Anda di halaman 1dari 41

AC VOLTAGE

CONTROLLER
BY : RISMAYA (22)
RIZKI DARMAWAN (24)
WILDAN MUHOLAD (26)

Kelas: 3E Kelompok : 9
Pengertian
jika sebuah saklar thyristor terhubung antara
tegangan sumber bolak-balik (alternating
current - ac) dan beban, daya yang mengalir
dapat dikendalikan dengan mengatur nilai rms
tegangan ac yang diberikan ke beban, dan tipe
rangkaian daya ini disebut sebagai pengaturan
tegangan ac (ac voltage controller).
Klasifikasi Pengendali Tegangan
AC
 Pengaturan satu fasa
 Pengatur setengah gelombang (unidirectional)
 Pengatur Gelombang penuh (bidirectional)
 Pengaturan tiga fasa
 Pengatur setengah gelombang (unidirectional)
 Pengatur Gelombang penuh (bidirectional)
Dua tipe pengendalian berdasarkan
transfer dayanya
1. Kontrol on-off
2. Kontrol sudut fasa
 Pada kontrol on-off  saklar thyristor
menghubungkan beban dengan sumber ac untuk
beberapa siklus tegangan masukan dan
memutuskan-nya untuk beberapa siklus yang lain.
 Pada kontrol fasa, saklar thyristor menghubungkan
beban dengan sumber ac untuk setiap bagian siklus
tegangan masukan.
Prinsip Kerja Kontrol On-Off
Prinsip pengaturan on-off dapat dijelaskan dengan pengaturan gelombang penuh satu fasa
seprti pada gambar 1a. Saklar tiristor menghubungkan sumber AC ke beban untuk waktu tn ;
biasanya terdiri dari beberapa siklus. Tiristor akan mulai hidup pada persilangan tegangan nol
dari tegangan masukan. Pulsa gerbang untuk tiristor T 1 dan T2 serta bentuk gelombang
tegangan masukan dan keluaran diperlihatkan pada gambar 1b.

Gambar 1. Pengaturan on-off.


Prinsip Kerja Kontrol On-Off
 Pengaturan jenis ini digunakan pada pemakaian yang
mempunyai inersia tinggi dan pemanasan tinggi seperti
pemanasan industri dan pengatur kecepatan putar motor.
 Untuk tegangan masukan sinusoida, vs = Vm sin  t. Jika
tegangan masukan dihubungkan ke beban selama n siklus dan
diputus selama m siklus, tegangan keluaran (atau beban)
efektif (rms) dapat ditentukan dari
1
 n 2  2
Vo    2Vs sin td  t  
2 2

 2  n  m  0

ngan
de

k  n mn 
n
 Vs  Vs k dan k disebut duty cycle. Vs
mn tegangan fasa rms.
 Aplikasi Kontrol on-off : sistem pemanasan pada
industri dan pengendalian kecepatan motor.
 Digunakan dalam aplikasi yang mempunyai inersia
mekanik yang tinggi dan konstanta waktu termal
yang tinggi.
Contoh soal
1. Sebuah pengaturan tegangan ac pada gambar 4-la
mempunyai beban resistif R = 10 Ω dan tegangan
masukan rms Vs = 120 V, 60 Hz. Saklar thyristor
dinyalakan n =25 siklus dan dipadamkan m = 75
siklus.
Tentukan
(a) tegangan keluaran rms V0,
(b) faktor daya masukan PF,
(c) arus rata-rata dan rms thyristor.
 Solusi : R = 10W Vs = 120 V, Vm = √2x120 = 169,7
V, dan k = n/(n+m) = 25/100 = 0,25.

(a) Nilai rms Tegangan Keluaran

arus beban rms I0 = Vo/R. = 60/10 = 6 A.

(b) Daya beban


P0 = (I0)2R - 62 x 10 = 360 W. Karena arus masukan sama dengan
arus beban, maka VA-masukan adalah
VA = VSIS = VSI0 = 120 x 6 = 720 VA
Faktor daya masukan

(c) Arus thyristor puncak lm = Vm/R = 169,7/10 = 16,97 A.


