrasi = 1 Kali

5.2 Osilator LC
 Input
F Volt/div Time/div PG TG
No.
(Hz) (v) (s) (div) (div)
1 100 5,0 x 10-1 1,0 x 10-3 10,0 4,6
2 200 5,0 x 10-1 1,0 x 10-3 6,4 4,6
3 300 5,0 x 10-1 1,0 x 10-3 5,0 4,6
 Output
F Volt/div Time/div PG TG
No.
(Hz) (v) (s) (div) (div)
1 100 5,0 x 10-1 5,0 x 10-2 8,0 1,8
2 200 5,0 x 10-1 5,0 x 10-2 5,0 1,0
3 300 5,0 x 10-1 5,0 x 10-2 6,0 2,4

NST osiloskop = 0,2 div


Kalibrasi = 1 Kali

Keterangan :
F = frekuensi
PG = panjang gelombang
TG = tinggi ggelombang
VI. ANALISIS DATA
Vpp=TG ×Volt /¿ × Kalibras i
Vrms=1/2 √ 2× Vpp
T =PG × Time/¿
1
f=
T

6.1 Untuk osilator RC


 Input
1. Perlakuan ke-1

𝑓 = 100 Hz
𝑉𝑝𝑝 = 5,0x10-1 x 1x4,6
= 2,3 v
1
𝑉𝑟𝑚𝑠 = √ 2 x 2,3
2
= 1,15 √ 2 v
𝑇 = 10,0 x 1x10-3
= 10 x 10-3 s
1
𝑓 = −3
10 x 10
= 1 x 102 HZ = 100 HZ

2. Perlakuan ke-2

𝑓 = 200 Hz
𝑉𝑝𝑝 = 5,0 x 10-2 x 1x4,5
= 2,3 v
1
𝑉𝑟𝑚𝑠 = √ 2 x 2,3
2
= 1,15 √ 2 v
𝑇 = 5,0 x 1x10-3
= 5 x 10-3 s
1
𝑓 = −3
5 x 10
= 2 x 102 HZ = 200 HZ
Hz
3. Perlakuan ke-3

𝑓 =300 Hz
𝑉𝑝𝑝 = 4,6 x 5 x 10-1
= 2,3 v
1
𝑉𝑟𝑚𝑠 = √ 2 x 2,3
2
= 1,15 √ 2 v
𝑇 = 3,4 x 1x10-3
= 3,4x 10-3 s
1
𝑓 = −3
3 , 4 x 10
= 294,12 HZ

 Output
1. Perlakuan ke-1

𝑓 = 100 Hz
𝑉𝑝𝑝 = 3,0 x 1 x10-1 x 1
= 3 x 10-1 = 0,3 v
1
𝑉𝑟𝑚𝑠 = √ 2 x 0,3
2
= 0,15 √ 2 v
𝑇 = 8,0 x 2,5 x 10-3
=0,02 s
1
𝑓 =
0 , 02
= 50 HZ

2. Perlakuan ke-2

𝑓 =200 Hz
𝑉𝑝𝑝 = 1,8 x 1 x10-1 x 1
= 0,18
1
𝑉𝑟𝑚𝑠 = √ 2 x 0,18
2
= 0,09 √ 2 v
𝑇 = 8 x 2,5 x 10-3
=0,02 s
1
𝑓 =
0 , 02
= 50 HZ

3. Perlakuan ke-3

𝑓 = 300 Hz
𝑉𝑝𝑝 = 0,6 x 1 x10-1 x 1
= 0,06
1
𝑉𝑟𝑚𝑠 = √ 2 x 0,06
2
= 0,03 √ 2 v
𝑇 = 9,0 x 2,5 x 10-3
=0,0225 s
1
𝑓 =
0,0225
= 44,44 HZ

VI.2 Untuk osilator LC


 Input
1. Perlakuan ke-1

𝑓 = 100 Hz
𝑉𝑝𝑝 = 4,6 x 5,0 x10-1 x 1
= 2,3 V
1
𝑉𝑟𝑚𝑠 = √ 2 x 2,3
2
= 1,15 √ 2 v
𝑇 = 10 x 1 x 10-3
=0,01 s
1
𝑓 =
0 , 01
= 100 HZ
2. Perlakuan ke-2

