Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN MEKANIKA

PERCOBAAN III

HUKUM HOOKE

NAMA : SUPRAPTO

STAMBUK : A241 14 1117

KELAS :A

KELOMPOK : III

ASISTEN : SITI RABIYA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2015

LEMBAR ASISTENSI
PERCOBAAN III

HUKUM HOOKE

NAMA : SUPRAPTO

STAMBUK : A241 14 117

KELOMPOK : III

ASISTEN : SITI RABIYA

No. Hari/Tanggal Koreksi Paraf

PERCOBAAN III
“HUKUM HOOKE”

I. Tujuan

1.Menentukan konstanta pegas

2. Menganalisis grafik hubungan antara gaya (F) dan waktu(t)

3. Menentukan energy dalam (energy yang tersimpan pada pegas )

4. Menetukan energy kinetic pada pascar

II. Alat dan Bahan

1 PAScar System (1.2 meter)

2 Motion Sensor

3. Dynamics Track Spring Set

4 Force Sensor

5. Elastic Bumper

6 Physics String

7 850 Computer Interface

8. PASCO Capstone

9. Pascar 2 buah

10. Pegas 2 buah

11. CPU

III. DASAR TEORI


Jika suatu benda diberikan suatu gaya yang cukup untuk merubah bentuk
benda tersebut maka kondisi benda tersebut dapat menjadi elastis, plastis, ataupun
hancur. Hancur merupakan kondisi kegagalan benda karena sudah melewati titik
patahnya (breaking point). Plastis merupakan kondisi benda yang tidak dapat
kembali lagi menjadi kondisi awalnya jika gaya yang diberikan dihilangkan.
Contoh benda yang bersifat plastis dapat kamu lihat pada plastisin, tanah liat, dan
bahkan permen karet.

Elastis atau Elastisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke


kondisi awalnya ketika gaya yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan.
Contoh benda elastis adalah pegas. Selain bersifat elastis, pegas juga dapat
berubah menjadi bersifat plastis jika ditarik dengan gaya yang besar melewati
batas elastisnya. Jika pegas sudah menjadi plastis kamu pasti tahu bahwa pegas
tersebut sudah rusak.

ΔL atau seterusnya disebut Δx merupakan pertambahan panjang pada


batang besi tersebut. Semakin besar gaya [F] yang diberikan maka pertambahan
panjangnya Δx juga akan semakin besar. Dapat disimpulkan bahwa pertambahan
panjang benda sebanding dengan besarnya gaya tarik.

Dimana :

F : besarnya gaya yang diberikan atau gaya tarik (N)

K: konstanta benda (N/m)

Δx : pertambahan panjang benda (m)

Berdasarkan persamaan diatas, Hukum Hooke dapat dinyatakan :

“Pada daerah elastisitas benda, besarnya pertambahan panjang sebanding dengan


gaya yang bekerja pada benda”
Sifat pegas seperti ini banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya pada neraca pegas dan pada kendaraan bermotor (pegas sebagai peredam
kejut). Dua buah pegas atau lebih yang dirangkaikan dapat diganti dengan sebuah
pegas pengganti.

k merupakan koefisien elastisitas benda ataupun ukuran kelenturan pegas.


Hubungan ini pertama kali diketahui oleh Robert Hooke (1635 – 1703), oleh
karena itu dikenal juga sebagai Hukum Hooke. Hukum Hooke hanya berlaku
hingga batas elastisitas. Batas elastisitas merupakan gaya maksimum yang dapat
diberikan pada benda sebelum benda berubah bentuk secara tetap dan panjang
benda tidak dapat kembali seperti semula (menjadi plastis ataupun hancur).

