Anda di halaman 1dari 8

2.4 Switching Regulator (A.

Dana Rifkasari_H021211063)
Regulator switching (konverter DC-DC) adalah regulator (catu daya yang
distabilkan). Regulator switching dapat mengubah tegangan input arus searah
(DC) menjadi tegangan arus searah (DC) yang diinginkan. Dalam perangkat
elektronik atau perangkat lain, regulator pensaklaran mengambil peran untuk
mengubah voltase dari baterai atau sumber daya lain menjadi voltase yang
dibutuhkan oleh sistem berikutnya. Seperti yang ditunjukkan ilustrasi di bawah
ini, regulator switching dapat membuat tegangan output (VOUT ) yang lebih tinggi
(step-up, boost), lebih rendah (step-down, buck) atau memiliki polaritas yang
berbeda dari tegangan input (VDI ).

Gambar 2.Ilustrasi Switching egulator

Tingginya efisiensi dari regulator switching ini dipengaruhi oleh efisiensi


kerja dari switching transistor seri. Pada saat transistor switching ‘ON’ maka
semua tegangan input akan dilewatkan filter LC. Pada saat transistor switching
‘OFF’ maka tegangan input tidak akan melewati transistor switching sehingga
tegangan yang masuk ke filter LC adalah nol. Sehingga dengan duty cycle 50%
maka transistor switching akan ‘ON’ atau ‘OFF’ dalam selang waktu yang sama.
Perubahan dari duty cycle ini akan mempengaruhi besarnya tegangan
output teregulasi. Sehingga untuk mengkompensasi penurunan/ kenaikan
tegangan input tidak teregulasi dapat diatur dengan merubah duty cycle dari
transistor switching ini.
Kondisi ‘ON’-‘OFF’ dari transistor switching ini terjadi berulang-ulang sehingga
dengan duty cycle yang tetap akan menghasilkan gelombang kotak yang periodik.

Gambar 2. Dasar prinsip kerja switching regulator

Pada saat switch tertutup maka IL akan mengalir dari Vin ke beban.  
Karena terdapat perbedaan tegangan antara tegangan output dan tegangan input
maka IL akan naik.   Pada saat switch terbuka maka energi yang tersimpan di
dalam induktor akan memaksa agar IL tetap mengalir ke beban, IL akan turun. Arus
rata-rata yang melewati induktor sama dengan arus beban. Karena tegangan Vo
dijaga konstan oleh kapasitor maka Io akan konstant. Ketika IL naik di atas Io
maka kapasitor akan diisi dan pada saat IL turun di bawah Io maka kapasitor akan
discharge. Kondisi ini akan terus berulang sehingga akan menghasilkan suatu
gelombang yang periodik dan operasi kerja regulator dalam kondisi steady state.
Operasi dalam kondisi steady state ini akan menghasilkan :
1. Tegangan rata-rata pada induktor a kan = 0 sampai Vo.
2. Arus DC yang mengalir dari induktor akan sama dengan arus yang mengalir
ke beban. Akan muncul tegangan ripple yang kecil.
3. Tegangan DC pada kapasitor sama dengan tegangan beban dengan tegangan
ripple yang kecil.
Switching regulator, juga dikenal sebagai sumber daya mode sakelar atau
konverter DC-DC, merupakan perangkat elektronik yang sangat penting dalam
dunia elektronika modern. Fungsinya adalah mengubah tegangan listrik dari satu
level menjadi level yang lain dengan efisiensi tinggi. Ini dapat digunakan untuk
mengubah tegangan masukan yang tinggi menjadi tegangan keluaran yang lebih
rendah, atau sebaliknya, tergantung pada kebutuhan aplikasi. Keuntungan utama
dari switching regulator adalah efisiensi tingginya. Dalam perangkat elektronik,
efisiensi menjadi faktor yang sangat penting karena berkontribusi pada daya yang
dihasilkan dan panas yang dihasilkan. Dengan menggunakan teknik sakelar,
switching regulator dapat mencapai efisiensi lebih dari 90%, dibandingkan dengan
regulator linier yang umumnya memiliki efisiensi sekitar 60% hingga 70%.
Efisiensi yang lebih tinggi ini berarti konversi energi yang lebih sedikit terbuang
dalam bentuk panas, sehingga menghasilkan perangkat yang lebih dingin dan
lebih efisien secara energi.
Selain efisiensi tinggi, switching regulator juga menawarkan ukuran yang
lebih kecil dibandingkan dengan regulator linier. Regulator sakelar dirancang
dengan komponen yang lebih kecil dan lebih ringkas, membuatnya cocok untuk
perangkat elektronik dengan keterbatasan ruang. Kemampuan switching regulator
untuk menangani rentang tegangan masukan dan keluaran yang luas juga menjadi
kelebihan penting. Mereka dapat beroperasi dengan baik dalam lingkungan
dengan variasi tegangan masukan yang signifikan atau ketika tegangan keluaran
yang berbeda diperlukan untuk berbagai bagian dari sistem elektronik.
Terdapat beberapa jenis switching regulator, termasuk buck converter,
boost converter, buck-boost converter, dan flyback converter. Setiap jenis
memiliki karakteristik dan kegunaannya sendiri. Buck converter digunakan untuk
menurunkan tegangan masukan menjadi tegangan keluaran yang lebih rendah,
sedangkan boost converter digunakan untuk meningkatkan tegangan masukan
menjadi tegangan keluaran yang lebih tinggi. Buck-boost converter dapat
digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan, tergantung pada
kebutuhan aplikasi. Flyback converter umumnya digunakan dalam sumber daya
terisolasi dan dapat memberikan beberapa keluaran sekaligus.
Dalam operasinya, switching regulator mengendalikan siklus kerja
transistor sakelar untuk mengatur tegangan keluaran. Mereka menggunakan
mekanisme kontrol umpan balik, seperti modulasi lebar pulsa (PWM), untuk
menyesuaikan siklus kerja berdasarkan perbedaan antara tegangan keluaran yang
diinginkan dan tegangan keluaran yang sebenarnya. Ini memungkinkan switching
regulator untuk mempertahankan keluaran yang stabil dan teratur meskipun ada
fluktuasi tegangan masukan atau beban.

