Anda di halaman 1dari 29

PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET

PERCOBAAN VI

MEDAN MAGNET BUMI

NAMA : MA’FIRANI SYAM

NO. STAMBUK : A 241 14 020

KELOMPOK : VI

NAMA ASISTEN : RIYAN SETIAWAN UKI

LABORATORIUM FISIKA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2016
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena berkat rahmat dan
taufik-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Listrik Magnet
mengenai “Medan Magnet Bumi”. Selanjutnya penulis berterima kasih kepada
Riyan Setiawan Uki selaku asisten praktikum yang telah memberikan bimbingan
dalam penulisan laporan ini. Selanjutnya penulis berterima kasih kepada semua
pihak yang telah memberi kritik dan masukan terhadap penyajian makalah ini.
Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun penulis
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan
kerendahan hati penulis menerima adanya kritik dan saran yang membangun
dari pihak manapun demi perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata penulis
ucapkan selamat membaca. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan
khususnya mendapatkan nilai yang memuaskan.

Wassalamu’alaikum wr,wb.

Palu, Mei 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1. Latar Belakang ................................................................................1


1.2. Tujuan .............................................................................................1
1.3. Alat dan Bahan ................................................................................1

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................2

2.1. Sejarah Magnet ...............................................................................2


2.2. Medan Magnet ................................................................................4
2.3. Medan Magnet Bumi .......................................................................5
2.4. Teori Medan Magnet Bumi ..............................................................7
2.5. Besarnya Medan Magnet Bumi........................................................11
2.6. Pengaruh Kemagnetan Bumi ...........................................................13

BAB III METODE PENELITIAN..........................................................................16

3.1. Jenis Penelitian ...............................................................................16


3.2. Waktu dan Tempat ..........................................................................16
3.3. Prosedur Kerja.................................................................................16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................19

4.1. Hasil Pengamatan ...........................................................................19


4.2. Analisa Data ....................................................................................20
4.3. Pembahasan ...................................................................................21

BAB V KESIMPULAN ........................................................................................24

5.1. Kesimpulan......................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................25

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kutub magnet sejenis saling tolak dan berlainan jenis saling
tarik...........................................................................................2
Gambar 2.2. Bumi merupakan magnet raksasa ............................................6
Gambar 2.3. Sudut Deklinasi dan Inklinasi ....................................................7
Gambar 2.4. Medan magnet Bumi akibat angin matahari ..............................11
Gambar 2.5. Komponen dari medan magnet Bumi (Belahan Bumi Utara) .....11
Gambar 2.6. Komponen medan magnet Bumi...............................................12
Gambar 2.7. Satelit Explorer 1 ......................................................................14
Gambar 2.8. Aurora.......................................................................................14
Gambar 2.9. (a) Daerah-daerah Sabuk Van Allen (b) Sabuk Van Allen yang
menyerupai donat .....................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Magnet merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam


kehidupan. Terkadang kita lupa bahwa sesungguhyna kita dikelilingi oleh
magnet-magnet. Bumi yang kita diami ini sesungguhnya merupakan sebuah
magnet yang sangat besar. Bintang-bintang seperti Matahari yang memberi
kehidupan pada makhluk di Bumi juga merupakan suatu magnet yang besar.
Jadi, tanpa disari Bumi kita ditembus oleh medan magnet dari berbagai arah.

Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub utara dan kutub selatan.
Walaupun magnet itu dipotong-potong, potongan magnet kecil tersebut akan
tetap memiliki dua kutub.

1.2. Tujuan Percobaan


1. Menentukan nilai medan magnet pada komponen horizontal dan
medan magnet total.
2. Menentukan besar sudut dip medan magnet bumi.

1.3. Alat dan Bahan


1. Sensor medan magnet kode Cl-6520A (1 unit)
2. Zero Gauss 0 kode EM-8652 (1 unit)
3. Sensor gerak rotasi kode Cl-6538 (1 unit)
4. Kompas kode SF-8619 (1 unit)
5. Meja klem universal kode ME-9376 (1 unit)
6. Stanless steel rod (non magnetic) kode ME-8736 (1 unit)
7. Klem pengatur sudut kode ME-8744 (1 unit)
8. Penghubung Scienceworkshop 500 atau 750 kode Cl-6400 (1 unit)
9. DataStudio Software kode Cl-6870 (1 unit)

1
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Magnet

Fenomena kemagnetan telah dikenal sejak jaman Yunani Kuno, yaitu


sekitar 800 SM. Pada waktu itu, orang menemukan bahwa jenis batuan tertentu
yang sekarang dikenal dengan nama magnet (Fe3O4) mampu menarik potongan
besi kecil.

Dari penemuan ini, para filsuf Yunani mulai mencari alasan apa yang
mendasari kelakuan batu-batuan aneh ini. Hipotesis yang mereka usulkan
kadang-kadang tidak masuk akal dan tidak dapat dibuktikan kebenarannya,
karena bukti eksperimen saat itu masih sangat langkah.

Misalnya para filsuf (termasuk filsuf besar Plato) pernah berkata bahwa
gaya tarik dari batuan aneh itu disebabkan oleh suatu kekuatan aneh yang
merupakan suatu kekuatan supernatural (kekuatan mistik). Archimedes membuat
hipotesis bahwa magnet mempunya “jiwa”. Kekuatan supernatural atau “jiwa”
dalam magnet inilah yang membuat magnet dapat saling berinteraksi dan
mempunyai kekuatan saling tarik atau saling tolak, walaupun magnet-magnet ini
tidak bersentuhan.