𝑓 = 150 Hz
𝑉𝑝𝑝 = 4,6 x 5,0 x10-1 x 1
= 2,3 V
1
𝑉𝑟𝑚𝑠 = √ 2 x 2,3
2
= 1,15 √ 2 v
𝑇 = 6,4 x 1 x 10-3
=6,4 X 10-3 S
1
𝑓 = −3
6 , 4 X 10
= 156,25HZ
3. Perlakuan ke-3

𝑓 = 200 Hz
𝑉𝑝𝑝 = 4,6 x 5,0 x10-1 x 1
= 2,3 V
1
𝑉𝑟𝑚𝑠 = √ 2 x 2,3
2
= 1,15 √ 2 v
𝑇 = 5 x 1 x 10-3
= 5X 10-3 S
1
𝑓 = −3
5 X 10
= 200 HZ

 Output
1. Perlakuan ke-1

𝑓 = 100 Hz
𝑉𝑝𝑝 = 1,0 x 5,0 x10-1 x 1
= 0,9 V
1
𝑉𝑟𝑚𝑠 = √ 2 x 0,9
2
= 0,45 √ 2 v
𝑇 = 8,0 x 5 x 10-2
=0,4 s
1
𝑓 =
0,4
= 2,5 HZ

2. Perlakuan ke-2

𝑓 = 150 Hz
𝑉𝑝𝑝 = 1 x 5 x10-1 x 1
= 5 x10-1 = 0,5 V
1
𝑉𝑟𝑚𝑠 = √ 2 x 0,5
2
= 0,25 √ 2 v
𝑇 = 5,8 x 5 x 10-2
=0,29 s
1
𝑓 =
0 ,29
= 3,45 HZ

3. Perlakuan ke-3

𝑓 = 200 Hz
𝑉𝑝𝑝 = 2,4 x 5 x10-1 x 1
= 1,2 V
1
𝑉𝑟𝑚𝑠 = √ 2 x 1,2
2
= 0,6 √ 2 v
𝑇 = 6,8 x 5 x 10-2
=0,34 s
1
𝑓 =
0 ,34
= 2,94 HZ
Gambar grafik

