Anda di halaman 1dari 7

Gambar Rangkaian Dimmer Lampu Sederhana

Rangkaian dimmer lampu pijar ini berfungsi untuk mengatur tingkat intensitas
cahaya penerangan lampu pijar. Rangkaian ini bisa diatur mulai dari yang redup hingga
ke remang-remang sampai ke nyala lampu yang terang. Dan juga bisa membuat
rangkaian dimmer pengatur nyala lampu dengan pola sederhana. Di dalam rangkaian
dimmer ini, terdapat 3 komponen penting guna mengatur kerja dimmer ini. Komponen
TRIAC berfungsi untuk mengatur besaran tegangan AC yang masuk ke perangkat
lampu ini. Sementara komponen DIAC dan VR berfungsi untuk mengatur bias TRIAC
guna menentukan titik on dan off pada komponen TRIAC ini. Daya output rangkaian
dimmer ini dapat digunalan untuk mengendalikan intensitas cahaya lampu pijar dengan
daya 5 Watt. Pada rangkaian ini potensiometer berfungsi sebagai sensor mekanis
pengatur besar kecilnya lampu atau transduser pasif yang perlu mendapatkan daya dari
luar.
Rangkaian dimmer ini hanya cocok untuk di pakai untuk lampu pijar saja. Jika
digunakan untuk lampu neon atau TL, dan juga lampu hemat energi, rangkaian ini tidak
bisa bekerja sempurna. Bahkan rangkaian dimmer akan mengalami kerusakan pada
rangkaian dimmer tersebut. Rangkaian dimmer lampu pijar pada gambar diatas dapat
digunakan untuk jaringan listrik PLN 220VAC.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

KOMPONEN RANGKAIAN DIMMER LAMPU


Beberapa komponen yang dipakai dalam rangkaian dimmer lampu adalah sebagai
berikut :
Potensiometer 220K
TRIAC BT138
DIAC BR100
Resistor 1K
Kapasitor 100nF/500V
Lampu Pijar
Steker
Potensiometer adalah resistor tiga terminal dengan sambungan geser yang
membentuk pembagi tegangan dapat disetel. Jika hanya dua terminal yang digunakan
(salah satu terminal tetap dan terminal geser), potensiometer berperan sebagai resistor
variabel atau Rheostat. Potensiometer yang dioperasikan oleh suatu mekanisme dapat
digunakan sebagai transduser, misalnya sebagai sensor pada dimmer lampu.
TRIAC atau Triode for Alternating Current (Trioda untuk arus bolak-balik) adalah
sebuah komponen elektronik yang kira-kira ekivalen dengan dua SCR yang
disambungkan antiparalel dan kaki gerbangnya disambungkan bersama. Nama lain
TRIAC adalah Bidirectional Triode Thyristor. Ini menunjukkan saklar dua arah yang
dapat mengalirkan arus listrik ke kedua arah ketika dipicu (dihidupkan). Ini dapat dipicu
baik dengan tegangan positif atau pun negatif pada elektrode gerbang. Sekali dipicu,
komponen ini akan terus menghantarkan sampai arus yang mengalir lebih rendah dari
arus genggamnya, misal pada akhir paruh siklus dari arus bolak-balik. Hal tersebut
membuat TRIAC sangat cocok untuk mengendalikan tegangan AC, memungkinkan
pengendalian arus yang sangat tinggi dengan arus kendali yang sangat rendah.

C. PRINSIP KERJA DIMMER LAMPU


Rangkaian lampu dimmer pada gambar rangkaian diatas dibangun dengan TRIAC
tipe BT138 yang dikontrol menggunakan DIAC tipe BR100 dan potensiometer P1
220KOhm. Intensitas nyala lampu pada rangkaian lampu dimmer dengan TRIAC ini
dikontrol dengan cara mengatur arus yang diberikan ke bola lampu melalui TRIAC.
Secara teknis pengontrolan intensitas cahaya lampu dilakukan dengan mengatur tuas
potensiometer P1 220 KOhm. Arus output pada lampu dikendalikan oleh tegangan gate
TRIAC TR1 melalui DIAC BR100 dari output pembagi tegangan potensiometer P1.
Semikin tinggi tegangan yang diberikan ke gate TRIAC TR1 maka arus yang diberikan
ke beban akan semakin besar. Untuk beban lampu yang besar TRIAC TR1 BT138
membutuhkan pendingin (heat sink) kecil untuk meredam panas yang timbul karena
kerja TRIAC. Rangkaian lampu dimmer dengan TRIAC ini sangat sederhana dan dapat
dibuat dengan mudah menggunakan PCB lubang ataupun tanpa menggunakan PCB.
Pada rangkaian ini menggunakan DIAC type 153X pengganti dari DIAC BR100.
Apabila menggunakan DIAC type 153X yang terjadi adalah arus yang masuk ke TRIAC
terlalu besar sehingga perbedaan terang dan redup tidak terlalu signifikan, sedangkan
apabila menggunakan DIAC type BR100 yang terjadi adalah arus yang masuk ke
TRIAC tidak terlalu besar sehingga nyala terang, redup dan mati sangat terlihat jelas.
Pada prinsipnya rangakaian dimmer ini mengatur tegangan yang diberikan untuk
menyalakan lampu pijar menggunakan TRIAC sebagai komponen utama. Semakin
besar tegangan gate TRIAC maka semakin kuat intensitas cahaya yang dihasilkan.
Pengaturan tegangan bias TRIAC dikendalikan oleh potensiometer.
Rangkaian lampu dimmer dengan TRIAC ini bekerja dengan sumber tegangan AC
220 Volt yang berbahaya. Jangan menyentuh jalur rangkaan lampu dimmer pada saat
rangkaian beroperasi. rangkaian dimmer 1000 watt, dimmer lampu 1000 watt, rangkaian
dimmer arus dc, rangkaian triac, rangkaian dimmer ac, skema driver lampu led, prinsip
kerja dimmer, prinsip kerja lampu dimmer, cara merakit dimmer, skema rangkaian
lampu dimmer.