Pada tahun 1269, Pierre de Maricourt, berdasarkan eksperimen yang ia


lakukan menyimpulkan bahwa semua magnet, bagaimanapun bentuknya terdiri
dari dua kutub, yaitu kutub utara dan kutub selatan. Yang disebut kutub magnet
di sini adalah bagian magnet dimana efek magnetnya terasa paling kuat. Seperti
pada listrik, pada magnetpun berlaku bahwa kutub sejenis tolak menolak dan
kutub yang berlainan jenis saling tarik seperti pada gambar berikut

Gambar 2.1 kutub magnet sejenis saling tolak dan berlainan jenis saling tarik

2
Setelah hampir 300 tahun tidak mengalami perkembangan berarti, teori
magnet mulai bangkit lagi pada abad ke XVI. Ketika itu William Gilbert mencoba
mengembangkan gagasan Pierre de Maricourt dengan melakukan eksperimen
pada macam-macam material. Ia menerbitkan satu buku tentang magnet serta
merumuskan beberapa sifat magnet yang sederhana seperti adanya kutub-kutub
magnet.

Gilbert juga mengusulkan bahwa Bumi merupakan suatu magnet


permanen yang sangat besar. Kutub selatan magnet bumi terletak di Kutub Utara
geografis Bumi sedangkan kutub utara magnet bumi terletak di Kutub Selatan
geografis Bumi.

Pada tahun 1750, John Mitchell melakukan serangkaian percobaan dengan


batang magnet dan menyimpulkan bahwa gaya tarik magnet berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak antar kutub-kutubnya

1
F α R 2 .............................................................................................................. (1)

Rumus ini mirip dengan rumus gaya tarik listrik. Kemiripan ini telah mendorong
orang untuk mempelajari hubungan antara kedua gaya ini.

Di antara pendapat-pendapat yang beredar pada waktu itu, ada yang


mengatakan bahwa magnet bermuatan listrik. Menurut pendapat itu, muatan
magnet terkonsentrasi pada kutub-kutub magnet. Kutub utara merupakan
muatan positif dan kutub selatan merupakan muatan negatif. Tetapi mengenai
“muatan” magnet tersebut tidak dapat dibuktikan secara eksperimen.

Magnet tidak bersifat seperti listrik. Pada listrik, muatan listrik positif dapat
dipisahkan dengan muatan listrik negatif, namun pada magnet tidak bisa. Jika
magnet dipotong sampai kecil sekali, akan diperoleh magnet yang lebih kecil
yang lengkap dengan kutub utara dan kutub selatannya. Tidak pernah diperoleh
kutub utara dan kutub selatan secara terpisah. Perbedaan yang cukup mencolok
ini membuat orang sukar mencari hubungan antara listrik dan magnet.

Akhirnya pada tahun 1819 tanpa sengaja Fisikawan Denmark Hans


Oersted menemukan hubungan antara kelistrikan dan kemagnetan. Secara tidak
sengaja, ia menemukan bahwa muatan listrik yang bergerak (dalam bentuk arus

3
listrik) dapat menimbulkan medan magnet. Rumus matematika untuk medan
magnet akibat kawat berarus listrik ditemukan oleh Andre Ampere beberapa
tahun setelah penemuan Oersted.

Penemuan Oersted ini membangkitkan gairah para Fisikawan untuk


mempelajari hubungan antara sifat kemagnetan dan kelistrikan. Sepuluh tahun
sejak penemuan Oersted, Michael Faraday dan Joseph Henry berhasil
menunjukkan bahwa medan listrik dapat diperoleh dari perubahan medan
magnet. Sejak saat itu, orang mulai percaya bahwa kelistrikan dan kemagnetan
itu sebenarnya merupakan satu fenomena yang tidak dipisahkan. Sifat kelistrikan
dapat dihasilkan dari magnet dan sebaliknya sifat kemagnetan dapat dihasilkan
dari listrik.

Beberapa tahun kemudian, Maxwell menuliskan hukum lengkap tentang


sifat kelistrikan dan kemagnetan. Hukum ini dikenal dengan Hukum Maxwell.
Hubungan kelistrikan dan kemangnetan yang disarikan dalam Hukum Maxwell ini
merupakan awal dari suatu revolusi besar dalam bidang teknologi. Teknologi
komunikasi, teknologi satelit, teknologi komputer, dan teknologi lainnya tidak
akan pernah lahir tanpa orang mengetahui hubungan antara sifat kemagnetan
dan kelistrikan.

2.2. Medan Magnet

Medan bukanlah sesuatu yang abstrak. Dengan medan, dapat diterangkan


interaksi atau gaya yang terjadi antara dua benda. pada pelajaran listrik, ketika
muatan listrik diletakkan dalam suatu ruangan, maka situasi dalam ruangan itu
akan berubah. Titik-titik dalam ruangan tersebut sekarang mempunyai energi.
Energi ini tersimpan dalam istilah medan listrik. Ketika sebuah muatan diletakkan
dalam medan listrik, ia mengalami gaya listrik dan energi listriknya dapat
digunakan sebagai tenaga gerak untuk berpindah tempat.

Hal yang sama terjadi pada magnet. Jika sebatang magnet diletakkan
dalam suatu ruangan, maka terjadi perubahan dalam ruangan tersebut yaitu
pada setiap titik dalam ruangan akan terdapat medan magnet. Medan magnet
adalah daerah sekitar magnet yang masih terpengaruh magnet tersebut. Garis-
garis gaya medan magnet memusat ke kedua kutub magnet. Arah medan

4
magnet di suatu titik didefinisikan sebagai arah yang ditunjukkan oleh kutub utara
jarum kompas ketika ditempatkan di titik tersebut. Jarum kompas dalam medan
magnet mempunyai kedudukan sejajar dengan garis gaya magnet di tempat itu.