1. Osilator RC
 Input

a. F = 100 Hz

b. F = 200 Hz

c. F = 300 Hz
 Output
a. F = 100 Hz

b. F = 200 Hz

c. F = 300 Hz
2. Osilator LC
 Input
a. F = 100 Hz

b. F = 150 Hz

c. F = 200 Hz
 Output
a. F = 100 Hz

b. F = 200 Hz

c. F = 300 Hz
VII. PEMBAHASAN
Osilator adalah sebuah rangkaian elektronik yang menghasilkan
sinyal gelombang dengan frekuensi tertentu. Rangkaian ini berfungsi
untuk menghasilkan gelombang osilasi yang berulang secara periodik.
Osilator dapat beroperasi pada berbagai frekuensi, mulai dari frekuensi
rendah hingga frekuensi sangat tinggi. Osilator dapat digolongkan menjadi
3 jenis yaitu osilator untuk frekuensi rendah, osilator untuk audio, dan
osilator untuk frekuensi radio. Osilator untuk frekuensi rendah
membangkitkan frekuensi dibawah 20 Hz, osilator audio membangkitkan
frekuensi dengan rentang 16 Hz hingga 20 Khz. Sedangkan osilator
frekuensi radio membangkitkan frekuensi dengan rentang 100 kHz hingga
100 GHz.
Osilator merupakan rangkaian elektronik yang dapat menghasilkan
tegangan keluaran dalm bentuk gelombang periodic (Zuhal &
Zhanggischan, 2004:234). Fungsi osilator pada tiap - tiap perangkat
elektronik beragam, seperti sebagai penunjuk waktu yang tepat pada
jam digital, untuk mengetahui kecepatan prosesor pada computer, dan
sebagai pengubah sinyal DC menjadi sinyal AC berfrekuensi tinggi
pada penerima radio. Osilator memiliki banyak aplikasi dalam teknologi
modern, termasuk dalam pemancar radio, pemrosesan sinyal, jam
elektronik, sistem komunikasi, komputer, dan banyak lagi.
Prinsip kerja dasar osilator melibatkan umpan balik positif, di
mana sebagian output sinyal dikembalikan ke input dengan fase dan
amplitudo yang sesuai. Umpan balik ini memungkinkan rangkaian osilator
untuk mempertahankan osilasi dan menghasilkan sinyal yang terus-
menerus.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu,
osiloskop sebagai pemvisualisasi atau penangkap sinyal yang di ubah
menjadi gelombang, power supply sebagai pengubah arus AC ke arus DC
dan sebagai sumber tegangan, IC 741 sebagai penguat sinyal, pembanding
tegangan, integrator, diferensiator, dan pembentuk gelombang. Resistor
sebagai penghambat arus, transistor sebagai pengontrol arus dan tegangan,
kapasitor sebagai penyimpan arus, papan breadboard sebagai media untuk
merakit komponen tanpa perlu pengelasan, kabel penghubung untuk
menghubungkan komponen satu dengan lainnya, potensiometer untuk
mengatur dan mengendalikan tegangan dan arus, induktor sebagai
penyaring sinyal, menyimpan energi dalam medan magnet, menstabilkan
tegangan dan menghambat perubahan arus.
Adapun hasil pengamatan yang didapatkan dalam percobaan
osilator RC input, pada perlakuan pertama didapatkan 100 Hz dengan volt
5,0 x 10−1 , Time 1 x 10−3 , PG 10,0 div, dan TG 4,6 div. Selanjutnya
perlakuan kedua dengan 150 Hz, volt 5,0 x 10−1 , Time 1 x 10−3 , PG 6,4
div dan TG 4,6 div. Selanjutnya pada perlakuan ketiga dengan 200 Hz ,
volt 5,0 x 10−1 , Time 1 x 10−3 , PG 5,0 div dan TG 4,6 div. Selanjutnya
pada perlakuan ke 4 dengan 250 Hz, , volt 5,0 x 10−1 , Time 1 x 10−3 , PG
4,0 div dan TG 4,6 div. Selanjutnya pada perlakuan ke 5 dengan 300 Hz,
volt 5,0 x 10−1 , Time 1 x 10−3 , PG 3,4 div dan TG 4,6 div. Kemudian hasil
pengamatan pada outputnya adalah pada perlakuan pertama didapatkan
100 Hz, volt 1,0, time 2,5 x 10−3 , PG 8,0 div, dan TG 3,0 div. Selanjutnya
perlakuan kedua dengan 150 Hz volt 1,0, time 2,5 x 10−3 , PG 9,0 div, dan
TG 1,6 div. Selanjutnya pada percobaan ketiga dengan 200 Hz volt 1,0,
time 2,5 x 10−3 , PG 8,0 div, dan TG 1,8 div. Selanjutnya pada percobaan
ke empat dengan 250 Hz, volt 1,0, time 2,5 x 10−3 , PG 8,0 div, dan TG 1,8
div. Selanjutnya pada percobaan ke lima dengan 300 Hz, volt 1,0, time 2,5
x 10−3 , PG 9,0 div, dan TG 0,6 div.
Kemudian hasil pengamatan yang didapatkan dari percobaan
osilator LC input adalah, dengan perlakuan pertama 100 Hz, volt 5,0 x
−1 −3
10 ,, time 1,0 x 10 , PG 10,0 div, TG 4,6 div. Selanjutnya pada
perlakuan kedua 150 Hz, volt 5,0 x 10−1 , time 1,0 x 10−3 , PG 6,4 div, TG
4,6 div. Selanjutnya pada perlakuan ketiga 200 Hz, volt 5,0 x 10−1 , time
1,0 x 10−3 , PG 5,0 div, TG 4,6 div. Selanjutnya nilai Output pada
perlakuan pertama 100 Hz, volt 5,0 x 10−1 , time 5,0 x 10−3 , PG 8,0 div,
TG 1,8 div. Selanjutnya pada perlakuan kedua 150 Hz, volt 5,0 x 10−1 ,
time 5,0 x 10−3 , PG 5,8 div, TG 1,0 div. . Selanjutnya pada perlakuan
ketiga 200 Hz, volt 5,0 x 10−1 , time 5,0 x 10−3 , PG 6,2 div, TG 2,4 div.
Adapun hasil yang diperoleh analisis data untuk perhitungan
perlakuan pertama pada Osilator RC input dengan f 100 Hz , Vpp = 4,6 x
(5,0 x 10−1 ) x 1 = 23 x 10−1 m/s, Vrms = ½ √ 2 x 23 x 10−1 = 16,2 x 10−1
−3 1 −3
m/s, T = 10,0 x ( 1,0 x 10−3 ) = 10 x 10 , f = x 10 sehingga
10
mendapatkan hasil akhir f = 0,1 x 10−3 begitu juga pada perlakuan kedua
1
dengan f 150 Hz kita mendapakan hasil akhir f = −3 = 0,15 x
6 , 4 x 10
−3
10 Hz , pada perlakuan ketiga dengan f =200 Hz sehingga mendapatkan
hasil akhir T = 5,0 x (1,0 x 10−3 ¿ = 5,0 x 10−3 , dan pada percobaan
1
keempat f =250 Hz dan kita mendapatkan hasil akhir f = −3 = 0,25
4 ,0 x 10
x 10−3 Hz dan pada perlakuan kelima f =300 Hz dan kita mendapatkan
1
hasil akhir f = −3
−3 = 0,2 x 10 . Selanjutnya output pada perlakuan
5 ,0 x 10
pertama dengan f =100 Hz kita mendapatkan hasil akhir f = 0,05 x
−3
10 Hz , pada perlakuan kedua dengan f =150 Hz dan hasil akhir 0,04 x
−3
10 Hz , pada perlakuan ketiga dengan f =200 Hz dan hasil akhir, pada
perlakuan keempat f =250 Hz dan hasil akhir f = 0,05 x 10−3 Hz , pada
perlakuan kelima f =300 Hz dan hasil akhir f = 0,05 x 10−3 Hz .
Adapun hasil yang diperoleh analisis data untuk perhitungan
pertama pada Osilator LC input dengan f 100 Hz ,dan hasil akhir f = 0,1 x
−3
10 Hz , pada perlakuan kedua dengan f 150 Hz , dan hasil akhirnya f =
0,51 x 10−3 Hz , pada perlakuan ketiga dengan f 200 Hz , dan hasil akhirnya
f = 0,2 x 10−3 Hz . Selanjutya output pada perlakuan pertama dengan
f 100 Hz , dan hasil akhirnya f = 0,025 x 10−3 Hz , pada perlakuan kedua
dengan f 150 Hz , dan hasil akhirnya f = 0,03 x 10−3 Hz , pada perlakuan
ketiga dengan f 200 Hz , dan hasil akhirnya f = 0,32 x 10−3 Hz .
VIII. KESIMPULAN