Semakin besar konstanta pegas (semakin kaku sebuah pegas), semakin


besar gaya yang diperlukan untuk menekan atau meregangkan pegas. Sebaliknya
semakin elastis sebuah pegas (semakin kecil konstanta pegas), semakin kecil gaya
yang diperlukan untuk meregangkan pegas. Untuk meregangkan pegas sejauh x,
kita akan memberikan gaya luar pada pegas, yang besarnya sama dengan F = +kx.
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa x sebanding dengan gaya yang diberikan
pada benda.

Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam bidang
ilmu fisika yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pir atau pegas.
Besarnya gaya Hooke ini secara proporsional akan berbanding lurus dengan jarak
pergerakan pegas dari posisi normalnya.

Salah satu prinsip dasar dari analisa struktur adalah hukum Hooke yang
menyatakan bahwa pada suatu struktur : hubungan tegangan (stress) dan regangan
(strain) adalah proporsional atau hubungan beban (load) dan deformasi
(deformations) adalah proporsional. Struktur yang mengikuti hukum Hooke
dikatakan elastis linier dimana hubungan F dan y berupa garis lurus.

Hukum Hooke ternyata berlaku juga untuk semua benda padat, dari besi
sampai tulang tetapi hanya sampai pada batas-batas tertentu. Pada benda bekerja
gaya berat (berat = gaya gravitasi yang bekerja pada benda), yang besarnya = mg
dan arahnya menuju ke bawah (tegak lurus permukaan bumi). Akibat adanya gaya
berat, batang logam tersebut bertambah panjang sejauh (∆L). Jika besar
pertambahan panjang (∆L) lebih kecil dibandingkan dengan panjang batang
logam, hasil eksperimen membuktikan bahwa pertambahan panjang (∆L)
sebanding dengan gaya berat yang bekerja pada benda.

Kita juga bisa menggantikan gaya berat dengan gaya tarik, seandainya
pada ujung batang logam tersebut tidak digantungkan beban. Besarnya gaya yang
diberikan pada benda memiliki batas-batas tertentu. Jika gaya sangat besar maka
regangan benda sangat besar sehingga akhirnya benda patah.

Jika sebuah benda diberikan gaya maka hukum Hooke hanya berlaku
sepanjang daerah elastis sampai pada titik yang menunjukkan batas hukum
Hooke. Jika benda diberikan gaya hingga melewati batas hukum Hooke dan
mencapai batas elastisitas, maka panjang benda akan kembali seperti semula jika
gaya yang diberikan tidak melewati batas elastisitas.

Tapi hukum Hooke tidak berlaku pada daerah antara batas hukum Hooke
dan batas elastisitas. Jika benda diberikan gaya yang sangat besar hingga melewati
batas elastisitas, maka benda tersebut akan memasuki daerah plastis dan ketika
gaya dihilangkan, panjang benda tidak akan kembali seperti semula, benda
tersebut akan berubah bentuk secara tetap. Jika pertambahan panjang benda
mencapai titik patah, maka benda tersebut akan patah.

Berdasarkan persamaan hukum Hooke di atas, pertambahan panjang (∆L)


suatu benda bergantung pada besarnya gaya yang diberikan (F) dan materi
penyusun dan dimensi benda (dinyatakan dalam konstanta k). Benda yang
dibentuk oleh materi yang berbeda akan memiliki pertambahan panjang yang
berbeda walaupun diberikan gaya yang sama, misalnya tulang dan besi. Demikian
juga, walaupun sebuah benda terbuat dari materi yang sama (besi, misalnya),
tetapi memiliki panjang dan luas penampang yang berbeda maka benda tersebut
akan mengalami pertambahan panjang yang berbeda sekalipun diberikan gaya
yang sama. Jika kita membandingkan batang yang terbuat dari materi yang sama
tetapi memiliki panjang dan luas penampang yang berbeda, ketika diberikan gaya
yang sama, besar pertambahan panjang sebanding dengan panjang benda mula-
mula dan berbanding terbalik dengan luas penampang. Makin panjang suatu
benda, makin besar besar pertambahan panjangnya, sebaliknya semakin tebal
benda, semakin kecil pertambahan panjangnya.

