Anda di halaman 1dari 8

REGULATOR LINIER

Guna memenuhi tugas mata kuliah elektronika analog

Disusun oleh :
Riris Fita A 5301412051
Sutrisno 5301412052
Andreas F. D 53014120

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Regulator tegangan adalah rangkaian untuk mempertahankan agar tegangan searah pada
keluaran tidak berubah, berapapun beban yang dihubungkan kepadanya. Itu idealnya, namun
pada prakteknya ada batasan arus maksimal yang bisa dialirkan ke beban. Ada dua jenis regulator
tegangan, switching dan linier. Regulator switching, tegangan keluarannya bisa lebih besar dari
tegangan masukan atau kebalikannya (positif menjadi negatif atau sebaliknya). Sedangkan
regulator linier, tegangan keluaran selalu lebih kecil daripada tegangan masukan.
Pada kesempatan kali ini kelompok kami akan menjelaskan tentang “REGULATOR
LINIER”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, permasalahan yang hendak diuraikan adalah:
1. Apa itu regulator linier?
2. Bagaimana bentuk rangkaian regulator linier?
3. Bagaimana prinsip kerja regulator linier?
4. Apa kelebihan dan kekurangan regulator linier?
5. Bagaimana penggunaan regulator linier dalam kehidupan?

C. Tujuan
Tujuan penyusunan makal ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengertian regulator linier.
2. Memahami bentuk rangkaian regulator linier.
3. Prinsip kerja regulator linier.
4. Kelebihan dan kekurangan regulator linier.
5. Penerapan regulator linier dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Regulator Linier
Perkembangan teknologi penyediaan tenaga DC tidak hanya berkisar pada kemampuan
untuk mengurangi atau menambah kapasitas daya serta menurunkan dimensi fisik, tetapi juga
pada cara pengolahan daya itu sendiri. Pada mulanya metoda yang digunakan dikenal dengan
nama tipe linier (linear mode). Pada sistim pengubahan AC ke DC, tipe linier bercirikan
penggunaan kombinasi transformer 50/60Hz yang kemudian dilanjutkan dengan proses
penyearah (rectifier), penyaring (filter), dan akhirnya pengatur linier (linear regulator). Oleh
karena pengolahan frekuensi 50/60Hz inilah maka tipe linier cenderung menghasilkan alat
penyedia daya DC yang relatif besar ukurannya, karena komponen yang dipakai untuk mengolah
50/60 Hz tersebut seperti transformer maupun kapasitornya akan berukuran besar pula.

Dua jenis rangkaian tipe linier

Dalam elektronik , sebuah regulator linear adalah sistem yang digunakan untuk menjaga
tegangan yang stabil . Hambatan dari regulator bervariasi sesuai dengan beban menghasilkan
tegangan output konstan . Perangkat mengatur dibuat untuk bertindak seperti sebuah resistor
variabel, menyesuaikan jaringan pembagi tegangan untuk mempertahankan tegangan output
konstan, dan menghilang perbedaan antara input dan tegangan diatur sebagai limbah panas .
Sebaliknya, switching regulator menggunakan perangkat aktif yang switch on dan off untuk
mempertahankan nilai rata-rata output. Karena diatur tegangan regulator linear harus selalu lebih
rendah dari tegangan input, efisiensi terbatas dan tegangan input harus cukup tinggi untuk selalu
memungkinkan perangkat aktif untuk menjatuhkan beberapa tegangan .

Beberapa fungsi regulator linier DC adalah sebagai berikut:

 Pengubahan Tegangan atau Voltase, berfungsi untuk mengubah tegangan listrik yang
tersedia dari jaringan distribusi transmisi listrik ke level yang diinginkan
 Penyearah, sebagai pengubah arah tegangan atau voltase dari AC ke DC
 Filter atau penyaring, bertugas sebagai pembersih gelombang keluaran dari riak
(ripple) yang berasal dari proses penyearahan
 Pengaturan (regulation), bertujuan untuk mengendalikan tegangan keluaran sehingga
menjadi stabil walaupun terjadi variasi atau perubahan pada suhu, beban, maupun tegangan
masukan dari jaringan transmisi listrik

Regulator linier ada dua macam yaitu jenis series dan shunt. Regulator series, pengatur arus
ke beban diseri dengan bebannya, kalau jenis shunt pengatur arus ke beban diparalel dengan
bebannya. Idealnya, jika tidak ada beban yang tersambung pada regultor series, maka arus yang
mengalir pada pengatur arus adalah nol. Sedangkan pada regulator shunt, jika tidak ada beban
yang tersambung, arus yang mengalir ke pengatur arus adalah arus maksimal yang mungkin
dialirkan ke bebannya.
Contoh sederhana regulator shunt adalah pada gambar di bawah ini.