Gaya yang bekerja pada jarum kompas tergantung pada intensitas medan
magnet yang merupakan hasil bagi antara gaya yang dihasilkan kutub magnet
dengan kekuatan kutub magnet. Intensitas medan magnet diukur dengan
magnetometer, besarnya berkisar 25.000 gamma dekat ekuator dan 70.000
gamma di sekitar kutub.

2.3. Medan Magnet Bumi

Medan magnet utama bumi tidak konstan tetapi mengalami perubahan


terhadap waktu, sesuai keadaan di dalam bumi yaitu keadaan batuan pada kerak
bumi yang dipengaruhi oleh aktivitas di dalam inti bumi. Hal tersebut ditunjukan
dalam studi paleomagnetik bahwa banyak batuan di kerak bumi yang saling
bersebelahan memiliki arah kutub kemagnetan yang berkebalikan. Perubahan
kemagnetan bumi akibat aktivitas bumi itu sendiri. Besarnya variasi dari aktivitas
bumi ini untuk setiap tempat tidak sama

William Gilbert adalah orang yang pertama kali berani mengatakan bahwa
Bumi ini sesungguhnya sebuah magnet besar. Kutub utara magnet Bumi tidak
tepat berada di kutub selatan geografis Bumi, demikian juga dengan kutub
selatan magnet Bumi tidak tepat berada di kutub utara geografis Bumi. Kutub
utara magnet Bumi terletak di dekat kutub selatan geografis Bumi, sedangkan
kutub selatan magnet Bumi terletak di dekat kutub utara geografis Bumi. Karena
Bumi merupakan sebuah magnet raksasa, maka kompas dapat tertarik ke arah
utara dan selatan. Pada kompas, arah utaranya selalu menunjukkan arah kutub
selatan magnet Bumi. Lihat gambar 2.2.

5
Gambar 2.2 . Bumi merupakan sebuah magnet raksasa

Kutub selatan magnet Bumi tidak tepat berada pada kutub utara geografis
Bumi, karena terdapat perbedaan arah yang ditunjukkan oleh kompas dan kutub
utara geografis Bumi. Di Bumi, kutub utara magnetis terletak di tepi Samudera
Arktika sementara kutub selatan magnetis terletak di tepi daratan Antartika.
Posisi kutub utara magnetis tidak berimpit dengan kutub utara geografis demikian
halnya kutub selatan magnetis dengan kutub selatan geografis. Ketidak
berimpitan tersebut membuat jarum kompas (yang selalu mengarah ke kutub
utara magnetis) senantiasa membentuk sudut tertentu terhadap arah utara
sejatinya
Sudut perbedaan ini yaitu sudut simpang kutub utara magnet Bumi dengan
garis meridian (garis yang menghubungkan kedua kutub geografis Bumi) dan
dinamakan sudut deklinasi magnet, sudut ini besarnya 11,5o. Jadi, kutub utara
jarum kompas tidak benar-benar menunjukkan arah utara, tetapi sedikit
melenceng dari itu. Di sisi lain, sumbu geomagnet sendiri pun tidaklah simetris,
sehingga posisi kutub selatan magnetis tidak persis di proyeksi titik-lawan kutub
utara magnetisnya, melainkan berselisih jarak hingga 2.700 km
Selain itu, kompas tidak selalu mengarah ke arah horizontal jika kompas
bebas bebas berputar dalam arah manapun. Sudut antara jarum kompas dan
arah horizontal disebut dengan sudut inklinasi. Besarnya sudut inklinasi
bervariasi di permukaan bumi. Jika jarum kompas dapat berputar bebas, sudut
inklinasi terbesar adalah 90o, yaitu ketika berada di kutub utara atau kutub

6
selatan magnet Bumi. Misalnya, seseorang berada di daerah kutub selatan
magnet Bumi (di sekitar kutub utara geografis Bumi). Kutub selatan magnet bumi
tersebut (yang terletak tepat di bawah kaki orang tersebut) akan menarik kutub
utara jarum kompas dan menolak kutub selatan jarum kompas sehingga posisi
jarum akan tegak lurus. Sehingga, sudut inklinasi di daerah ini adalah 90o.

Gambar 2.3. Sudut Deklinasi dan Inklinasi

Pengetahuan tentang magnet Bumi sangat penting untuk pelayaran dan


komunikasi masa mendatang, itulah sebabnya orang mempelajari magnet Bumi
ini dengan serius. Satu hal yang masih dalam penyelidikan adalah tentang asal
usul magnet Bumi. Sampai sekarang masih belum ditemukan teori lengkap yang
dapat menerangkan terjadinya magnet Bumi.

2.4. Teori Medan Magnet Bumi

Dahulu orang menyangka magnet Bumi berasal dari magnet permanen


yang besar sekali dan yang tertanam dalam tanah. Tetapi hal ini tidak mungkin
karena suhu di dalam Bumi sangat tinggi. Pada suhu tinggi semua material di
dalam Bumi akan kehilangan sifat magnetiknya.

Ada beberapa teori yang menjelaskan asal dari medan magnet bumi, antara lain :

2.4.1. Teori Dinamo

Sekarang, banyak orang yang menerima teori dinamo untuk


menerangkan terjadinya magnet Bumi. Teori dinamo adalah teori pertama

7
kali diajukan oleh Joseph Larmor pada tahun 1919. Teori Dinamo
menjelaskan bahwa di dalam perut bumi terdapat besi dalam wujud cair
yang bertindak sebagai objek yang sangat konduktif, disebut sebagai
dinamo (dynamo). Cairan panas ini mengalir di dalam bumi karena
perputaran bumi sejak terbentuknya tata surya.