Persamaan ini menyatakan hubungan antara pertambahan panjang (∆L)


dengan gaya (F) dan konstanta (k). Materi penyusun dan dimensi benda
dinyatakan dalam konstanta k. Untuk materi penyusun yang sama, besar
pertambahan panjang (delta L) sebanding dengan panjang benda mula-mula (Lo)
dan berbanding terbalik dengan luas penampang (A).

Selain bergantung pada besar gaya berat beban yang digantungkan,


pertambahan panjang pegas juga bergantung pada kekakuan pegas. Untuk gaya
beban yang sama,pertambahan panjang pegas yang lebih kaku akan lebih kecil
daripada pertambahan panjang pegas yang kekakuannya lebih kecil. Kekakuan
sebuah pegas ditunjukkan dengan suatu nilai karakteristik yang disebut konstanta
gaya pegas atau disngkat konstanta pegas k. Makin besar nilai k makin kaku pegas
itu.(Bagus raharja dkk,Mei 2013,128)

Hukum hooke berlaku hanya pada batas linear karakteristik bahan,daerah


ketika pertambahan panjang pegas sebanding dengan besar gaya yang diterima
pegas. Batas linear sebuah pegas, biasanya dipahami sebagai keadaan ketika besar
gaya yang diberikan akan menyebabkan pegas memanjang hinggga dua kali
panjangnya. Jika hal itu dilakukan pegas akan rusak, daya elastisitasnya akan
berkurang atau bahkan hilang.(Gurumuda.net,7 Des 2013).
IV. Prosedur Kerja

A. Prosedur 1

1. Menyiapkan alat yang akan di gunakan.

2.Merangkai alat seperti pada gambar di bawah ini :

3.Menghubungkan 850 Universal Interface dengan komputer

melalui CPU

4.Membuka aplikasi pasco pada komputer

5.Perlakuan pertama untuk jarak 35 cm

 Menekan tombol force zero pada sensor gaya


 Menarik Pascar sejauh 35 cm, kemudian melepaskannya secara
perlahan-lahan, sambil memulai aplikasi pasco untik hikim
hooke, ketika Pascar mendekati sensos gaya klik tombol stop
pada aplikasi pasko di monitor.
 Mengamati grafik yang di hasilkan dan mengatur tingkat
kehalusan gambar grafik pada aplikasi pasco.
 Menyimpan hasil pengamatan pada komputer dalam bentuk file

6.Perlakuan pertama untuk jarak 55 cm


 Mengulangi langkah prosedur kerja pada perlakuan pertama
untuk jarak 35 cm dengan mengganti jarak 35 cm dengan jarak
50cm

B. Prosedur 2

1.Menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan

2.Merangkai alat seperti pada gambar di bawah ini:

3. Menghubungkan 850 Universal Interface dengan komputer


melalui CPU

4.Membuka aplikasi pasco pada komputer

5.Perlakuan pertama untuk jarak 5 cm

 Menekan tombol force pada sensor gaya


 Menarik sensor gaya sejauh 5 cm,kemudian melepaskannya
secara perlahan-lahan,sambil memulai aplikasi pasco untik
hukum hooke,ketika Pascar kembali ke posisi awal, klik tombol
stop pada aplikasi pasko di monitor.
 Mengamati grafik yang di hasilkan dan mengatur tinggakat
kehalusan gambar grafik pada aplikasi pasko.
 Menyimpan hasil pengamatan pada komputer dalam bentuk file
6.Perlakuan pertama untuk jarak 7 cm

 Mengulangi langkah prosedur kerja pada perlakuan pertama


untuk jarak 5 cm dengan mengganti jarak 5 cm dengan jarak 7
cm.