Arus rata-rata thyristor

Arus
thyristor rms
Prinsip Kerja Kontrol Fasa
Daya yang mengalir ke beban diatur oleh penundaan sudut
penyulutan tiristor T1. Gambar 2b memperlihatkan pulsa
gerbang tiristor T1 dan bentuk tegangan masukan dan keluaran.
Adanya dioda D1 adalah untuk membatasi jangkah pengaturan
dan tegangan efektif (rms) keluaran hanya dapat bervariasi
antara 70,7 hingga 100%. Tegangan keluaran dan arus
masukan adalah simetris dan mengandung komponen searah
(DC). Rangkaian ini adalah pengaturan setengah gelombang
satu fasa dan hanya cocok untuk beban resistif daya rendah,
pemanasan dan pencahayaan. Karena aliran daya diatur selama
setengah siklus positif dari tegangan masukan, maka jenis ini
dikenal sebagai pengaturan satu arah.
Gambar 2. Pengaturan sudut satu fasa.
Jika vs = Vm sin
2V ssin  t
:
adalah tegangan masukan dan sudut tunda
t=
penyulutan tiristor T1 adalah  t = ,

tegangan rms keluaran ditentukan dari 1


 1   2

   
2
Vo         
2 2 2 2
2V sin td t 2V sin td t
 2    
1
 2V  2
2

2

   1  cos 2  t  d   t     1  cos 2  t  d   t   
 4     
1
 1  sin 2  2
 Vs   2    
 2  2 
Nilai rata-rata tegangan keluaran adalah
1   2

   
2   
Vdc  2V sin  td  t  2V sin td  t

2Vs
  cos   1
2
Jika 0     ,maka tegangan keluaran Vs  Vo  Vs dan
2 tegangan dc : 0Vdc  2Vs 
Contoh Soal

Sebuah pengaturan tegangan ac mempunyai beban


resistif R = 10 Ω dan tegangan masukan Vs =120 V,
60 Hz. Sudut penyalaan thyristor T1 adalah a = π/2.
Tentukan :
(a) Nilai rms tegangan keluaran Vo
(b) Faktor daya masukan PF,
(c) Arus masukan rata-rata.
Diketahui: R = 10 W, Vs = 120 V, a = π/2, dan
Vm = √2 x 120 = 169,7 V

a. nilai rms tegangan keluaran

Arus Beban

Daya beban

Karena arus masukan sama dengan arus


beban, rating VA-masukan adalah
VA = VsJs, = VsIo = 120 x 10,392 = 1247,04
VA
Tegangan keluaran rata-rata

Arus Masukan rata-rata

Tanda negatif pada ID menunjukkan bahwa arus


masukan selama setengah siklus positif lebih kecil
selama setengah siklus negatif. Bila pada masukan
menggunakan trafo, maka mti trafo akan saturasi,
kontrol unidirectional jarang
digunakan dalam praktek.
Pengaturan Gelombang Penuh
(Bidirectional) dengan beban resistif
Masalah arus masukan dc dapat dicegah oleh penggunaan pengatur dua arah (gelombang
penuh), dan pengaturan gelombang penuh satu fasa diperlihatkan pada gambar 3a. Selama
setengah siklus positif tegangan masukan, aliran daya diatur oleh variasi sudut tunda tiristor T1,
dan tiristor T2 mengatur liran daya selama setengah siklus negatif dari tegangan masukan. Pulsa
penyulutan T1 dan T2 dibuat terpisah 180o. Bentuk gelombang untuk tegangan masukan,
tegangan keluaran dan sinyal penggerbangan untuk T1 dan T2 diperlihatakan pada gambar 3b.

Gambar 3. Pengaturan gelombang penuh satu fasa


Jika vs = sin  t adalah tegangan masukan, dan sudut tunda
2V s
tyristor T1 dan T2 sama (1 = 2 = ),

tegangan rms keluaran dapat1 ditentukan dari


 2  2
Vo    2V sin td  t  
s
2 2

 2 0

1
 4V s2  2
  1  cos 2t  d t  
 4 0

1
1  sin 2  2
 V s      
  2 

Jika 0 <  < , maka Vs < Vo < 0.


Contoh Soal
3. Pengaturan tegangan ac gelombang-penuh satu-fasa
mempunyai beban resistif R = 10 Ω dan tegangan
masukan Vs = 120 V (rms), 60 Hz. Sudut penyalaan
thyristor T1 dan T2 sama yaitu a1=a2= a3 = π/2
Tentunkan:
(a) tegangan keluaran rms V0,
(b) faktor daya masukan PF,
(c) arus rata-rata thyristor IA,
(d) arus rms thyristor IR.
Solusi: R = 10 Ω, Vs = 120 V, a = π/2, dan Vm - √2 x 120 = 169,7 V
tegangan keluaran rms

(b) Nilai rms arus beban I0 « Vo/R = 84,85/10 - 8,485 A dan daya
beban P0 = (I0)²R = 8,485² x 10 = 719,95 W. Karena arus masukan
sama dengan arus beban, rating masukan VA adalah
VA = Vsls = V,Ja = 120x8,485 = 1018,2W
Faktor daya masukan
(c) Arus thyristor rata-rata

 (d) Nilai rms arus thyristor

(d) Nilai rms


arus thyristor
Pengaturan satu fasa dengan beban induktif.