Menurut teori ini, Bumi terdiri dari inti padat yang dikelilingi oleh
batuan cair. Di dalam batuan cair ini, terdapat lagi batuan padat. Ketika
Bumi berotasi (berputar pada sumbunya), partikel-partikel bermuatan yang
terdapat dalam cairan batuan ini ikut bergerak sehingga menimbulkan arus
listrik. Arus listrik ini akan menimbulkan medan magnet Bumi. Semakin
cepat Bumi berotasi, semakin besar arus yang timbul sehingga semakin
besar medan magnet yang dihasilkan. Saat medan magnet ini menguatkan
medan magnet yang sebelumnya, dinamo terbentuk dan menjadi stabil.

Teori ini ditopang oleh kenyataan bahwa planet-planet atau benda


angkasa yang gerak rotasinya sangat cepat mempunyai medan magnet
yang sangat besar. Misalnya, planet Yupiter yang berputar sangat cepat
(periode rotasinya hanya 10 jam) mempunyai medan magnet sangat kuat,
sebaliknya bulan yang periode rotasinya 27 hari mempunyai medan
magnet yang sangat kecil.

2.4.2. Teori Geomagnet


Teori lain yang cukup beralasan adalah dengan menganggap bahwa
sumber magnet Bumi adalah panas yang berasal dari inti Bumi. Inti Bumi
ini sangat panas sekali, inti ini akan memanaskan batuan cairan diatasnya
seperti air yang dipanaskan di atas kompor. Ketika dipanaskan, pada
cairan ini terjadi konveksi, cairan yang panas ke atas dan cairan yang
dingin ke bawah (karena cairan panas massa jenisnya lebih kecil). Akibat
gerakan konveksi ini, ion-ion dalam cairan panas ini akan menimbulkan
medan magnet.
Penjelasan kemagnetan bumi (geomagnetism) terjadi karena adanya
arus listrik di dalam inti bumi yang berbentuk cair dan mudah bergerak.
Pergerakan bumi menimbulkan pergerakan relatif dari ion-ion di dalam

8
materi. Ion-ion yang bergerak itu menimbulkan arus listrik dalam inti bumi
dan arus yang berputar menimbulkan medan magnet disekitarnya.
Bumi terbagi atas lapisan inti-dalam yang padat dan diatasnya adalah
lapisan inti-luar yang cair. Dari segi kandungan kimia, kandungan bagian
inti bumi adalah paduan besi-nikel. Struktur bumi dapat dijelaskan dari
faktor suhu dan tekanan. Pada inti bumi, panas yang ditimbulkan oleh
peluruhan radioaktif akan melelehkan batuan. Tekanan tinggi, sebaliknya
akan cenderung memadatkan batuan. Dengan demikian, walaupun pada
inti-dalam suhunya paling tinggi, mencapai 3.000 derajat Celcius, tekanan
dari lapisan batuan diatasnya lebih kuat pengaruhnya sehingga inti-dalam
berwujud padat. Di lapisan inti-luar, tekanan lapisan batuan diatasnya tidak
cukup tinggi untuk mengimbangi kekuatan faktor suhu sehingga dihasilkan
wujud cair.
Menurut Gillbert, sifat magnet bumi ditimbulkan karena adanya arus
listrik di lapisan inti luar. Seperti pernyataan di atas, lapisan inti-luar
berwujud cair. Suhu permukaan cairan inti-luar yang bersentuhan dengan
inti-dalam jauh lebih tinggi daripada lapisan cairan inti-luar yang
bersentuhan dengan mantel. Akibatya, seperti memanaskan air, akan
terjadi arus konveksi cairan pada inti-luar dan arus konveksi ini
menimbulkan arus listrik. Arus listrik inilah yang menimbulkan sifat magnet
bumi

2.4.3. Analogi dengan Teori Efek Termolistik

Peristiwa terjadinya medan magnet bumi yang terjadi dari inti bumi
yang panas dijelaskan dengan teori Efek termolistrik. Gejala termolistrik
tidak lain ialah suatu gejala pemanasan dan pendinginan akibat dari
pengaliran arus listrik di dalam bahan lewat suatu beda potensial yang
bukan berasal dari sumber daya luar, melainkan berasal dari bahan itu
sendiri akibat tidak meratanya kerapatan muatan di dalam bahan, sedang
sumber daya luar yang dikenakan adalah untuk memaksakan pengaliran
arus listrik dalam bahan.

Suatu contoh misalnya jika satu ujung kawat dipanaskan sedang satu
ujung lainnya didinginkan, maka terjadi gradien suhu sepanjang kawat

9
tersebut dan terdapat gradien kerapatan elektron bebas didalamnya.
Gradien kerapatan elektron ini menyebabkan gradien kerapatan muatan
dan mengakibatkan terjadinya gradien potensial sepanjang kawat.

Analogi dengan teori tersebut inti bumi terdiri dari lapisan inti dalam
yang berbentuk padatan dan lapisan inti luar yang berupa cairan
mempunyai temperatur yang berbeda. Pada bumi terdapat aliran fluida
berasal dari cairan material bumi dan terdapat material berupa padatan
yang berbeda konduktivitasnya. Menurut prinsip termolistrik, jika terdapat
dua lempeng berbeda konduktivitasnya saling didekatkan dan antar kedua
bagian bertemu dengan temperatur yang berbeda mengakibatkan muncul
arus elektron. Maka terjadilah tenaga kelistrikan yang berasal dari gerakan
zarah bermuatan listrik yakni elektron-elektron melalui suatu beda potensial
sehingga di sekelilingnya akan terbentuk medan magnet.

Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa :

Terbentuknya medan magnet bumi dipengaruhi oleh komposisi inti bumi


terdiri dari inti-dalam dan inti-luar yang didominasi unsur logam yang berbeda
temperatur, wujud dan konduktivitasnya. Inti-dalam dan inti cair yang bertemu
mengakibatkan pergerakan elektron dan adanya arus konveksi dari rotasi bumi
menyebabkan pergerakan cairan pada inti yang menimbulkan arus listrik dan
terbentuk medan magnet. Ketiga teori di atas telah digunakan untuk
menerangkan medan magnet Bumi di sekitar permukaan Bumi.

Untuk tempat yang lebih tinggi, medan magnet Bumi diperkirakan dari listrik
atmosfer atau angin matahari. Listrik atmosfer merupakan ion-ion yang ada di
atmosfer. Ion-ion ini terbentuk akibat proses ionisasi atom-atom atmosfer oleh
sinar ultraviolet dan sinar X dari matahari. Sedangkan angin matahari adalah
pancaran partikel-partikel bermuatan dari matahari. Partikel-partikel bermuatan
dari listrik atmosfer maupun angin matahari akan menimbulkan arus listrik ketika
bergerak (baik yang bergerak ke arah Bumi maupun yang tertiup angin). Arus
yang ditimbulkan ini akan menyebabkan terjadinya medan magnet.

Gambar dibawah ini melukiskan medan magnet yang jauh sekali dari Bumi
(Bumi digambarkan sebagai bulatan kecil). Angin matahari (partikel-partikel

10
bermuatan dari matahari) datang dari kiri. Medan magnet ini terasa pada jarak
ribuan kolometer dari Bumi.

Gambar 2.4. Medan magnet Bumi akibat angin matahari

2.5. Besarnya Medan Magnet Bumi

Besarnya medan magnet bumi bervariasi di permukan bumi. Komponen


horizontal medan magnet bumi mengarah ke utara (magnetik selatan). Ujung
utara jarum kompas tertarik pada ujung selatan medan magnet bumi. Jadi kutub
yang disebut “utara” sebenarnya adalah kutub magnet selatan. Jumlah sudut
total dari medan magnet ini berasal dari arah horizontal. Sudut ini (θ) disebut
sudut magnet (dip angle). Contoh untuk bagian bumi sebelah utara ditunjukkan
dalam gambar 2.5

Gambar 2.5. Komponen dari Medan Magnet (Belahan Bumi Utara)

Dari gambar 2.5 di atas dapat diuraikan persamaan untuk menentukan nilai
sudut dip sebagai berikut

11
𝐵ℎ 𝑜𝑟𝑖𝑧𝑜𝑛𝑡𝑎𝑙
𝐶𝑜𝑠 𝜃 = 𝐵𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
.......................................................................................... (2)

Keterangan:
θ = Sudut dip (o)
BHorizontal = Medan magnet mendatar (Tesla)
BTotal = Medan magnet total (Tesla)
1 Gauss = 0,0001 Tesla

Sudut dip tersebut merupakan sudut antara medan magnetik total dengan
bidang horizontal. Selain sudut dip terdapat pula sudut inklinasi dan sudut
deklinasi. Sudut inklinasi adalah sudut antara medan magnetik total dengan
bidang horizontal yang diukur dari bidang horizontal menuju arah vertikal ke
bawah. Selain itu terdapat pula sudut deklinasi yang merupakan sudut antara
utara magnetik dengan komponen horizontal yang diukur dari utara menuju ke
timur

Nilai magnet bumi merupakan besaran vektor total magnet bumi (F) dan
dapat dinyatakan dalam komponen-komponennya. Komponen medan magnet
bumi dapat diuraikan sebagai berikut:

Gambar 2.6. Komponen Medan Magnet Bumi

Keterangan:
1. Vektor X, Y, dan H terletak pada bidang horizontal dimana komponen X
berada disepanjang sumbu geografis, komponen Y pada timur geografis
dan H pada komponen horizontal.
2. Vektor Z merupakan komponen vertikal medan magnet bumi.

12
3. Vektor F merupakan komponen total medan magnet yang terletak pada
bidang vertikal yang memuat komponen H dan Z.
4. Sudut D merupakan sudut deklinasi yang dibentuk oleh arah utara
sebenarnya (X) dengan komponen horizontal (H).
5. Sudut I merupakan sudut inklinasi yang besarnya ditentukan oleh vektor
H dan F.

Hubungan medan magnet antar tiap komponennya dapat dinyatakan melalui


persamaan berikut:
Z = F Sin I ....................................................................................................... (3)
H = F Cos I ..................................................................................................... (4)
X = H Cos D ................................................................................................... (5)
Y = H Sin D .................................................................................................... (6)
F² = H²+Z² = X²+Y²+Z² .................................................................................... (7)

2.6. Pengaruh Kemagnetan Bumi


2.6.1. Aurora
Diatas eksosfer ada satu daerah yang menunjukkan sifat-sifat
magnetik bumi dan berinteraksi dengan arus radiasi matahari korpuskuler
yang mengisi ruang antar planet yang disebut angin matahari (solar wind)
yang setelah sampai ke Bumi dan berinteraksi dengan magnet bumi yang
disebut magnetosfera. Akibat interaksi ini, magnetosfera bentuknya
menjadi seperti komet karena adanya hembusan angin matahari tersebut.
Magnetosfer bumi ditemukan oleh satelit Explorer 1 selama penelitian
yang dilakukan pada masa tahun geofisika Internasional. Magnetosfer
berfungsi sebagai penangkal petir bagi bumi, yang berarti lapisan ini
menangkal radiasi berbahaya yang berasal dari matahari. Ketika radiasi
menghujani bumi, magnetosfer akan memantulkan sebagian besar radiasi
dan menyerap sisanya dan diarahkan menuju kutub, akibatnya terjadi
reaksi tumbukan dengan atmosfer dan menjadi aurora.