V. Hasil Pengamatan

A. Prosedur A

 Perlakuan pertama untuk jarak 0.5m

No F(N) x(m)
1. -0.52 0.549
2. 0.99 0.629
 Perlakuan kedua untuk jarak 0.35m

No F(N) x(m)
1. -0.51 0.549
2. -0.41 0.562
B. Prosedur B

 Perlakuan pertama untuk jarak 0.07m

No F(N) x(m)
1. -2.35 0.287
2. -0.92 0.480
 Perlakuan kedua untuk jarak 0.05m

No F(N) x(m)
1. -2.28 0.287
2. -.0.93 0.480

C.Gambar grafik antara fungsi F(N) dan x(m)

A.Prosedur A

 Perlakuan pertama untuk jarak 0.5m


 Perlakuan kedua untuk jarak 0.35m

B. Prosedur B

 Perlakuan pertama untuk jarak 0.07m


 Perlakuan kedua untuk jarak 0.05m

VI. Analisa Data

A.Prosedur A

 Perlakuan pertama untuk jarak 0.5m

No F(N) (m) K(N/m)

1. 1.51 0.08 -18.875

 Perlakuan kedua untuk jarak 0.35m

No F(N) K(N/m)
1. 0.10 0.013 -7.692

B. Prosedur B

 Perlakuan pertama untuk jarak 0.07m

No F(N) K(N/m)
1. 1.43 0.193 -7.409
 Perlakuan kedua untuk jarak 0.05m

No F(N) K(N/m)
1. 1.35 0.193 -6.995

C. Menentukan besarnya nilai konstanta pegas(k)

Prosedur A

 Perlakuan pertama untuk jarak 0.5m


F= -k.

k= - =- = -18.875 N/m

 Perlakuan kedua untuk jarak 0.35m


F= -k.

k= - =- = -7.692 N/m

Prosedur B

 Perlakuan pertama untuk jarak 0.07m


F= -k.

k= - =- = -7.409 N/m
 Perlakuan kedua untuk jarak 0.05m
F= -k.

k= - =- = -6.995 N/m
D. Menentukan energy yang tersimpan pada pegas
Prosedur A
 Perlakuan pertama untuk jarak 0.5m
U=

U = (-18.875) = -0.0604 Joule

 Perlakuan kedua untuk jarak 0.35m

U=

U = (-7.692) = -0.00066 Joule

Prosedur B
o Perlakuan pertama untuk jarak 0.07m

U=

U = (-7.409) = -0.138 Joule

o Perlakuan kedua untuk jarak 0.05m

U=

U = (-6.995) = -0.13028 Joule

E. Menentukan energy kinetic mobil (PASCAR)


Prosedur A
 Perlakuan pertama untuk jarak 0.5m

K=

=U=

= (-18.875) (0.08- 0.52) = 4.153 Joule

 Perlakuan kedua untuk jarak 0.35m

K=

=U=
=

= (-7.692) (0.013- 0.51) = 1.968 Joule

Prosedur B
 Perlakuan pertama untuk jarak 0.07m

K=

=U=

= (-7.409) (0.193- 2.25) = 7.620 Joule

 Perlakuan kedua untuk jarak 0.05m

K=

=U=

= (-6.995) (0.193- 2.28) = 7.299 Joule

VII. Pembahasan

Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam bidang
ilmu fisika yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pir atau pegas.
Besarnya gaya Hooke ini secara proporsional akan berbanding lurus dengan jarak
pergerakan pegas dari posisi normalnya.

Salah satu prinsip dasar dari analisa struktur adalah hukum Hooke yang
menyatakan bahwa pada suatu struktur : hubungan tegangan (stress) dan regangan
(strain) adalah proporsional atau hubungan beban (load) dan deformasi
(deformations) adalah proporsional. Struktur yang mengikuti hukum Hooke
dikatakan elastis linier dimana hubungan F dan y berupa garis lurus.

