Anda di halaman 1dari 13

I.

Tujuan
Mengetahui konsep dasar krakter
Mengetahui pengertian anti korups, nilai dan prinsip anti korupsi
Mengetahui dimensi-dimensi karakter yang baik
II. Pembahasan
2.1 Konsep Dasar Karakter
Sebelum memahami lebih jauh mengenai konsep dasar karakter, berikut
merupakan beberapa pengertian karakter :
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter memiliki arti
“sifat-sifat kejiwaan atau budi pekerti yang membedakan seseorang
dari yang lainnya”. Karakter juga dapat berarti “huruf”.
 Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Dekdiknas adalah
“bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas,
sifat, tabiat, temperamen, watak”. Adapun berkarakter, adalah
berkepribadian, berperilaku, bersifat, dan berwatak.
 Menurut Ditjen Mandikdasmen-Kementrian Pendidikan Nasional,
karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas
tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter
baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap
mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.
 W.B. Saunders, (1977: 126) menjelaskan bahwa karakter adalah sifat
nyata dan berbeda yang ditunjukkan oleh individu, sejumlah atribut
yang dapat diamati pada individu.
 Gulo W, (1982: 29) menjabarkan bahwa karakter adalah kepribadian
ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang,
biasanya mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap.
 Kamisa, (1997: 281) mengungkapkan bahwa karakter adalah sifat-
sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang
dari yang lain, tabiat, watak. Berkarakter artinya mempunyai watak,
mempunyai kepribadian.
 Wyne mengungkapkan bahwa kata karakter berasal dari bahasa
Yunani “karasso” yang berarti “to mark” yaitu menandai atau
mengukir, yang memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai
kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Oleh sebab itu
seseorang yang berperilaku tidak jujur, kejam atau rakus dikatakan
sebagai orang yang berkarakter jelek, sementara orang yang
berprilaku jujur, suka menolong dikatakan sebagai orang yang
berkarakter mulia. Jadi istilah karakter erat kaitannya dengan
personality(kepribadian) seseorang.
 Alwisol menjelaskan pengertian karakter sebagai penggambaran
tingkah laku dengan menonjolkan nilai (benar-salah, baik-buruk)
baik secara eksplisit maupun implisit. Karakter berbeda dengan
kepribadian kerena pengertian kepribadian dibebaskan dari nilai.
Meskipun demikian, baik kepribadian (personality) maupun karakter
berwujud tingkah laku yang ditujukan kelingkungan sosial,
keduanya relatif permanen serta menuntun, mengerahkan dan
mengorganisasikan aktifitas individu.
 Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau
menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai
kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang
yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya dikatakan
orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai
dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia.
 Menurut Lickona, karakter berkaitan dengan konsep moral (moral
knowing), sikap moral (moral feeling) dan perilaku moral (moral
behavior).Karakter didukung oleh pengetahuan tentang kebaikan,
keinginan untuk berbuat baik dan melakukan perbuatan kebaikan.
Karakter didapatkan dan dapat dilihat dari refleksi sikap seseorang
dalam kehidupannya, jika ia banyak berbuat kebaikan maka ia dinilai
berkarakter baik, dan sebaliknya orang yang berbuat jahat dinilai
berkarakter buruk. Semua penilaian tersebut tak lepas dari cara pandang
orang lain terhadap sikap-sikap yang ditunjukan oleh diri orang yang
bersangkutan.
2.2 Pengertian Korupsi

Korupsi merupakan penyalahgunaan kewenangan oleh pihak pribadi


maupun kelompok.

Dari segi hukum memandang bahwa korupsi merupakan kejahatan (crime),


koruptor oleh karenanya yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah
menindak para koruptor dengan jerat-jerat hukum serta memberantas
korupsi dengan memperkuat perangkat hukum seperti undang-undang dan
aparat hukum.
Segi politik memandang bahwa korupsi cenderung terjadi di ranah politik,
khususnya korupsi besar (grand corruption) dilakukan oleh para politisi
yang menyalahgunakan kekuasaan mereka.
Segi sosiologi memandang bahwa korupsi adalah sebuah masalah sosial.
Korupsi terjadi di semua sektor dan dilakukan oleh sebagian besar lapisan
masyarakat, maka dianggap sebagai penyakit sosial.
Segi agama memandang bahwa korupsi terjadi sebagai dampak dari
lemahnya nilai-nilai agama dalam diri individu, dan oleh karenanya upaya
yang harus dilakukan adalah memperkokoh nilai-nilai keagamaan dalam
diri individu dan masyarakat.
2.2.1 Nilai dan Prinsip Anti-Korupsi