13
Gambar 2.7 Satelit Explorer 1

Menurut Thomas Djamaludin, peneliti LIPI, lapisan magnetosfer


merupakan selubung tak kasat mata yang dibentuk oleh medan magnet
bumi. Magnetosfer ini mengelilingi bumi pada jarak 95 ribu km di atas
permukaan bumi. Sejak awal terbentuknya bumi, lapisan ini menjadi
pelindung semua makhluk dari serangan partikel berbahaya termasuk
badai matahari. Magnetosfer bekerja seperti tameng, membelokkan setiap
partikel yang menghampirinya, badai matahari sendiri nantinya akan
dibelokkan ke arah kutub bumi. Di sini, tameng kedua menunggu untuk
menghancurkan badai kiriman matahari. Tameng kedua tersebut adalah
lapisan atmosfer yang terdapat pada ketinggian 80 km diatas permukaan
bumi.

Di daerah ini, badai matahari akan disaring oleh medan magnet bumi
yang rapat di sekitar kutub. Akibatnya badai yang semula berbahaya
melepaskan energinya melalui cahaya berbagai warna atau dikenal dengan
Aurora.

Gambar 2.8 Aurora

14
2.6.2. Sabuk Van Allen (Van Allen Belts)

Magnetosfera merupakan perisai Bumi terhadap partikel-partikel dari


Matahari yang dapat membahayakan kehidupan makhluk hidup di Bumi.
Selain itu, partiket tersebut dapat merusak gen-gen pembawa keturunan
dalam DNA sehingga terjadi mutasi (menghasilkan keturunan yang cacat).
Magnetosfera disebut juga Cermin Magnetik.

Garis medan magnet bumi bentuknya mirip cermin magnetik. Besar


medan magnetnya sangat kuat di dekat kutub magnet bumi dan agak
lemah di daerah khatulistiwa. Setiap hari Bumi dihujani sinar kosmis. Sinar
kosmis ini dapat berupa proton atau elektron dan berasal dari Matahari dan
bintang-bintang lain. Ketika mendekati Bumi, sinar kosmis ini dikurung oleh
botol atau cermin magnetik bumi. Sinar kosmis (partikel bermuatan listrik)
yang terjebak ini akan habis energinya karena memancarkan radiasi
elektromagnetik. Sinar kosmis ini terjebak pada dua daerah. Daerah
elektron yang sebelah luar dan daerah proton yang sebelah dalam. Dalam
tiga dimensi, daerah ini bentuknya seperti donat. Orang menamakan
daerah-daerah ini dengan nama Sabuk Van Allen untuk menghormati
James Van Allen yang menemukannya.

(a) (b)

Gambar 2.9 (a) daerah-daerah sabuk van allen (b) sabuk van allen
yang menyerupai donat

Jadi Van Allen belts adalah pita-pita radiasi yang berbentuk kue
donat terbuat daripartikel-partikel bermuatan yang terperangkap dalam
medan magnetik Bumi.

15
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Eksperimen Murni

3.2. Waktu dan Tempat


Waktu : Kamis, 12 Mei 2016
Tempat : Laboratorium Mekanika

3.3. Prosedur Kerja


1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada percobaan ini
2. Menyusun alat dan bahan seperti pada rangkaian di bawah ini

Gambar 3.1. Rancangan Eksperimen


Keterangan:
(1) Klem Meja; (2) Stainless Steel Rod; (3) Zero Gauss; (4) Kompas;
(5) Busur; (6) Pemutar Sensor Gerak Rotasi; (7) Sensor Gerak
Rotasi; (8) Sensor Medan Magnet; (9) Interface; (10) Tombol
Perbesaran Sensor; (11) Tare Button; (12) Tombol Arah Medan
Magnet; (13) Chanel 1 dan 2 (untuk Probe Sensor Gerak Rotasi);
(14) Chanel A (untuk Probe Sensor Medan Magnet).

3. Menjauhkan kompas dari sensor medan magnet agar tidak


mengganggu.

16
4. Membuka file pada DataStudio bernama "Earth Mag Field".
5. Mengukur medan magnet Bumi pada komponen horizontal
1) Mengatur klem sensor gerak rotasi tegak lurus dengan sensor
medan magnet (membentuk 90o) agar sensor medan magnet
berputar secara horizontal,
2) Melakukan kalibrasi dengan menyisipkan Zero Gauss pada
sensor medan magnet dan tekan tombol tare. Kemudian
menekan tombol START pada DataStudio dan memutar sensor
medan magnet sepanjang 360o searah jarum jam secara
perlahan.
3) Melepaskan Zero Gauss pada sensor medan magnet. Kemudian
menekan tombol START pada DataStudio.
4) Memutar sensor medan magnet sepanjang 360o searah jarum
jam secara perlahan.
5) Menekan tombol STOP ketika sensor medan magnet mencapai
sudut 360o.
6) Memasukkan faktor penghalus ke alat penghitung DataStudio
dengan menekan tombol smooth. Sehingga tampak grafik baru
dengan data yang lebih halus.
7) Mengukur dari titik tertinggi ke titik terendah dengan
menggunakan smart cursor untuk mentukan nilai maksimal
komponen horizontal medan magnet