 Pengaturan gelombang penuh dengan beban RL diperlihatkan


pada gambar 4a. Misalkan tiristor T1 dihidupkan selama
setengah siklus positif dan mengaliran arus beban. Akibat dari
induktansi dalam rangkaian, arus tiristor T1 tidak akan jatuh ke
nol pada  t =  ketikan tegangan masukan mulai ke negatif.
Tiristor T1 akan terus menghantar samapai arus i1 jatuh ke nol
pada  t = . Sudut hantar tiristor T1 adalah  =  -  dan
tergantung pada sudut tunda  dan sudut faktor daya beban .
Bentuk gelombang untuk arus tiristor, pulsa penyulutan, dan
tegangan masukan diperlihatkan pada gambar 4b. Efek beban
induktif terhadap tegangan dan arus beban diperlihatkan pada
gambar 5.
Gambar 4. Pengaturan gelombang penuh
satu fasa
dengan beban induktif.

Gambar 5. Efek beban induktif pada arus dan


tegangan beban.
Tegangan rms keluaran
1 dan arus ms keluaran dapat
 2   ditentukan oleh kombinasi dari
2V s2 sin 2  td   t  
2
Vo  
 2
  setiap arus tiristor
1
 4V 2
  2
  s
 4
 1  cos 2 t  d  t   

1
 Vs 


  

sin 2 sin 2 
2

2



1
2
Io  I  I  2
R R
2 12
 2I R
Arus rms tiristor dapat
ditentukan dengan
1
 1  2 2
IR    i1 d  t  
 2 

1


Vs
Z
1
   
sin   t     sin      e 
 d t  
R L       t  2
2

 

Pengaturan gelombang penuh tiga fasa

Diagram rangkaian pengaturan gelombang penuh tiga fasa diperlihatkan


pada gambar 6 dengan beban resistif hubungan bintang. Tiristor T2, T4 dan
T6 untuk arus balik ke sumber, dan urutan (sequence) penyulutan tiristor
adalah T1, T2, T3, T4, T5 , T6.
Jika tegangan fasa tegangan line masukan adalah
masukan didefinisikan sebagai
 
v AN  2Vs sin t v AB  6Vs sin  t  
 6
 2 
v BN  2Vs sin t    
 3  v BC  6Vs sin  t  
 4   2
vCN  2Vs sin t  
 3   7 
vCA  6Vs sin  t  
 6 
Pengaturan gelombang penuh tiga fasa
Bentuk gelombang tegangan masukan, sudut menghantar tiristor, dan
tegangan fasa keluaran diperlihatkan pada gambar 7 (a) untuk  = 60o dan
(b)  = 120o. Untuk 0    60o secara serentak sebelum T1 tersulut, dua
tiristor menghantar. Ketika T1 disulut, tiga tiristor menghantar. Sebuah
tiristor padam ketika arus membalik.
Pengaturan gelombang penuh tiga fasa

Gambar 7. Bentuk gelombang untuk pengaturan dua arah tiga fasa


Untuk 60o    90o, hanya ada dua tiristor menghantar pada setiapsaat. Untuk
90o    150o , meskipun dua tiristor yang menghantar, ini adalah perioda
ketika tidak ada tiristor on. Untuk  150o adalah bukan perioda untuk dua
tiristor menghantar dan tegangan keluaran menjadi nol pada  =150o. Jadi
jangkah sudut tunda adalah 0    150o.
 Tegangan rms keluaran untuk beban hubungan bintang dapat
ditentukan sebagai berikut :
 Untuk 0    60o :
12
 1 2 
Vo   
2
v an d  t  
 2 0

 2   3 sin 2 t  2  sin t
2
2 3 sin t
2
 6Vs    d  t    d  t    d  t 
 2  3 4 3
  4  3 

12
 2  sin t
2
sin t 2

 d  t    d  t   
 2 4 2 3 3 
12
 1    sin 2 
 6Vs     

  6 4 8 
Untuk 60o    90o :
12
 2  5 6 3 sin t 2
5 6  3 sin t
2

Vo  6Vs    d  t    d  t   
 2  4 4
     
2 3 2 3

12
 1   3 sin 2 3 cos 2 
 6Vs     


  12 16 16 

Untuk 90o    150o :