Nilai-nilai anti korupsi meliputi kejujuran, kepedulian,


kemandirian, kedisiplinan, pertanggungjawaban, kerja
keras, kesederhanaan, keberanian, dan keadilan.
a. Kejujuran

Menurut Sugono kata jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak
berbohong, dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat
penting bagi kehidupan mahasiswa, tanpa sifat jujur mahasiswa tidak akan
dipercaya dalam kehidupan sosialnya (Sugono: 2008).
b. Kepedulian

Menurut Sugono definisi kata peduli adalah mengindahkan,


memperhatikan dan menghiraukan (Sugono : 2008).
c. Kemandirian

Kondisi mandiri bagi mahasiswa dapat diartikan sebagai proses


mendewasakan diri yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk
mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini penting untuk masa
depannya dimana mahasiswa tersebut harus mengatur kehidupannya dan
orang-orang yang berada di bawah tanggung jawabnya sebab tidak
mungkin orang yang tidak dapat mandiri (mengatur dirinya sendiri) akan
mampu mengatur hidup orang lain. Dengan karakter kemandirian tersebut
mahasiswa dituntut untuk mengerjakan semua tanggung jawab dengan
usahanya sendiri dan bukan orang lain (Supardi : 2004).
d. Kedisiplinan

Menurut Sugono definisi kata disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada


peraturan (Sugono: 2008). Dalam mengatur kehidupan kampus baik
akademik maupun sosial mahasiswa perlu hidup disiplin. Hidup disiplin
tidak berarti harus hidup seperti pola militer di barak militier namun hidup
disiplin bagi mahasiswa adalah dapat mengatur dan mengelola waktu yang
ada untuk dipergunakan dengan sebaik-baiknya untuk menyelesaikan tugas
baik dalam lingkup akademik maupun sosial kampus.
e. Tanggung Jawab

Menurut Sugono definisi kata tanggung jawab adalah keadaan wajib


menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut,
dipersalahkan dan diperkarakan) (Sugono : 2008).
f. Kerja Keras

Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan. Kata ”kemauan”


menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan, daya tahan, tujuan
jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian diri, keberanian, ketabahan,
keteguhan, tenaga, kekuatan, kelaki-lakian dan pantang mundur.
g. Sederhana
Gaya hidup mahasiswa merupakan hal yang penting dalam interaksi
dengan masyarakat di sekitarnya. Gaya hidup sederhana sebaiknya perlu
dikembangkan sejak mahasiswa me-ngenyam masa pendidikannya.
Dengan gaya hidup sederhana, setiap mahasiswa dibiasakan untuk tidak
hidup boros, hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi
semua kebutuhannya.
h. Keberanian

Rasa percaya kepada diri sendiri adalah mutlak perlu, karena mahasiswa
harus memelihara rasa percaya kepada diri sendiri secara terus menerus,
supaya bisa memperkuat sifat-sifat lainnya. Jika mahasiswa percaya
kepada diri sendiri, maka hal ini akan terwujud dalam segala tingkah laku
mahasiswa. Seorang mahasiswa perlu mengenali perilakunya, sikap, dan
sistem nilai yang membentuk kepribadiannya. Pengetahuan mengenai
kepribadian dan kemampuan sendiri perlu dikaitkan dengan pengetahuan
mengenai lingkungan karena mahasiswa senantiasa berada dalam
lingkungan kampus yang merupakan tempat berinteraksi dengan
mahasiswa lainnya. Di lingkungan tersebut mahasiswa akan mendapat
sentuhan kreativitas dan inovasi yang akan menghasilkan nilai tambah
dalam masa perkuliahannya (Sjaifudin : 2002).
i. Keadilan

Berdasarkan arti katanya, adil adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak. Bagi mahasiswa karakter adil ini perlu sekali dibina sejak
masa perkuliahannya agar mahasiswa dapat belajar mempertimbangkan
dan mengambil keputusan secara adil dan benar.

2.3 Dimensi-dimensi Karakter yang Baik


a. Karakter Mulia

Karakter mulia berari individu memiliki pengetahuan tentang potensi


dirinya, yang ditandai dengan nilai-nilai seperti : reflektif, percaya diri,
rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif, mandiri, hidup sehat,
bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela berkorban,
pemberani, dapat dipercaya, jujur, menempati janji, adil, rendah hati, malu
berbuat salah, pemaaf, berhati lembut, setia, bekerja keras, tekun, ulet/gigih,
teliti, berinisiatif, berpikir positif, disiplin, antisipatif, inisiatif, visioner,
bersahaja, bersemangat, dinamis, hemat/efisien, menghargai waktu,
pengabdian/dedikatif, pengendalian diri, produktif, ramah, cinta keindahan
(estetis, sportif, tabah, terbuka, tertib.
Individu juga memiliki kesadaran untuk berbuat yang terbaik atau unggul,
dan individu juga mampu bertidak sesuai potensi dan kesadarannya
tersebut.Karakter adalah realisasi perkembangan positif sebagai individu
(intelektual, emosional, sosial, etika, dan perilaku).
Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha
melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama,
lingkungan, bangsa dan negara serta dunia internasional pada umumnya
dengan mengoptimalkan potensi (Pengetahuan) dirinya dan disertai dengan
kesadaran, emosi dan motivasinya (perasaannya).