2.4.1 Karakteristik Regulator (Muh. Alif Rezky_H021211063)


Berikut ini adalah deskripsi karakteristik regulator switching yang tidak
terisolasi.
1. Efisiensi
Dengan menghidupkan dan mematikan elemen pengalih, pengatur
pengalih  memungkinkan konversi listrik dengan efisiensi tinggi karena memasok
jumlah listrik yang diperlukan hanya saat dibutuhkan.
Regulator linier adalah jenis regulator lain (catu daya yang distabilkan), tetapi
karena menghilangkan surplus sebagai panas dalam proses konversi tegangan
antara V IN dan V OUT , ini hampir tidak seefisien regulator switching.
Cara termudah untuk menjelaskan bagaimana regulator switching dapat secara
efisien mengubah tegangan adalah dengan membandingkannya dengan regulator
linier.
Misalnya, jika tegangan input (VIN ) adalah 5.0V, tegangan output (V OUT )
adalah 2.5V dan arus beban (I OUT ) adalah 0.1A,
Dalam regulator linier
Daya input = Tegangan input × Arus beban
= 5,0V × 0,1A
= 0,5W
Daya output = Tegangan output × Arus beban
= 2,5V × 0,1A
= 0,25W
Karena efisiensi = Daya output ÷ Daya input, efisiensi dari regulator linier adalah
50%.
Regulator switching, bagaimanapun, mengontrol periode ketika tegangan input
disuplai dengan memutar elemen switching ON dan OFF sehingga V OUT
menjadi 2.5V. Periode waktu ini ketika tegangan input disuplai adalah
 V KELUAR/V DI= 2.5V/5.0V 
= 1/2 
Dari sini kita dapat melihat bahwa tegangan disuplai selama setengah
periode. Demikian pula, jika Anda mencoba mendapatkan efisiensi dari daya
input dan output, kami mendapatkan yang berikut:
Daya input = Tegangan output × Arus beban
= 2,5V × 0,1A
= 0,25W
Menghitung efisiensi dari persamaan di atas: Efisiensi = Daya Output ÷
Daya Input, kita memperoleh nilai 100%. Inilah sebabnya mengapa regulator
switching memberikan efisiensi tinggi.