Arus maksimal yang mungkin ditarik oleh beban adalah arus dioda zener yaitu 18,55mA
pada contoh di atas. Namun pada prakteknya arus maksimal ini sedikit lebih rendah karena dioda
zener perlu ada arus agar dia bisa mempertahankan tegangan terbalik (reverse)-nya. Dalam hal
ini pengatur arus beban adalah dioda zener. Ketika diberi beban, maka arus dioda zener
berkurang karena sebagian mengalir ke beban.

Arus maksimal yang bisa ditangani dioda zener terbatas, tergantung besar disipasi dayanya.
Dioda zener ada memiliki disipasi daya maksimal 500mW, 1W, 2W, dan sebagainya. Jika ini
tidak mencukupi maka bisa ditambah transistor seperti gambar di bawah ini.
Contoh regulator series sederhana ada di bawah ini.

Pengatur arus Q1 diseri dengan beban. Dioda zener berfungsi sebagai pemberi tegangan
tetap. Arus pada dioda zener tidak banyak terpengaruh oleh besarnya beban R2 dari tak terhingga
sampai 50 Ohm.

Masing-masing jenis regulator memiliki kelebihan dan kekurangannya. Regulator series


sering dipakai pada regulator yang tegangannya cukup tinggi dan arus beban yang besarnya
berubah-ubah secara dinamis. Ini akan mengakibatkan pengatur arus mengeluarkan disipasi daya
rata-rata relatif kecil. Sebaliknya dengan regulator shunt yang dipakai pada tegangan yang cukup
rendah dan arus beban yang relatif stabil. Keunggulan lain dari regulator shunt adalah
impedansinya yang cukup rendah sampai frekuensi tinggi sehingga noise-nya lebih rendah dalam
jangkauan frekuensi yang lebar. Karakter ini yang diinginkan dalam membuat regulator untuk
rangkaian audio yang mengolah sinyal kecil seperti pre-amp, tone control, equalizer, filter, dan
sebagainya. Namun tidak berarti regulator series tidak bisa memiliki performa yang sama seperti
regulator shunt. Hanya untuk memiliki impedansi yang rendah sampai pada frekuensi tinggi,
umumnya rangkaian regulator series jauh lebih rumit daripada regulator shunt.

B. Rangkaian Regulator Linier

Regulator tegangan linier terdiri atas jaringan pembangkit tegangan acuan, jaringan
pengendali dan komponen elektronika daya. Pembangkit tegangan acuan menyediakan tegangan
acuan yang tidak terpengaruh perubahan tegangan masukan dan tidak terpengaruh pada
perubahan suhu. Bagian kendali membentuk pola ikal tertutup yang terdiri dari jaringan umpan
balik, penguat selisih, dan penguat kesalahan. Komponen elektronika daya berupa transistor
bipolar atau FET melewatkan daya secara seri sehingga sering disebut sebagai komponen
pelewat seri. Prinsip kerja regulator linier diperlihatkan pada gambar berikut:
Keluaran bagian kendali mengemudikan konduktifitas komponen elektronika daya. Bila
tegangan keluaran kurang dari yang diharapkan, pengendali akan meningkatkan konduktivitas
komponen elektronika daya sehingga tegangan keluaran naik. Sebaliknya jika tegangan keluaran
terlalu tinggi pengendali akan mengurangi konduktifitas komponen daya sehingga tegangan
keluaran turun.
C. Prinsip Kerja Regulator Linier

REGULATOR LINIER SERI

Diagram blok pengatur tegangan seri

Resistor pembagi tegangan dibentuk oleh R2 dan R3 yang bertindak sebagai sensor bila
terjadi perubahan tegangan keluaran. Jika tegangan keluaran turun yang disebabkan oleh
penurunan tegangan masukan VIN atau bertambahnya arus beban IL, maka tegangan pada
masukan inverting (-) dari Op-Amp (sebagai error detector) juga akan turun yang disebabkan
oleh penurunan tegangan pada resistor pembagi tegangan. Diode zener yang digunakan sebagai
masukan pada masukan Non-inverting (+) dari Op-Amp, juga bertindak sebagai tegangan acuan
atau VREF, yang nilainya tetap. Selisih tegangan yang ada pada kedua masukan Op-Amp akan
diperkuat, sehingga keluaran Op-Amp pun akan bertambah, demikian pula tegangan pada Basis
dari transistor Q1, akibatnya tegangan pada Emittor Q1 atau VOUT juga naik sampai tegangan
pada masukan inverting (-) sama dengan tegangan VREF. Tindakan ini akan menghindari
penurunan tegangan pada keluaran dan mejaga tetap kontan. Transistor Q1 adalah power
transistor yang diberi penyerap panas (heatsink) karena transistor ini harus melalukan semua arus
yang mengalir ke beban.
Rangkaian dasar pengatur tegangan seri