Deskripsi
Rangkaian Dimmer adalah rangkaian pengatur nyala lampu. Dengan rangkaian dimmer, nyala lampu bisa diatur dari yang
paling gelap (mati), remang-remang sampai yang paling terang.

Fungsi Rangkaian
Komponen utama rangkaian dimmer adalah TRIAC, DIAC dan Variabel Resistor. TRIAC sebagai komponen utama berfungsi
mengatur tegangan AC yang masuk ke lampu. DIAC dan VR berfungsi mengatur bias TRIAC yang menentukan titik kerja on-off
dari TRIAC.
Komponen
TRIAC yang dipakai bisa semua type dengan kapasitas daya (watt) yang sesuai dengan beban lampu, sebagai contoh type
AC03F dan AC05F. DIAC bisa diganti dengan lampu neon kecil (indikator pada setrika). Yang perlu diperhatikan disini adalah

tegangan kerja kapasitor, harus minimal 250V. Jadi bisa diganti dengan kapasitor yang mempunyai batas tegangan yang lebih
tinggi. Untuk semua resistor harus menggunakan jenis resistor dengan daya minimal 0.5 watt.
Aplikasi
Rangkaian dimmer hanya bisa dipakai pada jenis lampu pijar/lampu konvensional. Rangkaian dimmer tidak bisa dipakai pada
lampu neon/lampu hemat energi (nyala putih) karena akan menyebabkan kerusakan pada rangkaian dalam lampu.

DIMMER
Rangkaian dimmer lampu pijar ini berfungsi untuk mengatur tingkat intensitas cahaya penerangan lampu
pijar. Rangkaian dimmer ini cukup sederhana dan menggunakan komponen utama berupa TRIAC dan
DIAC, daya output rangkaian dimmer ini dapat digunalan untuk mengendalikan intensitas cahaya lampu
pijar dengan daya 5 Watt.
Rangkaian dimmer lampu pijar pada gambar diatas dapat digunakan untuk jaringan listrik PLN 220VAC.
Untuk mengatur terang rdupnya intensitas pancaran cahaya lampu pijar dapat dilakukan dengan mengatur
tuas potensiometer P1 100 KOhm pada rangkaian dimmer lampu pijar diatas. Pada prinsipnya rangakaian
dimmer ini mengatur tegangan yang diberikan untuk menyalakan lampu pijar menggunakan TRIAC
sebagai komponen utama. Semakin besar tegangan gate TRIAC maka semakin kuat intensitas cahaya
yang dihasilkan. Pengaturan tegangan bias TRIAC dikendalikan oleh potensiometer P1 100 KOHm
kemudian diberikan ke DIAC Di1 tipe DB3 untuk memberikan tegangan bias pada pin gate TRIAC Tri 1.
Rangkaiandimmer lampu pijar diatas cukup sederhan dan dapat dibuat pada PCB yang kecil ataupun
dirakit secara langsung tanpa PCB. TRIAC Tri 1 perlu dilengkapi dengan pendingin (heat sink) untuk
menyerap panas yang dihasilkan pada saat rangkaain dimmer lampu PIJAR ini bekerja.
Nah berikut ini merupakan rangkaian dari Dimmer :

Komponen yang diperlukan untuk merangkai Dimmer Lampu yaitu :


1.1 Triac BT136

TRIAC atau Triode for Alternating Current (Trioda untuk arus bolak-balik) adalah sebuah komponen
elektronik yang kira-kira ekivalen dengan dua SCR yang disambungkan antiparalel dan kaki gerbangnya
disambungkan bersama. Nama lain TRIAC adalah Bidirectional Triode Thyristor. Ini menunjukkan saklar
dua arah yang dapat mengalirkan arus listrik ke kedua arah ketika dipicu (dihidupkan). Ini dapat dipicu
baik dengan tegangan positif atau pun negatif pada elektrode gerbang. Sekali dipicu, komponen ini akan

terus menghantarkan sampai arus yang mengalir lebih rendah dari arus genggamnya, misal pada akhir
paruh siklus dari arus bolak-balik. Hal tersebut membuat TRIAC sangat cocok untuk mengendalikan
tegangan AC, memungkinkan pengendalian arus yang sangat tinggi dengan arus kendali yang sangat
rendah.
1.2 OPTOCOPLER