2. Kebisingan
Operasi ON/OFF elemen switching dalam regulator switching menyebabkan
perubahan tegangan dan arus secara tiba-tiba, dan komponen parasit yang
menghasilkan dering, yang kesemuanya menimbulkan derau pada tegangan
keluaran. Berikut tabel
Berikut karakteristik Switching Regulator:
1. Efisiensi Tinggi: Switching regulator dirancang untuk mencapai efisiensi yang
tinggi dalam mengkonversi energi listrik. Dibandingkan dengan regulator
linier tradisional, switching regulator dapat mencapai efisiensi lebih dari 90%.
Efisiensi yang tinggi ini menghasilkan lebih sedikit dissipasi panas dan
memungkinkan perangkat elektronik menjadi lebih efisien secara energi.
2. Ukuran Kompak: Switching regulator memiliki desain yang lebih kompak
dibandingkan dengan regulator linier karena mereka menggunakan komponen
yang lebih kecil, seperti induktor dan kapasitor, serta teknik sakelar yang
efisien. Ini membuatnya cocok untuk aplikasi di mana keterbatasan ruang
adalah faktor penting, seperti perangkat portabel atau perangkat dengan form
factor yang kecil.
3. Rentang Tegangan Masukan dan Keluaran yang Luas: Switching regulator
dapat menangani rentang tegangan masukan dan keluaran yang luas. Ini
berarti mereka dapat beroperasi dengan baik dalam situasi di mana variasi
tegangan masukan yang signifikan terjadi atau saat diperlukan tegangan
keluaran yang berbeda untuk berbagai bagian dari sistem elektronik.
4. Stabilitas dan Regulasi Tegangan yang Baik: Switching regulator menawarkan
regulasi tegangan yang baik dan stabil. Dengan menggunakan mekanisme
kontrol umpan balik, seperti modulasi lebar pulsa (PWM), mereka dapat
mempertahankan tegangan keluaran yang stabil meskipun ada fluktuasi
tegangan masukan atau perubahan dalam beban.
5. Perlindungan Terhadap Lonjakan dan Perlindungan Arus Berlebih: Sebagian
besar switching regulator dilengkapi dengan fitur perlindungan terhadap
lonjakan tegangan masukan yang tidak diinginkan dan perlindungan arus
berlebih. Fitur ini membantu melindungi komponen elektronik sensitif dari
kerusakan akibat gangguan tegangan atau beban yang tidak stabil.
6. Frekuensi Kerja Tinggi: Switching regulator biasanya bekerja pada frekuensi
tinggi, biasanya dalam rentang puluhan kilohertz hingga beberapa megahertz.
Tingginya frekuensi kerja ini memungkinkan perangkat untuk menghasilkan
tegangan keluaran yang stabil dan meningkatkan efisiensi konversi energi.
7. Kompatibilitas dengan Berbagai Topologi: Switching regulator dapat
diimplementasikan dalam berbagai topologi, seperti buck converter, boost
converter, buck-boost converter, flyback converter, dan sebagainya. Ini
memberikan fleksibilitas dalam memilih desain yang sesuai dengan kebutuhan
aplikasi spesifik.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia teknologi dan elektronika, penguat arus, konverter DC ke
DC, dan switching regulator merupakan topik yang sangat relevan dan penting.
Mereka memiliki peran yang signifikan dalam rangkaian elektronik dan sistem
daya modern. Penguat arus, konverter DC ke DC, dan switching regulator
memberikan solusi yang efisien dan efektif dalam mengatur, mengubah, dan
mengontrol arus listrik untuk berbagai aplikasi.
Pertama-tama, penguat arus adalah komponen kritis dalam sistem
elektronik yang bertujuan untuk meningkatkan arus listrik. Dalam banyak
aplikasi, seperti audio, komunikasi, dan sistem tenaga, sering kali diperlukan
penguatan arus untuk menguatkan sinyal listrik atau memberikan daya yang
cukup kepada beban. Penguat arus memiliki kemampuan untuk menguatkan
sinyal ke tingkat yang lebih besar, menjaga stabilitas dan kualitas sinyal, serta
memberikan daya yang cukup untuk menggerakkan beban yang membutuhkan
arus yang tinggi. Penguat arus yang baik dan efisien sangat penting dalam
mencapai kinerja yang optimal dan menghindari distorsi atau kehilangan sinyal.
Sementara itu, konverter DC ke DC menjadi semakin penting dalam era
elektronik yang maju. Konverter DC ke DC adalah perangkat yang mengubah
tegangan atau arus listrik DC dari satu tingkat ke tingkat yang lain. Dalam banyak
aplikasi, tegangan atau arus listrik yang diberikan oleh sumber masukan tidak
sesuai dengan kebutuhan beban atau system. Selanjutnya, switching regulator
adalah salah satu bentuk konverter DC ke DC yang sangat penting. Switching
regulator menggunakan prinsip switching untuk mengatur tegangan atau arus
listrik dengan cara yang efisien. Melalui siklus kerja yang cepat, switching
regulator dapat mengubah energi listrik dari sumber masukan menjadi tingkat
yang diinginkan dengan efisiensi yang tinggi. respons yang cepat terhadap
perubahan beban, dan efisiensi energi yang tinggi. Switching regulator digunakan
secara luas dalam berbagai aplikasi daya listrik, termasuk peralatan elektronik,
sistem komunikasi, industri, dan sistem kendaraan listrik.

Anda mungkin juga menyukai