DASAR PENGATUR TEGANGAN PARALEL

Pengatur tegangan parallel menempatkan transistor, sebagai elemen kontrol, parallel


terhadap beban. Gambaran sederhana dari pengatur tegangan parallel ditunjukkan pada gambar
blok diagram berikut ini.

Diagram blok pengatur tegangan paralel


Rangkaian dasar pengatur tegangan parallel ditunjukkan pada gambar 8. Operasi rangkaian
ini mirip dengan pengatur tegangan seri. Ketika tegangan keluaran turun yang dapat disebabkan
oleh perubahan tegangan VINatau arus beban. Penurunan ini disensor oleh R3 dan R4 dan
dikirim ke masukan Non-inverting (+) dari Op-Amp. Selisih tegangan ini akan mengurangi
tegangan keluaran Op-Amp, akibatnya mengurangi dorongan ke transistor Q1, sehingga arus
kolektor akan berkurang dan secara efektif menaikkan nilai resistansi kolektor-
emitor rCE . rCE yang bertindak sebagai pembagi tegangan bersama R1 .Dengan tindakan ini
VOUT akan dipertahankan tetap konstan. Hal yang sama jika tegangan keluaran naik.

D. Kelebihan dan Kekurangan Regulator Linier

Spesifikasi Tipe Linier Tipe Switching


Pengaturan Beban (Load regulation) 0.02-0.01% 0.1-1.0%
Variasi Gelombang Keluaran (Output Ripple) 0.5-2 mV rms 25-100 mV p-p
Variasi Voltase masukan (Input Voltage Range) +/- 10% +/- 50%
Efisiensi 40-55% 60-80%
Densitas Daya (Power Density) 0.5 W/in^3 2.3 W/in^3
Waktu Peralihan (Transient Recovery) 50 usec 300 usec
Dari segi efisiensi, tipe linier tidak begitu baik, karena pada prosesnya hasil keluaran
penyearah diturunkan tegangannya melalui pengatur linier (linear regulator), dan selisih antara
tegangan yang masuk dan tegangan yang dihasilkan dibuang dalam bentuk panas. Akibat
penyerapan panas (pembuangan energi) yang besar dalam proses tipe linier tersebut sehingga
efisiensinya pun menjadi kecil.
Kelebihan jenis ini adalah Regulasi lebih baik dibanding tipe switching.

E. Penerapan Regulator Linier dalam kehidupan


Catu daya tergulasi secara linear/linear regulated power supply
Catu daya/power supply jenis ini menghasilkan tegangan AC/DC teregulasi. Tegangan yang
dihasilkan oleh power supply yang tak teregulasi akan bervariasi/fluktuatif tergantung pada
variasi tegangan input AC (PLN). Untuk aplikasi elektronik penting sekali adanya
sebuah regulator linear yang dapat digunakan untuk mengatur tegangan ke nilai yang tepat/ideal,
stabil terhadap fluktuasi tegangan input dan beban. Regulator ini juga sangat mengurangi
riple/riak pada output arus searah/DC. Regulator linier ini saat ini, dapat melindungi catu
daya/power supply dan rangkaian dari arus yang berlebih
Sirkuit terpadu seri 78xx (kadang-kadang dikenal sebagai LM78xx)

12V linear regulator for Transceiver Radio

BAB III

SIMPULAN

A. Simpulan
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Regulator linier merupakan penyearah yang tegangan keluaran selalu lebih kecil daripada
tegangan masukan.
2. Regulator linier berupa seri dan paralel.

Spesifikasi Tipe Linier Tipe Switching


Pengaturan Beban (Load regulation) 0.02-0.01% 0.1-1.0%
Variasi Gelombang Keluaran (Output Ripple) 0.5-2 mV rms 25-100 mV p-p
Variasi Voltase masukan (Input Voltage Range) +/- 10% +/- 50%
Efisiensi 40-55% 60-80%
Densitas Daya (Power Density) 0.5 W/in^3 2.3 W/in^3
Waktu Peralihan (Transient Recovery) 50 usec 300 usec
3. Dari tabel di atas dapat diambil data kekurangan dan kelebihan regulator linier.

Anda mungkin juga menyukai