Optocoupler dibentuk dari penggabungan sebuah sumber cahaya dengan fototransistor. Dioda cahaya
sebagai sumber cahaya dipasang langsung dengan sumber tegangan. Keluaran dari sumber cahaya akan
berbanding lurus dengan tegangan masukan pada dioda cahaya. Optocoupler atau optoisolator
merupakan paket elektronik murni, jalur cahaya didalamnya yakni infra merah tertutup dalam sebuah
paket. Ini menyebabkan transfer energi listrik dalam satu arah, dari infra merah ke fotodetektor, sambil
mempertahankan isolasi listrik. Fungsi optocoupler pada umumnya selain sebagai sensor (dengan
kemasan tertentu) digunakan pula pada rangkaian listrik sebagai isolasi dari rangkaian kendali dan
rangkaian tegangan tinggi (daya).
1.3 RESISTOR
Resitor adalah komponen elektronik dua kutub yang befungsi untuk menahan arus listrik, nilai tegangan
terhadap resistansi berbanding terbalik dengan arus yang mengalir, berdasarkan hukum Ohm. Resistor
merupakan komponen pasif.

1.4 KAPASITOR
Kapasitor juga disebut sebagai kondensator adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam
medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator
memiliki satuan yang disebut Farad dari nama Michael Faraday. Kondensator juga dikenal sebagai
"kapasitor", namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Kondensator bipolar mempunyai dua
kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.
Sedangkan jenis yang satunya lagi disebut nonpolar tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada
kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau
kancing baju.

1.5 KIPROK
Kiprok dalam rangkaian ini berfungsi menggantikan dioda bridge yaitu untuk regulator tegangan agar tetap
stabil 12 Volt. Kiprok ang digunakan mempunyai kekuatan 2 Ampere karena trafo yang digunakan
berkekuatan 1 ampere sehingga agar rangkaian aman, penyusun menggunakan kiprok yang berkekuatan
2 ampere. Untuk membuat penyearah pada power supply, di pasaran banyak terjual dioda bridge. Dioda
ini adalah dioda silicon yang dirangkai menjadi suatu bridge dan dikemas menjadi satu kesatuan
komponen. Di pasaran terjual berbagai bentuk dioda bridge dengan berbagai macam kapasitasnya.
Ukuran dioda bridge yang utama adalah voltage dan ampere maksimumnya.

1.6 IC TIMER 555


Apabila supply diberikan, Vcc=0 Volt. Kaki 2 memberi trigger dari tegangan yang tinggi (Vcc) menuju 1/3
Vcc(<1/3 Vcc), kaki 3(output) akan high dan pada saat tersebut kaki 7 mempunyai nilai hambatan yang
besar terhadap Ground atau kaki 7 akan High Impedance. C1 diisi melalui Vcc R1 R2 C1, Setelah
0,7 (R1+R2) C1 detik, maka tegangan C1=2/3 Vcc. Sehingga kaki 3(ouput) akan Low, pada saat tersebut,
kaki 7 akan mempunyai nilai hambatan yang rendah sekali terhadap Ground atau pin 7 akan Low
Impedance. C1 membuang muatan, setelah 0,7(R2) C1 detik, maka Teg C1=1/3 Vcc. Trigger terjadi lagi
sehingga output akan High. Pin 7 akan high Impedance dan C1 diisi kembali.

Cara Kerja Dimmer


1. Tegangan ac masuk ke travo. Output travo sebesar 220V.
2. Tegangan masuk ke dioda bridge. Dioda bridge dengan kapasitor 1000F 16V. Menggunakan C
1000F karena semakin besar nilai faradnya maka gelombang DC semakin halus. Untuk ukuran tegangan
kapasitor yang dipakai, memakai 16V karena tegangan output dari trafo sebesar 12V, jadi nilai tegangan
kapasitor harus lebih besar dari tegangan output untuk mengantisipasi Rangkaian ini juga untuk menyuplai
rangkaian counter pembangkit pulsa dengan IC 555 + MOC . agar tegangan DC yang keluar tetap
konstan
3. Dioda Bridge tanpa C (langsung ke rangkaian) atau langsung ke LM339. LM339 sebagai pembanding
dan bekerja sebagai pengaman tegangan sinus
4. Keluaran output kaki 3 pada IC 555 mengandung pulsa terlalu tinggi dan dikecilkan dengan resistor 1K
agar keluaran pulsa menjadi rendah. Lalu dikuatkan dengan transistor TIP41C dan dimasukkan ke kaki
emitor.

Anda mungkin juga menyukai