6. Mengukur medan magnet total pada komponen vertikal


1) Mengatur klem sensor gerak rotasi pada sudut 0o pada busur
agar sensor medan magnet berputar pada secara vertikal,
2) Melakukan kalibrasi dengan menyisipkan Zero Gauss pada
sensor medan magnet dan tekan tombol tare. Menekan START
pada DataStudio. Memutar sensor medan magnet 360o
berlawanan arah jarum jam secara perlahan.
3) Melepaskan Zero Gauss pada sensor medan magnet. Kemudian
menekan START pada DataStudio. Memutar sensor medan
magnet sepanjang 360o berlawanan arah jarum jam secara

17
perlahan. DataStudio secara otomatis akan berhenti ketika
mencapai sudut 360o.
4) Mengurangi gangguan magnetik dari rangkaian elektronik,
dengan masukkan faktor penghalus (coba 8) ke alat penhitung
Sehingga tampak grafik baru dengan data yang lebih halus.
5) Menggunakan smart cursor untuk mengukur besar medan
magnet dari titik tertinggi ke titik terendah dan untuk mentukan
nilai maksimal dari komponen total medan magnet.
7. Menentukan besarnya sudut dip dengan menggunakan besar medan
magnet pada komponen horizontal dan medan magnet total

1) Memperhatikan grafik yang terbentuk, kemudian menentukan


besar sudut ketika medan magnet total bernilai maksimum dan
minimum serta besar sudut ketika medan magnet pada sumbu
horizontal bernilai maksimum dan minimum. Dimana, pergeseran
dari besar kedua sudut yang terbentuk pada komponen total dan
komponen horizontal merupakan sudut dip.

2) Membandingkan besar sudut dip pada komponen total dan


komponen horizontal baik di titik tertinggi dan titik terendah

18
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan


1. Medan Magnet Bumi pada Komponen Horizontal
Medan Magnet Maksimal
Percobaan Sudut θH (O)
(Gauss)
Max 0,41 89,00
Min -0,36 263,00

2. Medan Magnet Total


Medan Magnet Maksimal
Percobaan Sudut θT (O)
(Gauss)
Max 10,82 -210,00
Min -0,90 -327,00

3. Sudut Dip
Medan Magnet
Maksimal Sudut dip = θ (o)
Percobaan (x 10-4 Tesla)
𝐵ℎ𝑜𝑟𝑖𝑧𝑜𝑛𝑡𝑎𝑙 θ = θT -
Horizontal Total 𝜃 = 𝐴𝑟𝑐𝐶𝑜𝑠
𝐵𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 θH
Max 0,41 10,82 87,83 -299,00
Min -0,36 -0,90 66,42 -590,00

19
4.2. Analisa Data
1. Medan Magnet Bumi pada Komponen Horizontal

2. Medan Magnet Total

20
4.3. Pembahasan
Medan magnet adalah daerah sekitar magnet yang masih terpengaruh
magnet tersebut. William Gilbert adalah orang yang pertama kali berani
mengatakan bahwa Bumi ini sesungguhnya sebuah magnet besar. Medan
magnetik bumi, disebut juga medan geomagnetik, adalah medan magnetik yang
menjangkau dari bagian dalam bumi hingga ke batas di mana medan magnet
bertemu angin matahari. Kutub utara magnet Bumi tidak tepat berada di kutub
selatan geografis Bumi, demikian juga dengan kutub selatan magnet Bumi tidak
tepat berada di kutub utara geografis Bumi. Kutub utara magnet Bumi terletak di
dekat kutub selatan geografis Bumi, sedangkan kutub selatan magnet Bumi
terletak di dekat kutub utara geografis Bumi. Karena Bumi merupakan sebuah
magnet raksasa, maka kompas dapat tertarik ke arah utara dan selatan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan nilai medan
magnet pada komponen horizontal dan medan magnet total serta untuk
menentukan besar sudut dip medan magnet bumi.
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain Sensor
medan magnet, Zero Gauss 0, Sensor gerak rotasi, Kompas, Meja klem
universal, Stanless steel rod (non magnetic), Klem pengatur sudut, Penghubung
Scienceworkshop 500 atau 750, dan DataStudio Software. Adapun fungsi dari
masing-masing alat yaitu Sensor Medan Magnet untuk memberikan tanggapan
terhadap intensitas medan magnet yang ada di sekitarnya. Zero Gauss 0
digunakan untuk mengkalibrasi sensor medan magnet. Sensor gerak rotasi
berfungsi sebagai alat untuk mendeteksi gerak rotasi yang dilakukan sensor
medan magnet. Kompas untuk menentukan arah berupa sebuah panah penunjuk
magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi.
Stanless steel rod merupakan batang statif yang digunakan untuk penyangga.
Klem pengatur sudut untuk mengatur sudut dari sensor medan magnet.
Penghubung Scienceworkshop 500 atau 750 untuk menghubungkan alat-alat
sensor dengan Data Studio Software. Data Studio Software adalah software
yang menampilkan grafik dari medan magnet Bumi.
Prosedur dari percobaan ini terbagi atas dua perlakuan yaitu untuk
menentukan medan magnet komponen horizontal dan menentukan medan
magnet total yang merupakan medan magnet komponen vertikal.