12
 2   sin 2 t  sin 2 t 
Vo  6Vs    d  t    d  t   
 2  4 4
     
2 3 2 3

12
 1  5  sin 2 3 cos 2 
 6Vs      

  24 4 16 16 
APLIKASI Pengatur Tegangan Bolak Balik

 Sistem pemanasan dalam industri (industial


heating),
 pengaturan tap-trafo berdasarkan beban (on-load
transformer tap changing)
 pengaturan intensitas cahaya lampu (light control),
 pengaturan kecepatan motor induksi fasa banyak
(speed control of polyphase induction motors),
 pengaturan magnet ac (ac magnet controls).
Contoh soal
1. Pengendali tegangan ac 1 fasa 2 arah mempunyai
tegangan masukan efektif 120 V dan beban resistif
6 ohm. Besarnya sudut perlambatan penyalaan
thyristor . Tentukan:
a. Tegangan efektif keluaran (volt).
b. Daya keluaran (Watt)
c. Faktor Kerja Masukan
d. Arus thyristor rata-rata dan efektif
Penyelesaian

   900 , VS  120 V, R  6
2
Besarnya tegangan efektif keluaran
1
1  sin 2   2
VO  VS       

  2 
1
1   sin180   2
VO  120      

  2 2 

VO  84.85 Volts
Arus Efektif keluaran
VO 84.85
IO    14.14 A
R 6
Daya beban
PO  I O2  R
PO  14.14 6 1200 watts
2

Arus masukan= Arus bebaan


Jadi, I S  I O  14.14 Amps
Daya masukan (VA)  VS I S  120 14.14  1696.8 VA
Jadi Faktor Kerja Masukan
Daya beban 1200
=  0.707 ( tertinggal )
VA Input 1696.8
 
Setiap thyristor konduksi hanya setengah siklus,
dengan demikian diperoleh: 
Arus thyristor rata-rata

1
IT  Avg    Vm sin  t.d   t 
2 R 
Vm
  1  cos   ; Vm  2VS
2 R
2 120
  1  cos90  4.5 A
2  6

Arus thyristor rms



1 Vm2 sin 2  t Vm2   1  cos 2 t 
IT  RMS    d  t   2 
d  t 
2  R 2
2 R  2
1 1
Vm  1  sin 2   2 2VS 1  sin 2   2
            

2 R   

2   2R   2  
1
2 120  1   sin180  2
        10 Amps
2  6   2 2 
SOAL
1. Apa yang dimaksud dengan pengendali tegangan
AC?
2. Jelaskan prinsip kontrol on-off dan phasa?
3. Pengendali tegangan ac 1 fasa 1 arah
menggunakan 1 buah thyrisor dan 1 buah dioda
yang terpasanga secara antiparalel dan terhubung
pada beban pemanas (heater) 1 kW, 230 V.
Tentukan daya beban untuk sudut penyalaan
thyristor sebesar 450.
Jawaban
1. Hubungan antara sebuah saklar thyristor dengan
tegangan sumber bolak-balik (alternating current -
ac) dan beban, dimana daya yang mengalir dapat
dikendalikan dengan mengatur nilai rms tegangan
ac yang diberikan ke beban, dan tipe rangkaian
daya ini disebut sebagai pengaturan tegangan ac (ac
voltage controller).
2. Pada kontrol on-off  saklar thyristor
menghubungkan beban dengan sumber ac untuk
beberapa siklus tegangan masukan dan
memutuskan-nya untuk beberapa siklus yang lain.
Pada kontrol fasa, saklar thyristor menghubungkan
beban dengan sumber ac untuk setiap bagian siklus
tegangan masukan.

3. Diketahui:   450  , VS  230 V PO 1KW 1000W
4 ;

Pada tegangan suplai standard 230V, daya disipasi pemanas 1KW


Jadi, VO  VO VO2
PO  VO  I O  
R R
Tahanan pada pemanas
 230   52.9
2 2
V
R O 
PO 1000
Tegangan rms keluaran
1
 1  sin 2   2
VO  VS   2    
 2
; untuk sudut penyalaan
2    450
1
 1   sin 90   2
VO  230   2      224.7157 Volts
 2  4 2 
Besarnya arus efektif keluaran
VO 224.9
IO    4.2479 Amps
R 52.9

Daya beban
PO  I  R   4.25   52.9  954.56 Watts
2 2
O

Anda mungkin juga menyukai