Osiloskop adalah suatu rangkaian elektronika yang bisa

menghasilkan sejumlah getaran ataupun sinyal listrik secara periodik dan

amplitudo adaapun Perbedaan Osiloskop LC dain RC terletak pada jenis

galombang yang diukur dan prinsip karja yang mendasarinya. Osiloskop

LC fokus pada hubungan antara dua sinyal dengan pola Lissa Jous Corve,

sedangkan Osiloskop RC fokus pada respons gelombang dalam rangkaian

RC atau RCL terhadap perubahan fres alau amplitudo.

Prinsip kerja Osiloskop RC yaitu dengan memanfaatkan sifat

muatan dan kapasitor dalam rangkain RC yang terhubung dengan penguat.

Saat kapasitor terisi tegangan disepanjang resistor akan mengakibatkan

dan akan masuk tegngan ke kapasitor sehingga muatan pada kapasitor

akan meningkat ketika tegangan pada kapasitor mencapai ambang batas

yang di tentukan kapsitor akan mulai melepaskan muatannya dan

mempercepat perlepaan muatan terasebut melalaui resistor, proses

pengisian dn pengosongan kpasitor secara bergantian untuk menghasilkan

sinyl osilasi dengn frekuensi pada rangkaian osilator RC.


DAFTAR PUSTAKA

Adibaduts. 2009. Elektronika. http://adibaduts.wordpress.com/elektronika/.


Diakses pada 5 Juni 2023. Palu.

Chanshue. 2010. Rangkaian Osilator. http://chanshue.wordpress.com/2010/04/15/


rangkaian-osilator/. Diakses pada 5 Juni 2023. Palu.

Malang, Telkompoltek. 2010. Osilator Armstrong. http://elkakom.telkompoltek.


net/2010/07/osilator-armstrong.html. Diakses pada 5 Juni 2023. Palu.

Sabrina,Abi.2010.Osilator. http://abisabrina.wordpress.com/category/
elektronika-dasar/page/3/. Diakses pada 5 Juni 2023. Palu.

Sutrisno. 1987. Elektronika Teori dan penerapannya. Jilid 2. Bandung: Penerbit


ITB.

Tim Penyusun.2023. Modul Praktikum Elektronika Dasar II. Palu:


Universitas Tadulako.

Anda mungkin juga menyukai