21
Untuk perlakuan pertama, mengukur medan magnet Bumi pada komponen
horizontal. klem sensor gerak rotasi diatur agar tegak lurus dengan sensor
medan magnet (membentuk 90o) sehingga sensor medan magnet berputar
secara horizontal, kemudian melakukan kalibrasi dengan menyisipkan Zero
Gauss pada sensor medan magnet dengan menekan tombol tare pada Zero
Gauss tersebut. Kemudian menekan tombol START pada DataStudio dan
memutar sensor medan magnet sepanjang 360o searah jarum jam secara
perlahan. Setelah melakukan kalibrasi, Zero Gauss pada sensor medan magnet
dilepaskan kemudian menekan tombol START pada DataStudio dan memutar
sensor medan magnet sepanjang 360o searah jarum jam secara perlahan.
Selanjutnya menekan tombol STOP ketika sensor medan magnet mencapai
sudut 360o. Memasukkan faktor penghalus menekan tombol smooth sehingga
tampak grafik baru dengan data yang lebih halus. Kemudian mengukur dari titik
tertinggi ke titik terendah dengan menggunakan smart cursor untuk mentukan
nilai maksimal dan minimal komponen horizontal medan magnet.
Selanjutnya, untuk perlakuan kedua, dilakukan hal yang sama seperti
perlakuan pertama klem sensor gerak rotasi diatur pada sudut 0o pada busur
agar sensor medan magnet berputar pada secara vertikal. Dengan diperolehnya
medan magnet pada komponen horizontal dan medan magnet total, selanjunya
dilakukan perhitungan untuk menentukan besarnya sudut dip. Yaitu dengan
menentukan grafik yang terbentuk. Dimana, pergeseran dari besar kedua sudut
(ketika medan magnet pada sumbu horizontal bernilai maksimum dan minimum)
yang terbentuk pada komponen total dan komponen horizontal merupakan sudut
dip. Kemudian membandingkan besar sudut dip berdasarkan langkah pertama
dan langkah kedua.
Adapun hasil yang diperoleh pada percobaan ini adalah dapat dilihat pada
grafik yang diperoleh berbentuk seperti gelombang sinusoidal untuk perlakuan
pertama sedangkan perlakuan kedua. bentuknya tidak beraturan.
Untuk perlakuan pertama, yaitu menentukan medan magnet bumi
komponen horizontal, diperoleh medan magnet maksimal yaitu 0,41 gauss
dengan sudut 89,00o dan untuk medan magnet minimum yaitu -0,36 Gauss
dengan sudut yang dibentuk sebesar 263o. Untuk perlakuan kedua, yaitu
menentukan medan magnet total, diperoleh medan magnet maksimal sebesar
10,82 Gauss dengan sudut -210,00o sedangkan medan magnet minimalnya

22
sebesar -0,90 Gauss dengan sudut -327,00o. Berdasarkan hasil percobaan
tersebut, dapat dilihat bahwa besarnya medan magnet bumi bervariasi.
Menurut literatur, besarnya medan magnet bumi bervariasi antara 25
hingga 65 mikrotesla (0,25 hingga 0,65 gauss). Sedangkan pada hasil praktikum,
diperoleh nilai medan magnet baik itu di titik maksimum dan minimum adalah
antara 0,36 hingga 10,82. Besar dari medan magnet negatif menunjukkan bahwa
garis medan magnet bumi terletak di bawah garis horizontal.
Kemudian, dengan diperolehnya medan magnet maksimal dan minimal
pada komponen horizontal dan vertikal serta sudut yang dibentuk masing-masing
titik. Maka diperoleh besar sudut dip yang merupakan sudut antara medan
magnetik total dengan bidang horizontal. Pada analisa data, diperoleh dua jenis
sudut dip yaitu melalui perhitungan arcus cos dari medan magnet pada
komponen horizontal dengan medan magnet total yang satuannya diubah
menjadi Tesla dan diperoleh besar sudut dip maksimal yaitu 87,83o dan sudut dip
minimal yaitu 66,42o. Kemudian penentuan sudut dip yang kedua yaitu dengan
mengurangi sudut yang diperoleh pada komponen vertikal dan komponen
horizontal dan diperoleh besar sudut dip maksimal yaitu -299,00o dan sudut dip
minimal yaitu -590,00o.
Adapun kesalahan-kesalahan yang terjadi pada praktikum ini disebabkan
oleh kurangnya keterampilan praktikan dalam menggunakan alat maupun akibat
kurangnya ketelitian praktikan saat mengukur medan magnet bumi tersebut.

23
BAB V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan
1. Medan magnetik bumi, disebut juga medan geomagnetik, adalah
medan magnetik yang menjangkau dari bagian dalam bumi hingga ke
batas di mana medan magnet bertemu angin matahari.
2. Besarnya medan magnet bumi yang diperoleh yaitu
 Untuk komponen horizontal
Max = 0,41 Gauss
Min = -0,36 Gauss
 Untuk komponen vertikal
Max = 1,82 Gauss
Min = -0,90 Gauss
3. Besarnya sudut dip yang diperoleh yaitu
𝐵ℎ 𝑜𝑟𝑖𝑧𝑜𝑛𝑡𝑎𝑙
 𝜃 = 𝐴𝑟𝑐𝐶𝑜𝑠 𝐵𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

Max = 87,830
Min = 66,420
 𝜃 = 𝜃𝑇 − 𝜃𝐻
Max = -299,00o
Min = -590,00o

24
DAFTAR PUSTAKA

Asmi, Sabana. (2015). Medan Magnet Bumi,[online]. Tersedia: http://


sabanaasmi.blogspot.co.id/2015/04/medan-magnet-bumi.html[10 Mei 2016]

Surya, Yohanes. (2009). Listrik Magnet. Tangerang: PT Kandel

Tim Penyusun. (2016). Modul Eksperimen Medan Magnet Bumi. Palu: Universitas
Tadulako

Wibowo, Sulistiyo. (2015). Terbentuknya Medan Magnet Bumi, [online]. Tersedia:


http://pakgurufisika.blogspot.co.id/2015/08/terbentuknya-medan-magnet-
bumi.html. [09 Mei 2016]

25

Anda mungkin juga menyukai