Pada pecobaan kali ini,kami menggunakan alat pasco yang terhubung


dengan komputer sehingga memudahkan kami pada saat melakukan
praktikum.Adapun alat yang kami pergunakan berhubungan erat dengan teknologi
dan tidak terlepas dari energi listri,yaitu arus AC(PLN).Komponen alat yang kami
gunakan antara lain yaitu : PAScar System (1.2 meter) ,Motion Sensor,Dynamics
Track Spring Set,Force Sensor, Discover Collision Bracket,Discover Collision
Bracket,Elastic Bumper, Physics String,850 Computer Interface, PASCO
Capstone,Pascar.

Komponen alat-alat tersebut mempunyai fungsi masing-masing,misalnya


saja sensor gaya yaitu untuk membaca seberapa besar gaya yang bekerja pada
Pascar(mobil/kereta).Kemudian untuk Pascar sistem 1,2 m berfungsi sebagai
lintasan kereta atau Pascar.Komputer atau monitor berfungsi untuk menampilkan
grafik hubungan antara fungsi gaya dan waktu.Adapun fungsi dari ,850 Universal
Interface yaitu sebagai penghubung dari semua komponen alat ke CPU dan
komputer,atau sebagai penerjemah atau sama hal nya denga sinyal generator pada
percobaan elektronika dasar 1.Motion sensor atau sensos gerak untuk membaca
pergerakan atau jarak yang di tempuh oleh Pascar. Elastic Bumper berfungsi
sebagai pegas yang menghubungkan antara Pascar dan sensor gaya, Physics
String sebagai pembatas gerakan Pascar.

Percobaan yang kami lakukan pada dasarnya adalah untuk mengetahui


hubungan kuantitatif antara gaya yang dikerjakan pada pegas dengan pertambahan
panjangnya. Setiap panjang pegas ketika diberi gaya tarik dengan panjang
awalnya disebut pertambahan panjang. Jika dibuat grafik gaya terhadap perubahan
panjang, maka akan didapat grafik berbentuk garis linear atau garis lurus atau
garis datar yang terlihat dalam grafik tersebut. Hukum Hooke berbunyi : “ Jika
gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas, maka pertambahan panjangnya
akan sebanding dengan gaya tariknya”.
Pada percobaan ini,kami akan mencari nilai dari konstanta pegas(k)

dengan menghubungkan antara fungsi gaya (F) dan perubahan jarak( .Sehingga

di peroleh nilai konstanta pegas(k) pada jarak 35 cm untuk prosedur A yaitu


-18.875 N/m, dan pada jarak 50 cm untuk prosedur A yaitu -7.692 N/m, pada jarak
5 cm untuk prosedur B yaitu -7.409 N/m, dan pada jarak 7 cm untuk prosedur B
yaitu -6.995 N/m.

Adapun nilai U dan K masing-masing pada jarak 0.5m untuk prosedur A


yaitu-0.0604 J dan 4153 J, pada jarak 0.35m untuk prosedur A yaitu -0.00066 J
dan 1968 J, nilai U dan K masing-masing pada jarak 0.07m untuk prosedur B
yaitu -0,138 dan 7620 J, dan pada jarak 0.05m untuk prosedur B -0.13028 J dan
7299 J.

Adapun nilai literature yang kita dapat pada percobaan ini untuk strong

spring nilai literature nya yaitu 6.86N/m dan untuk weak spring nilai literatur nya

yaitu 3.44 N/m.

Setiap percobaan mempunyai tingkat kesalahan dalam pengambilan data

yang berbeda-beda sesuai dengan tingkatan percobaan apa yang diambil.Pada

percobaan ini kami mengalami kesulitan saat menganalisis berapa persentase

kesalahan saat praktikum,hal ini di karenakan dalam analisis data tidak

dipergunakan rumus ralat yang berperan penting untuk menentukan nulai KTPr-

nya.Disini kami hanya menganalisis dan membandingkan antara nilai konstanta

pegas dari perlakuan yang satu dengan perlakuan yang lainnya.


Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan pada saat praktikum

yaitu faktor kesalahan kami sebagai praktikan atau pengaman dalam melakukan

percobaan ini,dan faktor kesalahan alat ukur dalam hal ini alat sensor yang

bekerja pada pascar.Selain itu,semua praktikum yang berhubungan dengan listrik

pasti mempunyai faktor kesalahan yang sama dalam besarnya kuat arus yang

mengalir dan besarnya tegangan listrik AC tersebut.Selain itu faktor kesalahan

juga dapat di sebabkan oleh alat sensor gerak dan sensor gaya yang kurang tepat

dalam membaca pergerakan Pascar.

Pengaruh gaya yang diberikan pada saat pascar di tarik ialah akan

bertambah panjang dan berbanding lurus dengan gaya tarik yang diberikan. Hal

ini disebabkan karena pertambahan pegas sangat bergantung pada karakteristik

pegas tersebut. Pegas yang mudah teregang seperti karet gelang akan mengalami

pertambahan panjang yang besar meskipun gaya yang diberikan kecil.

Karakteristik yang dimiliki masing-masing pegas ini dinyatakan sebagai tetapan

gaya dari pegas tersebut. Pegas yang mudah teregang seperti karet gelang

memiliki tetapan gaya yang kecil.


VII. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

Untuk menentukan konstanta pegas ialah :

Prosedur A

 Perlakuan pertama untuk jarak 0.5m


F= -k.

k= - =- = -18.875 N/m
 Perlakuan kedua untuk jarak 0.35m
F= -k.

k= - =- = -7.692 N/m

Prosedur B

 Perlakuan pertama untuk jarak 0.07m


F= -k.

k= - =- = -7.409 N/m
 Perlakuan kedua untuk jarak 0.05m
F= -k.

k= - =- = -6.995 N/m

Untuk menganalisis hubungan antara gaya (F) dan waktu (t)

A.Prosedur A

 Perlakuan pertama untuk jarak 0.5m

 Perlakuan kedua untuk jarak 0.35m


B. Prosedur B

 Perlakuan pertama untuk jarak 0.07m

 Perlakuan kedua untuk jarak 0.05m



 Untuk menentukan energi yang tersimpan padsa pegas :
Prosedur A
o Perlakuan pertama untuk jarak 0.5m

U=

U = (-18.875) = -0.0604 Joule

o Perlakuan kedua untuk jarak 0.35m

U=

U = (-7.692) = -0.00066 Joule

Prosedur B
o Perlakuan pertama untuk jarak 0.07m

U=

U = (-7.409) = -0.138 Joule

o Perlakuan kedua untuk jarak 0.05m

U=

U = (-6.995) = -0.13028 Joule


Untuk menentukan energi kinetik pada pascar :
Prosedur A
o Perlakuan pertama untuk jarak 0.5m

K=

=U=

= (-18.875) (0.08- 0.52) = 4.153 Joule

o Perlakuan kedua untuk jarak 0.35m

K=

=U=

= (-7.692) (0.013- 0.51) = 1.968 Joule

Prosedur B
o Perlakuan pertama untuk jarak 0.07m

K=

=U=

= (-7.409) (0.193- 2.25) = 7.620 Joule

o Perlakuan kedua untuk jarak 0.05m

K=

=U=

=
= (-6.995) (0.193- 2.28) = 7.299 Joule

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2015. Pengertian Hukum Hooke.

http://www.informasi-pendidikan.com/2015/pengertian-hukum-

hooke.html.(diakses pada tanggal 6 Desember 2015)

Yunday.2014. Laporan Praktikum Fisika Hukum Hooke.

http://yunday-31-jb.blogspot.com/2014/03/laporan-praktikum-fisika-

hukum-hooke.html(diakses pada tanggal 6 Desember 2015)

Anda mungkin juga menyukai