b. Nilai Karakter

Berdasarkan nilai-nilai agama, norma-norma sosial, peraturan/hukum, etika


akademik, dan prinsip-prinsip HAM, telah teridentifikasi butir-butir nilai
yang dikelompokkan menjadi lima nilai utama, yaitu nilai-nilai perilaku
manusia dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,
sesama manusia, dan lingkungan serta kebangsaan.

 Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan

Yaitu religius : pikiran, perkataan dan tindakan seseorang yang diupayakan


selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan/atau ajaran agamanya.
Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri (personal)
Jujur :Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan tindakan, dan
perkerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain.
Bertanggung jawab :Sikap dan perilaku seseorang untu melaksanakan tugas
dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan
Tuhan YME.
Bergaya hidup sehat :Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik
dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk
yang dapat mengganggu kesehatan.
DisiplinTindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
Kerja keras :Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan)
dengan sebaik-baiknya.
Percaya diri :Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhdapat
pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya.
Berjiwa wirausaha :Sikap dan perilaku yang mandiri dan pandai atau
berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun
operasi untuk mengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur
permodalan operasinya.
Berpikir logis, kritis, dan inovatif :Berrpikir dan melakukan sesuatu secara
kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan
termutakhir dari apa yang telah dimiliki.
Mandiri : Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas- tugas.
Ingin tahu : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar.
Cinta ilmu : Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap pengetahuan.
 Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama
- Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
- Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang mengjadi
miliki/hak diri sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban diri
sendiri serta orang lain.
- Patuh pada aturan-aturan social
- Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan
masyarakat dan kepertingan umum.
- Menghargai karya dan prestasi orang lain
- Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui dan
menghormati keberhasilan orang lain.
- Santun
- Sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun
tata perilakunya ke semua orang.
- Demokratis
- Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.

 Nilai karakter dalam hubungannya dengna lingkungan


- Penduli sosial dan lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada
lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusahakan alam yang sudah terjadi dan selalau memberi
bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
- Nilai kebangsaan
Cara berfikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
- Nasionalis
Cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik,
sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya.
- Menghargai keberagaman
Sikap memberikan respek/hormat terhadap berbagai macam hal baik yang
berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku dan agama.
III. Kesimpulan
1. Karakter didapatkan dan dapat dilihat dari refleksi sikap
seseorang dalam kehidupannya, jika ia banyak berbuat kebaikan
maka ia dinilai berkarakter baik, dan sebaliknya orang yang
berbuat jahat dinilai berkarakter buruk. Semua penilaian tersebut
tak lepas dari cara pandang orang lain terhadap sikap-sikap yang
ditunjukan oleh diri orang yang bersangkutan.

2. Korupsi merupakan penyalahgunaan kewenangan oleh pihak


pribadi maupun kelompok.

3. Nilai-nilai anti korupsi meliputi kejujuran, kepedulian,


kemandirian, kedisiplinan, pertanggungjawaban, kerja keras,
kesederhanaan, keberanian, dan keadilan.

4. Dimensi-dimensi Karakter yang Baik


a. Karakter Mulia
b. Nilai Karakter
DAFTAR PUSTAKA

Antcoll. 2017. Makalah Pendidikan Anti Korupsi. [Online],


http://id.scribd.com/doc/183017287/Makalah-Pendidikan-Anti-
Korupsi, diakses 05 September 2019.

Grayesa, Gita. 2016. Konsep Dasar Pendidikan Karakter. [Online],


http://id.scribd.com/doc/299335743/Konsep-dasar-Pendidikan-
Karakter, diakses 05 Septermber 2019.
PENDIDIKAN KARAKTER DAN ANTI KORUPSI
“KONSEP DASAR KARAKTER ANTI KORUPSI DAN DIMENSI-
DIMENSI KARAKTER YANG BAIK”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
MUCHERJI BURHAN A241 17 026
ADISTY ANGGRAENI PUTRI B. GOBEL A241 17 051
ZULKIFLI SYAM A241 17 086
ULFA DWIYANTI A241 17 035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2018

Anda mungkin juga menyukai